Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN AKHIR

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA


JUDUL PROGRAM

PATAMI PAKET TANAMAN MINI


INOVASI MEDIA TANAM UNIK
UNTUK EKSPANSI AGRIKULTURAL DI INDONESIA

BIDANG KEGIATAN:
PKM KEWIRAUSAHAAN

Diusulkan oleh:
Dara Ayu Lestari (125020407111022) Angkatan 2012
Anisah Ulfa Hidayati (125020107111011) Angkatan 2012
Dias Ika Yulianti (125020101111015) Angkatan 2012
Izzah Sabrina (135020501111013) Angkatan 2013
Fathiya Salima Fajri (143140307111026) Angkatan 2014

UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2015
Patami Paket Tanaman ini Inovasi Media Tanam Unik

Untuk Ekspansi Agrikultural di Indonesia

Dara Ayu Lestari, Dias Ika Yulianti, Anisah Ulfa Hidayati, Izzah sabrina, Fathiya Salima

Pembimbing : Drs. Supartono, SU.

Universitas Brawijaya

Ringkasan

Lahan pertanian yang semakin berkurang dan kritis serta adanya kebutuhan pangan
yang terus meningkat menyebabkan ketidakseimbangan pasar dimana permintaan pasar
akan pangan seperti sayuran meningkat namun tidak diimbangi oleh penawaran petani hal
ini akan menyebabkan harga sayuran yang terus merangkak naik. Bahkan terdapat
beberapa petani yang menggunakan pestisida dalam menamam sayuran tersebut. Sehigga
tercetuslah sebuah ide untuk bercocok tanam dengan menggunakan inovasi baru sebagai
medianya.

Patami (paket tanaman mini) merupakan paket yang berisi dari 1 shett alat
untuk menanam sayuran terutama sawi yang terdiri dari bibit sawi yang sudah diberi
jamur mikoriza,pupuk kandang dan pot berbahan serabut kelapa. Patami (paket tanaman
mini) dapat diharapkan menjadi solusi dan inovasi baru untuk masalah pertanian Target
utama konsumen kami adalah masyarakat umum terutama di kota besar yang memiliki
lahan bercocok tanam yang sempit dan kritis. Sehingga dengan adanya produk ini,
kami mengharapkan agar masyarakat umum dapat memproduksi makanan bergizi
sekaligus memberikan pelatihan kepada masyarakat dalam hal bercocok tanam dan
menjadikan Patami (paket tanaman mini) sebagai alternatif tanaman hias dirumah.

Jika tanaman pada umumnya membutuhkan waktu sekitar 40-60 hari untuk
dapat dipanen, Produk patami ini hanya membutuhkan waktu sekitar 25-30 hari setelah
tanam dari bibit untuk dapat dipanen. Hal ini dikarenakan adanya kombinasi antara
jamur mikoriza dengan serabut kelapa sebagai media tanam selain tanah.

Sistem penjualan Patami menggunakan media online dan offline sebagai media
iklan dalam pemasaran Patami sendiri, Patami juga akan dipasarkan melalui bazar-bazar
atau pameran agrikultur atau pameran sejenisnya. Serta sistem delivery order yang
menjadi bisnis menjanjikan dalam pemasaran Patami sendiri. Produk ini mempunyai prospek
yang baik ke depannya sebagai akibat dari lahan pertanian yang semakin berkurang. Hal
ini dilakukan sebagai upaya ekspansi agrikultural di Indonesia. Target jangka panjang
Patami adalah menjangkau wilayah-wilayah di seluruh Indonesia terutama daerah-daerah
yang memiliki sedikit lahan pertanian. Serta dapat merambah ke dunia internasional
sebagai ajang untuk melatih dan mengembangkan kemampuan masyarakat dalam bercocok
tanam.

Kata kunci : Serabut Kelapa, Jamur Mikoriza, delivery order, Ekspansi Agrikultur

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i


HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... ii
RINGKASAN .................................................................................................. iii
DAFTAR ISI.................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ........................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... vi
DAFTAR BAGAN .......................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... viii

BAB I. Pendahuluan ........................................................................................ 1


BAB II.Gambaran Umum Rencana Usaha ...................................................... 3
BAB III.Metode Pelaksanaan
3.1 Aspek produksi ................................................................................... 5
3.2 Manajemen Usaha............................................................................... 7
BAB IV Hasil yang dicapai dan Potensi Pengembangan Usaha
4.1 Hasil yang dicapai ............................................................................... 8
4.2 Potensi pengembangan usaha ............................................................. 9
BAB V Penutup ............................................................................................... 10
Lampiran I Penggunaan dana........................................................................... 11
Lampiran II Dokumentasi kegiatan ................................................................. 18

iv
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Manajemen Usaha ...................................................................... 7
Tabel 2. Realisasi Anggaran ..................................................................... 8

v
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Pembuatan Pupuk ........................................................................... 6
Gambar 2. Penanaman bibit sayuran ............................................................... 6

vi
DAFTAR BAGAN
1.Metode Pelaksanaan...................................................................................... 5

vii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Penggunaan Dana ......................................................................... 11
Lampiran 2 Bukti Kegiatan ............................................................................ 17

viii
BAB I

PENDAHULUAN

Eksploitasi hutan dan lahan secara masif pada satu dekade terakhir ini
menyisakan kerusakan lingkungan yang tidak dapat dianggap remeh. Sekitar 33 juta
lahan di seluruh Indonesia dinyatakan dalam kondisi kritis (koran republika 12 april 2014).
Salah satu penyebab dari lahan kritis di Indonesia karena terjadinya erosi tanah. Erosi tanah
dibagi menjadi dua yaitu erosi tanah on-site dan erosi tanah off-site yang terjadi di daerah
hilir akibat terbawa oleh aliran permukaan. Dampak erosi tanah adalah berkurangnya
kesuburan tanah akibat hilangnya bahan organik dan unsur hara tanah, berkurangnya
kedalaman lapisan tanah atas (topsoil), dan menurunnya kapasitas tanah untuk menahan air
yang selanjutnya juga akan menyebabkan penurunan produktivitas lahan yang terkena
erosi. Sedangkan dampak erosi tanah di luar lokasi adalah merupakan nilai sekarang dari
manfaat ekonomi yang hilang akibat erosi lahan lahan pertanian. Erosi tanah
menyebabkan hilangnya pendapatan sekarang petani dan akan menyebabkan bertambah
tingginya resiko yang akan dialami petani khususnya petani marginal (Barbier 1995).

Selain itu penguasaan dan penggunaan lahan mulai beralih fungsi seiring
pertumbuhan populasi dan perkembangan peradaban manusia. Hal ini akhirnya
menimbulkan permasalahan kompleks akibat pertambahan jumlah penduduk, penemuan
dan pemanfaatan teknologi, serta dinamika pembangunan. Lahan yang semula berfungsi
sebagai media bercocok tanam, berangsur-angsur berubah menjadi multifungsi.
Perubahan spesifik dari penggunaan untuk pertanian ke pemanfaatan bagi nonpertanian
yang kemudian dikenal dengan istilah alih fungsi lahan. Fenomena ini tentunya dapat
mendatangkan permasalahan yang serius. Implikasi alih fungsi lahan pertanian yang
tidak terkendali dapat mengancam kapasitas penyediaan pangan, dan bahkan dalam
jangka panjang dapat menimbulkan kerugian sosial (Iqbal dan Sumaryanto, 2007).

Lahan sudah menjadi salah satu unsur utama dalam menunjang kelangsungan
kehidupan sejak manusia pertama kali menempati bumi. Lahan berfungsi sebagai tempat
manusia beraktivitas untuk mempertahankan eksistensi. Aktivitas yang pertama kali
dilakukan adalah pemanfaatan lahan untuk bercocok tanam. Lahan yang semakin sempit dan
kebutuhan pangan yang terus meningkat akan menyebabkan ketidakseimbangan pasar
dimana permintaan pasar akan pangan seperti sayuran meningkat namun tidak diimbangi
oleh penawaran petani hal ini akan menyebabkan harga sayuran merangkak naik. Situasi
inilah yang kadang dimanfaatkan oleh petani nakal untuk meraup keuntungan. Tak
jarang agar hasil panen sayuran melimpah, serta dapat dipanen dalam waktu yang singkat dan
mengurangi hama dilakukan dengan cara menggunakan bahan-bahan kimia serta
peptisida, padahal peptisida memiliki dampak yang berbahaya jika sampai dikonsumsi
oleh manusia.

Dampak paparan pestisida yang bersifat akut di antaranya: iritasi mata dan
pengeluaran air mata terus menerus, luka tertentu pada kulit, memar, membengkakan
dan lain sebagainya. Jika pestisida masuk ke dalam tubuh melalui saluran pencernaan,

1
dampak akut yang ditimbulkannya berupa gejala keracunan seperti denyut jantung tidak
teratur, mual, muntah, diare, dan nyeri perut (sumber:Majalah Dokter Kita Edisi 10 tahun
VII, Oktober 2013)

Dengan demikian diperlukan media lain untuk menanam dan pengganti dari
peptisida namun memiliki fungsi yang serupa. Mikoriza ialah jamur yang berperan
untuk mengabsorbsi dan merelokasi nutrisi dari tanah ke dalam tumbuhan. Hubungan
mikoriza dengan dengan sawi menyebabkan relokasi nutrisi semakin besar, sehingga
pertumbuhan tanaman meningkat (Goltapeh, 2008).

Mencermati kondisi demikian maka dapat disepakati jika terdapat komentar


mengenai potensi mikoriza yang cukup menjanjikan dalam bidang agribisnis.
Permasalahan lain yang dialami oeleh petani sayuran adalah temperatur udara yang
akhir-akhir ini cenderung tinggi pada siang hari, dan ini sangat tidak menguntungkan
bagi petani sayuran yang menggunakan wadah atau container gardening, terlebih jika
menggunakan polibag warna hitam,area perakaran tanaman dapat mengalami kenaikan
suhu beberapa Celcius pada siang hari dan ini sangat mengganggu pertumbuhan tanaman.

Dari kendala berkebun dalam polibag diatas, muncullah ide untuk berkebun
dalam pot yang terbuat dari sabut kelapa. Seperti diketahui, sabut kelapa mengandung serbuk
yang menyerupai spons yang mampu menyimpan air, kaya kalium sehingga tidak perlu
pupuk kimia, cukup menambahkan pupuk kandang kedalam campuran media tanamnya
saja.kombinasi antara tanaman sawi dengan jamur mikoriza dan serabut kelapa dapat menjadi
solusi bercocok tanam di lahan sempit dan sekaligus dapat menggantikan penggunaan
peptisida.

Patami (paket tanaman mini) merupakan paket yang berisi dari 1 shett alat untuk
menanam sayuran sawi yang terdiri dari bibit sawi yang sudah diberi jamur mikoriza,pupuk
kandang dan pot berbahan serabut kelapa. Patami (paket tanaman mini) dapat diharapkan
menjadi solusi dan inovasi baru untuk masalah bercocok tanam di lahan yang sempit dengan
alami tanpa peptisida.

2
BAB II
GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA

2.1 Gambaran Produk


Berbagai permasalahan yang banyak terjadi pada sektor pertanian saat
ini, membuat beberapa petani atau bahkan masyarakat yang membutuhkan
tanaman hasil dari pertanian mengalami kesulitan, baik dikarenakan karena
mahalnya sayuran tersebut atau bahkan banyak hasil pertanian tersebut yang
sudah tercampur dengan bahan-bahan kimia seperti pestisida. Sehingga dapat
membahayakan dari konsumen sayuran itu sendiri. Hal ini lah yang membuat
Kami untuk memberikan solusi dan inovasi baru dalam bercocok tanam dengan
menggunakan paket mini sebagai alternatif masyarakat agar dapat menanam
tanaman sendiri dan aman untuk di konsumsi. Paket ini kami beri nama sebagai
PATAMI.
Patami (paket tanaman mini) merupakan paket yang berisi dari 1 shett
alat untuk menanam tanaman berupa sayuran terutama sawi yang terdiri dari bibit
sawi yang sudah diberi jamur mikoriza, pupuk kandang dan pot berbahan
serabut kelapa. Patami (paket tanaman mini) dapat diharapkan menjadi solusi dan
inovasi baru untuk masalah pertanian.
Desain kemasan yang menarik, unik serta diberi gantungan agar mudah di
gantung dan adanya petunjuk penggunaan patami (penjelasan mengenai tata
cara atau petunjuk penggunaan Patami itu sendiri) dimaksudkan agar konsumen
dapat lebih tertarik karena cara penggunaan yang mudah dan sederhana. Bisnis ini
akan sangat menjanjikan dalam perkembangannya, melihat maraknya kebutuhan
masyarakat terhadap tanaman sayuran itu sendiri.

2.2 Analisis Produk


a. Perencanaan dan Deskripsi Produk
Produk utama yang akan di hasilkan yaitu 1 set alat menanam yang terdiri dari
bibit sawi yang sudah diberi mikoriza, pupuk kandang modifikasi dan pot
dari bahan serabut kelapa.
b. Keunggulan dan Nilai Tambah Produk
1. Produk lengkap yang ramah lingkungan,instan,mudah digunakan,tidak
berbahaya untuk kesehatan dan memanfaatkan bahan tidak terpakai
2. Pelayanan dan Kemudahan Service yang diberikan pemesan dengan
delivery order adalah terpusat pada satu rumah produksi dengan
sistem pos-pos penjualan yaitu outlet atau toko tempat penitipan Patami.
c. Pemenuhan Kebutuhan Konsumen
Pemenuhan kebutuhan disesuaikan dengan kebutuhan, keinginan dan
harapan dari pelanggan. Kami membuka layanan delivery call (pesan antar)
khusus di wilayah sekitar Universitas Brawijaya. Ada juga pemasaran via
internet, namun tidak siap antar tetapi untuk pemesanan berjangka waktu
seperti untuk party dan lainnya. Boleh dalam jumlah besar ataupun kecil.

3
d. Kontinuitas Material
Bahan baku untuk produksi dapat dengan mudah untuk di dapatkan. Ada
beberapa pilihan petani kelapa dan penjual bibit sayuran di daerah Malang
yang dapat diajak kerjasama. Kontinuitas material produksi dapat terjaga
mengingat bahan baku produk sudah umum dikenal dan banyak tersedia.
e. Merk Produk
Produk yang akan kami produksi bermerk PATAMI, Paket Tanaman
Mini. Makna dari merk tersebut adalah kami ingin produk yang kami
hasilkan dapat mempermudah masyarakat dalam menanam sayuran
f. Media Promosi
Media promosi yang akan kami gunakan adalah
1. Leaflet dan brosur yang disebarkan di tempat-tempat strategis,
misalnya tempat kumpulnya para mahasiswa.
2. Jasa pesan antar. Kami menyediakan nomer telepon yang bisa
dihubungi konsumen, jika ingin membeli produk kami
3. Internet, yaitu : web, FB, twitter dan lainnya. tidak siap antar tetapi untuk
pemesanan berjangka waktu seperti untuk party dan lainnya. Boleh dalam
jumlah besar ataupun kecil
4. Gantungan kunci dengan logo patami , untuk menciptakan brand
patami di masyarakat
2.3 Analisis Pasar

a. Wilayah Pemasaran
Wilayah pemasarannya meliputi daerah Malang, Surabaya dan Kota besar
sekitarnya.
b. Peluang Pasar
Berdasarkan analisis potensi permintaan pasar yang sudah dipaparkan di atas
tadi dapat disebutkan peluang pasar yang kami dapatkan, antara lain :
1. Belum ada produk sejenis di masyarakat
2. Kehidupan masyarakat yang menengah ke atas dan tergolong exited
untuk mencoba hal baru

4
BAB III
METODE PELAKSANAAN
3.1 Aspek Produksi

Tahap Isolasi Jamur :

Persiapkan tanah daerah lahan kritis


Persiapan :
Masukkan tanah ke dalam saringan empat
Pemantapan Survey Pasar
tingkat dengan ukuran 160 m, 135 m, 55
Pembuatan desain produk m dan 35 m
Pembelian bahan baku dan Aliri Tanah tersebut tangan air
alat-alat Penunjang Tanah yang tertinggal pada saringan ketiga
dan keempat ialah tanah yang mengandung
spora mikoriza
Masukan dalam tabung yang ditambahkan
gula 60%
Masukan ke dalam sentrifuse dan putar
dengan kecepatan 2000 rpm
Masukan hasil kedalam saringan ukuran 35
m
Bilas dengan air

Tahap Pembuatan Pot berbahan serabut kelapa :


Pelaksanaan Produksi
Persiapkan tempurung kelapa dan Kulitnya
yang diambil seperti mangkok
Haluskan kulit buah hingga menjadi halus
dan cantik NB: Terdapat sedikit
Varnish Bagian luar kulit kelapa perubahan dalm proses
Bor bagian bawah buah kelapa sejumlah pembuatan serabut
tiga atau empat titik kelapa, dikarenakan
Ikat buah kelapa dengan kawat
adanya keterbatasan
Pemasaran waktu dan alat maka
untuk sementara tim
PKM-K melakukan
pemesanan online pot
serabut kelapa ini.
Penambahan Pupuk Kandang

Media Online Media Offline

PATAMI
Facebook PATAMI Leaflet, Brosur,
Twitter @PATAMI Poster

5
Penjelasan :
Metode pelaksanaan implementasi PKMK PATAMI dilakukan dengan menggunakan
strategi berupa :
a. Strategi produksi
Strategi produksi yang dilakukan terlebih dahulu, ialah mencari daerah
produksi yang letaknya strategis dengan pasar sehingga kami menyewa tempat di
daerah dekat kampus UNIVERSITAS BRAWIJAYA yaitu di JL.Bunga pinang merah
kav 18 malang.
Alat produksi yang dibutuhkan dalam pembuatan patami antara lain:
tanah,pupuk,kompos,jamur mikoriza,serabut kelapa,cetakan,dan lem. Penulis
mendapat kemuduhan karena peralatan tersebut bisa didapatkan dalam sewa dan
peminjaman di Laboratorium ilmu tanah dan HPT FP UB, sementara bahan lain
didapatkan dari daerah sekitar malang dan pemesanan online.

b. Proses produksi
Proses produksi yang dilakukan dalam pembuatan patami ialah meliputi
survey tanah pertanian di Batu dan Green Field, proses isolasi mikoriza yang
dilakukan di labolatorium fp ub,pembuatan pupuk, pemesanan pot serabut kelapa dan
penanaman biji.

Pembuatan pupuk
Pembuatan pupuk dilakukan dengan cara mengadopsi teknik yang dilakukan
oleh (muhibudin,2006) yang kemudian ditambahkan dengan jamur mikoriza.

Gambar 1. Proses pembuatan pupuk dengan mikoriza


Penanaman bibit dengan pupuk mikoriza
Setelah pupuk siap lalu diaplikasikan dengan jamur dan tanah pada tanaman
sayuran selada , sawi , kalian dengan menggunakan pot serabut kelapa.

Gambar 2. proses penanaman

6
3.2 Manajemen Usaha
Dalam mempermudah usaha PATAMI maka manajemen yang dilakukan
Tim Patami dalam proses produksi hingga pemasarannya adalah sebagai berikut :

Tabel 1. Jobdesk Tim


Nama Jobdesk
Dara Ayu Lestari Mengontrol semua divisi
Dias Ika Yulianti Divisi Produksi
Anisah Ulfa Hidayati Divisi Produksi
Fathiya Salima Fajri Publikasi dan Promosi
Izzah Shabrina Pemasaran dan Keuangan

7
BAB IV

HASIL YANG DICAPAI DAN POTENSI PENGEMBANGAN

4.1 Hasil yang dicapai

Setelah menjual produk selama program PKM berjalan, kami Tim PKM-K telah
berhasil menjual produk sebanyak 235 paket PATAMI dengan harga per paket Rp 17.000,- .
Berikut adalah Rekapitulasi anggaran sebagai berikut :

Tabel 1 : Rekapitulasi anggaran

Keterangan Biaya
Pemasukan bulan April 2015
Dana dikti 2.500.000
Penjualan Bulan April (50 x @ Rp. 17000) 850.000
Sub Total 3.350.000
Pengeluaran
Peralatan penunjang 227.475
Bahan baku 861.000
Biaya perjalanan 71.803
Biaya Lain-lain 118.000
Sub total 1.278.278
Profit = Pemasukan Pengeluaran
= 3.350.000 - 1.278.278
= 2.071.222

Keterangan Biaya
Pemasukan bulan Mei 2015
Penjualan Bulan Mei (80 x @ Rp. 17000) 1.360.000
Sub Total 1.360.000
Pengeluaran
Bahan baku 100.000
Biaya perjalanan 70.000
Sub total 170.000
Profit = Pemasukan Pengeluaran
= 1.360.000- 170.000
= 1.190.000

Keterangan Biaya
Pemasukan bulan Juni 2015
Penjualan Bulan Juni (105 x @ Rp. 17000) 1.785.000
Sub Total 1.785.000

8
Pengeluaran
Bahan baku 300.000
Biaya perjalanan 100.000
Sub total 400.000
Profit = Pemasukan Pengeluaran
= 1.785.000- 400.000
= 1.385.000

Dari tabel rekapitulasi diatas diketahui bahwa Kami telah berhasil menjual Paket
Patami sebanyak 235 paket mulai dari bulan Mei hingga Bulan Juli. Maka keuntungan yang
kami dapatkan adalah sebagai berikut :

Keuntungan Bersih = Total Penjualan- Total Biaya produksi ( Biaya Tetap + Biaya Variabel)

= (Rp 17.000 x 235)- (Rp 227. 475 + 1.620.803)

= Rp 3.9993.000 Rp 1.848.278

= Rp2.146. 722

4.2 Potensi pengembangan usaha

Patami (paket tanaman mini) merupakan paket yang berisi dari 1 shett alat
untuk menanam tanaman berupa sayuran seperti sawi, selada dan kailan yang sudah diberi
jamur mikoriza, pupuk kandang dan pot berbahan serabut kelapa. Patami (paket tanaman
mini) dapat diharapkan menjadi solusi dan inovasi baru untuk masalah pertanian.Desain
kemasan yang menarik, unik dan penggunaan bahan-bahan yang ramah lingkungan
menjadi nilai tambah tersendiribagi patami. Bisnis ini akan sangat menjanjikan dalam
perkembangannya, melihat maraknya kebutuhan masyarakat terhadap tanaman sayuran itu
sendiri.

Patami memiliki manfaat yang tidak hanya dirasakan bagi mayrakat yang
menggunakannya saja, tetapi patami juga memiliki manfaat bagi mitra kerja nya yaitu dapat
memperkuat ekonomi lokal khususnya bagi ibu-ibu PKK. Patami juga memiliki potensi untuk
dikembangkan dengan baik, mengingat pentingnya mengkonsumsi makanan yang sehat dan
permintaan sayuran yang tinggi terutama sayuran organik.

Di kalangan masyarakat, Produk Patami ini juga masih tergolong baru, yang artinya
belum ada produk sejenis yang beredar di masyarakat, sehingga peluang untuk di terima oleh
pasar sangat tinggi.

9
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Program Kreatifitas Mahasiswa di bidang kewirausahaan dengan produk minuman


PATAMI ini berjalan dengan cukup baik seiring dengan tercapainya tujuan dari program
ini yaitu memberikan inovasi baru dalam menanam sayuran pada media yang aman dan
ramah lingkungan serta tidak memakai bahan kimia apapaun.

Produk PATAMI selama dalam waktu pelaksanaan program telah terjual sebanyak
235 paket. Hal ini menunjukkan bahwa usaha ini layak untuk dikembangkan karena
mengingat respon baik yang diberikan masyarakat terhadap produk Patami ini.

5.2 Saran

Terjaganya loyalitas, kerjasama, kekompakan dan kesolidan tim sangat


disarankan, karena hal-hal tersebut memiliki pengaruh yang cukup besar demi suksesnya
pelaksanaan program PKMK PATAMI dan proses tumbuh-kembangnya bisnis tanaman
organik ini.

10
Lampiran 1. Penggunaan Dana
Peralatan Penunjang
Harga Jumlah
Material Kuantitas
Satuan (Rp)

Tempat Parfum 1 set 24000 24000

Tempat parfum 1 bks 10000 10000

Tempat parfum 1 bks 7000 7500


Nampan 5 5.000 25.000
Alat Lem tembak 2 27000 54000
Isi lem tembak 2 2000 4000
Steples Besar 1 60.000 60.000
Isi Steples 1 6.000 6.000
Baskom 1 15.975 15.975
Sampul mika rol 45x5 2 10.500 21.000
Sub Total 227.475

Bahan Baku
Kuantitas Harga Satuan Jumlah (Rp)
Material
(Rp)
Bibit Sawi 2 10000 20000
Bibit Kailan 1 20000 20000
Bibit Selada 2 25000 50000
Coco Pot 50 9000 450000
Coco Mesh 5 meter 10000 50000
Pot serabut kelapa 4 25000 100000
Serabut Kelapa 2 kg 5000 10000
Tanah sak 4 sak 7000 28000
Floris (pupuk humus) 1 sak 8000 8000
Pupuk mikoriza 5 sak 23000 115000
Pupuk Kompos 1 sak 10000 10000
Coco Pot 72 8000 570000
Sub Total 1431000

11
Biaya Perjalanan
Harga Satuan
Material Justifikasi Kuantitas
(Rp)
perjalanan ke pasar Beli benih 2 kali 40.000
pejalanan ke batu beli bibit tanaman 1 kali 11.803
perjalanan ke pasar beli tanah & pupuk 2 kali 20.000
Sub Total (Rp) 71.803

Biaya Lain-Lain
Harga Satuan Jumlah
Material Kuantitas
(Rp) (Rp)
Ongkos Kirim pot dari Solo 70.000 70.000
Buku 1 18.500 18.500
Album foto 1 29.500 29.500
Sub Total (Rp) 118000

Modal (Dikti) = Rp 2.500.000

Pengeluaran = (Rp 1.848.278)

Sisa modal = Rp. 651.722

12
13
14
15
16
17
Lampiran II. Dokumentasi Kegiatan

Proses pembibitan Benih sawi, Selada, dan Kailan

Pembelian Benih Sawi, Selada, dan


Kailan

Pembuatan Pupuk dengan Mikoriza

Pembelian Bahan Baku Melakukan Konsultasi dengan Dosen


Pembimbing

18
Penanaman dengan media serabut
kelapa sebagai pot

Konsumen yang Membeli PATAMI

Konsumen dari Mahasiswa yang datang Ketempat Produksi

18
9

Anda mungkin juga menyukai