Anda di halaman 1dari 3

Efek Terapi Kombinasi Obat Blockade Aldosteron dengan Obat Penghambat Renin-Angiotensin

Aldosteron adalah hormon yang dapat menimbulkan efek pada sistem kardiovaskular
meningkatkan stress oksidasi, mengakibatkan inflamasi dan pembengkakan sel yang
mengakibatkan pembuluh darah menjadi lebih kaku serta disfungsi sel endothelial yang
kemudian menyebabkan penyempitan pada lumen pembuluh darah dan hal ini dapat
mengakibatkan tekanan darah turut meningkat.1 Hal ini juga lebih sering menyerang pada
pembuluh darah yang memperdarahi otak dan juga jantung dan hal ini dapat menyebabkan
kerusakan pada organ seiring dengan pemakaian lama obat.2 Maka, fungsi obat blockade
aldosteron seperti spironolakton dan eplerenone dapat mengurangkan kejadian ini apabila
diberikan sebagai terapi kombinasi bersama golongan obat seperti ACE inhibitor, angiotensin
receptor blockers (ARB) dan -blocker yang mendatangkan hasil yang lebih baik. Berdasarkan
dua penelitian yaitu Randomized Aldactone Evaluation Study (RALES) dan Eplerenone Post-
AMI Heart Failure Efficacy and Survival Study (EPHESUS), kedua-duanya membentangkan
hasil penelitian yang mendukung kelebihan penggunaan aldosterone receptor antagonist (ARA)
dengan penggunaan ACE inhibitor, ARB dan -blocker.2,3

Studi RALES telah dijalankan untuk mengetahui dosis optimal spironolakton yang bisa
dikombinasikan bersama ACE inhibitor, ARB dan -blocker.2,3 Dalam studi ini, yang dinilai
adalah dosis aman sebelum timbulnya efek hiperkalemia karena obat spironolakton terkenal
dengan kelebihannya sebagai obat diuretik hemat kalium. Prosedur studi ini secara ringkasnya
adalah dengan meletakkan dosis spironolakton pada 25, 50 dan 75mg/d dan menilai angka
kejadian hiperkalemia. Dosis obat akan dikurangi 25 mg setiap kali ditemukan kejadian
hiperkalemi (serum K >5,5 mEq/L).3 Hasilnya, ditemukan dosis yang optimal adalah antara 12,5
mg hingga 25 mg per hari yaitu dosis yang lebih rendah berbanding dosis yang
direkomendasikan.2 Namun, harus diketahui bahwa dosis yang direkomendasikan bertujuan
untuk memaksimalkan kesan obat spironolakton sebagai diuretik yang dapat menurunkan
tekanan darah, namun berdasarkan studi RALES ini, didapatkan bahawa dosis yang lebih rendah
ini dapat memberi keseimbangan elektrolit dan mempertahankan fungsi organ.

Studi EPHESUS pula menggunakan eplerenone sebagai obat utama untuk menilai efek
obat blockade aldosteron dengan obat ARB, ACE inhibitor dan -blocker. Perbedaan antara
EPHESUS dan RALES adalah dalam studi EPHESUS, penelitian efek eplerenone terhadap -
blocker lebih ditekankan yaitu sebanyak 75% studi melakukan kombinasi terapi dengan -
blocker sedangkan pada studi RALES hanya sebanyak 25% studi menggunakan kombinasi obat
tersebut. Maka, studi ini ternyata lebih mendukung dalam menentukan efek epleronone terhadap
-blocker.2 Berdasarkan studi ini, ditemukan penggunaan golongan antagonis mineralkortikoid
ini memberi kelebihan pada terapi infark miokard akut dengan disfungsi ventrikel kiri
berbanding terapi standar sedia ada.2,3

Namun begitu, penggunaan obat golongan antagonis mineralkortikoid ini dapat


menimbulkan efek hiperkalemia. Terdapat beberapa studi yang menunjukkan efek samping ini
setelah obat anti hipertensi di kombinasikan bersama antagonis mineralkortikoid.1-3 Tetapi, studi-
studi ini gagal mengontrol pengaruh lain yang dapat mengakibatkan kenaikkan serum kalium
misalnya diet tinggi kalium, subjek dengan riwayat gangguan ginjal dan lain-lain lagi. Namun,
studi-studi ini membantu dalam mengingatkan bahwa terapi kombinasi ini harus di kendalikan
secara berhati-hati terutama pada pasien tua, pasien dengan riwayat disfungsi renal, riwayat
diabetes mellitus tipe 2, pasien dengan komplikasi ginjal akibat diabetes mellitus tipe 2, gagal
jantung dan pasien dengan dehidrasi.2,3 Maka pasien-pasien ini harus mengelakkan penggunaan
spironolakton atau penggunaan kombinasi obat ini dipantau dengan melakukan pemeriksaan
serum kalium. Penggunaan kombinasi obat ini dapat dihentikan setelah fraksi ejeksi mencapai
40% dan gejala hipertensi menghilang.2

Daftar Pustaka

1. Maron BA, Leopold JA. The role of the renin-angiotensin-aldosterone system in the
pathobiology of pulmonary arterial hypertension (2013 Grover Conference series).
Pulmonar Vascular Research Institute. Mei 2014.pg 200-8
2. Sato A, Saruta T, Funder JW. Combination Therapy with Aldosterone Blockade and
Renin-Angiotensin Inhibitors Confers Organ Protection. pg 211-5
Atsuhisa Sato, M.D., Ph.D., Department of Internal Medicine, International University of Health and Welfare Mita Hospital, 14
3, Mita, Minato-ku, Tokyo 1088329, Japan. E-mail: atsu-sa@pb3.so-net.ne.jp
Received August 9, 2005; Accepted in revised form January 13, 2006.
3. Sica DA. Combination Therapy with Aldosterone Blockade and Renin-Angiotensin
Inhibitors Confers Organ Protection. Le Jacq Communication. Oktober 2004 .pg 259-63

Anda mungkin juga menyukai