Anggota Kelompok:
UNIVERSITAS JEMBER
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala nikmatnya sehingga
penulis dapat menyusun makalah dengan judul “Perencanaan Strategi Praktek Dokter
Gigi” dengan sebaik-baiknya. Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk
sarana pembelajaran dan memenuhi tugas blok Manajemen Pelayanan Kesehatan.
Saya ucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu,
memberi masukan dan mendukung penulisan makalah ini sehingga selesai tepat pada
waktunya. Semoga dibalas oleh Allah SWT dengan ganjaran yang berlimpah.
Meski penulis telah menyusun makalah ini dengan maksimal, namun tidak
menutup kemungkinan masih banyak kekurangan. Oleh karena itu sangat diharapkan
kritik dan saran yang konstruktif dari pembaca sekalian.
Semoga makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembacanya. Saya
ucapkan terimakasih.
Penulis
BAB 1 PENDAHULUAN
Kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan gigi dan mulut saat ini
sudah cukup tinggi seiring dengan meningkatnya kondisi sosial dan ekonomi
masyarakat. Dahulu masyarakat hanya mengunjungi dokter gigi pada saat sakit gigi
saja, tetapi sekarang sudah banyak masyarakat mengunjungi dokter gigi untuk
melakukan perawatan pencegahan sebelum terjadinya sakit gigi ataupun melakukan
perawatan untuk estetika gigi seperti perawatan dengan kawat gigi.
Bentuk fasilitas pelayanan kesehatan gigi dan mulut saat ini sudah beragam
mulai dari praktek dokter gigi mandiri, klinik gigi, Puskesmas, dan Rumah Sakit.
Bagi masyarakat yang bekerja ataupun bersekolah di pagi dan siang hari, praktek
dokter gigi mandiri dan klinik gigi menjadi pilihan yang digemari karena jam buka
dan tutup yang lebih fleksibel dibandingkan dengan Rumah Sakit. Praktek dokter gigi
mandiri dan klinik gigi dapat buka sampai dengan malam hari sedangkan Puskesmas
dan Rumah Sakit pada umumnya hanya sampai siang hari, meskipun saat ini ada
beberapa Rumah Sakit Swasta yang telah membuka praktek sore hari untuk
pelayanan kesehatan gigi dan mulut. Tingginya kesadaran masyarakat mengenai
kesehatan gigi dan mulut ini menuntut dokter gigi untuk memberikan perawatan
kepada masyarakat tidak hanya sebagai pasien tetapi juga sebagai „konsumen‟ yang
ingin agar kebutuhannya terpuaskan.
Suatu organisasi idealnya harus peduli dengan mutu atau kualitas yang
dihasilkannya, terlebih organisasi yang bergerak dibidang jasa, pelayanan maupun
gabungan jasa-barang, seperti halnya Rumah Sakit, klinik , dan pelayanan kesehatan
lainnya. Klinik sebagai sarana kesehatan yang utama masyarakat untuk upaya
kesehatan, maka sudah sewajarnya jika suatu klinik sebaiknya selalu berbenah diri
meningkatkan, memperbaiki mutu, kualitas bentuk layanannya. Manajemen dan
strategi pemasaran yang baik tentu sangat berdampak signifikan bagi suatu
organisasi, dalam hal ini klinik. Sebab, dengan adanya manajemen pemasaran yang
baik, klinik dapat bersaing di dalam kancah persaingan pasar serta mendapatkan laba
atau keuntungan sebagaimana yang sudah ditargetkan.
Terdapat beberapa aspek penting perihal manajemen pemasaran yang perlu
untuk perhatikan untuk keberhasilan pemasaran, salah satunya adalah strategi
pemasaran. Menurut Sofjan Assauri ( 2014 : 168) Strategi Pemasaran pada dasarnya
adalah suatu rencana yang menyeluruh serta terpadu dan menyatu di bidang
pemasaran, yang memberikan panduan tentang kegiatan yang akan dijalankan untuk
dapat tercapainya tujuan pemasaran suatu perusahaan. Oleh sebab itu, strategi
pemasaran merupakan hal yang sangat penting bagi perusahaan dimana strategi
pemasaran merupakan suatu cara mencapai tujuan dari sebuah perusahaan.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
Tiga kriteria keberhasilan yang dapat digunakan sebagi tolak ukur tercapainya
tujuan adalah:
a. mampu tetap bertahan (survival),
b. pertumbuhan (growth), dan
c. menghasilkan keuntungan (profitability).
Survival adalah kemampuan organisasi untuk mencari alternative untuk
mempelopori bentuk pelayanan kesehatan yang professional. Growth adalah
kemampuan organisasi untuk mengembangkan usahanya untuk bertahan dalam
persaingan dan peningkatan mutu pelayanan. Sedangkan profitability adalah
kemampuan usaha organisasi mendukung peningkatan kesejahteraan.
Tercapainya ketiga tujuan tersebut merupakan suatu rencana jangka panjang
yang dapat dicapai dalam waktu tertentu. Secara berturut-turut tujuan yang harus
dicapai adalah survival, growth, profitability. Gambar dibawah ini memberikan
contoh tercapainya tujuan berdasarkan fungsi waktu.
Contoh tolok ukur pencapaian tujuan organisasi (dalam jangka waktu enam
tahun)
NO Goals Tahun Kerja
1 2 3 4 5 6
1 Survival x x
2 Growth x x
3. Profitability x x
a) Strengths (S) merupakan analisis kekuatan, yaitu situasi maupun kondisi yang
merupakan kekuatan dari organisasi atau perusahaan pada saat ini. Pada analisis
ini dilakukan penilaian kekuatan organisasi atau perusahaan dibandingkan dengan
kompetitor.
b) Weaknesses (W) merupakan analisis kelemahan, yaitu situasi maupun kondisi
yang merupakan kelemahan dari suatu organisasi atau perusahaan pada saat ini.
Pada analisis ini dilakukan penilaian kelemahan dalam organisasi atau perusahaan
yang menjadi kendala serius dalam kemajuan suatu perusahaan atau organisasi.
c) Opportunity (O) merupakan analisis peluang, yaitu situasi atau kondisi di luar
organisasi atau perusahaan yang memberikan peluang bagi organisasi atau
perusahaan untuk berkembang di masa yang akan datang.
d) Threats (T) merupakan analisis ancaman, adalah berbagai macam faktor
lingkungan yang tidak menguntungkan pada suatu organisasi atau perusahaan
yang menyebabkan kemunduran. Jika tidak segera diatasi, ancaman tersebut akan
menjadi penghalang bagi suatu usaha yang bersangkutan baik di masa sekarang
maupun masa yang akan datang.
2) Kerangka Perumusan Strategi
Menurut Fred R. David (2011), teknik-teknik perumusan strategi dapat
diintegrasikan ke dalam kerangka pengambilan keputusan tiga tahap, tahapan tersebut
adalah:
1. Tahap Pertama: The Input Stage
Pada tahap input, semua informasi dasar mengenai faktor-faktor internal dan
eksternal perusahaan yang dibutuhkan dalam merumuskan strategi dirangkum oleh
pembuat strategi. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan dua teknik formulasi
strategi, yaitu:
3) Contoh Kasus
Dikutip dari Jurnal “Analisis Swot Sebagai Dasar Perumusan Strategi Pemasaran
Di Klinik Pratama PKU Muhammadiyah Cangkringan”. Dari hasil wawancara yang
dilakukan oleh peneliti dengan kelima informan, didapatkan kondisi lingkungan
internal dan eksternal di Klinik Pratama PKU Muhammadiah Cangkringan sebagai
berikut:
Tabel 1
Faktor Internal
(IFE) Strengths (S) Weakneses (W)
- Jenis pelayanan cukup - Sarana & prasarana
memadai kurang lengkap
- Pelayanan sesuai SPO - Letak klinik tertutup
- Pelayanan lebih islami bangunan BMT
- Lokasi strategis - SDM masih kurang
Program pendidikan/
- Pelatihan - Promosi belum terprogram
SDM secara rutin
- Adanya promosi - Gaji karyawan belum
- Adanya pemberian diskon memadai
Tarif pelayanan sudah
- sesuai - Manajemen keuangan
belum terkelola baik
- Manajemen organisasi
Faktor Eksternal belum optimal
( EFE) - Sebagian besar pengurus
adalah guru
1. Strategi lokasi
PASAL 7
1) Lokasi pendirian klinik harus sesuai dengan tata ruang daerah masing masing.
2) Pemerintah daerah kabupaten/kota mengatur persebaran klinik yang diselengg
arakan
masyarakat di wilayahnya dengan memperhatikan kebutuhan pelayanan berda
sarkan rasio jumlah penduduk.
3) Ketentuan mengenai lokasi dan persebaran klinik sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dan ayat (2) tidak berlaku untuk klinik perusahaan atau klinik
instansi pemerintah tertentu yang hanya melayani karyawan perusahaan atau
pegawai instansi pemerintah tersebut.
PASAL 539
Lokasi Klinik yang strategis adalah tempat yang dekat dengan pasar. Lokasi yang
dekat pasar otomatis akan memudahkan klinik untuk menjangkau pasien.
Setidaknya ratusan pedagang pasar yang berjualan di sana sudah
menjadi calon customer potensial. Belum lagi, ribuan orang yang berbelanja di pasar
setiap hari. lokasi strategis lain, yaitu dekat pabrik. Pabrik adalah tempat berkumpul
ribuan orang. Lokasi dekat pabrik selain memberikan akses kepada
klinik anda untuk melayani ribuan karyawan di pabrik, juga memberikan kesempatan
lebih luas kepada klinik untuk menjalin kerjasama dalam
bidang medical check up (MCU) yang rutin dilakukan pabrik.
Ada beberapa cara yang bisa digunakan untuk menentukan harga jual jasa dalam
praktek dokter gigi. Berikut adalah tiga cara yang paling sering digunakan dalam
strategi penetapan harga:
a. Perceived Value Fixing: yakni penetapan harga jual berdasarkan harga jual
rata-rata produk sejenis.
b. Sealed Bid Pricing: yakni penetapan harga jual berdasarkan penawaran yang
diajukan oleh pesaing.
2. Market Targeting
Target pasar adalah sekumpulan pasien yang berbagi kebutuhan yang sama atau
karakteristik dimana dokter memutuskan untuk melayani. Target pasar mengevaluasi
setiap ketertarikan segmen dalam pasar dan memilih satu atau lebih segmen untuk
dimasuki.
Ada beberapa jenis strategi target pasar, yaitu :
3. Positioning
Yang terakhir adalah positioning dimana dokter gigi menyusun penawaran pasar
untuk menempatkan posisi bersaing dengan competitor yang dapat tertanam di benak
pasien. Langkah diferensiasi dan positioning terdiri dari tiga tahap:
- Mengidentifikasi sekumpulan keunggulan kompetitif yang berbeda di mana
untuk membangun posisi.
- Memilih keunggulan kompetitif yang tepat.
- Dan memilih strategi positioning secara keseluruhan. Bauran pemasaran dari
produk, harga, promosi, dan distribusi adalah istilah di mana dokter gigi mewujudkan
strateginya dari sebuah pernyataan tujuan untuk berusaha di pasar. Dipandu oleh
strategi pemasaran, perusahaan mendesain sebuah bauran pemasaran terintegrasi
terdiri dari faktor-faktor di bawah kendalinya – produk, harga, tempat, dan promosi
6. Logistik
a. Definisi Logistik
Tujuan manajemen logistik adalah agar barang atau bahan yang diperlukan
untuk proses produksi atau kegiatan operasional dapat tersedia dengan
kuantitas, kualitas, waktu dan tempat yang dibutuhkan dengan biaya seefisien
mungkin, melalui penerapan konsep standarisasi (standar teknik, standar
penyimpanan, pemusnahan, pengadaan), optimalisasi (sesuai dengan
kebutuhan), dan akurasi.
Sedangkan menurut Lumenta (1990) tujuan manajemen logistik dapat
diuraikan dalam 3 tujuan pokok :
1. Tujuan operasional tersedianya barang serta bahan dalam jumlah
yang tepat dan mutu serta waktu yang dibutuhkan
2. Tujuan keuangan meliputi pengertian bahwa tujuan operasionalnya
dapat terlaksana dengan biaya serendah-rendahnya dengan hasil yang optimal
3. Tujuan pengamanan agar persediaan tidak terganggu oleh kerusakan,
pemborosan, penggunaan tanpa hak, pencurian dan penyusutan yang tidak
wajar lainnya, serta nilai persediaan yang sesungguhnya dalam sistem
akuntansi.
d. Manajemen Logistik
1.Sewa gedung
2.Instalasi listrik
3.Instalasi telepon
4.Instalasi air
8.Almari
9.Emergency lamp
10.Computer
11.Kompresor
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, A. E. M. K., Al-Qarni, A. A., Alsharqi, O. Z., Qalai, D. A., & Kadi, N.,
2013, The impact of marketing mix strategy on hospitals performance measured
by patient satisfaction: an empirical investigation on Jeddah private sector hospital
senior managers perspective. International Journal of Marketing Studies, 5(6), 210.
Bielen, F. and Demoulin, (2007), “Waiting Time Influence on The Satisfaction
Loyalty Relationship in Service”, Managing Service Quality. Vol.17. No.2. pp.
174-193
Bojanic, D., 2007, Hospitality marketing mix and service marketing principles.
David, F. R., 2011. Strategic Management Edisi 12. Jakarta: Salemba Empat
Handbook of Hospitality Marketing Management, 59-84.
J.David Hunger dan Thomas L.Wheelen.Alih bahasa oleh Agung, J. 2010.
Manajemen Strategis. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Kotler, P., & Armstrong, G., 2006, Principles of Marketing, Eleventh
Kotler, P., Kevin L. Keller, Edisi 13, 2009, Manajemen Pemasaran, Penerbit
Erlangga, Jakarta.
Mazzei, A., et. al. 2009. “Patient Satisfaction and Communication as Competitive
Levers in Dentistry”, Journal Total Quality Management, Vol. 21, No. 4,p. 365 –
381
Nuraini, Mafilindati, 2013, Profil Kesehatan Sleman Tahun 2013, Dinas Kesehatan
Kabupaten Sleman.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 2015
Purwadianto, (2007), Prospek Usaha Klinik Kesehatan Indonesia. EGC : Jakarta
Rahmilia, Yuni. 2015. Pengaruh Reputasi Klinik Dokter Gigi Terhadap Rekomendasi
Dan Loyalitas Pasien. Jurnal Manajemen dan Pemasaran Jasa, Vol. 8, No. 1. pp.
164-165.
Rangkuti, Freddy, 2016, SWOT Balanced Scorecard. Teknik Menyusun Strategi
Korporat yang Efektif Plus Cara Mengelola Kinerja dan Resiko, Cetakan
Kesembilan. Gramedia, Jakarta.
Rangkuti, Fredy, 2015, Analisis SWOT, Cetakan ke Tujuh Belas. Gramedia, Jakarta.
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 5063, Jakarta.
Rismayanti. 2009. Analisis Perencanaan Strategi. FKM UI : Jakarta.
Rosa, M., E., Arini, M., 2015, Buku Panduan Tesis, Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta.
Susanto, Z. 2017. Analisis Swot Sebagai Asar Perumusan Strategi Pemasaran I Klinik
Pratama PKU Muhammadiyah Cangkringan. Proceeding Health Architecture.
Yogyakarta: Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Syahidin, R. 2018. Rencana Strategis Klinik SS, dalam Upaya Mewujudkan
Keunggulan Bersaing (Competitive Advantage). Jurnal Sosiohumanitas, Vol. XX
Edisi 2. Bandung: Universitas Langlangbuana
Tujahmin, 2014. Laporan Proposal Permohonan Izin Klinik Pratama Rawat Inap
PKU Muahammadiyah Cangkringan. Klinik Pratama PKU Muhammadiyah
Cangkringan, Sleman.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009, Kesehatan, 13 Oktober
2009, Lembaran Negara