Anda di halaman 1dari 25

BAB III.

TINJAUAN TATA RUANG KABUPATEN TULANG BAWANG

BAB TINJAUAN TATA RUANG


III KABUPATEN TULANG BAWANG

Tinjauan rencana tata ruang Kabupaten Way Tulang Bawang dilakukan


berdasarkan pada Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten
Tulang Bawang Tahun 2002-2012. Dalam dokumen tersebut telah direncanakan
pemanfaatan ruang wilayah kabupaten yang meliputi kawasan lindung dan
kawasan budidaya di Kabupaten Tulang Bawang.

3.1. PEMANFAATAN RUANG DALAM PENGELOLAAN KAWASAN


LINDUNG DAN BUDIDAYA

3.1.1. Pemanfaatan Ruang Kawasan Lindung dan Budidaya

Pemanfaatan ruang merupakan kegiatan memanfaatkan sumberdaya


yang tersedia pada suatu ruang dengan sifat yang dinamis. Kebutuhan ruang
yang berkernbarg terus sejalan dengan perkembangan penduduk dan
kebutuhannya di satu pihak dan di lain pihak lahan/ruang yang tersedia bersifat
tetap, maka untuk menyeimbangkan antara kebutuhan dan ketersediaan akan
lahan yang tersedia agar mendekati optimal, diperlukan pendekatan yang
kornprehensif antara sektoral dan pendekatan ruang. Arah pengembangan
pemanfaatan ruang, pada dasarnya adalah menuju pemanfaatan sumberdaya
alami yang optimal, lestari dan berkelanjutan, mampu menciptakan pertumbuhan

STUDI DAERAH RAWAN BANJIR DAN PENANGANANNYA DI KABUPATEN TULANG BAWANG BAB III - 1
BAB III. TINJAUAN TATA RUANG KABUPATEN TULANG BAWANG

dan perkembangan antar bagian wilayah secara lebih berimbang dan


proporsional tanpa mengganggu kelestarian lingkungan.
Prinsip dasar perencanaan pemanfaatan ruang adalah penetapan
kawasan lindung dan kawasan budidaya, sebagaimana dietapkan dalam UU No.
24 tahun 1992, PP No. 47 tahun l 997 dan Kepres No. 32 tahun 1990.
Batasan Kawasan lindung dan budidaya, adalah sebagai berikut
1) Kawasan Lindung adalah kawasan yang berfungsi utama melindungi
kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumberdaya alam,
sumberdaya buatan, nilai sejarah dan budaya bangsa untuk
kepentingan pembangunan yang berkelanjulan.
2) Kawasan Budidaya adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi
utama untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi
sumberdaya alami, sumberdaya buatan dan sumberdaya manusia.

Pengelolaan kawasan-kawasan tersebut harus disertai dengan


perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian pemanfaalannya. Untuk menuju
pembangunan wilayah kabupaten Tulang Bawang yang berkelanjutan, maka
penentuan kawasan lindung perlu ditetapkan sejak awal perencanaan.
Selanjutnya pemanfaatan ruang untuk kegiatan budidaya diarahkan
berdasarkan sifat-sifat kegiatan yang akan ditampung, potensi pengembangan
dan kesesuaian lahan.

a. Kawasan Lindung

Kawasan Lindung, secara umum meliputi 4 (empat) fungsi perlindungan,


yaitu:
Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap
kawasan bawahannya.

STUDI DAERAH RAWAN BANJIR DAN PENANGANANNYA DI KABUPATEN TULANG BAWANG BAB III - 2
BAB III. TINJAUAN TATA RUANG KABUPATEN TULANG BAWANG

Kawasan perlindungan setempat


Kawasan suaka alarn dan cagar alam
Kawasan rawan bencana

Kawasan Lindung di wilayah kabupaten Tulang Bawang, terdiri dari:

1. Kawasan Perlindungan Setempat, mencakup:

Kawasan Sempadan Pantai, meliputi dataran sepanjang tepian yang


lebarnya proporsioanal dengan bentuk dan kondisi fisik pantai minimal
100 kali nilai rata-rata perbedaan titik pasang tertinggi dan surut
terendari ke arah darat ( 200 meter). Kawasan ini terletak di
sepanjang pantai timur, meliputi wilayah kecamatan Rawa Jitu Selatan
dan Gedung Meneng.
Kawasan Sempadan Sungai, meliputi kawasan setebar 100 m
dikiri-kanan sungai dan sebesar 50 m dikiri-kanan anak sungai.
Sungai-sungai tersebut diantaranya adalah, Way Mesuji, Way Tulang
Bawang, Way Pedaria, Sungai Buaya, Way Bakung dan lain-lain.
Kawasan sekitar danau/waduk yang meliputi dataran sepanjang danaul
waduk antara 50-100 meter dari titik pasang tertinggi kearah darat.
Lokasi tersebut diantaranya adalah Danau Lambu Kibang, kecamatan
Tulang Bawang Tengah dan rawa-rawa dikiri kanan aliran Way Tulang
Bawang, kecamatan Menggala. Perlindungan danau dan rawa tersebut,
selain melestarikan ekosistem flora dan fauna yang ada juga berfungsi
untuk pengendalian banjir, wilayah Menggala dan sekitarnya.

STUDI DAERAH RAWAN BANJIR DAN PENANGANANNYA DI KABUPATEN TULANG BAWANG BAB III - 3
BAB III. TINJAUAN TATA RUANG KABUPATEN TULANG BAWANG

2. Kawasan suaka alam dan cagar alam, mencakup:

Rawa Pacing, yang banyak dihuni dan disinggahi oleh berbagai jenis
burung, di samping berbagai flora dan fauna khas rawa. Terletak di
wilayah kecamatan Gedung Aji
Kawasan Pantai Berhutan Bakau yang mencakup kawasan dengan
jarak minimal 100 kali nilai rata-rata perbedaan pasang tertinggi dan
terendari tahunan diukur dari gads surut terendari ke arah darat ( 200
meter), yang terletak di Pantai Timur (Kecamatan Rawa Jitu Selatan
dan Gedung Meneng).

b. Kawasan Budidaya

Arahan pola pemanfaatan ruang untuk kegiatan budidaya mencakup


arahan budidaya hutan, budidaya pertanian dan budidaya non pertanian.
Kawasan Budidaya di Kabupaten Tulang Bawang terdiri dari:
Kawasan Budidaya Kehutanan (Hutan Produksi)
Kawasan Budidaya Pertanian
Kawasan Budidaya Non Pertanian

1. Kawasan Budidaya Hutan

Di wilayah kabupaten Tulang Bawang, terdapat 2 (dua) kawasan hutan,


yaitu:
Register 45, Sungai Buaya, seluas 43.100 Ha, seluruhnya terletak
di wilayah kabupaten Tulang Bawang, meliputi Kecamatan Mesuji
Lampung, Tanjung Raya, Simpang Pematang dan Way Serdang.
Register 45, ini merupakan Hutan Tanaman Industri (HTI) dengan

STUDI DAERAH RAWAN BANJIR DAN PENANGANANNYA DI KABUPATEN TULANG BAWANG BAB III - 4
BAB III. TINJAUAN TATA RUANG KABUPATEN TULANG BAWANG

pemegang HPH PT Silvva Inhutani, tanaman yang dibudidayakan,


karet dan akasia mangium.
Register 44, Muara Dua, seluas 32.375 Ha, secara administratif
termasuk ke dalam wilayah 2 kabupaten, yaitu Kab. Way Kanan dan
Kab. Tulang Bawang. Sebagian yang termasuk dalarn wilayah
Kabupaten Tulang Bawang terletak di kecamatan Gunung Terang
dengan luas sekitar 13.000 Ha. PT Inhutani V, memegang HPH seluas
42.762, 89 Ha termasuk register 44 ini, merupakan HTI (hutan
tanaman industri) dengan tanaman yang dibudidayakan berupa karet,
akasia mangium dan sengon.

2. Kawasan Budidaya Pertanian

Arahan penggunaan ruang untuk budidaya pertanian di kabupaten


Tulang Bawang, adalah sebagai berikut:

Kawasan Lahan Persawahan

Kawasan pengembangan padi sawah diarahkan pada daerah fisiografi


rawa, dataran banjir, jalur meander dan dataran alluvial. Luas areal
mencapai 242.370 ha dengan kelas kesesuaian lahan S2, faktor
pembatas utama adalah kondisi perakaran, ketersediaan dan retensi
hara rendari. Kawasan pertanian lahan persawahan ini terletak di
Kecamatan Tumijajar, Mesuji Lampung, Rawa Jitu Utara, Rawa Jitu
Selatan, Penawar Tama dan Gedung Aji.
Kawasan lahan persawahan ini memegang peran yang sangat penting
sebagai sumber ketahanan pangan kabupaten Tulang Bawang. Rencana
pengelolaan dan pengembangan kawasan lahan persawahan diarahkan

STUDI DAERAH RAWAN BANJIR DAN PENANGANANNYA DI KABUPATEN TULANG BAWANG BAB III - 5
BAB III. TINJAUAN TATA RUANG KABUPATEN TULANG BAWANG

agar wilayah kabupaten Tulang Bawang tetap bisa mempertahankan


swasembada pangan, dengan upaya:
Mempertahankan luas dan produktivitas lahan persawahan yang telah
ada, dan berupaya untuk mengembangkannya sesuai dengan daya
dukung lingkungannya. Meningkatkan kualitas daerah irigasi pada sawah
masa tanam satu kali setahun menjadi masa taram minimal dua kali
setahun atau lebih.

Kawasan Budidaya Tanaman Pangan

Budidaya tanaman pangan ini termasuk sayuran dan buah-bahan


semusim. Tanaman yang bisa dikembangkan pada areal ini, meliputi
jagung, ubi kayu, ubi jalar, kacang tanah, kedelai, kacang hijau, ketimun,
bawang daun, bawang merah, buncis, kacang panjang, terong, tomat,
cabe, bayam, kangkung, nanas, pisang, pepaya, melon, semangka.
Secara fisiografi berupa daerah dataran dan dataran tuf masam,
mencapai kawasan seluas 177.662 Ha, kelas kesesuaian lahan S2,
dengan faktor pembatas utama lereng agak curam, ketersediaan dan
retensi hara rendah.
Budidaya ubi kayu, merupakan basis usaha pertanian rakyat yang
dilakukan hampir di semua wilayah kabupaten Tulang Bawang. Ubi kayu
ini mempunyai nilai tambah, karena merupakan bahan baku tepung
tapioka. Pertanian ubi kayu, selain merupakan usaha pertanian rakyat,
juga dilakukan oteh perusahaan-perusahaan industri tepung tapioka.
Industri pabrik pengolah ubi kayu ini terdapat hampir merata di
sentra-sentra pertanian ubi kayu yang tersebar di seluruh wilayah
kabupaten Tulang Bawang. Kegiatan industri ini yang memberikan

STUDI DAERAH RAWAN BANJIR DAN PENANGANANNYA DI KABUPATEN TULANG BAWANG BAB III - 6
BAB III. TINJAUAN TATA RUANG KABUPATEN TULANG BAWANG

kontribusi pencemaran lingkungan terbesar di wilayah kabupaten Tulang


Bawang.
Pusat-pusat pengernbangan pertanian ubui kayu terdapat di kecamatan
Tulang Bawang Udik, Tulang Bawang Tengah, Lambu Kibang, Gunung
Terang, Way Serdang, Simpang Pematang dan BanjarAgung.
Pusat-pusat pengembangan pertanian tanaman pangan secara
keseluruhan komoditas terdapat di wilayah kecamatan Tulang Bawang
Udik, Tulang Bawang Tengah, Lambu Kibang, Gunung Terang, Way
Serdang, Simpang Pematang, Banjar Agung, Penawar Tama, Tanjung
Raya dan Mesuji.

Kawasan Perkebunan

Pengembangan budidaya tanaman perkebunan, meliputi karet, kelapa


sawit, kelapa, lada tebu, cacao, cabe Jawa, kopi robusta dan tanaman
buah tahunan (rambutan, jambu, dudan, mangga, sawo, jeruk, duku,
mangga, salak dan nangka), diarahkan pada daerah fisiografl dataran tuf
masam dan dataran yang mencapai luasan 255.637 Ha, dengan
kesesuaian lahan S2. Kendala utama pengembangan adalah retensi dan
ketersediaan hara rendah.
Dari luasan yang diarahkan tersebut, 55.720 ha diarahkan khusus, untuk
pengembangan tanaman tebu yang terletak di wilayah kecamatan
Gedung Meneng dan Menggala. Kawasan perkebunan yang telah ada
pada saat ini baik perkebunan besar maupun perkebunan rakyat tetap
dipertahankan dan kalau memungkinkan semakin ditingkatkan,
mengingat lahan yang dialokasikan masih terbuka. Kawasan tanaman
perkebunan di kabupaten Tulang Bawang tersebar di kecamatan
Menggala, Tulang Bawang Tengah, Banjar Agung, Penawar Tama, Rawa

STUDI DAERAH RAWAN BANJIR DAN PENANGANANNYA DI KABUPATEN TULANG BAWANG BAB III - 7
BAB III. TINJAUAN TATA RUANG KABUPATEN TULANG BAWANG

Jitu Utara, Mesuji Lampung, Tanjung Raya dan Simpang Pematang.


Sedangkan untuk, perkebunan tebu terdapat di wilayah kecamatan
Menggala dan Gedung Meneng.
Pengembangan budidaya jeruk siam, secara nyata mampu
meningkatkan kesejahteraan masyarakat telah dikembangkan di desa
Tanjung Sari Kecarnatan Tanjung Raya. Pengembangan selanjutnya
diarahkan untuk lahan-lahan yang mempunyai karakteristik Sejenis
diantaranya di Rawa Jitu Utara dan Mesuji Lampung. Di samping itu
peningkatan nilai ekonomi dari hasil yang didapatkan perlu dilakukan
untuk memberi nilai tambah (added value), baik dengan pendirian
industri/pabrik pengolah maupun dengan peningkalan pernasaran dan
penjualan.
Proses ekonomi selanjutnya dari hasil produksi tanaman perkebunan
tersebut adalah pengolahan oleh industri atau pabrik-pabrik. Di
Kabupaten Tulang Bawang, pabrik/industri pengolah hasil perkebunan
tersebut, dibangun oleh perusahaan-perusahaan besar pemilik lahan
perkebunan dan lokasinya berdekatan dengan areal perkebunan. Pabrik
pengolah kelapa sawit (CPO) diantaranya terdapat di Banjar Agung,
Penawar Tama, Rawa Jitu Utara, Mesuji Lampung dan Simpang
Pematang.
Rencana pengembangan industri pengolahan hasil perkebunan
diarahkan untuk terlokalisir di satu kawasan industri, untuk peningkatan
manfaat bagi pengembangan wilayah dan pengendalian lingkungan.

Kawasan Peternakan

Pengembangan budidaya petemakan diarahkan untuk mengikuti areal


pengembangan tanaman pangan, karena pengusahaannya dalam skala

STUDI DAERAH RAWAN BANJIR DAN PENANGANANNYA DI KABUPATEN TULANG BAWANG BAB III - 8
BAB III. TINJAUAN TATA RUANG KABUPATEN TULANG BAWANG

kecil yang dilaksanakan petani/masyarakat. Sehingga pengelolaannya


bisa memanfaatkan limbah tanaman pangan, sayuran dan buah-buahan
disamping rumput-rumput yang banyak tumbuh diareal tersebut.

Kawasan Perikanan

Pengembangan perikanan diarahkan pada satuan lahan yang terletak di


daerah marine yang masih dipengaruhi oleh air laut, sehingga sangat
cocok untuk pengembangan perikanan/tambak. Areal yang diarahkan
untuk pengembangan tambak dan perikanan darat mencapai luas 50.749
Ha, meliputi daerah Rawa Jitu Selatan dan Gedung Meneng.
Kawasan pengembangan budidaya perikanan di kabupaten Tulang
Bawang, terdin dari:
Budidaya air payau/tambak dialokasikan di Pantai Timur (wilayah
Rawa Jitu Selatan dan Gedung Meneng) dan dikembangkan oleh
2 perusahaan besar PT. Dipasena Citra Darmaja dan PT
Bratasena, untuk lebih meningkatkan produktivitasnya serta
melestarikan lingkungan dan mengamankan kawasan lindung
yang terdapat diareal HGU-nya, yaitu kawasan hutan mangrove
dan sempadan pantai.
Budidaya air tawar, dialokasikan pada perairan-perairan umum
disepanjang aliran Way Tulang Bawang, Way Mesuji, mefalui
keramba-keramba, kolam-kolam dan pengembangan mina padi di
daerah persawahan.

3. Kawasan Budidaya Non-Pertanian

Kawasan Budidaya Non Pertanian terdiri dari Kawasan Pertambangan,


Kawasan Industri, Kawasan Permukiman, dan Kawasan Pariwisata.
STUDI DAERAH RAWAN BANJIR DAN PENANGANANNYA DI KABUPATEN TULANG BAWANG BAB III - 9
BAB III. TINJAUAN TATA RUANG KABUPATEN TULANG BAWANG

Kawasan Pertambangan

Mengacu pada Peta Geologi Kabupaten Tulang Bawang, yang


bersumber dari penyederhanaan Peta Geologi Lembar Menggala, 1985
(Dirien Geologi dan Sumberdaya Mineral, P3G, Bandung), terlihat bahwa
wilayah Tulang Bawang tersusun oleh batuan-batuan yang berumur
tersier - kuarter, berupa batuan sedimen yang berasal dari kombinasi
kegiatan gunung api dan sungai, diantaranya adalah lernpung, pasir,
kerikil, pasir kwarsa, batupasir tufaan, tuf, konglomerat dll.
Memperhatikan kondisi geologi tersebut, potensi pertambangan yang
terdapat di kabupaten Tulang Bawang, terutama adalah bahan tambang
golongan C. Lokasi keberadaan dari bahan tambang tersebut
diidentifikasi oleh Dinas Pertambangan Kabupaten Tulang Bawang,
sebagai berikut:
Pasir Kwarsa, terdapat di sekitar Gedung Meneng, Gedung Aji dan
Teladas
Pasir pasangan, terdapat di sekitar Panaragan, Menggala, Wiralaga
Lempung, terdapat di sekilar Gunung Terang, Panaragan dan
Simpang Pematang
Pasir, terdapat disekitar Simpang Pematang

Kawasan Industri

Pengembangan Sektor Industri sejalan dengan konsep dan strategi


pengembangan wilayah Kabupaten Tulang Bawang, yaitu untuk
peningkatan ekonomi wilayah dan kelestarian lingkungan, maka rencana
pengembangannya dibedakan rnenjadi industri yang tidak memerlukan
kawasan khusus dan kegiatan industri yang memerlukan kawasan
khusus.
STUDI DAERAH RAWAN BANJIR DAN PENANGANANNYA DI KABUPATEN TULANG BAWANG BAB III - 10
BAB III. TINJAUAN TATA RUANG KABUPATEN TULANG BAWANG

Industri yang memerlukan kawasan khusus, didefinisikan sebagai


kegiatan industri yang rawan pencernaran lingkungan dan atau
penyatuannya akan menimbulkan dampak percepatan pertumbuhan
ekonomi wilayah yang cepat dan signifikan.
Areal atau lokasi yang disediakan Untuk pengembangan kawasan
industri dan kegiatan pendukung lainnya ini terletak di wilayah
kecamatan Banjar Agung, seluas kurang lebih 5.000 Ha.
Arahan pengembangan Kawasan Industri Tulang Bawang, adalah
sebagai berikut:
Meningkatkan pergerakan perekonomian wilayah Tulang Bawang
khususnya dan wilayah-wilayah lain disekitarnya.
Fasilitasi pemerintah untuk memberikan nilai tambah (added value)
bagi produksi bahan baku yang dihasilkan di wilayah kabupaten
Tulang Bawang dan sekitarnya.
Peningkatan pengembangan pelayanan prasarana oleh pemerintah
daerah, Seperti listrik, air besih, komunikasi, limbah dan lain-lain.
Menuju pemanfaatan dan pengelolaan kegiatan industri atau pabrik
yang menjaga kelestarian lingkungan.

Kawasan Pariwisata

Pengembangan pariwisata di kabupaten Tulang Bawang, relatif kurang


berkembang. Untuk pengembangan di masa yang akan datang, potensi
pariwisata yang diunggulkan adalah paket wisata yang merupakan
kombinasi dari keunikan adat istiadat dan peninggalan budaya yang
dipadukan dengan wisata alam dan trasportasi sungai sepanjang Way
Tulang Bawang.

STUDI DAERAH RAWAN BANJIR DAN PENANGANANNYA DI KABUPATEN TULANG BAWANG BAB III - 11
BAB III. TINJAUAN TATA RUANG KABUPATEN TULANG BAWANG

Lokasi-lokasi potensial tersebut, diantaranya adalah:


1. Rawa Pacing
Cagar alarn untuk habitat berbagai burung serta keaneka ragaman
flora dan fauna khas rawa. Keadaan saat ini masih asli, belum
tersentuh budidaya, sehingga perlu investasi untuk
pengembangannya dengan tetap memperhatikan fungsi lindungnya.
Rawa Pacing terletak di tepi aliran Way Tulang Bawang, diperbatasan
wilayah kecamatan Gedung Aji dan Menggala.
Aksesibilitas bisa dicapai lewat sungai Tulang Bawang maupun jalan
darat.
2. Peninggalan budaya kejayaan Menggala
Bangunan tradisional dan khas suku Lampung Menggala, masih
banyak dijumpai di kota lama Menggala (masjid, balai sesat, rumah
adat dan peninggalan sejarah lainnya). Kota lama Menggala terletak
ditepi aliran Wall Tulang Bawang.
Pengembangan potensi budaya Lampung Menggala akan menjadi
satu kesatuan yang tak terpisahkan dengan pengembangan
transportasi sungai dan pelabuhan yang mengantarkan Kota
Menggala sebagai kota pelabuhan yang besar dan terkenal pada
masa lalu.
3. Danau Larnbu Kibang
Danau ini secara administratif termasuk wilayah Kec. Tulang Bawang
Tengah, akan tetapi kemudahan pencapaian adalah rnelalui Kota
Kibang Budi Jaya, Kec. Lambu Kibang.
3.1.2. Pengelolaan Kawasan Lindung dan Budidaya

a. Pengelolaan Kawasan Lindung

STUDI DAERAH RAWAN BANJIR DAN PENANGANANNYA DI KABUPATEN TULANG BAWANG BAB III - 12
BAB III. TINJAUAN TATA RUANG KABUPATEN TULANG BAWANG

Kawasan lindung yang terdapat di wilayah kabupaten Tulang Bawang,


diantaranya adalah pelestarian cagar alam Rawa Pacing, ekosistem rawa sekitar
Menggala, Danau Lambu Kibang, kawasan hutan mangrove dan sempadan
pantai di Pantai Timur kabupaten Tulang Bawang.
Pengelolaan kawasan lindung tersebut, diarahkan sebagai berikut:
1. Mempertahankan fungsi rawa sekitar Menggala dan memanfaatkan
potensi rawa dengan kegiatan budidaya yang tidak merusak fungsi
lindung.
2. Menjaga dan mengendalikan kegiatan budidaya yang merusak
kelestarian dan karakteristik rawa yang ada
3. Mengendalikan dan melindungi hutan mangrove yang masih ada agar
tetap lestari
4. Mengembalikan fungsi lindung hutan mangrove yang telah rusak
dengan penanaman kembali
5. Sosialisasi dan pemahaman tentang pentingnya hutan mangrove
untuk menjaga kerusakan pantai, pengendalian intrusi air laut,
disamping habitat flora dan fauna yang khas.
6. Menghindari dan mengalihkan kegiatan budidaya yang berdampak
pada kerusakan hutan mangrove.
7. Mengarahkan kegiatan budidaya di kawasan sempadan pantai, pada
kegiatan-kegiatan yang tidak menambah rusak kawasan (kawasan
permukiman, industri pengolahan dan pendirian banguran
semaksimal mungkin dihindari dan dikendalikan)

b. Pengelolaan Kawasan Budidaya

1. Kawasan Hutan Produksi

STUDI DAERAH RAWAN BANJIR DAN PENANGANANNYA DI KABUPATEN TULANG BAWANG BAB III - 13
BAB III. TINJAUAN TATA RUANG KABUPATEN TULANG BAWANG

Pengelolaan kawasan hutan produksi diarahkan pada ketedanjutan


fungsi produksi dan fungsi-fungsi ekosistem hutan, agar dapat
mendukung keberhasilan pembangunan kehutanan yang berkelanjutan.
Daiam jangka pendek pengelolaan Hutan Produksi (khususnya HPT)
diarahkan pada penanaman kembali kawasan hutan produksi yang telah
digunakan untuk, areal selain hutan, dalam rangka mengembalikan
fungsi Hutan Produksi Terbatas
Sedangkan dalam jangka panjang, pengelolaan Hutan Produksi
diarahkan untuk terlaksananya Ecolabelling dengan baik. Penerapan
ecolabelling ini selain bermanfaat bagi Pernegang HPH, yakni
berkelanjutannya kegiatan usaha, juga rnemiliki daya saing yang kuat di
pasaran internasional, yang secara makro dapat memberikan kontribusi
pada keberhasilan Pernbangunan Kehutanan yang berkelanjutan di
Indonesia.
Arahan program pada pengelolaan kawasan hutan Produksi meliputi:
Penanarnan kembali kawasan hutan produksi (khususnya Hutan
Produksi tetap) yang tidak produktif melalui kegiatan Hutan Tanaman
Industri (HTI)
Pemindahan kegiatan budidaya lain yang berada di dalam kawasan
Hutan Produksi Tetap
Pemeliharaan dan pengendalian pemanfaatan Hutan Produksi yang
masih potensial

2. Kawasan Persawahan

STUDI DAERAH RAWAN BANJIR DAN PENANGANANNYA DI KABUPATEN TULANG BAWANG BAB III - 14
BAB III. TINJAUAN TATA RUANG KABUPATEN TULANG BAWANG

Dilema yang akan muncul pada masa akan datang adalah keterbatasan
lahan perluasan areal persawahan, namun dipihak lain harus
mengimbangi pertumbuhan penduduk agar terus berswasembada beras.
Dengan demikian upaya pengelolaan padi sawah ditekankan pada
peningkatan produktivitasnya.
Upaya urtuk meningkatkan produksi padi sawah tidak terlepas dengan
cara pengelolaan ekosistem padi sawah serta ketersediaan surnber daya
air. Ekosistem padi sawah merupakan ekosistem yang sangat rawan
terhadap berbagai gangguan organisme penggangu yang berpotensi
untuk menggagalkan panen dan ketersediaan air.
Pengelolaan ekosistem padi sawah untuk menekan gangguan organisme
penggangu agar tetap mernberikan hasil sawah yang optimal, cara yang
dapat diterapkan adalah Penerapan Sistem Pengendalian Harna Terpadu
(PHT). Untuk menerapkan sistem PHT ini dibutuhkan unsur-unsur
pendukung antara lain:
Pengetahuan dan keterampilan petani dalam PHT
Dukungan Laboratorium
Tenaga Ahli
Kelembagaan

Pengelolaan ketersediaan air melipulti

Pengembangan daerah irigasi semiteknis dan teknis untuk


meningkatkan masa tanam padi menjadi minimal 2 (dua) kali setahun
Pengaturan jadwal tanam
Pemeliharaan jaringan irigasi
Kelembagaan kelompok tani pemakai air
Peramalan iklim

STUDI DAERAH RAWAN BANJIR DAN PENANGANANNYA DI KABUPATEN TULANG BAWANG BAB III - 15
BAB III. TINJAUAN TATA RUANG KABUPATEN TULANG BAWANG

3. Kawasan Pertanian Tanaman Pangan

Palawija dan Hortikultura merupakan komoditas yang basis


pengembangannya terletak pada lahan kering. Hasil panen dari kedua
tanaman di atas, sebagian ditujukan untulk memenuhi perbaikan gizi
masyarakat, dan sebagian lainnya terkait dengan agroindustri. Di
samping itu kawasan lahan kering ini rawan terhadap erosi tanah.

Arahan program pada pengelolaan lahan kering meliputi :

Penanarnan palawija dan hortikultura diupayakan dalam bentuk


multikultur, hal ini selain bertujuan untuk, menganeka ragamkan
produksi, juga berfungsi untuk menekan erosi dan hama penyakit.
Penekanan agribisnis diterapkan pada pemilihan jenis tanaman yang
kornersial dan telah terkait dengan pasar yang ada
Pengembangan diversifikasi tanaman untuk mengkatkan produktifitas
lahan dan hasil yang lebih optimal.

4. Kawasan Perkebunan

Areal perkebunan terbagi dalam perkebunan besar dan perkebunan


rakyat. Perkebunan besar, umumnya telah terkait dengan industri-hilirnya
dan telah menerapkan manajemen agribisnis, sedangkan perkebunan
rakyat belum menerapkan sistem tersebut. Secara makro perkebunan
besar selain ditujukan untuk meningkatkan perekonomian regional, juga
ditujukan untuk menyerap tenaga kerja sebesar-besarnya. Sedangkan
perkebunan rakyat ditujukan untuk meningkatkan pendapatan pletani dan
keluarganya serta terkait dengan industri pengolahan yang ada. Baik
perkebunan besar maupun perkebunan rakyat harus disertai dengan
penerapan teknik. konservasi tanah dan air agar memiliki fungsi

STUDI DAERAH RAWAN BANJIR DAN PENANGANANNYA DI KABUPATEN TULANG BAWANG BAB III - 16
BAB III. TINJAUAN TATA RUANG KABUPATEN TULANG BAWANG

pedindungan terhadap erosi. Khusus perkebunan yang berada disekitar


Kawasan Lindung, sistem perkebunan, diupayakan dalam bentuk
agroforesti dan Pola PIR. Hal ini, selain ditujukan untuk memberikan
pedindungar pada erosi dan kerusakan hutan, juga untuk meningkatkan
perekonomian masyarakat sekitar kawasan hutan lindung.
Pengelolaan Kawasan budidaya perkebunan adalah menerapkan sistem
usaha tani konservasi (SUK), yang pada prinsipnya adalah
penyelenggaraan kegiatan usaha tani dengan menerapkan teknik
konsevasi tanah dan air, yaitu terdiri dari cara vegetatif dan mekanik.

5. Kawasan Peternakan

Pembangunan peternakan ditujukan pada peningkatan pendapatan


petani melalui upaya peningkatan produksi daging, susu dan telur serta
meningkatkan gizi rriasyarakat. Untuk itu pengeloaan peternakan
diarahkan sebagai berikut:
Pengembangan usaha peternakan rakyat yeing mengikuti
pengembangan kawasan pertanian tanaman pangan, dalam rangka
penyediaan pakan temak
Penyediaan sarana produksi peternakan meliputi: bibit, pakan
tambahan dan obat-obatan
Meningkatkan peran kelembagaan yang meliputi penyuluhan
peternakan, kelompok peternak dan koperasi yang dapat melayani
dalam aspek pembiayaan, pemasaran dan penyediaan sarana
produksi.
Meningkatkan keterkaitan dengan agoindustri

6. Kawasan Perikanan

STUDI DAERAH RAWAN BANJIR DAN PENANGANANNYA DI KABUPATEN TULANG BAWANG BAB III - 17
BAB III. TINJAUAN TATA RUANG KABUPATEN TULANG BAWANG

Perikanan dapat digolongkan menjadi perikanan air tawar dan perikaran


laut. Perikanan air tawar meliputi penangkapan pada air permukaan
(danau, rawa, sungai dan waduk) dan budidaya, sedangkan perikanan
laut meliputi budidaya estuaria, air payau dan penangkapan ikan dilaut

a. Perikanan Air Tawar

Pengelolaan perikanan air tawar sangat terkait dengan kawasan lainnya


didalam ekosistem DAS, terutama menyangkut kualitas, air dan teknologi
budidaya. Dengan demikian pengelolaan perikanan air tawar meliputi
hal-hal sebagai berikut
Penyediaan bibit berkualitas
Peningkatan produktiviats air permukaan terutama danau dan
kolam
Input teknologi budidaya perikanan air tawar
Penanganan secara terpadu perencanaan pada badan-badan
sungai yang dapat menurunkan kualitas air dan habitat ikan-ikan
diperairan sungai
Meningkatkan upaya mina padi pada sawah yang berpengairan
teknis

b. Perikanan Laut

Pengelolaan perikanan laut sangat erat kaitannya dengan pemeliharaar


wilayah asuh (nursery ground), teknologi budidaya, teknologi
penangkapan serta jumlah penangkapan. Pengelolaan penangkapan
ikan dilaut pada prinsipnya meliputi hal-hal sebagai berikut:
Melindungi wilayah biota laut seperti kawasan terumbu karang, dan
hutan bakau

STUDI DAERAH RAWAN BANJIR DAN PENANGANANNYA DI KABUPATEN TULANG BAWANG BAB III - 18
BAB III. TINJAUAN TATA RUANG KABUPATEN TULANG BAWANG

Membatasi penangkapan hingga pada jumlah potensi lestari


Mencegah pencurian pada laut lepas
Meningkatkan sarana dan prasarana pelabuhan perikananan
Meningkatkan keterkaitan dengan agro industri
Pencegahan penangkapan ikan dengan bahan peledak
Peningkatari kelembagaan yang mampu melayani aspek
pembiayaan, pernasaran dan penyediaan sarana produksi
Meningkatkan peran kelembagaan terutama koperasi

3.2. ARAHAN PENGEMBANGAN KAWASAN

3.2.1. Kawasan Lindung

Tujuan Pengembangan

1. Mempertahankan ekosistem pada pesisir dan laut, khususnya hutan


mangrove, di Pantai Timur
2. Mempertahankan ekosistem cagar alam "Rawa Pacing" dan rawa
disekitar kota Menggala.

Arah Pengembangan

1. Memantapkan ekosistem hutan mangrove di Pantai Timur dan rawa di


perairan Way Tulang Bawang di sekitar Kota Menggala.

3.2.2. Kawasan Perdesaan

Tujuan Pengembangan

STUDI DAERAH RAWAN BANJIR DAN PENANGANANNYA DI KABUPATEN TULANG BAWANG BAB III - 19
BAB III. TINJAUAN TATA RUANG KABUPATEN TULANG BAWANG

1. Mempertahankan dan menitigkatkan produktifitas sektor pertanian


khususnya pertanian padi sawah, tanarnan pangan, perkebunar, dan
perikanan serta upaya memberi nilai tambah (added value) pada produk
yang dihasilkan.
2. Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia penduduk perdesaan
3. Meningkatkan penyediaan lapangan dan kesempatan kerja yang
memadai untuk kebutuhan masa mendatang

Arah Pengembangan

1. Mengembangkan kawasan permukiman perdesaan dengan dilengkapi


oleh fasilitas permukiman perdesaan
2. Mengembangkan kawasan perdesaan yang terletak di sepanjang aliran
Way Tulang Bawang menjadi desa nelayan dan pertanian sawah
(Bakung llir, Gunung Tapa, Gedung Aji, Gedung Meneng, Gedung
Rahayu, Teladas dan Kuala Teladas)
3. Mengembangkan pertanian padi sawah terutama di kecamatan yang
memiliki kontribusi yang cukup besar dalam produksi padi antara lain di
Tumijajar, Mesuji Lampung, Rawa Jitu Utara dan Rawa Pitu.
4. Mengembangkan pertanian lahan kering di keeamatan Tulang Bawang
Udik, Tulang Bawang Tengah, Gunung Terang dan Way Serdang.
5. Mengembangkan perkebunan rakyat berdasarkan jenis kornoditinya pada
daerah yang mempunyai tingkat produklifitas tinggi (misal Jeruk siam),
antara lain di Kecamatan Tanjung Raya, Mesuji Lampung dan Rawa Jitu
Utara.
6. Mengembargkan perikanan terutama di daerah pesisir pantai yang
tersebar di Kecamatan Rawa Jitu Selatan dan Gedung Meneng (diluar
area PT Dipasena dan Bratasena).

STUDI DAERAH RAWAN BANJIR DAN PENANGANANNYA DI KABUPATEN TULANG BAWANG BAB III - 20
BAB III. TINJAUAN TATA RUANG KABUPATEN TULANG BAWANG

3.2.3. Kawasan Perkotaan

Tujuan Pengembangan

1. Mendistribusikan penyediaan prasarana dan sarana perkotaan yang


memadai untuk menunjang berbagai aktifitas penduduk di perkotaan
secara merata
2. Mempercepat terbentuknya struktur ruang sesuai arahan rencana
struktur ruang Kabupaten Tulang Bawang
3. Meningkatkan efesiensi pelayanan setiap satuan ruang wilayah
pengernbangan
4. Terciptanya kailan antara sentra penghasil bahan baku dengan pusat
pengumpul dan pengolahan bahan baku (kawasan industri)
5. Meningkatkan taraf hidup masyarakat, terutama yang berpenghasilan
rendah
6. Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia

Arah Pengembangan

1. Pengembangan dan peningkatan fasifitas kota Menggala, yang berfungsi


sebagai pusat pemerintahan dan pengembangan kabupaten Tulang
Bawang dan sekaligus kawasan andalan Mesuji dan sekitarnya.
2. Pengembangan sistem perkotaan yang menempatkan Kota Menggala
sebagai pusat pengembangan yang didukung oleh kota-kota orde II (Unit
II Tulang Bawang, Daya Murni, Medasari dan Simpang Pematang),
sehingga saling terkait dan terpadu dalam kesatuan ruang yang solid dan
dinarnis,
3. Kota Menggala adalah pusat kawasan perkotaan dengan intensitas tinggi
yang dikembangkan sebagai pusat pelayanan bagi wilayah kabupaten

STUDI DAERAH RAWAN BANJIR DAN PENANGANANNYA DI KABUPATEN TULANG BAWANG BAB III - 21
BAB III. TINJAUAN TATA RUANG KABUPATEN TULANG BAWANG

Tulang Bawang dan kabupaten di sekitarnya (Pusat pelayanan sekunder


A, dalam Struktur tata ruang Propinsi Lampung).
4. Peduasan fungsi kota ditunjang oleh penyediaan prasarana pada lingkup
lokal dan diintegrasikan dengan jaringan aksesibilitas utama di wilayah
Kabupaten Tulang Bawang.
5. Kota-kota tersier dikembangkan sebagai pusat pengurnpul dan
pengolahan hasil perlanian rakyat di wilayah siekitarnya dengan
dukungan feeder-road dari pusat pengumpul ke sentra-sentra penghasil
sumberdaya alam. Prioritas pengernbangan kota-kota tersier adalah
kegaiatan sektor sekunder berskala lokal yang mendukung
pengembangan sektor primer di wilayah pendukungnya (hinterfand)
6. Peningkatkan sumberdaya manusia dikernbangkan dengan
pembangunan sekolah-sekolah kejuruan yang sesuai dengan ekonomi
yang akan dikembangkan di wilayah setempat.
7. Menyediakan prasarana dan sarana perkotaan di setiap kawasan
perkotaan sesuai dengan skala pelayanannya.

3.2.4. Kawasan Pesisir dan Kelautan

Tujuan Pengembangan

1. Meningkatkan pemanfaatan sumberdaya pesisir dan kelautan bagi


peningkatan pertumbuhan ekonomi Kabupaten Tulang Bawang
2. Meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat, khususnya
masyarakat nelayan (pesisir pantai)
3. Menciptakan pengelolaan ruang yang terpadu bagi pemanfaatan
sumberdaya taut dan pesisir dengan kegiatan pelestarian lingkungan

Arah Pengembangan

STUDI DAERAH RAWAN BANJIR DAN PENANGANANNYA DI KABUPATEN TULANG BAWANG BAB III - 22
BAB III. TINJAUAN TATA RUANG KABUPATEN TULANG BAWANG

Untuk menciptakan pengelolaan yang serasi antara pemanfaatan


suniberdaya taut dan pesisir dengan lingkungan, maka arahan bagi
pengembangan kawasan pesisir dan kelautan Kabupaten Tulang Bawang
adalah sebagai berikut:
1. Pengembangan perikanan tangkap (laut) di Pantai Timur.
2. Pengembangan kegiatan pertambakan udang di Pantai Timur
3. Pengembangan industri pengolahan hasil perikanan.

3.2.5. Kawasan Strategis

A. Kawasan Andalan Nasional

Di dalam Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 1997 tentang RTRW


Nasional, telah ditetapkan Kawasan Mesuji dan sekitarnya menjadi salah
satu kawasan andalan nasional. Wilayah kabupaten Tulang Bawang
secara keseluruhan merupakan bagian dari Kawasan Andalan Mesuji
dan Sekitarnya dan ditetapkan pula bahwa kota Menggala sebagai pusat
pengembangan kawasan andalan tersebut.
Pengembangan kawasan andalan ini ditujukan untuk
Menciptakan kawasan unggulan yang potensial dikembangkan
secara nasional untuk mendorong pertumbuhan ekonomi daerah.
Menciptakan keterpaduan dan keserasian antara pengembangan
kawasan lindung dan budidaya
Untuk mencapai tujuan yang diharapkan dari pengembangan kawasan
andalan tersebut, maka strategi pengembangannya adalah :
Mengembangkan prasarana dan sarana perkotaan Menggala
(kecamatan Menggala) yang mendukung segera terciptanya pusat
pengembangan kawasan andalan tersebut.

STUDI DAERAH RAWAN BANJIR DAN PENANGANANNYA DI KABUPATEN TULANG BAWANG BAB III - 23
BAB III. TINJAUAN TATA RUANG KABUPATEN TULANG BAWANG

Mengembangkan jaringan transportasi yang mendukung dan


menghubungkan pusat-pusat penghasil sektor unggulan ke dan dari
Kota Menggala
Mengembangkan prasarana/sarana perkotan yang mampu
memfasilitasi pengembangan sektor-sektor yang diunggulkan

B. Kawasan Andalan Propinsi

Salah satu Kawasan Andalan Propinsi Lampung yang berada di


kabupaten Tulang Bawang adalah Kawasan Mesuji yang ditetapkan
dengan mempertimbangkan tingkat kepentingan perekonomian wilayah
Propinsi Lampung.
Tujuan pengembangan kawasan andalan tingkat Propinsi adalah untuk:
Mendorong pertumbuhan ekonomi Propinsi Lampung
Menciptakan keterpaduan dan keserasian antara pengembangan
kawasan lindung dan budidaya
Meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat
Mendorong pemerataan perkembangan di Propinsi Lampung

Strategi pengembangan kawasan andalan propinsi adalah:


Menyusun penataan ruang yang lebih rinci bagi pengembangan
kawasan terpadu Mesuji dan sekitarnya
Membangun jaringan transportasi yang memberikan akses bagi
kawasan andalan Propinsi dengan pusat-pusat pelayanan.

C. Kawasan Andalan Kabupaten

STUDI DAERAH RAWAN BANJIR DAN PENANGANANNYA DI KABUPATEN TULANG BAWANG BAB III - 24
BAB III. TINJAUAN TATA RUANG KABUPATEN TULANG BAWANG

Kawasan Andalan Kabupaten Tulang Bawang ditetapkan berdasarkan


kecenderungan dan potensi yang dimiliki oleh Kabupaten Tulang Bawang
untuk menciptakan suatu kawasan yang dapat dengan cepat
menggerakan iaju pertumbuhan ekonomi dan pusat pertumbuhan baru.
Adapun Kawasan Andalan Kabupaten adalah Kawasan Segitiga
Pertumbuhan Unit II Tulang Bawang, Simpang Pematang dan Medasari.

Tujuan pengembangan kawasan andalan tingkat Kabupaten adalah


untuk:
Mendorong pertumbuhan ekonomi Kabupaten Tulang Bawang
Meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat
Mendorong pernerataan perkembangan di Propinsi Lampung

Arahan dan Strategi pengembangan kawasan andalan kabupaten adalah

Menyusun penataan ruang yang lebih rinci bagi pengembangan


kawasan segitiga pertumbuhan
Membangun prasarana dan sarana yang meningkatkan interaksi
dan ketergantungan antar kawasan.
Memberikan akses kemudahan bagi investor dan masyarakat
(plara pelaku Pembangunan) untuk menciptakan/membangun
kawasan andalan Kabupaten Tulang Bawang.

STUDI DAERAH RAWAN BANJIR DAN PENANGANANNYA DI KABUPATEN TULANG BAWANG BAB III - 25

Anda mungkin juga menyukai