Anda di halaman 1dari 4

Antioksidan dari Daun Kelor (Moringa oleifera) sebagai Bahan Anti-kanker

Ulfa Mayasari/161610101063
Mei Syafriadi
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember

Abstrak
Radikal bebas merupakan penyebab terjadinya penyakit mematikan,
salah satu contohnya adalah kanker. Adanya peningkatan jumlah
radikal bebas yang berlebih dalam tubuh dapat menyebabkan
terjadinya ketidakseimbangan sistem kekebalan tubuh. Selama ini ada
beberapa jenis obat sintesis yang digunakan sebagai antioksidan
seperti BHA (Butil Hidroksi Anisol) dan BHT (Butil Hidroksil
Toluen). Namun pada penggunaannya obat ini memiliki efek samping
jika dikonsumsi. Oleh karena itu, dibutuhkan tambahan antioksidan
dari alam yang tidak memiliki efek samping bila dikonsumsi. Daun
kelor merupakan salah satu tanaman yang diketahui memiliki
kandungan senyawa seperti polifenol seperti flavoid, kuersetin, dan
kamperol serta sumber vitamin C dan E yang tinggi. Polifenol
merupakan kandungan senyawa yang sebagian besar terdapat dalam
tumbuhan yang dapat berperan sebagai antioksidan alami. Beberapa
penelitian telah dilakukan untuk menguji kandungan antioksidan dari
daun kelor, berdasarkan penelitian tersebut dapat diketahui bahwa
daun kelor memiliki kandungan antioksidan tinggi.
Kata kunci : kanker, radikal bebas, antioksidan, daun kelor.

Pendahuluan
Penyakit kanker merupakan salah satu penyebab kematian utama diseluruh
dunia. Pada tahun 2012, sekitar 8,2 juta kematian disebabkan oleh kanker.
Berdasarkan data GLOBULAC (IARC) tahun 2012 diketahui pada jenis kelamin
perempuan, kanker payudara merupakan penyakit kanker tertinggi, yaitu sebesar
43,3% dengan presentase kematian akibat kanker payudara sebesar 12,9%.
Sedangkan pada laki-laki prevalensi tertinggi adalah penyakit kanker paru-paru,
yaitu sebesar 13,9% dengan presentase kematian sebesar 11,1%. Di Indonesia
prevalensi penyakit kanker pada penduduk semua umur tahun 2013 sebesar 1,4%
atau diperkirakan sekitar 347.72 orang. Berdasarkan Data Riset Kesehatan Dasar
2013, Provinsi D.I. Yogyakarta memiliki prevalensi tertinggi untuk penyakit
kanker, yaitu 4,1%. Berdasarkan estimasi jumlah, penderita kanker Provinsi Jawa
Tengah dan Provinsi Jawa Timur merupakan provinsi dengan estimasi kanker
terbanyak, yaitu sekitar 68.638 dan 61.230 orang. (Kementrian Kesehatan RI,
2015)
Penyebab utama kanker adalah karena adanya radikal bebas. Radikal bebas
merupakan atom mulekul yang memiliki kereaktifan tinggi, hal ini dikarenakan
adanya elektron yang tidak berpasangan. Sumber radikal bebas dapat berasal dari
dalam tubuh dan luar tubuh. Reaksi oksidasi berlebihan pada proses metabolisme
di dalam tubuh dapat membentuk radikal bebas yang sangat aktif dan dapat
merusak struktur serta fungsi sel. Sedangkan radikal bebas ang berasal dari luar
tubuh anatara lain dapat berasal dari makanan, polusi, debu, dll. Adanya
peningkatan jumlah radikal bebas dalam tubuh dapat menyebabkan terjadinya
ketidakseimbangan sistem kekebalan tubuh. Oleh karena itu, tubuh kita
membutuhkan suatu substansi penting yang dapat membantu melindungi tubuh
dari serangan radikal bebas yaitu dengan pemberian antioksidan atau dengan
mengkonsumsi antioksidan.

Pembahasan
Moringa Oleifera (moringacea; dalam bahasa Indonesia: kelor) merupakan
tumbuhan yang bisa hidup di lingkungan tropis maupun subtropis yang biasanya
digunakan sebagai sayuran di Indonesia. Daun kelor mengandung metabolit
primer seperti protein, lemak, karbohidrat, berbagai mineral, vitamin, dan asam
amino sehingga dapat dimanfaatkan sebagai makanan alternatif pada kasus
malnutrisi. Selain itu, daun kelor juga mengandung bahan aktif yang berpotensi
sebagai bahan antioksidan antara lain : berbagai jenis vitamin (A, C, E, K, B1,
B2, B3, B6), flavonoid, alkaloid, saponin, tanin, dan terpenoid. Senyawa tersebut
merupakan bahan antioksidan alami yang sebagian besar mudah larut dalam air.
Gary Bracey mempublikasikan bahwa serbuk daun kelor mengandung vitamin A
10 kali lebih banyak daripada wortel, vitamin E 4 kali lebih banyak daripada
minyak jagung, vitamin C 4 kali lebih banyak daripada jeruk, vitamin B1 4 kali
lebih banyak daripada daging babi, dan vitamin B2 50 kali lebih banyak daripada
sardines, serta vitamin B3 50 kali lebih banyak dibanding kacang.
Antioksidan sebagai senyawa yang bisa melawan pengaruh bahaya radikal
bebas dapat di klasifiksikan menjadi dua jenis, yaitu antioksidan sintetik dan
antioksidan alami. Antioksidan sintetik diperoleh dari hasil sintesa reaksi kimia,
sedangkan antioksidan alami diperoleh dari hasil ekstraksi bahan-bahan alami.
Sudah banyak penelitian yang membuktikan bahwa daun kelor mengandung
antioksidan yang tinggi. Salah satu penelitian yang dilakukan oleh Ni Nyoman
Yuliani dan Desmira (2015) diuji aktivitas antioksidan infusa daun kelor dengan
metode penangkapan radikal bebas menggunakan radikal 1,1-difenil-2-
pikrihidrazil (DPPH) telah membuktikan bahwa infusa daun kelor positif
mengandung zat yang berfungsi sebagai bahan antioksidan yaitu flavonoid,
saponin, tanin, dan terpenoid. Selain itu, penelitian lain yang dilakukan oleh
Wiwit dkk. (2016) di Institut Teknologi Sepuluh November tentang aktivitas
antioksidan dari ekstrak daun kelor juga telah membuktikan bahwa daun kelor
memiliki aktivitas antioksidan yang tinggi.

Penutup
Berdasarkan fakta-fakta di atas, terbukti bahwa tanaman kelor memang
merupakan tanaman yang memiliki aktivitas antioksidan tinggi. Beberapa bahan
antioksidan alami yang terkandung pada tanaman kelor adalah berbagai jenis
vitamin (A, C, E, K, B1, B2, B3, B6), flavonoid, alkaloid, saponin, tanin, dan
terpenoid. Oleh karena itu sangat dianjurkan untuk mengkonsumsi tanaman kelor
untuk mencegah penyakit kanker yang sekarang sedang banyak terjadi.

Daftar pustaka

Alhakmani, F., Kumar, S., Khan, S. A. 2013. Estimation of Total Phenolic


Content, In-vitro Antioxidant and anti-inflammatory Activity of Flowers of
Moringa oleifera. India: Asian Pacific Journal of Tropical Biomedicine, Vol.
3, No. 8:623-627.
Fitriana, W. D., Ersam, T., Shimizu, K., Fatmawati, S. 2016. Antioxidant Activity
of Moringa oleifera Extracts. Departement of Chemistry, Sepuluh
November Institute of Technology (ITS). Indonesia Journal Chemistry. Vol.
16, No. 3:297-301.

Fitriana, W. D., Fatmawati, S., Ersam, T. 2015. Uji Aktivitas Antioksidan


terhadap DPHH dan ABTS dari Fraksi-fraksi Daun Kelor (Moringa
oleifera). Bandung:Prosiding Simposium Nasional dan Pembelajaran Sains
(SNIPS). ISBN:978-602-19655-8-0

Kementrian Kesehatan RI. 2015. Situasi Penyakit Kanker. Jakarta Selatan: Pusat
data dan dan informasi kesehatan Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia.

Yuliana, Ni N., Dienina, D. P. 2015. Uji Aktivitas Antioksidan Infusa Daun Kelor
(Moringa oleifera) dengan Metode 1,1 diphenyl-2-picrylhydrazyl (DPPH).
Kupang:Dosen Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes. Jurnal Info
Kesehatan, Vol. 14, No. 2, 1060-1083.

Anda mungkin juga menyukai