Reza Putra Ramadhan atau di panggil Reza adalah anak ke satu dari 2 bersaudara .
dan bapaknya adalah seorang petani miskin , Reza pun ingin mewujudkan cita-citanya
menjadi seorang Dosen . Tetapi , semenjak bapaknya di pecat dari pekerjaannya . Reza pun
tak bersekolah lagi di karenakan ia tidak punya biaya untuk bersekolah . Reza pun slalu
berfikir bagaimana caranya ia dapat bersekolah lagi . dan setelah beberapa jam kemudian ,
terfikir akhirnya ia punya ide yang bagus yaitu membuat cerpen , lalu cerpen yang ia buat di
masukannya ke Tabloid Remaja dan hasil dari membuat cerpen itu ia mendapatkan sejumlah
uang yang bisa di pergunakan untuk membantu kebutuhan keluarganya .
Ada salah satu pengusaha terkenal dan kaya yang bernama Bapak Junet , ia membaca cerpen
yang di buat oleh Reza dan sehabis ia baca cerpen tersebut yang di buat Reza , ia
berkata ,bagus sekali cerpen ini, siapa yang membuat cerpen ini ? dan ia pun mencari siapa
yang membuat cerpen ini . dan ia mendapatkan alamat nya Reza .
ke esokan hari nya , Pak Junet pun pergi ke rumah Reza dan ia menemukan rumah Reza
Pak junet pun mengetuk pintu rumah Reza (Tok..Tok..Tok . Assalamualaikum) , terdengar
suara dari dalam rumah Reza , ia menjawab waalaikum salam . pintu pun di buka , yang
buka pintu adalah ibu nya Reza , dan pak Junet menceritakan maksud kedatangannya
kerumah Reza untuk memberi Beasiswa untuk Reza . Tetapi di rumah Reza , Reza pun tidak
ada di rumah karena membantu bapaknya di sawah , di rumah Reza hanya ada ibu dan adik
nya . Hari mulai siang , Reza pun pulang kerumah untuk makan siang . Sesampainya di
rumah ia mengucap salam .Assalamualaikum. ibunya dan pak junet pun menjawab :
Waalaikum salam" . lalu reza bertanya kepada ibunya : Ibu , siapa bapak ini ? ada apa ia
datang ke rumah? . Ibunya Reza pun menjawab : Ini Pak Junet pengusaha dari Jakarta , ia
ke rumah ini mencari yang membuat cerpen ingin memberi Beasiswa kepada nya , karena
menurut pak Junet cerpen Reza sangat bagus dan Reza sangat berbakat menulis cerpen.. Reza
pun kaget dan ia tak percaya kalau ia mendapatkan beasiswa dan Reza berkata :
Alhamdulillah Ya Allah kau telah mengabulkan semua doa saya. dan akhirnya saya bisa
bersekolah lagi untuk menggapai cita-cita saya. Pak Junet pun berpamitan pulang , saya
mengucapkan banyak terima kasih kepadanya .
Setelah itu pak Junet pulang ke Jakarta , sehabis itu Reza akan terus membuat cerpen dan
mengirimnya ke Tabloid Remaja . Setelah lulus sekolah . Reza pun bekerja menjadi Guru les
di salah satu sekolah dasar (SD) . Semenjak itu , Reza dan dua bersaudara ini siswa yang
tidak pernah mengeluarkan sedikitpun uang untuk biaya bersekolah , karena adiknya Reza
juga pintar . bahkan ketika mereka tamat SMA sudah ada lebih dari 2 Universitas yang
menawarkan beasiswa jika mereka mau melanjutkan kuliah di Universitas tersebut .
Kuliah sambil bekerja tentu melelahkan tetapi mereka berusaha melakukan dengan sabar
demi cita-cita , karena mereka ingin menambah keadaan orang tuanya . Sambil bekerja pun
mereka selalu menyisihkan uang dari penghasilan mereka untuk biaya membeli rumah .
Mereka pun lulus dengan predikat cumlaude dengan ipk 3,85 dengan masa kuliah 3
tahun setengah adalah modal bagus untuk diterima di perusahaan yang besar dengan gaji
yang tinggi pula . Tetapi rasa tidak puas dan rasa haus akan pendidikan membuat dirinya
meneruskan kuliah S2 di waklu pulang . Setelah menyelesai kan S2 nya , ia mencoba
keberuntungannya mengikuti tes CPNS untuk menjadi pegawai negeri sipil dan
Alhamdulillah lulus dan satu tahun kemudian melamar lagi menjadi Dosen dan ia pun di
terima di Universitas ternama , yakni Universitas yang sama dimana ia mengenyam
pendidikan S1 dan S2 nya .
Adik nya pun sudah menduduki suatu jabatan yang bagus di Pertamina , dan akhir nya
Sekarang keluarga mereka sudah menepati rumah yang besar dengan pekarangan yang sangat
luas .
- Amanat : Belajarlah dengan sungguh-sungguh agar mendapatkan semua apa
yang kamu mau
*Cerita 2
Seorang sarjana muda yang cerdas membuat aplikasi untuk posisi manajerial disebuah perusahaan
besar. Dia lulus pada interview tahap pertama, dan tahap selanjutnya adalah interview dengan jajaran
direksi. Sang direktur menemukan prestasi-prestasi cemerlang dalam CV anak muda tersebut. Sejak
sekolah dasar hingga perguruan tinggi, anak muda tersebut selalu mendapat peringkat
pertama.Melihat prestasi-prestasi tersebut, sang direktur pun bertanya: Apakah Anda menerima
beasiswa semasa sekolah dan kuliah?Anak muda itu menjawab : Tidak pak.!
Direktur bertanya lagi : Apakah ayah Anda yang membayar biaya sekolah Anda?
Anak muda itu menjawab : Ayah saya telah meninggal dunia ketika saya baru berumur satu tahun.
Seluruh biaya sekolah saya dibayarkan oleh Ibu saya..
Dan anak muda itu menjawab : Ibu saya bekerja sebagai seorang pencuci pakaian
Direktur itu meminta anak muda tersebut untuk menunjukkan tangannya. Dan anak muda itu
memperlihatkan kedua tangannya yang sempurna dengan telapak tangan yang sangat halus. Melihat
itu Direktur bertanya lagi : Pernahkah Anda membantu ibu Anda mencuci pakaian sebelumnya?
Anak muda itu menjawab : Tidak pernah pak. Ibu saya selalu menginginkan saya belajar dan
membaca banyak buku. Lagi pula, Ibu mencuci baju jauh lebih cepat ketimbang saya
Direktur tersebut kemudian berkata : Saya punya satu permintaan. Sekarang anda pulang dan ketika
nanti anda sampai di rumah, cuci dan bersihkan tangan ibumu, kemudian temui saya besok pagi
Anak muda tersebut merasa kesempatannya mendapat pekerjaan tersebut sangat besar. Karena itu
ketika dia sampai di rumah, dengan begitu gembira ia meminta izin kepada ibunya agar ia boleh
mencuci tangan beliau. Ibunya merasa sedikit asing, aneh, juga bahagia dan perasaan-perasaan
lainnya bercampur jadi satu.
Sang Ibu kemudian memberikan kedua tangannya kepada sang anak. Lalu anak muda tersebut
membersihkan tangan Sang Ibu dengan perlahan.
Airmatanya mulai menetes saat itu. Ini pertama kalinya ia menyadari bahwa tangan ibunya sudah
penuh dengan kerutan, dan terdapat banyak memar dan kapalan di sana sini . Beberapa memar
sepertinya terasa begitu sakit, sampai-sampai Sang Ibu menggigil ketika memar tersebut
dibersihkan.Ini pertama kalinya anak muda tersebut menyadari bahwa kedua tangan yang sedang
dibersihkan inilah yang digunakan Sang Ibu setiap hari untuk mencuci pakaian banyak orang,
sehingga Sang Ibu dapat membiayai biaya sekolah anaknya.
Memar-memar dan kapalan yang ada di tangan Sang Ibu adalah harga yang harus dibayar atas
kelulusan anak tersebut, atas prestasinya yang luar biasa, dan untuk masa depannya. Setelah selesai
mencuci tangan Sang Ibu, anak muda tersebut diam-diam mencuci sisa baju yang belum sempat
dicuci oleh ibunya. Dan malam itu, anak dan ibu tersebut berbincang sangat lama sekali.
Besok paginya, anak muda tersebut bergegas menemui sang direktur. Direktur tersebut menangkap
airmata di wajah anak muda tersebut. Ia pun kemudian bertanya : Bisa Anda ceritakan apa yang
telah Anda lakukan kemarin dan apa pelajaran yang Anda dapat dari sana ?
Anak muda tersebut menjawab : Saya mencuci tangan Ibu saya, dan kemudian saya menyelesaikan
sisa cucian Ibu yang belum tercuci
Lalu anak muda itu menjawab : Pertama, saya sekarang tahu apa arti apresiasi. Tanpa ibu saya,
tidak akan pernah ada seorang saya hari ini. Kedua, saya baru menyadari betapa sulit dan beratnya
Ibu menjalani pekerjaannya. Dan dengan bekerja membantu Ibu, ternyata pekerjaan itu dapat
meringankan beban Ibu. Ketiga, saya datang hari ini untuk mengapresiasi betapa penting dan
bernilainya hubungan keluarga
Mendengar itu lalu Direktur tersebut berkata : Inilah yang saya cari dari seorang calon manager.
Saya ingin merekrut seseorang yang dapat mengapresiasi dan menghargai bantuan orang lain,
seseorang yang tahu persis perjuangan orang lain untuk mengerjakan sesuatu, dan seseorang yang
tidak akan menempatkan uang sebagai tujuan hidup satu-satunya. Oleh karena itu mulai hari ini anda
diterima bekerja disini!.
Cerita 3
Kisah Nyata Siswa Penjual Keripik Singkong Berprestasi Di SMA Negeri 1 Tak (cerita 5)Pertama kali
mendengar tentang perjuangannya untuk bersekolah dengan menjual kripik singkong. Hati kami
tergugah untuk menjadikannya salah satu yang harus diperjuangkan oleh RRI untuk mendapatkan
bantuan pendidikan sebagai apresiasi terhadap kerja keras dan berbagai prestasinya slm ini.Inilah
kisah seorang Siswa Penjual Keripik Singkong Berprestasi Di SMA Negeri 1 Takalar
berdasarkan Tulisan yang dikirim kep pada kami dalam bentuk Tulisan Tangan dan kami
ketik untuk dibagikan dalam Cyber ini.Saya adalah Kasmawati seorang pelajar di SMA
Negeri 1 Takalar kelas 3 IPA 5. Saya adalah anak kedua dari empat orang bersaudara.
Ayah saya hanyalah seorang petani dengan penghasilan yang lebih sering tidak
mencukupi kebutuhan primer kami sekelurga termasuk biaya pendidikan aku dan ketiga
saudaraku. Penghasilan yang tak menentu membuat kami harus hidup sangat
sederhana. Sama dengan kebanyakan orang, sayapun punya cita-cita dan punya mimpi.
Saya sering sedih melihat orang tua saya yang semakin hari semakin berumur dan harus
membanting tulang membiayai kami sekelurga khususnya membiayai sekolah saya dan
saudara-saudara saya. Untuk membantu dan meringankan beban orang tua saya,
selama bersekolah di SMA Negeri 1 Takalar, saya bersekolah sambil menjual keripik
Singkong yang saya buat sendiri untuk membantu orang tua saya. Setidaknya saya bisa
jajan, bayar angkutan umum dan membeli sarana belajar sedikit demi sedikit dengan
hasil kerja saya,Saya tinggal di Ujung Bassi desa Lengkese kecamatan
Manggarabombang kabupaten Takalar. Jarak dari rumah saya ke sekolah sekitar kurang
lebih 6 km dengan waktu perjalanan dari rumah ke sekolah selama kurang lebih 25
menit. Walaupun harus mengambil pekerjaan tambahan sambil belajar di sekolah yaitu
dengan membuat keripik singkong dan menjualnya di sekolah tak lantas membuat
prestasiku di sekolah menurun. Selama sekolah sampai saat ini, saya selalu berada di
peringkat 3 besar. Alhamdulillah saya juga sering diutus untuk mengikuti Lomba. Seperti
lomba mate-matika, fisika, lomba tari, dan lomba baca puisi. Walaupun dari kebanyakan
lomba yang saya ikuti tersebut saya harus mensyukuri jika hanya bisa menembus 10
besar. Bagiku kejuaraan bukanlah hal yang terpenting. Jauh di balik itu, peningkatan
kualitas diriku jauh lebih penting untuk aku perhatikan.
Dengan bersekolah, saya ingin menjadi manusia berkualitas. saya ingin
menjadi teladan untuk orang-orang yang sama dan senasib dengan kondisi
ekonomiku saat ini. saya ingin membahagiakan orang tuaku dengan
keberhasilanku suatu hari ini. saya ingin bersujud di pangkuan orang tuaku
dengan selempang kemenangan yang telah kuraih berkat keringat dan air
mata ayah dan ibuku. Saya sedikitpun tak malu menjadi siswa penjual keripik
singkong di sekolah. Saya justru bangga bisa belajar sambil bekerja membantu
orang tua. Walau terkadang saya merasa lelah, saya tetap melangkah
mengarungi kehidupan yang sungguh tak mudah itu semua karena saya
memiliki keinginan besar untuk bisa menggapai cita-cita. Saya percaya bahwa
dimana ada kemauan disitu ada jalan.Semoga ada pihak yang mau dan
tersentuh hatinya untuk bisa membantu saya agar tetap bisa melanjutkan
sekolah dan bisa meraih impian saya untuk bisa membahagiakan orang tua.
saya sangat berharap semoga Allah mengijabah setiap doa dan harapan saya
untuk bisa tetap bersekolah dan belajar demi masa depan yang jauh lebih baik
dari hari ini. Demi untuk membahagiakan orang tuaku aku akan terus belajar
dan bersekolah dengan sunguh-sungguh.