Anda di halaman 1dari 5

* Cerita 1

Senin, 28 Oktober 2013

Seorang anak yang berprestasi :)

Reza Putra Ramadhan atau di panggil Reza adalah anak ke satu dari 2 bersaudara .
dan bapaknya adalah seorang petani miskin , Reza pun ingin mewujudkan cita-citanya
menjadi seorang Dosen . Tetapi , semenjak bapaknya di pecat dari pekerjaannya . Reza pun
tak bersekolah lagi di karenakan ia tidak punya biaya untuk bersekolah . Reza pun slalu
berfikir bagaimana caranya ia dapat bersekolah lagi . dan setelah beberapa jam kemudian ,
terfikir akhirnya ia punya ide yang bagus yaitu membuat cerpen , lalu cerpen yang ia buat di
masukannya ke Tabloid Remaja dan hasil dari membuat cerpen itu ia mendapatkan sejumlah
uang yang bisa di pergunakan untuk membantu kebutuhan keluarganya .
Ada salah satu pengusaha terkenal dan kaya yang bernama Bapak Junet , ia membaca cerpen
yang di buat oleh Reza dan sehabis ia baca cerpen tersebut yang di buat Reza , ia
berkata ,bagus sekali cerpen ini, siapa yang membuat cerpen ini ? dan ia pun mencari siapa
yang membuat cerpen ini . dan ia mendapatkan alamat nya Reza .
ke esokan hari nya , Pak Junet pun pergi ke rumah Reza dan ia menemukan rumah Reza
Pak junet pun mengetuk pintu rumah Reza (Tok..Tok..Tok . Assalamualaikum) , terdengar
suara dari dalam rumah Reza , ia menjawab waalaikum salam . pintu pun di buka , yang
buka pintu adalah ibu nya Reza , dan pak Junet menceritakan maksud kedatangannya
kerumah Reza untuk memberi Beasiswa untuk Reza . Tetapi di rumah Reza , Reza pun tidak
ada di rumah karena membantu bapaknya di sawah , di rumah Reza hanya ada ibu dan adik
nya . Hari mulai siang , Reza pun pulang kerumah untuk makan siang . Sesampainya di
rumah ia mengucap salam .Assalamualaikum. ibunya dan pak junet pun menjawab :
Waalaikum salam" . lalu reza bertanya kepada ibunya : Ibu , siapa bapak ini ? ada apa ia
datang ke rumah? . Ibunya Reza pun menjawab : Ini Pak Junet pengusaha dari Jakarta , ia
ke rumah ini mencari yang membuat cerpen ingin memberi Beasiswa kepada nya , karena
menurut pak Junet cerpen Reza sangat bagus dan Reza sangat berbakat menulis cerpen.. Reza
pun kaget dan ia tak percaya kalau ia mendapatkan beasiswa dan Reza berkata :
Alhamdulillah Ya Allah kau telah mengabulkan semua doa saya. dan akhirnya saya bisa
bersekolah lagi untuk menggapai cita-cita saya. Pak Junet pun berpamitan pulang , saya
mengucapkan banyak terima kasih kepadanya .
Setelah itu pak Junet pulang ke Jakarta , sehabis itu Reza akan terus membuat cerpen dan
mengirimnya ke Tabloid Remaja . Setelah lulus sekolah . Reza pun bekerja menjadi Guru les
di salah satu sekolah dasar (SD) . Semenjak itu , Reza dan dua bersaudara ini siswa yang
tidak pernah mengeluarkan sedikitpun uang untuk biaya bersekolah , karena adiknya Reza
juga pintar . bahkan ketika mereka tamat SMA sudah ada lebih dari 2 Universitas yang
menawarkan beasiswa jika mereka mau melanjutkan kuliah di Universitas tersebut .
Kuliah sambil bekerja tentu melelahkan tetapi mereka berusaha melakukan dengan sabar
demi cita-cita , karena mereka ingin menambah keadaan orang tuanya . Sambil bekerja pun
mereka selalu menyisihkan uang dari penghasilan mereka untuk biaya membeli rumah .
Mereka pun lulus dengan predikat cumlaude dengan ipk 3,85 dengan masa kuliah 3
tahun setengah adalah modal bagus untuk diterima di perusahaan yang besar dengan gaji
yang tinggi pula . Tetapi rasa tidak puas dan rasa haus akan pendidikan membuat dirinya
meneruskan kuliah S2 di waklu pulang . Setelah menyelesai kan S2 nya , ia mencoba
keberuntungannya mengikuti tes CPNS untuk menjadi pegawai negeri sipil dan
Alhamdulillah lulus dan satu tahun kemudian melamar lagi menjadi Dosen dan ia pun di
terima di Universitas ternama , yakni Universitas yang sama dimana ia mengenyam
pendidikan S1 dan S2 nya .
Adik nya pun sudah menduduki suatu jabatan yang bagus di Pertamina , dan akhir nya
Sekarang keluarga mereka sudah menepati rumah yang besar dengan pekarangan yang sangat
luas .
- Amanat : Belajarlah dengan sungguh-sungguh agar mendapatkan semua apa
yang kamu mau

*Cerita 2
Seorang sarjana muda yang cerdas membuat aplikasi untuk posisi manajerial disebuah perusahaan
besar. Dia lulus pada interview tahap pertama, dan tahap selanjutnya adalah interview dengan jajaran
direksi. Sang direktur menemukan prestasi-prestasi cemerlang dalam CV anak muda tersebut. Sejak
sekolah dasar hingga perguruan tinggi, anak muda tersebut selalu mendapat peringkat
pertama.Melihat prestasi-prestasi tersebut, sang direktur pun bertanya: Apakah Anda menerima
beasiswa semasa sekolah dan kuliah?Anak muda itu menjawab : Tidak pak.!

Direktur bertanya lagi : Apakah ayah Anda yang membayar biaya sekolah Anda?

Anak muda itu menjawab : Ayah saya telah meninggal dunia ketika saya baru berumur satu tahun.
Seluruh biaya sekolah saya dibayarkan oleh Ibu saya..

Lalu Direktur bertanya lagi : Di mana ibumu bekerja?

Dan anak muda itu menjawab : Ibu saya bekerja sebagai seorang pencuci pakaian

Direktur itu meminta anak muda tersebut untuk menunjukkan tangannya. Dan anak muda itu
memperlihatkan kedua tangannya yang sempurna dengan telapak tangan yang sangat halus. Melihat
itu Direktur bertanya lagi : Pernahkah Anda membantu ibu Anda mencuci pakaian sebelumnya?

Anak muda itu menjawab : Tidak pernah pak. Ibu saya selalu menginginkan saya belajar dan
membaca banyak buku. Lagi pula, Ibu mencuci baju jauh lebih cepat ketimbang saya

Direktur tersebut kemudian berkata : Saya punya satu permintaan. Sekarang anda pulang dan ketika
nanti anda sampai di rumah, cuci dan bersihkan tangan ibumu, kemudian temui saya besok pagi

Anak muda tersebut merasa kesempatannya mendapat pekerjaan tersebut sangat besar. Karena itu
ketika dia sampai di rumah, dengan begitu gembira ia meminta izin kepada ibunya agar ia boleh
mencuci tangan beliau. Ibunya merasa sedikit asing, aneh, juga bahagia dan perasaan-perasaan
lainnya bercampur jadi satu.

Sang Ibu kemudian memberikan kedua tangannya kepada sang anak. Lalu anak muda tersebut
membersihkan tangan Sang Ibu dengan perlahan.

Airmatanya mulai menetes saat itu. Ini pertama kalinya ia menyadari bahwa tangan ibunya sudah
penuh dengan kerutan, dan terdapat banyak memar dan kapalan di sana sini . Beberapa memar
sepertinya terasa begitu sakit, sampai-sampai Sang Ibu menggigil ketika memar tersebut
dibersihkan.Ini pertama kalinya anak muda tersebut menyadari bahwa kedua tangan yang sedang
dibersihkan inilah yang digunakan Sang Ibu setiap hari untuk mencuci pakaian banyak orang,
sehingga Sang Ibu dapat membiayai biaya sekolah anaknya.
Memar-memar dan kapalan yang ada di tangan Sang Ibu adalah harga yang harus dibayar atas
kelulusan anak tersebut, atas prestasinya yang luar biasa, dan untuk masa depannya. Setelah selesai
mencuci tangan Sang Ibu, anak muda tersebut diam-diam mencuci sisa baju yang belum sempat
dicuci oleh ibunya. Dan malam itu, anak dan ibu tersebut berbincang sangat lama sekali.

Besok paginya, anak muda tersebut bergegas menemui sang direktur. Direktur tersebut menangkap
airmata di wajah anak muda tersebut. Ia pun kemudian bertanya : Bisa Anda ceritakan apa yang
telah Anda lakukan kemarin dan apa pelajaran yang Anda dapat dari sana ?

Anak muda tersebut menjawab : Saya mencuci tangan Ibu saya, dan kemudian saya menyelesaikan
sisa cucian Ibu yang belum tercuci

Tolong ceritakan perasaan Anda ketika itu ujar Direktur lagi.

Lalu anak muda itu menjawab : Pertama, saya sekarang tahu apa arti apresiasi. Tanpa ibu saya,
tidak akan pernah ada seorang saya hari ini. Kedua, saya baru menyadari betapa sulit dan beratnya
Ibu menjalani pekerjaannya. Dan dengan bekerja membantu Ibu, ternyata pekerjaan itu dapat
meringankan beban Ibu. Ketiga, saya datang hari ini untuk mengapresiasi betapa penting dan
bernilainya hubungan keluarga

Mendengar itu lalu Direktur tersebut berkata : Inilah yang saya cari dari seorang calon manager.
Saya ingin merekrut seseorang yang dapat mengapresiasi dan menghargai bantuan orang lain,
seseorang yang tahu persis perjuangan orang lain untuk mengerjakan sesuatu, dan seseorang yang
tidak akan menempatkan uang sebagai tujuan hidup satu-satunya. Oleh karena itu mulai hari ini anda
diterima bekerja disini!.

Cerita 3

CERITAPENDEKTENTANGSISWABERPRESTASI"Menjadi siswa berprestasi"


Cerita ni menceritakan tentang kegigihan seorang anak yang bernama Udin
Syaifullah,seorang anak Penjual Es Cendol. Ia ingin bisa membahagiakan kedua orang tua
nya dengan
cara belajar dengan sungguh sungguh agar bisa menjadi anak yang berguna dan bia mengang
katderajat kedua orang tuanya.Suatu saat di sekolah Udin di SMP Negeri 25 jakarta
diadakan pemilihan siswa sisiwi berprestasi, Udin p un sangat antusias mendengar berita
tersebut. Udin ingin ia menjadi salah satu siswa berprestasi di sekolahnya. Suatu hari Udin
mempunyai sahabat yang bernama Sinta.Sin aku ingin dapat penghargaan itu kata Udin
kepada Sinta.Penghargaan apa din ? jawab Sinta.Itu loh' Penghargaan siswa berprestasi,
memang kamu belum liat pengumuman nya? ohh itu', aku sudah, aku pasti dukung kamu din,
selama itu bermanfaat bagi kamu *hmm, terima kasih ya sin, memang kamu sahabat
terbaikku. lanjut Udin. ahh kamu din bisa aja .Sejak saat itu josua pun lebih meningkat kan
lagi belajar nya .dua bulan telah berlalu, kini saatnya di umumkan siswa siswi berprestasi itu .
Udin d a n S i n t a c e p a t - c e p a t k e h a l a m a n s e k o l a h u n t u k m e n d e n g a r k a n
pengumuman yang akan
d i bacakan oleh bapak kepala sekolah. hati Udin pun berdegu-degu
kencang mendengar pengumuman itu. lepas itu, dua nama pun telah di sebutkan.k
ini tinggal satu nama lagi yang belum di sebutkan, akhirnya nama Udin pun temasuk dari tiga
siswa siswi berprestasi di sekolahnya. hati Udin pun sangat senang.Selamat ya din, akhirnya
apa yang kamu cita cita kan selama ini telah tercapai,,terima kasih ya sin, ini juga
berkat kamu yang selalu memotivasi aku,,, jawab Udin kepada sinta sambil mengucapkan selamat
bel pulang pun berbunyi, Udin sudah tak sabar memberitahukan berita bahagia ini
kepada kedua orang tuanya. Sesampainya di rumah Udin langsung memberitahukan kepada
kedua orang tuanya.ayah, ibu, Udin dapat penghargaan siswa berprestasi dari sekolah kata Udin
kepada kedua orang tuanya. yang benar Udin? jawab Ibunya Udin.alhamdulillah Pak, buk "jawb udin sambil
memeluk ayah dan Ibunya.kedua orang tua Udin pun sangat bangga mempunyai anak seperti Udin.sekian
20 Jan 2017 11:46

Cerita Siswa Teladan se-Sulut Raih Prestasi (cerita 4).Laporan Sriwani


AdolongSISWANDY atau akrab disapa Is dikenal sebagai sosok yang ramah. Siswa SMK Negeri 1
Manado itu adalah putra pasangan Servie Singal dan Narsi Mukri. Profesi sang ayah sebagai seorang
sopir tak lantas membuatnya minder. Dia berusaha keras. Belajar dengan giat. Prestasi pun dia tuai.
Orangtua adalah motivator saya untuk berkarya. Apa yang saya kerjakan terinsipirasi dari orangtua,
ujar siswa yang ingin jadi akuntan ini.Sejak kecil Is diajari sifat tidak pantang menyerah. Is waktu SD
sudah mulai memanage kegiatannya. Dia rajin menulis agenda. Termasuk hal-hal yang jelek dia tulis.
Misalnya saat nilai ulangan tak sesuai harapan. Supaya saya tak akan pernah lupa dan bakal berusaha
lebih baik, ujar siswa kelahiran 14 Mei 2000 ini.Kebiasaan yang terbawa sampai di bangku SMK itu
membuatnya lebih disiplin. Tak heran jika dia menjadi salah satu siswa berprestasi. Pergaulan seperti
apapun di luar sana asal kita bisa mengendalikan diri pasti tidak akan terpengaruhi. Juga harus
melibatkan diri di kegiatan-kegiatan rohani, ungkapnya, tersenyum.Selain sibuk menekuni buku-buku
pelajaran, Is dikenal pintar bersosialisasi. Dia aktif di seminar-seminar. Wawasan dan pergaulannya luas.
Ia pernah menjadi Ketua OSIS SMK Negeri 1 Manado dan sering mendapat juara debat Bahasa Inggris.
Is adalah anak pintar, hormat pada guru dan teman-temannya, ujar Cheiny Posumah, guru yang selalu
mendampingi Is ketika ikut lomba. Ijuga dikenal sebagai siswa yang tidak ingin menunda pekerjaan.
Karena jika ditumpuk akan jadi seorang pemalas. Sebagai seorang siswa kita harus belajar mengatur
waktu sebaik mungkin agar tugas bisa terselesaikan tepat waktu, tambahnya.Stace Tapa teman
sekelasnya menilai Is terkenal murid yang pintar, suka bergaul, dan memiliki wawasan luas. Kami
senang berteman dengan Is. Orangnya humoris dan wawasannya luas. Di samping itu ia taat peraturan,
ujar Stace.(***)

Kisah Nyata Siswa Penjual Keripik Singkong Berprestasi Di SMA Negeri 1 Tak (cerita 5)Pertama kali
mendengar tentang perjuangannya untuk bersekolah dengan menjual kripik singkong. Hati kami
tergugah untuk menjadikannya salah satu yang harus diperjuangkan oleh RRI untuk mendapatkan
bantuan pendidikan sebagai apresiasi terhadap kerja keras dan berbagai prestasinya slm ini.Inilah
kisah seorang Siswa Penjual Keripik Singkong Berprestasi Di SMA Negeri 1 Takalar
berdasarkan Tulisan yang dikirim kep pada kami dalam bentuk Tulisan Tangan dan kami
ketik untuk dibagikan dalam Cyber ini.Saya adalah Kasmawati seorang pelajar di SMA
Negeri 1 Takalar kelas 3 IPA 5. Saya adalah anak kedua dari empat orang bersaudara.
Ayah saya hanyalah seorang petani dengan penghasilan yang lebih sering tidak
mencukupi kebutuhan primer kami sekelurga termasuk biaya pendidikan aku dan ketiga
saudaraku. Penghasilan yang tak menentu membuat kami harus hidup sangat
sederhana. Sama dengan kebanyakan orang, sayapun punya cita-cita dan punya mimpi.
Saya sering sedih melihat orang tua saya yang semakin hari semakin berumur dan harus
membanting tulang membiayai kami sekelurga khususnya membiayai sekolah saya dan
saudara-saudara saya. Untuk membantu dan meringankan beban orang tua saya,
selama bersekolah di SMA Negeri 1 Takalar, saya bersekolah sambil menjual keripik
Singkong yang saya buat sendiri untuk membantu orang tua saya. Setidaknya saya bisa
jajan, bayar angkutan umum dan membeli sarana belajar sedikit demi sedikit dengan
hasil kerja saya,Saya tinggal di Ujung Bassi desa Lengkese kecamatan
Manggarabombang kabupaten Takalar. Jarak dari rumah saya ke sekolah sekitar kurang
lebih 6 km dengan waktu perjalanan dari rumah ke sekolah selama kurang lebih 25
menit. Walaupun harus mengambil pekerjaan tambahan sambil belajar di sekolah yaitu
dengan membuat keripik singkong dan menjualnya di sekolah tak lantas membuat
prestasiku di sekolah menurun. Selama sekolah sampai saat ini, saya selalu berada di
peringkat 3 besar. Alhamdulillah saya juga sering diutus untuk mengikuti Lomba. Seperti
lomba mate-matika, fisika, lomba tari, dan lomba baca puisi. Walaupun dari kebanyakan
lomba yang saya ikuti tersebut saya harus mensyukuri jika hanya bisa menembus 10
besar. Bagiku kejuaraan bukanlah hal yang terpenting. Jauh di balik itu, peningkatan
kualitas diriku jauh lebih penting untuk aku perhatikan.
Dengan bersekolah, saya ingin menjadi manusia berkualitas. saya ingin
menjadi teladan untuk orang-orang yang sama dan senasib dengan kondisi
ekonomiku saat ini. saya ingin membahagiakan orang tuaku dengan
keberhasilanku suatu hari ini. saya ingin bersujud di pangkuan orang tuaku
dengan selempang kemenangan yang telah kuraih berkat keringat dan air
mata ayah dan ibuku. Saya sedikitpun tak malu menjadi siswa penjual keripik
singkong di sekolah. Saya justru bangga bisa belajar sambil bekerja membantu
orang tua. Walau terkadang saya merasa lelah, saya tetap melangkah
mengarungi kehidupan yang sungguh tak mudah itu semua karena saya
memiliki keinginan besar untuk bisa menggapai cita-cita. Saya percaya bahwa
dimana ada kemauan disitu ada jalan.Semoga ada pihak yang mau dan
tersentuh hatinya untuk bisa membantu saya agar tetap bisa melanjutkan
sekolah dan bisa meraih impian saya untuk bisa membahagiakan orang tua.
saya sangat berharap semoga Allah mengijabah setiap doa dan harapan saya
untuk bisa tetap bersekolah dan belajar demi masa depan yang jauh lebih baik
dari hari ini. Demi untuk membahagiakan orang tuaku aku akan terus belajar
dan bersekolah dengan sunguh-sungguh.

Anda mungkin juga menyukai