Anda di halaman 1dari 2

1.2.

3 Sifat Mekanik
Beberapa sifat mekanik agregat di antaranya adalah
1) Gaya lekat (bond)
Bentuk dan tekstur permukaan agregat mempengaruhi kekuatan beton, terutama untuk
beton berkekuatan tinggi. Kekuatan lentur lebih dipengaruhi oleh bentuk-bentuk tekstur
agregat daripada kekuatan tekan. Semakin kasar tekstur, semakin besar daya lekat antara
partikel dengan matrik semen. Biasanya pada agregat dengan daya lekat baik akan banyak
dijumpai partikel agregat yang pecah dalam beton yang diuji sampai kapasitasnya.
2) Kekuatan
Kekuatan tekan agregat yang dibutuhkan pada beton umumnya lebih tinggi daripada
kekuatan tekan betonnya sendiri. Hal ini dikarenakan tegangan sebenarnya yang bekerja pada
titik kontak masing-masing partikel agregat biasanya jauh lebih tinggi daripada tegangan
tekan yang bekerja pada beton.
3) Toughness
Toughness dapat didefinisikan sebagai daya tahan agregat terhadap kehancuran akibat
beban impak (impact).

4) Hardness
Hardness atau daya tahan terhadap keausan agregat, merupakan sifat penting bagi beton
yang digunakan untuk jalan atau permukaan lantai yang harus memikul lalu lintas berat.

1.2.4 Sifat fisik


1) Specific Gravity, yaitu perbandingan massa (atau berat di udara) dari suatu unit volume
bahan terhadap massa air dengan volume yang pada temperatur tertentu.
2) Apparent Specific Gravity, yaitu perbandingan massa agregat kering (yang dioven pada suhu
110oC selama 24 jam) terhadap massa air dengan volume yang sama dengan agregat tersebut.
3) Bulk Specific Gravity, yaitu perbandingan massa agregat SSD (Saturated and Surface Dry)
terhadap massa air dengan volume yang sama dengan agregat tersebut.
4) Bulk Density, yaitu massa aktual yang akan mengisi suatu penampang/wadah dengan
volume satuan. Parameter ini berguna untuk mengubah ukuran massa menjadi ukuran
volume.
5) Porositas dan Absorpsi
Porositas, permeabilitas, dan absorpsi agregat mempengaruhi daya lekat antara agregat dan
pasta semen, daya tahan beton terhadap pembekuan dan pencairan, stabilitas kimia, daya
tahan terhadap abrasi dan specific gravity.
6) Berat isi, yaitu berat agregat yang ditempatkan di dalam wadah 1 m3. Untuk beton normal,
berat isinya berkisar antara 1200-1760 kg.

1.2.5 Sifatsifat Lainnya


Sifat-sifat lain yang perlu dimiliki oleh agregat adalah sebagai berikut.
1) Gradasi
Gradasi dan ukuran maksimum agregat dapat mempengaruhi proporsi agregat dalam
campuran, kebutuhan air, jumlah semen, biaya produksi, sifat susut, dan durabilitas beton.
Berdasarkan teori rongga minimum, semakin beragam ukuran agregat, semakin sedikit
rongga yang terbentuk di antara susunan agregat. Hal ini menyebabkan jumlah pasta yang
dibutuhkan untuk mengisi rongga menjadi lebih kecil dan campuran beton menjadi lebih
ekonomis.
2) Kandungan air
Kondisi agregat berdasarkan kandungan airnya dibagi atas:
a) Kering oven, yaitu kondisi agregat yang dapat menyerap air dalam campuran beton secara
maksimal (dengan kapasitas penuh).
b) Kering udara, yaitu kondisi agregat yang kering permukaan, namun mengandung sedikit air
di rongga-rongganya. Agregat ini mampu menyerap air di dalam campuran meskipun tidak
dengan kapasitas penuh.
c) Jenuh dengan permukaan kering, yaitu kondisi agregat yang permukaannya kering, namun
semua rongga-rongganya terisi air. Agregat dengan kondisi ini tidak akan menyerap dan
menyumbangkan air ke dalam campuran.
d) Basah, yaitu kondisi agregat dengan kandungan air yang berlebihan pada permukaannya.
Agregat dengan kondisi ini akan menyumbangkan air ke dalam campuran.
3) Bulking pada pasir
Efek lain dari adanya kelembaban pada pasir adalah bulking, yaitu pertambahan volume
pasir akibat adanya lapisan air yang mendorong partikel pasir sehingga berada pada jarak yang
lebih jauh. Bulking mempengaruhi penakaran pasir bedasarkan volume (volume batching).
4) Unsoundness karena perubahan volume
Perubahan volume yang besar pada agregat dapat disebabkan karena proses pembekuan
dan pencairan, perubahan temperatur di bawah titik beku, dan pergantian terus menerus dari
pengeringan dan pembasahan. Bila agregat unsound, perubahan kondisi fisik tersebut dapat
mengakibatkan kerusakan beton, seperti scaling dan bahkan keretakan permukaan yang
ekstensif.

Anda mungkin juga menyukai