Sumber :
2016:123(9):1840-1842
Penulis :
Presented by :
112015390
2017
Judul Jurnal :
Penulis :
Sumber :
2016:123(9):1840-1842
Latar Belakang :
Tujuan :
Untuk mengetahui peran penting kontrol glukosa dalam menangani resiko komplikasi diabetes.
Metodologi :
Penulisan merupakan
tinjauan pustaka yang
diambil lebih dari 82
sumber yang berbeda
dan
berbagai penelitian
internasional. Penulisan
ini juga memakai metode
system Vancouver.
Penulisan merupakan
tinjauan pustaka yang
diambil lebih dari 82
sumber yang berbeda
dan
berbagai penelitian
internasional. Penulisan
ini juga memakai metode
system Vancouver.
Penulisan merupakan
tinjauan pustaka yang
diambil lebih dari 82
sumber yang berbeda
dan
berbagai penelitian
internasional. Penulisan
ini juga memakai metode
system Vancouver.
Penelitian ini diambil dari 4 penelitian international. Pertama diambil dari penelitian
ACCORDION telah menunjukan peran penting control glukosa secara ketat dan intensif dalam
mengurangi tingkat resiko adanya komplikasi diabetes salah satunya adalah retinopati
diabetikum. Kedua, diambil dari penelitian DCCT (Diabetes Control and Complications Trial)
menerbitkan hasil selama 10 tahun percobaan pada tahun 1993. Pada penelitian DCCT
mengambil 1441 pasien dengan diabetes tipe 1, secara acak yang mendapatkan terapi
standar/konvensional maupun terapi intensif. Ketiga, diambil dari penelitian Epidemiology of
Diabetes Interventions and Complications (EDIC). Studi ini memakai 2 kelompok random, yaitu
kelompok yang mendapat terapi standard dan intensif. Keempat, dari penelitian United Kingdom
Prospective Diabetes Project (UKPDS) secara acak juga menterapi glukosa intensif dan standar.
Kriteria Inklusi dan Eksklusi : -
Hasil :
Dari penelitian ACCORDION didapatkan dari 1.441 pasien dengan diabetes tipe 1, secara acak
baik untuk terapi konvensional atau intensif, didapati level hemoglobin terglikasi (HbA1c)
masing-masingnya adalah sekitar 9% dibandingkan 7%, masing-masing.
Penelitian DCCT menunjukkan pentingnya kontrol glukosa darah intensif dalam memperlambat
komplikasi mikrovaskuler pada pasien diabetes, termasuk retinopati, nefropati, dan neuropathy.
Hampir semua peserta DCCT ditindaklanjuti pada penelitian EDIC.
Selama studi EDIC, didapatkan bahwa dari kelompok perlakuan intensif asli meningkat sekitar
8% dan kelompok standar didapatkan hasil yang sama. Terdapat pengurangan resiko retinopati
dan resiko operasi mata seperti katarak, vitrektomi dan operasi ablasi retina yaitu sekitar 50%.
Pada penelitian UKPDS, yang awalnya secara acak untuk menterapi glukosa secara intensif, juga
menunjukkan penurunan risiko komplikasi mikrovaskuler dibandingkan dengan mereka yang
mendapat terapi konvensional, mirip dengan temuan di DCCT dan EDIC.
Kesimpulan :
Mayoritas kelompok dengan terapi glukosa intensif mendapatkan hasil yang lebih memuaskan
daripada terapi konvensional/standar. Terapi glukosa intensif mengurangi resiko terjadinya
komplikasi mikrovaskular yang salah satunya adalah retinopati.