Anda di halaman 1dari 3

1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Penyediaan pelayanan maternal dan neonatal yang berkualitas merupakan hal
yang sangat penting dilakukan di negara berkembang termasuk Indonesia. Hal
tersebut disebabkan oleh masih tingginya Angka Kematian Ibu dan Bayi (Depkes RI,
2005). Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007, menunjukkan bahwa
Angka Kematian Ibu sebesar 228 per
100.000 kelahiran hidup sedangkan Angka
Kematian Bayi sebesar 52 per 1000 ke
lahiran hidup. Untuk menurunkan angka
kematian tersebut sampai tercapainya target MDGs pada tahun 2015 sebesar 102 per
100.000 kelahiran hidup, maka diupayakan program peningkatan pelayanan kesehatan
yang dapat menjangkau masyarakat secara luas
sampai ketingkat desa yang terpencil.
Untuk mempercepat tercapainya maksud tersebut, Departemen Kesehatan
Republik Indonesia (Depkes RI) menempatkan
bidan di desa, ini sesuai dengan Surat
Edaran Direktur Jenderal Pembina Kesehatan Masyarakat No:
429/Binkesmas/Dj.III/1990 tanggal 29 Mare
t 1999 tentang penempatan tenaga
kesehatan di daerah terpencil yang menyatakan bahwa untuk pencapaian target derajat
kesehatan maka penempatan bidan di desa merupakan salah satu strategi, dimana di
harapkan bidan tinggal dan bertugas melayani masyarakat di desa dengan wilayah
kerja satu sampai dua desa.
Kabupaten Sumba Barat Daya (SBD) dengan luas wilayah 1.445,32 km
mewilayahi 96 desa dan 8 Puskesmas. Jumlah Penduduk 285.414 jiwa, Pasangan Usia
Subur 46.404 pasangan, jumlah ibu hamil tahun 2010 sebesar 8252 ibu hamil.
Proporsi bidan mencapai 83,33% (78 bidan) dengan penempatan yang hampir merata
di seluruh desa yang ada di wilayah Kabupaten SBD. Meskipun demikian, cakupan
2
pertolongan persalinan oleh tenaga keseha
tan masih sangat rendah dan cendrung
menurun yaitu 68 % tahun 2008, 52% tahun 2009 dan 48% tahun 2010. Disisi lain
cakupan persalinan oleh dukun meningkat yaitu sebesar 25% tahun 2008, sebesar
27% tahun 2009 dan sebesar 22% tahun 2010. Dilaporkan juga bahwa Cakupan K1
sebesar 8050 orang (98%) dan cakupan K4 sebesar 3313 orang
(40%) (Dinkes Kab.
SBD, 2010).
Jumlah bidan desa yang memiliki kit bidan sebanyak 69 bidan (77,5%).
Tenaga kesehatan dalam hal ini adalah
dokter setiap puskesmas 1 orang dan perawat
298 orang dan bidan seluruhnya 96 orang sedang bidan desa berjumlah 76 tetapi
dokter dan perawat tidak menolong persalinan.
Rendahnya cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan bisa mengakibatkan
tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). Dinas
kesehatan Kabupaten SBD tahun 2010, melaporkan adanya peningkatan AKI sebesar
13 orang atau 280/100.000 kelahiran hidup pada tahun 2008, 19 orang atau
278/100.000 kelahiran hidup pada tahun 2009 dan 29 orang, atau 380/100.000
kelahiran hidup pada tahun 2010. Sedan
gkan Angka Kematian Neonatus dilaporkan
sebesar 32/1000 kelahiran hidup pada tahun 2008, sebanyak 39/1000 kelahiran
hidup pada tahun 2009, d a n sebanyak 42/1000 kelahiran hidup pada tahun 2010
(Dinkes SBD, 2010).
Berbagai upaya telah dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Sumba
Barat Daya untuk meningkatkan kinerja bidan desa diantaranya melalui
peningkatan jenjang pendidikan bidan desa ke jenjang Diploma III Kebidanan
Pelatihan Audit Maternal Perinatal (AMP), pelatihan insersi IUD, pelatihan Asuhan
Persalinan Normal (APN), serta pelatihan
Penanganan Obstetri dan Neonatal Dasar
(Dinkes SBD, 2010). Namun upaya-upaya ters
ebut belum menghasilkan kinerja kerja
3
bidan desa yang baik. Rendahnya cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan telah
dihubungkan dengan masalah kinerja bidan desa (Bernandir, 2008).
Kinerja adalah prestasi kerja atau has
il kerja (output) berupa produk atau jasa
yang dicapai seseorang dalam menjalankan tugasnya baik kualitas maupun kuantitas
melalui sumber daya manusia dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung
yang diberikan kepadanya (Gomes, 2000). Bidan desa sebagai petugas kesehatan di
garis terdepan dan sesuai dengan fungsi keberdaannya diharapkan mampu
meningkatkan cakupan pertolongan persalinan. Namun terdapat banyak faktor yang
mempengaruhi kinerja bidan desa tersebut di antaranya adalah faktor individu
(internal) terdiri atas : 1) Kemampuan, 2) Pengalaman, 3) Motivasi, 4) Pembelajaran,
5) Motivasi, 6) Sikap dan faktor lingkunga
n kerja organisasi (eksternal) terdiri atas
imbalan/penghargaan, sarana/peralatan, beban kerja (Mangkunegara, 2006). Pendapat
tersebut sesuai pula dengan teori k
onvergensi William Stren yang merupakan
perpaduan dari pandangan teori heriditas da
ri Schopenhauer dan teori lingkungan John
Locke, secara inti Schopenhauer berpandangan bahwa hanya faktor individu
(termasuk faktor keturunannya) yang sangat menentukan seorang individu mampu
berprestasi atau tidak, sedangkan Jhon Locke dalam teori lingkungan
berpandangan bahwa hanya faktor lingkungan yang sangat menentukan seorang
individu mampu berprestasi atau tidak (Mangkunegara, 2006).
Profil kinerja bidan desa di Kabupaten SBD menunjukkan pertolongan
persalinan masih sangat rendah. Berdasarkan tingkat pendidikan, sebanyak 80%
bidan desa masih berjenjang Diploma I (Din
as kesehatan SBD, 2010). Dari hasil studi
pendahuluan didapatkan bahwa sebagian be
sar bidan desa tergolong masih muda dari
segi usia dan pengalaman kerja, sehingga
menimbulkan persepsi kurang mampu oleh
masyarakat pengguna jasa mereka. Dari segi fa
silitas, masih ada bidan desa yang tidak
4
memiliki Kit bidan, sebagian lagi memiliki Kit dalam kondisi tidak prima. Hal lain
yang menjadi masalah adalah besarnya beban kerja bidan desa, karena selain
melaksanakan tugas dan fungsi sebagai bidan, mereka juga dibebani tugas-tugas lain
yang bersifat administratif seperti pendataan langsung, menjadi bendahara, mengikuti
rapat, dan pengabdian kepada masyarakat. Di sisi lain imbalan yang didapatkan relatif
kecil.
Berdasarkan uraian di atas, maka pene
litian ini ditujukan untuk mengevaluasi
faktor kemampuan, pengalaman, imbalan, peralatan dan beban kerja terhadap kinerja
bidan desa dalam upaya pertolongan persalinan di Kabupaten SBD. Hasil penelitian
ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan dalam pelaksanaan program KIA sehingga
AKI dan AKB dapat diturunkan.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah kemampuan, pengalaman,
imbalan, peralatan dan beban kerja ber
hubungan dengan kinerja bidan desa dalam
pertolongan persalinan faktor di Kabupaten SBD?
1.3
Tujuan Penelitian
1.3.1
Tujuan Umum
Mengetahui hubungan kemampuan, pengalaman, imbalan, peralatan dan
beban kerja dengan kinerja bidan desa dalam pertolongan persalinan di
Kabupaten Sumba Barat Daya.
1.3.2
Tujuan khusus
Untuk mengetahui :
1.
Hubungan antara kemampuan dengan kinerja bidan desa dalam
pertolongan persalinan di Kabupaten Sumba Barat Daya.
2.
Hubungan antara pengalaman dengan kinerja bidan desa dalam

Anda mungkin juga menyukai