Anda di halaman 1dari 12

TUGAS KHUSUS

PEMBUATAN KEFIR

Kefir disebut juga The Campagne of Cultured Milk atau minuman yang
paling bernilai dari berbagai jenis susu fermentasi. Kefir sering disamakan dengan
produk fermentasi yoghurt, namun kefir memiliki khasiat kesehatan dalam skala
yang lebih luas. Kefir, yang dalam bahasa Turki keif mempunyai arti perasaan
yang baik atau senang, belum banyak dikenal oleh masyarakat Indonesia.
Kefir berasal dari kawasan Eropa Tenggara, yang dikenal dengan
Kaukasus, yang terletak antara Laut Hitam dan Laut Kaspia. Masyarakat bagian
utara Pegunungan Kaukasus, yang umumnya Muslim telah mengkonsumsi kefir
sejak berabad-abad dan terbukti stamina serta kesehatan tubuh mereka terjaga
dengan baik. Berdasarkan legenda, konon Nabi Muhammad SAW memberikan
biji kefir (kefir grain) kepada masyarakat Kaukasus dan mengajari mereka
membuat kefir. Oleh karena itu, biji kefir dikenal juga dengan sebutan The Grains
of The Prophet. Kefir juga tidak luput dari catatan Marcopolo dalam kronologi
perjalanannya ke Timur. Kefir sempat terlupakan selama berabad-abad diluar
kawasan Kaukasus, sampai munculnya pemberitaan tentang khasiat dalam proses
penyembuhan TBC dan penyakit yang berhubungan dengan sistem pencernaan.
Beberapa literatur menyebutkan bahwa kefir sama dengan koumiss, dan di
Rusia koumiss digunakan untuk menyembuhan penyakit BC (tuberkolosis) di
sanatorium, samppai diperkenalkannya kefir. Penggunaan kefir diyakini telah
banyak menggantikan koumiss di sanatorium. American Journal of Pharmacy
(1887) menyebutkan bahwa kefir adalah bentuk baru dari susu fermentasi yang
memiliki sejarah panjang, yaitu koumiss, membuat analisa perbandingan
komposisi antara kefir dan koumiss.
Dalam perkembangannya, kefir merupakan produk susu fermentasi yang
sangat populer di Rusia. Kontribusi penjualan kefir antara 65-80% dari penjualan
susu fermentasi di Rusia, dengan produksi mencapai lebih dari 12 juta ton tahun
1988. Nama kefir yang diproduksi dalam skala pabrik bervariasi, seperti kephir,
kiaphur, kefer, knapon, kepi, dan kippi. Konsumsi kefir rata-rata masyarakat Rusia
mencapai 4,5 kg per orang per tahun (1980). Dalam penyebarannya, kefir telah
diproduksi dalam skala pabrik di beberapa negara Balkan dan Eropa, seperti di
Ceska, Finlandia, Hongaria, Norwegia, Polandia, Swedia, Swiss, Denmark,
Prancis, dan Jerman. Kefir juga populer di Turki, Yunani, Austria, Brasil, dan
Israel. Popularitas kefir juga telah sampai ke Amerika, Kanada, dan Jepang. Di
Indonesia belum ditemukan industri kefir dalam skala besar. Industri kefir tersebut
masih dalam skala menengah. Maka, alat-alat yang digunakan cukuplah
sederhana. Bila skala mengengah ada alat fermentasi yang disebut dengan
bioreaktor yang membantu proses fermentasi
Kefir merupakan salah satu produk fermentasi susu yang memiliki
kekentalan seperti krim serta mempunyai rasa asam dan beralkohol. Kefir dibuat
dari susu sapi, susu kambing atau susu domba yang ditambahkan starter kefir
berupa granula kefir atau biji kefir. Menurut Hidayat dkk (2006), starter kefir
terdiri dari BAL dan khamir yang berperan dalam pembentukan cita rasa dan
struktur kefir.
Granula kefir merupakan starter yang digunakan dalam fermentasi kefir
yang terdiri dari campuran BAL dan khamir. Namun pemeliharaan granula kefir
ini sangat sulit, karena terdiri dari berbagai jenis mikroba dan setiap jenis
mikrobamemiliki sifat fisiologi dan biokimia yang berbeda baik itu BAL maupun
khamir, sehingga sulit untuk menjaga agar viabilitas dan aktivitas mikroba yang
terdapat di dalam granula kefir tetap stabil dan dapat dipelihara dalam jangka
waktu lama.
Karena di dalam kefir terdapat BAL dan ragi yang rentan dengan cahaya
sehingga sulit berkembang atau perkembangannya tidak optimal. Terlebih lagi
BAL yang mungkin di dalamnya terdapat bakteri yang memang sangat tidak bisa
melihat cahaya. Bila perkembangannya tidak optimal maka kefir yang dihasilkan
pun tidak optimal. Tidak optimal disini seperti halnya tidak mendapatkan kefir
grains yang banyak, keasamannya kurang, kekentalannya pun kurang. Di dalam
pembuatan kefir ini melibatkan lebih dari 50 bakteri dan terdapat ragi pula.
Mereka memiliki sifat fisiologi dan biokimia yang berbeda baik itu BAL maupun
khamir, sehingga sulit untuk menjaga agar viabilitas dan aktivitas mikroba yang
terdapat di dalam granula kefir tetap stabil. Maka pengadukannya yang dilakukan
harus dengan perlahan-lahan.
Usaha kefir ini tidak dimulai sebagai suatu usaha yang serius, melainkan
dimulai karena adanya kebutuhan dari pendirinya untuk menjaga kesehatan
sendiri. Setelah mengetahui secara lebih mendalam mengenai khasiat kefir, maka
kemudian kefir diperkenalkan kepada rekan-rekannya. Pengenalan ini dimulai
untuk menanggulangi gangguan pencernaan (khususnya maag), maka kemudian
diperkenakan kepada penderita penyakit lainnya, khususnya penyakit dalam.
Walaupun usaha ini belum diselenggarakan dalam skala besar dan pengolahan
sendiri belum terlalu fokus untuk mengembangkannya, tetapi dalam waktu
sepuluh tahun ini telah banyak penderita berbagai penyakit yang merasakan
keampuhan kefir. Jenis-jenis kefir yang diproduksi di sini yaitu:
1. Kefir Prima (Kefir P)
Kefir ini beraroma asam sedang, merupakan penjaga kesehatan dan
kebugaran dengan gizi yang lengkap. Cocok untuk bayi sampai orang lanjut
usia. Dapat mencegah gestational diabetes pada ibu hamil (penyebab bayi
terlalu besar, sehingga menyulitkan kelahiran).
2. Kefir Medika (Kefir M)
Kefir Medika mempunyai aroma dan rasa asam yang lebih kuat. Di Rusia
digunakan untuk pengobatan tuberculosis, karena mempunyai efek antibiotika
yang kuat. Juga dipakai untuk mengobati kulit yang terbakar matahari
(sunburn), dan beberapa jenis infeksi kulit, seperti eksim, kutu air dan
sejenisnya.
3. Kefir Bening (W)
Kefir Bening terbuat dari whey yang terbentuk saat proses pembuatan
Kefir. Kefir ini dikenal di Indonesia sebagai obat diabetes. Kefir ini juga
digunakan dalam pembuatan asinan (sauerkraut) dan pengganti cuka dapur
yang aman terhadap iritasi lambung.
4. Kefir Soya (S)
Kefir soya terbuat dari 70% susu kedelai dan 30% susu sapi. Kefir ini
mengandung lesitin yang berguna untuk memperbaiki kondisi pembuluh darah
koroner di jantung. Direkomendasikan juga untuk yang membutuhkan
keseluruhan manfaat susu dan kedelai yaitu diabetes, kolesterol tinggi dan
tekanan darah tinggi serta yang kurang suka aroma susu.
5. Kefir Optima (O)
Kefir ini merupakan hasil fermentasi susu dengan menggunakan kefir
prima sebagai starter. Hasilnya juga tidak dipisahkan antara bagian yang
putih/padatan tidak larut dengan kefir beningnya. Kefir ini sangat proktis
untuk dibuat sendiri karen anyaris tidak memrlukan peralatan apapun dalam
pembuatannya. Cukup satu bagian kefir prima dengan 7 sampai 10 bagian susu
murni maka dalam 2x 24 jam semuanya sudah menjadi kefir optimal.

Biji kefir tidaklah seperti biji tanaman buah. Biji kefir merupakan biang
yang terdiri atas sekumpulan (biomass) bakteria asam laktat, ragi (yeast), kasein,
dan gum karbohidrat yang berstruktur serat (fibrous). Biomass memiliki berbagai
bentuk, ada yang pipih sebesar butir beras atau bulat sebesar butir jagung dan
warnanya putih. Biji kefir dapat disentuh dan bila ditekan memiliki tekstur yang
agak kenyal.
Dalam beberapa literatur, kefir dimasukan dalam kelompok makanan
fungsional (functional food) dan probiotik. Pengertian makanan fungsional,
menurut Codex FAO, adalah makanan yang dikonsumsi sebagai bagian dari diet
(pola makan) yang berdampak positif secara psikologis dan atau menurunkan
resiko penyakit kronis, di luar fungsi gizi inti dalam makanan tersebut. Pengertian
probiotik sendiri menurut Codex adalah mikroorganisme hidup yang tercatat
dalam jumlah yang cukup dan memberikan nilai yang positif bagi kesehatan
dalam tubuh.
Sedangkan kefir adalah suatu kultur dengan biang berupa biji kefir yang
terdiri atas mikroorganisme seperti Lactobacillus kefiri dan spesies lain, seperti
Leuconostoc, Lactococcus, dan Acetobacter, yang hidup dan memiliki kaitan erat
yang khusus. Pada kefir juga terdapat kontribusi kelompok ragi atau yeast, yaitu
ragi yang memfermentasi laktosa (Saccharomyces unisporus, Saccharomyces
cerevisiae, dan Saccharomyces exiguus).
Sekumpulan biji kefir mempunyai bentuk seperti karang atau kembang
kol ataupun seperti sekumpulan popcorn, dengan kisaran diameter 3-20 mm. Biji
kefir terbungkus substansi yang berbentuk seperti gel berwarna putih atau
kekuningan yang terdiri atas 13 persen protein atau berat kering dan 24%
polisakaridayang larut dalam air dan disebut kefiran. Bahan baku kefir yaitu susu.
Susu merupakan salah satu hasil produk hasil ternak yang komponennya sangat
diperlukan bagi pertumbuhan dan kesehatan manusia. Susu sebagai bahan pangan
dapat berasal dari binatang baik dari golongan ruminansia seperti sapi, kambing,
kerbau atau non ruminansia seperti kuda. Susu mengandung zat gizi yang tinggi,
mudah untuk dicerna tetapi bersifat sangat mudah mengalami kerusakan
(perishable food). Mudah rusaknya susu terutama oleh adanya aktivitas
mikroorganisme perusak yang mendegrasi unsur gizi pada susu dikarenakan susu
segar mengandung berbagai komponen yang diperlukan bagi tumbuh kembangnya
mikroorganisme perusak, seperti kadar airnya yang tinggi, mempunyai kisaran pH
yang sesuai bagi perkembengan mikrorganisme perusak dan kaya akan unsur-
unsur nutrisi yang lain. Oleh karena itu, perlu adanya cara penanganan dan
pengolahan yang baik agar dapat diperoleh produk-produk olahan yang tetap
terjaga kualitasnya, tahan lama dan dapat diterima oleh masyarakat.
Pada prinsipnya usaha untuk memperpanjang masa simpan susu segar
hanya dapat digunakan untuk membatasi atau menghambat pertumbuhan
mikrorganisme perusak sehingga usaha tersebut tetap mempunyai keterbatasan
dalam mempertahankan kualitas susu segar.
Proses penanganan dan hal-hal yang diperlukan untuk mempertahankan
kualitas susu segar adalah sebagai berikut :
1. Kondisi tenaga kerja pemerah susu harus dalam keadaan sehat, karena tenaga
kerja yang sakit akan menjadi sumber kontaminsi pada susu segar. Demikian
juga sapi yang diperah, sapi yang terkena serangan penyakit seperti mastitis
susunya harus dipisahkan dan proses pemerahan dilakukan pada akhir proses
pemerahan.
2. Sebelum proses pemerahan sapi dan kandang dibersihkan, sehingga tidak
menjadi sumber kontaminan pada susu.
3. Semua peralatan pada proses pemerahan maupun proses berikutnya harus
dalam keadaan yang bersih.
4. Air susu hasil pemerahan harus segera dikeluarkan dari kandang untuk
menjaga jangan sampai susu tersebut berbau sapi atau kandang. Keadaan ini
penting terutama jika keadaan ventilasi kandang tidak baik.
5. Air susu tersebut disaring dengan saringan yang terbuat dari kapas atau kain
putih dan bersih, susu tersebut disaring langsung dalam milk can. Segera
setalah selesai penyaringan milk can tersebut ditutup rapat. Kain penyaring
harus dicuci bersih dan digodok kemudian dijemur. Bila kain penyaring
tersebut hendak dipakai kembali sebaiknya disetrika terlebih dahulu.
6. Susu didinginkan secepat mungkin sesudah pemerahan dan penyaringan
o o
sekurang-kurangnya pada suhu 4 C7 C selama 2 atau 3 jam. Hal ini
dilakukan untuk mencegah berkembangnya kuman yang terdapat didalam air
susu. Bila tidak mempunyai alat pendingin maka pendinginan tersebut
dilakukan dengan menggunakan balokes, dalam hal ini milk can yang telah
berisi susu dimasukkan kedalam bak yang berisi es balok dan ditutup rapat.
Jika peternakan tidak mempunyai alat pendingin, susu harus dibawa ke cooling
unit atau KUD yang mempunyai alat pendingin dalam waktu tidak lebih dari
2,5 jam sesudah pemerahan. Bila tidak dapat ditempuh dalam waktu 2,5 jam
maka dianjurkan menambahkan H2O2 (Hidrogen Peroksida) dengan kepekatan
35% sebanyak 2 cc untuk setiap liter air susu. Dengan perlakuan demikian air
susu dapat tahan selama 24 jam di daerah tropis.

Tanpa perlakuan penanganan, susu tidak dapat disimpan lebih dari 12 jam.
Berdasarkan uji reduktase, penambahan H2O2 0,06%, air susu dapat disimpan
selama 48 jam, sedangkan berdasarkan uji alkohol, susu dapat disimpan selama 24
jam. Susu masak dan susu kukus dapat disimpan selama 24 jam berdasarkan uji
reduktase dan 12 jam berdasarkan uji alkohol.
Ernawati (1991) menyatakan hasil penelitiannya tentang pengaruh tata
laksanan pemerahan terhadap kualitas susu kambing, sebagai berikut: Tata laksana
pemerahan yang baik akan menghasilkan susu dengan jumlah mikroorganisme
patogen yang lebih sedikit (3,86%) dibandingkan dengan tata laksana yang kurang
baik. Selain itu, dikatakan bahwa tata laksana pemerahan tidak berpengaruh
terhadap komposisi, keasaman dan pH susu kambing.
Selama proses fermentasi susu, biji kefir akan melakukan propagasi atau
perbanyakan dengan membentuk matriks kompleks dengan struktur membungkus
ke dalam (enkapsulasi). Penelitian telah menemukan bahwa bakteri Lactobacillus
kefiranofaciens tersebar diantara permukaan biji kefir dan jumahnya meningkat
dibagian tengah, sementara populasi bakteri Lactobacillus kefir hanya berada
disejumlah kecil area di permukaan.
Biomass kefir akan memfermentasi susu sehingga menghasilkan
komponen pembentuk cita rasa kefir, seperti asamm laktat, asam asetat, gas CO2,
alkohol (ethyl alcohol), dan senyawa aromatik lain, yang semua memberikan
karakteristik organoleptik yang unik, yaitu bercita rasa masam, membentuk gas,
beraroma tart, dan memberikan sensasi yang menyegarkan.
Proses pembuatan kefir dapat dilakukan secara tradisional atau dalam
skala industri. Pada bagan alir dapat dilihat proses pembuatan kefir yang dimulai
dengan persiapan susu segar. Dalam beberapa literatur disebutkan bahwa susu
yang digunakan sebaiknya merupakan susu segar mentah (raw), namun dengan
alasan higienitas, susu dipanaskan atau dipasteurisasi terlebih dahulu. Setelah
dipasteurisasi, temperatur suhu diturunkan sampai mencapai suhu ruang, yaitu
sekitar 20-25 oC, kemudian diberi starter berupa biji kefir atau starter kefir
(mother culture), dan difermentasi.
Proses fermentasi kefir bisa mencapai 24-48 jam. Saat proses fermentasi
berlangsung, bakteri asam laktat akan menguraikan laktosa menjadi asam laktat.
Asam laktat menyebabkan penurunan pH sehingga kefir bercita rasa masam.
Disamping penguraian laktosa, terjadi juga penguraian protein susu menjadi
komponen yang lebih kecil, yaitu asam amino. Asam amino juga berkontribusi
menurunkan nilai pH. Dengan demikian, semakin lama proses fermentasi,
semakin masam pula cita rasa kefir. Dalam beberapa literatur dipaparkan bahwa
kondisi masam kefir erat hubungannya dengan kandungan nutrisi yang bermanfaat
bagi kesehatan dan memiliki daya penyembuhan.
Selama proses fermentasi, disamping terjadi penurunan pH juga terbentuk
gas CO2 dan senyawa alkohol (0,08-2,0%). Gas ini terbentuk karena aktivitas
mikroorganisme, yaitu ragi. Oleh karena itu, saat proses fermentasi berlangsung
sebaiknya digunakan wadah yang berpenutup tidak terlalu rapat agar gas yang
terbentuk dapat keluar.
Setelah proses fermentasi selesai, biji kefir dipisahkan dan kefir pun
dikemas. Pengemasan dapat dilakukan dengan menggunakan botol kaca atau
plastik. Untuk membentuk suatu cita rasa yang kuat, biasanya pembuatan kefir
dilanjutkan dengan proses penuaan (aging) dengan fermentasi lanjutan selama 24
jam. Setelah proses penuaan, kefir disimpan dalam kondisi dingin dengan
temperatur 2-5oC. Temperatur yang rendah akan menyebabkan suatu aktivitas
mikroorganisme berjalan relatif lebih lambat sehingga pembentukan asam laktat
berjalan lebih lambat. Untuk 300 cc kefir siap minum berharga Rp10.000,00 dan 1
liter berharga Rp30.000,00.. Susu yang didapatkan dari petani sekitar dengan
harga Rp5.000,00 pel liter. Susu ini masih asli tanpa proses pengawetan, tanpa
proses pasteurisasi.
Kefir menggunakan biang berupa biji kefir yang merupakan biomassa
beberapa bakteri dan beberapa ragi, yoghurt umumnya dibuat dengan
menggunakan bakteri asam laktat, seperti Lactobasillus dan Streptococcus.
Karakteristik kefir yang khas, yaitu beraroma seperti tart, memiliki tekstur yang
lembut, dan berkarbonasi, diperoleh karena pembentukan gas dari aktivitas ragi.
Kesamaan kefir dengan yoghurt secara umum adalah cita rasa yang masam.
Namun secara spesifik, kefir memiliki nilai organoleptik yang berbeda dan skala
khasiat yang lebih luas. Kefir yang sudah jadi, yang mengandung mikroorganisme
kefir (bakteri asam laktat dan ragi), dapat dimanfaatka untuk membuat satu bagian
kefir yang baru dengan cara mencampukannya ke dalam susu segar yang baru.
Metode ini disebut degan penggunaan starter mother culture. Apa perbedaan
antara kefir yang dihasilkan dari bagian kefir yang yang sebelumnya dengan kefir
yang diperoleh dari biji kefir? Dalam beberapa penelitian ditemukan bahwa kefir
yang dihasilkan langsung dari biji kefir memiliki nilai nutrisi yang lebih tinggi
dibanding kefir yang jadi sebelumnya. Kefir yang dihasilkan dari kefir jadi
sebelumnya hanya mampu mempertahankan karakteristik fisik (tekstur, aroma)
dan kimiawinya (nilai nutrisi) untuk 5-7 batch produksi.
Berbagai hal yang perlu diperhatikan saat menangani biji kefir adalah
sebagai berikut :
1. Sebelum membuat kefir, semua peralatan yang digunakan termasuk tangan
harus dalam keadaan bersih.
2. Susu yang digunakan sebaiknya susu (kambing atau sapi) segar atau susu
pasteurisasi. Penggunaan susu yang telah disterilkan (susu UHT) tidah
dianjurkan.
3. Biji kefir tidak boleh dibiarkan dalam susu lebih dari 10-14 hari pada
temperatur ruang.
4. Biji kefir tidak boleh dicuci dengan air panas, karena mikroorgansime dapat
mati.
5. Tempat berlangsungnya fermentasi sebaiknya tidak berdekatan dengan sumber
panas.
6. Biji kefir tidak boleh terkontaminasi oleh bahan yang bisa merusaknya, seperti
pemutih atau detergen.
7. Proses penyaringan kefir harus dilakukan dengan hati-hati. Penyaringan jangan
dilakukan di atas wastefel langsung, karena biji kefir dapat ikut dan terbuang.
Gunakan wadah mangkuk untuk menampung gumpalan kefir sambil teliti dan
pisahkan biji kefirnya.
8. Bila tidak sedang digunakan untuk membuat kefir, biji kefir dapat ditidurkan
(kondisi dorman) dengan dimasukan dalam susu segar dan disimpan dalam
lemari pendingin.
Kefir dapat diproduksi secara praktis dengan tersedianya starter kefir
bubuk yang telah mengalami proses kering beku (freeze drying). Bubuk kefir
dikemas dalam kemasan sachet, dan langsung dituang dalam susu segar. Berbagai
starter kefir bubuk dan tablet dapat ditemukan pada swalayan di Jepang.
Mengkonsumsi kefir secara rutin dan konsisten memberikan kondisi positif bagi
kesehatan karena :
1. Kefir membantu menyehatkan sistem pencernaan dan menghindari resiko
terkena kanker (tumor) usus besar.
2. Kefir membantu menormalkan bakteri yang terdapat pada usus besar pasca-
pengobatan yang menggunakan antibiotik.
3. Meningkatkan fungsi pencernaan dan penyerapan nutrisi makanan.
4. Membantu memperlancar buang air besar.
5. Membantu menyembuhkan berbagai gangguan kesehatan, seperti diabetes,
hipertensi dan tumor.
6. Membantu menurunkan kadar kolesterol dan mengurangi resiko penyakit
jantung koroner.
7. Membantu mencegah infeksi saluran urine.
8. Membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh (body immunity).
9. Membantu menjaga stamina tubuh dan menjaga tubuh agar tidak cepat lelah
dan membantu penderita lactose-intoleranc.
Pada produk fermentasi susu ini yaitu kefir tidak memiliki limbah. Karena
semua bahan ikut terlarut didalamnya. Terlebih lagi melalui fermentasi kita dapat
menghasilkan kefir grains dan dapat digunakan kembali dalam pembuatan kefir.
Bila dari segi pengunaan alat-alatnya tentu saja akan terdapat limbah yaitu pada
saat pencucian toples dan alat-alat lainnya yang perlu dibersihkan.
Setiap jenis kefir memiliki proses pembuatan, bahan baku, dan mesin
yang sama, tetapi dengan cara yang berbeda. Seperti halnya lamanya proses
fermentasi, takaran kefir grains yang harus diberikan, dan serta pengambilan
produk yang dihasilkan. Perbedaan lamanya proses fermentasi seperti halnya pada
fermentasi kefir prima dengan kefir medika akan lebih lama kefir medika
dibanding kefir prima. Perbedaan dari takaran kefir grains yang harus diberikan
pada kefir medika akan lebih banyak dibanding dengan kefir optima. Lalu
perbedaan pengambilan produk yang dihasilkan contohnya pada kefir bening.
Pada kefir bening disaring terlebih dahulu dan akan didapatkan kefir grains dan
kefir bening. Namun, terdapat perbedaan yang mencolok pada bahan baku yang
digunakan untuk kefir soya karena terbuat dari 70% susu kedelai dan 30% susu
sapi.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2015. Kefir Susu Fermentasi Kaya Gizi. http://sinarharapan.co/


sehat/read/20034/kefir-susu-fermentasi-kaya-gizi. (Diakses pada 25 Maret
2015).
Bawiya, Anna. 2010. Cara Membuat Susu Kefir. https://annabawiy.wordpress.
com/about/cara-membuat-susu-kefir-2/. (Diakses pada 25 Maret 2015).
Fratiwi, dkk. 2008. Fermentasi Kefir dari Susu Kacang-Kacangan. Jurnal VIS
VITALIS, Vol. 01 No. 2, Fakultas Biologi Universitas Nasional, Jakarta .
Kasriadi, Andang. 2007. Kefir Bandung. http://www.scribd.com/doc/3396480/
Kefir-Information-1. (Diakses pada 25 Maret 2015).
Pia. 2010. Membuat Kefir Sendiri. http://piakefir.blogspot.com/p/cara-membuat-
kefir-sendiri.html. (Diakses pada 25 Maret 2015).
Usmiati, S. 2007. Kefir, Susu Fermentasi dengan Rasa Menyegarkan.
Warta Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian Vol.
29, No.2, 2007. Bogor.

Anda mungkin juga menyukai