yang terjadi antara tinjauan pustaka dan tinjauan kasus dalam asuhan keperawatan
pada Tn S dengan diagnosa medis Efusi Pleura pada Lansia di ruang Paviliun
5.1 Pengkajian
untuk melaksanakan asuhan keperawatan pada klien sehingga klien dan keluarga
Pada dasarnya pengkajian antara tinjauan pustaka dan tinjauan kasus tidak
klien dengan Efusi Pleura yaitu pada pasien dengan effusi pleura didapatkan
keluhan berupa sesak nafas, rasa berat pada dada, nyeri pleuritik akibat
iritasi pleura yang bersifat tajam dan terlokasilir terutama pada saat batuk
dan bernafas serta batuk non produktif. Sedangkan pada tinjauan kasus yang
didapat keluhan utama yaitu sesak nafas. Pada tinjauan pustaka dan tinjauan
kasus tidak ada kesenjangan yaitu sama. Hal yang membedakan pada
tinjauan kasus dan tinjauan pustaka, karena di tinjauan kasus dalam keluhan
seperti batuk, sesak nafas, nyeri pleuritik, rasa berat pada dada, berat badan
menurun. Sedangkan pada tinjauan kasus keluhan yang didapat yaitu klien
mengeluh sesak nafas dan batuk disertai seputum, dan saat batuk klien
mengeluh nyeri pada dada kanannya. Jadi pada tinjauan pustaka dan
tinjauan kasus tidak ada kesenjangan yaitu sama. karena dari masalah yang
seperti TBC paru, pneumoni, gagal jantung, trauma, asites dan sebagainya.
Sedangkan pada tinjauan kasus riwayat penyakit yang pernah diderita oleh klien
yaitu batuk yang tidak kunjung sembuh, dan pilek, pusing, obat-obatan yang
biasanya dikonsumsi oleh klien yaitu obat-obatan dari took disekitar rumah,
kebiasaan berobat kepuskesmas, tidak mempunyai alergi, dan klien merokok. Jadi
pada tinjauan pustaka dan tinjauan kasus tidak ada kesenjangan yaitu sama.
karena dari masalah yang muncul di tinjauan kasus sesuai dengan tinjauan pusta, pada
kenyataannya klien mengatakan batuk yang tidak kunjung sembuh, dan hasil dari
tetapi perawat perlu menanyakan apakah penyakit ini pernah di alami oleh
Sedangkan pada tinjauan kasus bahwa klien tidak ada yang mempunyai penyakit
yang diderita seperti klien dan tidak ada yang mempunyai penyakit menular
seperti hepatitis dan TB Paru. Jadi pada tinjauan pustaka dan tinjauan kasus tidak
ada kesenjangan yaitu sama. karena dari masalah yang muncul di tinjauan kasus
sesuai dengan tinjauan pusta, pada kenyataannya hasil dari tinjauan kasus klien
menderita TB paru.
penurunan nafsu makan akibat dari sesak nafas dan penekanan pada
klien kurang nafsu makan karena nyeri dada dan mual, pasien makan 3
x/hari porsi rumah Sakit dengan menu bubur dan lauk-pauk, dimakan
kurang lebih 5 sendok. Jadi pada pola nutrisi tidak ada kesenjangan antara
tinjauan pustaka dan tinjauan kasus yaitu sama. karena dari masalah yang
muncul di tinjauan kasus sesuai dengan tinjauan pusta, pada kenyataannya klien
makan dari porsi rumah sakit hanya dimakan lima sendok, klien mengeluah
2. Pola eliminasi
Pada tinjauan pustaka klien Efusi Pleura tidak mengalami perubahan atau
didapatkan data fokus klien tidak ada kesulitan atau perubahan dalam
pustaka dan tinjauan kasus yaitu sama. karena dari masalah yang muncul di
tinjawan kasus sesuai dengan tinjauan pusta, pada kenyataannya klien tidak
Pada tinjauan pustaka didapatkan adanya nyeri dada, sesak nafas dan
data fokus klien merasa tidak enak saat tidur karena sesak dan batuk yang
tiba-tiba datang dan nyeri pada dadanya. Jadi pada pola tidur dan istirahat
tidak terdapat kesenjangan antara tinjauan pustaka dan tinjauan kasus yaitu
sama. karena dari masalah yang muncul di tinjauan kasus sesuai dengan
tinjauan pusta, pada kenyataannya klien kesulitan untuk tidur, karena sesak
nafas dan batuk yang menimbulkan nyeri pada dadanya, sehingga klien
Pada tinjauan pustaka klien Efusi Pleura adanya batuk, sesak napas dan
fokus klien tidak dapat melakukan aktivitas seperti biasanya klien hanya
berbaring ditempat tidur dan lemah dan ADL klien dibantu oleh keluarga
sebagian. Jadi pada pola aktivitas tidak terdapat kesenjangan antara
tinjauan pustaka dan tinjauan kasus yaitu sama. karena dari masalah yang
muncul di tinjauan kasus sesuai dengan tinjauan pusta, pada kenyataannya klien
berbaring lemas aktivisas klien dibantu oleh keluarga dan perawat yang
merawatnya.
Pada tinjauan pustaka penderita Efusi Pleura pada pola reproduksi dan
tinjauan kasus didapatkan data fokus klien tidak ada masalah dalam
antara tinjauan pustaka dan tinjauan kasus, karena klien hanya lemas
seksualnya.
Pada tinjauan pustaka klien Efusi Pleura dengan adanya pasien yang
mungkin pasien akan banyak bertanya pada perawat dan dokter yang
klien stress klien bercerita kepada keluarganya dan bertanya tanya pada
kesenjangan antara tinjauan pustaka dan tinjauan kasus yaitu sama. karena
dari masalah yang muncul di tinjauan kasus sesuai dengan tinjauan pusta, pada
kenyataannya klien jika ada masah klien bertanya sama perawat dan keluarga
Pada tinjauan pustaka klien Efusi Pleura Karena sesak napas, nyeri dada
lemah, sedangkan pada tinjauan kasus didapatkan data fokus klien tidak
dapat melakukan ibadah dan tidak dapat melakukan sholat lima waktu
karena lemah. Jadi pada pola persepsi spiritual tidak terdapat kesenjangan
antara tinjauan pustaka dan tinjauan kasus iyatu sama. karena dari masalah
yang muncul di tinjauan kasus sesuai dengan tinjauan pusta, pada kenyataannya
klien masih ingat sama yang kuasa, klien masih bisa berdoa ditempat tidur,
berikut:.
suhu tubuh 37,5 oC, tinggi badan 168 cm, berat badan saat sakit 40 kg,
sama dari hasil yang diteli ditinjawan pustaka pasien dengan Efusi
Pleura mengalami penurunan nafsu makan akibat dari sesak nafas dan
badan dan sesak nafas, ditemukan berat badan sebelum sakit 60 kg dan
normal ches (+), keadaan kulit baik, tampak penggunaan otot bantu
ireguler.
pendek, ireguler
cairannya > 250 cc. Disamping itu pada palpasi juga ditemukan
skala nyeri 4
batas atas cairan berupa garis lengkung dengan ujung lateral atas ke
medical penderita dalam posisi duduk. Garis ini disebut garis Ellis-
jelas di punggung
dengan hasil yang diketemukan adanya rhonki (), wheezing (-) dan
positif pada
.
3. sistem cardiovasculer (B2 Blood)
perlu diperhatikan letak ictus cordis, normal berada pada ICS 5 pada
dengan hasil yang didapatkan ictus kordis tampak pada kosta ke-5
dan tidak ditemukan kelainan pada pemeriksaan palpasi, dengan hasil yang
didapatkan basis jantung costa ke-3 dextra 2 cm dari sternum ke kosta ke-2
sinistra 1 cm dari sternum, apex jantung ICS 5 sinistra Mid Clavicula Line
yang didapatkan suara redup, batas atas ICS 2 MCL, batas bawah ICS 5
gallop dan adakah bunyi jantung III yang merupakan gejala payah
pemeriksaan GCS dengan hasil 4,5,6. Selain itu fungsi-fungsi sensoris hasil
dan tidak ditemukan kelainan dan hasil yang didapat dari peneliti dalam
dan tidak ditemukan kelainan dan hasil yang didapat dari peneliti klien
tepi perut menonjol atau tidak, umbilicus menonjol atau tidak, selain itu
pustaka dan tinjawan kasus tidak mengalami gangguan pada hasil yang
diteliti.
2). Auskultasi pada sistem pencernaan (B5 Bowel)
nyeri tekan abdomen, adakah massa (tumor, feces), turgor kulit perut
paru-paru.
kekakuan sendi pada ekstremitas atas maupun bawah, tidak ada edema,
akral hangat.
Jadi pada hasil pemeriksaan yang didapatkan dilihat dari tinjawan
pustaka dan tinjawan kasus tidak mengalami gangguan pada hasil yang
bawah.
pemeriksaan darah)
thorak, hal ini karena klien dapat mengeluarkan dahak dan klien batuk
produktif
yang diteliti hasilnya foto thoraks tampak pada paru kanan terdapat
cairan dan klien dilakukan penarikan cairan efusi pleura dengan hasil
sedangkan pada kasus nyata disesuaikan dengan keluhan yang dialami klien
Diagnosa keperawatan yang ada pada tinjauan pustaka ada tujuh yaitu:
4. Gangguan pola tidur dan istirahat berhubungan dengan pusing, lemah, dan
skret.
menurun.
Terdapat enam diagnosa keperawatan yang muncul pada tinjauan kasus yaitu:
produksi sputum
6. Gangguan pola tidur dan istirahat berhubungan dengan batuk yang menetap
menurun
secara langsung.
5.3 Perencanaan
Pada perumusan tujuan antara tinjauan pustaka dan tinjauan kasus. Pada
dada tidak ditemukan adanya akumulasi cairan, bunyi nafas terdengar jelas
2. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan meningkatnya
batas normal
klien hilang, dengan kriteria hasil klien tampak rileks, klien mengatan nyeri
berkurang
6. Gangguan pola tidur dan istirahat berhubungan dengan batuk yang menetap
dan sesak nafas Tidak terjadi gangguan rasa nyaman dan kubutuhan istirahat
terpenuhi. dengan kriteria hasil pasien merasa nyaman, tidak sesak nafas,
tertidur dengan mudah dalam waktu 30-40 menit dan pasien beristirahat
5.4 Pelaksanaan
terintegrasi untuk pelaksanaan diagnosa, pada kasus tidak semua pada tinjauan
pustaka dilaksanakan, hal itu karena disesuaikan dengan kondisi klien secara
langsung.
keperawatan yaitu antara lain : adanya kerja sama yang baik antara dari perawat
maupun dokter ruangan dan tim kesehatan lainnya, tersedianya sarana dan
yang nyaman, dalam posisi duduk, dengan kepala tempat tidur ditinggikan 60
RR dan respon pasien, membantu dan mengajarkan pasien untuk batuk efektif
pasien cara tentang batuk dan teknik nafas dalam yang efektif yang benar,
perubahan yang terjadi, mengatur posisi pasien semi fowler, dan memberikan
O2.
Pada masalah resiko terhadap perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh
melakukan oral hygiene setiap hari sebelum makan, menambah nafsu makan
masakan klien, menganjurkan klien untuk makanan dalam porsi kecil tapi
dirasakan klien saat ini, menjelaskan pada klien tentang cara penilaian skala
sangat hebat tidak kuat segera melapor keperawat dan memeritahu kepada
pasien tentang prosedur yang dapat meningkatkan nyeri dan tawarkan strategi
koping yang disarankan, dengan tarik nafas dalam jika nyeri menyerang,
saat beraktivitas, catat keluhan dan tingkat aktivitas serta adanya perubahan
yang bisa dilakukan oleh keluarga, menjelaskan pada pasien tentang perlunya
dengan mengkaji faktor penyebab klien sulit untuk tidur, dan memeriksa
tanda-tanda vital seperti suhu, nadi, tekanan darah, RR dan respon pasien,
setengah duduk, dan menanyakan kebiasaan klien sebelum tidur sesuai dengan
pasien
5.4 Evaluasi
kasus semu, sedangkan pada tinjauan kasus evaluasi dapat dilakukan karena
klien sudah terpenuhi selama 3x24 jam karena tindakan yang tepat dan telah
berhasil dilaksanakan dan masalah teratasi pada tanggal 10 juli 2014. Pada
terpenuhi selama 3x24 jam karena tindakan yang tepat dan telah berhasil
dilaksanakan dan masalah teratasi pada tanggal 10 juli 2014. pada diagnose
karena tindakan yang tepat dan telah berhasil dilaksanakan dan masalah
teratasi pada tanggal 10 juli 2014. pada diagnosa keempat nyeri akut
3x24 jam karena tindakan yang tepat dan telah berhasil dilaksanakan dan
masalah teratasi pada tanggal 10 juli 2014. pada diagnosa kelima intoleransi
terpenuhi selama 3x24 jam karena tindakan yang tepat dan telah berhasil
dilaksanakan dan masalah teratasi pada tanggal 10 juli 2014. dan pada
dapat terpenuhi selama 2x24 jam karena tindakan yang tepat dan telah
teratasi karena adanya kerja sama yang baik antara klien, keluarga, tim
dengan kelemahan fisik masalah teratasi sebagian karena keadaan klien masih
PENUTUP
keperawatan secara langsung pada klien dengan kasus Efusi Pleura di Ruang
Paviliun Maskin RSUD Waluyo Jati Kraksaan Probolinggo, maka penulis dapat
6.1 Kesimpulan
Dari hasil uraian yang telah menguraikan tentang asuhan keperawatan pada
klien Efusi Pleura, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Pada pengkajian data yang didapatkan pada pasien dengan effusi pleura
didapatkan keluhan berupa sesak nafas, rasa berat pada dada, nyeri
pleuritik akibat iritasi pleura yang bersifat tajam dan terlokasilir terutama
pada saat batuk dan bernafas serta batuk non produktif. Sedangkan pada
data fokus klien sesak nafas, respirasi 32x/ menit, terdapat ronchi pada
paru kanan, dan nyeri saat batuk dan batuk produksi seputum sehingga
terjadi ketidak efektifan bersihan jalan nafas, pada data pengkajian yang
didapat klien tidak nafsu makan, klien mual dan nyeri pada dada, batuk,
sakit. klien lemah sehingga klien ADL klien dibantu oleh keluarga dan
yang lainnya.
2. Masalah keperawatan yang muncul adalah ketidakefektifan pola napas,
dari kebutuhan tubuh, nyeri akut, intoleransi aktivitas, dan gangguan pola tidur
dan istirahat .
mempertahankan fungsi paru secara normal. Kriteria hasil Irama, frekuensi dan
diharapkan Pasien mampu bernafas secara normal, tidak sesak dan kebutuhan
kriteria hasil, konsumsi lebih 40 % jumlah makanan, berat badan normal dan
diharapkan nyri yang dirasakan klien hilang, dengan kriteria hasil klien tampak
segar dan bersemangat, personel hygiene pasien cukup, dan gangguan pola
tidur dan istirahat berhubungan dengan batuk yang menetap dan sesak nafas
tidak terjadi gangguan rasa nyaman dan kubutuhan istirahat terpenuhi. dengan
kriteria hasil pasien merasa nyaman, tidak sesak nafas, dapat tidur dengan
nyaman tanpa mengalami gangguan, pasien dapat tertidur dengan mudah dalam
waktu 30-40 menit dan pasien beristirahat atau tidur dalam waktu 3-8 jam per
hari.
pada kasus Efusi Pleura nafsu makan klien menurun. Untuk menyelesaikan
masalah tersebut, penulis melibatkan klien dan keluarga secara aktif dalam
5. Pada akhir evaluasi terdapat lima diagnosa keperawatan yang sudah teratasi
karena adanya kerja sama yang baik antara klien, keluarga, team kesehatan
kelemahan fisik masalah teratasi sebagian karena keadaan klien masih lemah
yang baik dan keterlibatan klien, keluarga dan tim kesehatan lainnya.
pengetahuan, keterampilan yang cukup serta dapat bekerja sama dengan tim
baik secara formal dan informal khususnya pengetahuan dalam bidang Efusi
Pleura.
dengan baik.