Anda di halaman 1dari 21

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menstrusi adalah tanda bahwa siklus masa subur telah dimulai.

Menstruasi terjadi saat lapisan dalam dinding rahiluruh dan keluar dalam

bentuk yang dikenal dengan istilah darah menstruasi. Dalam keadaan normal,

setiap bulan seorang wanita yang telah memasuki usia subur akan melepaskam

satu sel telur (ovum). Ovum akan dihasilkan dan dilepaskan oleh indung telur

(ovarium). Ovum yang dilepaskan tersebut akan berjalan masuk ke dalam rahim

melalui saluran telur. Bila pada saat itu ada sel sperma yang masuk dan bertemu,

dapat terjadi pembuahan yang berlanjut menjadi kehamilan. Untuk mempersiapkan

kehamilan yang mungkin terjadi, dinding rahim akan menebal. Penebalan yang

disebabkan oleh faktor hormonal ini berguna agar rahim siap menerima mudigah

yang akan tertanam disana. Bila kehamilan tidak terjadi, kadar hormone (yang

membuat rahim menebal) akan turun. Akibatnya dinding rahim sebelah dalam akan

luruh, dan terjadilah menstruasi. (Icesmi Sukarni & Margareth ZH, 2013)

Masa subur adalah suatu masa dalam siklus menstruasi perempuan

dimana terdapat sel telur matang yang siap dibuahi, sehingga bila perempuan

tersebut melakukan hubungan seksual maka dimungkinkan terjadi kehamilan.

Masa subur merupakan rentang waktu pada wanita yang terjadi sebulan sekali

(Indiarti. 2008)

Kehamilan adalah suatu proses merantai yang berkesinambngan

dan terdiri dari ovulasi pelepasan sel telur, migrasi spermatozoa dan ovum,

konsepsi dan pertumbuhan zygot, nidasi (implantasi) pada uterus,

1
2

pembentukan plasenta dan tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm

(Manuaba, 2014).

Kehamilan resiko tinggi adalah suatu kehamilan yang akan

menyebabkan terjadinya bahaya dan komplikasi lebih besar baik terhadap ibu

maupun terhadap janin yang dikandungnya selama masa kehamilan,

melahirkan ataupun nifas, bila dibandingkan dengan kehamilan, persalinan

dan nifas normal.(kusmardji, 2008)

Salah satu penyebab resiko tinggi adalah kehamilan dengan anemia.

Definisi Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar

hemoglobin di bawah 11 gr% pada trimester I dan III atau kadar hemoglobin

< 10,5 gr% pada trimester II ( Depkes RI, 2009 ).

Anemia merupakan suatu keadaan adanya penurunan kadar

hemoglobin, hematokrit dan jumlah ertirosit di bawah nilai normal pada

penderitaan anemia, lebih sering di sebut kurang darah kadar sel darah merah

(hemoglobin). Penyebabnya bisa karena kurangnya zat gizi untuk

pembentukan darah, misalnya zat besi, asam folat dan vitamin B12.

Emesis Gravidarum merupakan keluhan umum pada kehamilan

muda. Terjadinya kehamilan menimbulkan perubahan hormonal progesteron,

dan pengeluaran human chorionic gonadotrophin placenta. Hormon-hormon

inilah yang diduga menyebabkan emesis gravidarum. Gejala klinis emesis

gravidarum adalah kepala pusing, terutama pagi hari, disertai mual dan

muntah sampai kehamilan berusia 4 bulan. (Manuaba, dkk, 2010).

Menurut penelitian yang dilakukan oleh tim ahli yang dikepalai oleh

Kristine Koski, direktur dari School of Dietetics and Human Nutrition,


3

McGill University Montreal, Canada menyatakan bahwa 1 wanita yang

hipotensi ketika hamil kemungkinan dapat memiliki bayi dengan berat badan

lahir rendah ataupun bayi yang alergi serta mengalami gangguan

pertumbuhan saat dalam kandungan (Kalbefarma, 2010).

Periode antepartum adalah periode kehamilan yang dihitung sejak

hari pertama haid terakhir (HPHT) sampai dimulainya persalinan. Periode

antepartum dibagi menjadi tiga trimester yang masing-masing terdiri dari 13.

Pembagian waktu ini diambil dari ketentuan yang mempertimbangkan bahwa

lama kehamilan diperkirakan kurang dari 40 minggu. Pembuahan

berlangsung ketika terjadi ovulasi, kurang lebih 14 hari setelah haid terakhir

(dengan perkiraan siklus 28 hari). Pada praktiknya, trimester I secara umum

dipertimbangkan berlangsung pada minggu pertama hingga ke-12 (12

minggu), trimester II minggu ke-13 sampai dengan ke-27 (15 minggu) dan

trimester III minggu ke-27 hingga minggu ke-40 (13 minggu). (Asrinah, dkk,

2010).

Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks dan janin

turun ke dalam jalan lahir. Persalinan dan kelahiran normal adalah proses

pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu),

lahir spontan dengan presentasi belakang kepala, tanpa komplikasi baik ibu

maupun janin. Beberapa pengertian lain dari persalinan spontan dengan

tenaga ibu, persalinan buatan dengan bantuan, persalinan anjuran bila

persalinan terjadi tidak dengan sendirinya tetapi melalui pacuan. Persalinan

dikatakan normal apabila tidak ada penyulit. (Icesmi Sukarni & Margareth

ZH, 2013)
4

Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin

yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu); lahir spontan

dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa

komplikasi baik pada ibu maupun pada janin (Ilmu Kebidanan Sarwono,

2008).

Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks, dan janin

turun ke dalam jalan lahir. Kelahiran adalah proses dimana janin dan ketuban

didorong keluar melalui jalan lahir. (Buku Acuan Nasional Pelayanan

Kesehatan Maternal dan Neonatal, 2013).

Masa puerperium atau nifas mulai setelah partus selesai, dan berakhir

setelah kira-kira 6 minggu. Akan tetapi, seluruh alat genetalia baru pulih

kembal i seperti sebelum ada kehamilan dalam waktu 3 bula (Prawiroharjo,

2010).

Masa pascapersalinan adalah fase khusus dalam kehidupan ibu serta

bayi. Bagi ibu yang mengalami persalinan untuk pertama kalinya, ibu

menyadari terjadinya perubahan kehidupan yang sangat bermakna selama

hidupnya. Keadaan ini ditandai dengan perubahan emosional, perubahan fisik

secara dramatis, hubungan keluarga dan aturan serta penyesuaian tehadap

aturan yang baru. termasuk di dalamnya perubahan dari seorang perempuan

menjadi seorang ibu di samping masa pascapersalinan mungkin menjadi masa

perubahan dan penyesuaian sosial atau pun perseorangan (individual).(R.

Soerjo Hadijono Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo, 2013)

Masa nifas (puerperium) adalah masa yang dimulai setelah plasenta

keluar dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan


5

semula (sebelum hamil). Masa nifas berlangsung selama kira kira 6 minggu.

(Ari Sulistyawati,2009)

Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dalam presentasi

belakang kepala melalui vagina tanpa memakai alat, pada usia kehamilan

genap 37 minggu sampai dengan 42 minggu dengan berat badan antara 2500

gram sampai 4000 gram nilai apgar >7 dan tanpa cacat bawaan (Rukiyah,

2010).

Masa neonatal adalah masa sejak lahir sampai dengan 4 minggu (28

hari) sesudah kelahiran. Neonatus adalah bayi berumur 0 (baru lahir) sampai

dengan usia 1 bulan sesudah lahir. Neonatus dini adalah bayi berusia 0-7 hari.

(Muslihatin, 2010).

Keluarga berencana merupakan usaha untuk mengukur jumlah anak

dan jarak kelahiran anak yang diinginkan. Maka dari itu, pemerintah

mencanagkan program atau cara untuk mencegah dan menunda kehamilan.

(Sulistyawati, 2013).

Kontrasepsi merupakan pelayanan kesehatan reproduksi untuk

pengaturan kehamilan dan merupakan hak setiap individu sebagai makhluk

social dan untuk menunda perkawinan/kesuburan, menjarangkan kehamilan.

(Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi, 2011).

Pada tahun 2016 Angka Kematian Ibu (AKI) di dunia yaitu 216 per

100.000 kelahiran hidup , sedangkan Menurut laporan WHO tahun 2016

Angka Kematian Bayi (AKB) di dunia yaitu 31,7 per 100.000 kelahiran hidup

(WHO, 2016).
6

Berdasarkan Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2016

angka kematian ibu (AKI) Indonesia sebesar 120 per 100.000 kelahiran

hidup, sedangkan angka kematian bayi (AKB) sebesar 23 per 1000 kelahiran

hidup dan angka kematian neonatus (AKN) adalah menurun per 1000

kelahiran hidup. Indonesia berkomitmen sesuai dengan SDGs, untuk

menurunkan angka kematian ibu (AKI) menjadi 1/3 dari keadaan tahun 2012,

yaitu menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2016, dan 23 per

1000 kelahiran hidup (Ditjen Kesehatan Masyarakat, Kemenkes RI, 2016).

Menurut laporan Pada tahun 2016 di Indonesia tercatat 5.285.759

wanita hamil (Pusdatin, Kemenkes RI 2016). Data di Indonesia pada tahun

2016 tentang cakupan ibu hamil pada kunjungan pertama (K1) adalah

95,75%, sedangkan pada kunjungan keempat (K4) adalah 87,48%. Secara

nasional, indikator kinerja cakupan pelayanan kesehatan ibu hamil K1 dan K4

pada tahun 2016 belum dapat mencapai target Rencana Strategis (Renstra)

Kementerian Kesehatan tahun yang sama, yakni sebesar 72%(Ditjen

Kesehatan Masyarakat, Kemenkes RI, 2016). Pada tahun 2016 di Indonesia

tercatat 5.007.191ibu bersalin (Pusdatin, Kemenkes RI 2016). Cakupan

persalinan oleh tenaga kesehatan secara nasional pada tahun 2016 adalah

sebesar 88,55%, dimana angka ini telah dapat memenuhi target Renstra

Kementerian Kesehatan tahun 2016 yakni sebesar 75%.(Ditjen Kesmas,

Kemenkes RI, 2016). Cakupan Kunjungan Nifas (KF3) di indonesia dalam

kurun waktu 6 tahun terakhir mengalami kenaikan yaitu 17,9%, pada tahun

2008 dan menjadi 87,06 % pada tahun 2016. (Ditjen Kesmas, Kemenkes RI,

2016). Sedangkan keberhasilan pada neonatus dapat dilihat dari cakupan KN,
7

pada masa ini merupakan golongan umur yang memiliki risiko gangguan

kesehatan paling tinggi. Pada usia yang rentan ini, berbagai masalah

kesehatan bisa muncul. Berdasarkan datacapaian Kunjungan Neonatus

lengkap di Indonesia pada tahun 2016 sebesar 77,31%. Capaian ini telah

memenuhi target Resntra tahun 2016 yaitu sebesar 75. Dengan jumlah bayi

baru lahir hidup 4.893.435.(Ditjen Kesmas, Kemenkes RI, 2016). Program

keluarga berencana (KB) dilakukan dalam rangka mengatur jumlah kelahiran

atau menjarangkan kelahiran. Dan hasil presentase peserta KB aktif di

Indonesia pada tahun 2016 ialah sebesar 75,10%. Sedangkan pesera KB baru

adalah sebanyak 13,46%. (Ditjen Kesmas, Kemenkes RI, 2016)

Berdasarkan survey Pada tahun 2016 di Jawa Timur tercatat 643.557

wanita hamil (Ditjen Kesmas, Kemenkes RI 2016). Sedangkan Jawa Timur

pada tahun 2016 cakupan ibu hamil pada kunjungan pertama (K1) adalah

98,75 %sedangkan pada kunjungan keempat (K4) adalah 91,24% (Ditjen

KesMas, Kemenkes RI, 2016). Pada tahun 2012, hanya 7 (tujuh)

kabupaten/kota yang memiliki cakupan di atas target provinsi, yakni sebesar

95%. Hal ini juga disebabkan adanya perubahan sasaran ibu nifas yang

dikeluarkan oleh BPS Provinsi Jawa Timur di awal bulan Maret 2012, meski

secara absolut (jumlah) cakupan meningkat. Angka cakupan pelayanan nifas

untuk Provinsi Jawa Timur pada tahun 2016 adalah 95,72%. (Ditjen Kesmas,

Kemenkes RI, 2016). Sedangkan angka cakupan Kunjungan Neonatus

Lengkap Provinsi Jawa Timur mencapai 97,81%. Dengan jumlah bayi baru

lahir hidup 585.052 (Ditjen Kesmas, Kemenkes RI, 2016). akupan KB aktif

pada 8 (delapan) kabupaten/kota masih di bawah target Provinsi Jatim (69%).


8

Sedangkan untuk cakupan peserta KB baru tidak memiliki target, namun

diharapkan dari tahun ke tahun hasil capaian terjadi peningkatan. Jumlah

Presentase pencapaian akseptor KB baru di provinsi Jatim pada tahun 2016

adalah 10,8% sedangkan Akseptor KB Aktif sebanyak 76,68%(Ditjen

Kesmas, Kemenkes RI, 2016).

Jumlah kematian ibu di Kota Probolinggo adalah sebesar 81,63%,

sedangkan jumlah kematian bayi di Kota Probolinggo adalah sebesar 23,40%,

dan Jumlah kematian balita di Kota Probolinggo adalah sebesar 0,82% (Dinas

Kesehatan Kota Probolinggo). Berdasarkan laporan bulanan PWS KIA

Puskesmas Se-Kabupaten proboliggo tahun 2016, cakupan ibu hamil di

Kabupaten probolinggo pada tahun 2016 adalah sebesar 87,28% dan

meningkat 2,13% dibandingkan tahun 2016 yang hanya 85,15%. Cakupan

tahun 2014 ini sudah melampaui target yang telah ditetapkan sebesar 80%.

(Profil Dinas Kesehatan Kabupaten probolinggo, 2016). Laporan PWS

Puskesmas Se-Kabupaten Probolinggo tahun 2016 menunjukkan bahwa

cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan sebesar 18.375. Angka

ini masih jauh dari target yang diharapkan sebesar 94%. (Profil Dinas

Kesehatan Kabupaten probolinggo, 2016). Pada tahun 2016 cakupan

pelayanan nifas di kabupaten Probolinggo sebesar 17.970 masih jauh dari

target 95% yang ditetapkan. (Profil Dinas 2016) Angka bayi lahir hidup di

Kabupaten Probolinggo pada tahun 2016 yaitu 8.418 bayi, yang mengalami

peningkatan dibandingkan dengan tahun 2016 yaitu sebesar 4.906 bayi.

(Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Probolinggo,2016) Terjadi pencapaian

peningkatan Cakupan KB aktif dari tahun 2009 ke 2013 menjadi 84,10% dan
9

mengalami peningkatan pada tahun 2016 yaitu sebanyak 87,46%. Sedangkan

Cakupan peserta KB Baru mengalami penurunan dibandingkan tahun 2012

yaitu sebanyak 10,04%. (Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Probolinggo

,2016).

Berdasarkan data kesehatan ibu dan anak yang di puskesmas Suko

pada tahun 2016 K1 murni di kabupaten Probolinggo tahun 2016 adalah:

217,96,9%, cakupan K4 (lengkap): 148,65,78%, deteksi resiko tinggi oleh

tenaga kesehatan: 132,58,67%, dengan anemia: 79,36,4% komplikasi

kebidanan: 24,94%, persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan:

189,87,91%, persalinan diNaKes: 88,84%, nifas paripurna: 86,56%,

sedangkan indikator bayi cakupannya KN murni sebesar 99,06%, KN lengkap

42,19,3%, komplikasi neonatus 5,25%, bayi paripurna: 101,59%, berdasarkan

penyebabnya AKI, komplikasi masa puerperium 7%, emboli obesitas 3% ,

persalinan lama atau macet 5%, abortus 8%, infeksi 4%, eklampsi 20%,

perdarahan 28%, sedangkan kematian bayi usia 0-6 hari adalah gangguan

pernafasan 35,9%, prematuritas 32,4% dan sepsis 12%, usia 7-28 hari yaitu

sepsis 20,5%, malformasi konginetal 10%, dan pneumonia 5%, cakupan kb

aktif 1035,49,6% (Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Probolinggo, 2016)

Berdasarkan pasien Ny. S GI P0000 Ab000 di BPS Sutiah SST. Desa

Suko Kecamatan Maron Kabupaten Probolinggo pada kunjungan pertama

kehamilan tanggal 10 oktober 2016 dengan HPHT 25 agustus 2016 TP 2 juni

2017 UK 6 minggu 4 hari dengan keluhan mual, TB: 151 cm, BB: 50 kg,

Lila: 27cm, td: 100/60 mmHg, TFU belum teraba, DJJ (-), presentasi janin,

pemberian tablet FE dan B6, pemeriksaan penunjang : planotest = (+) HB=


10

10,7 gram% protein urin belum dilakukan, golongan darah : AB /+. Memberi

KIE kepada ibu untuk makan dengan porsi sedikit tapi sering dan istirahat

yang cukup. Ibu mendapatkan suntik TT 2.

Pada kunjungan ke- 2 trimeter II pada tanggal 09-12-17 Usia

kehamilan 15 minggu 1 hari, pasien mengatakan tidak ada keluhan. TB : 151

cm, BB : 53 kg, TD : 100/60 MmHg LILA : 27cm TT : TT4 tahun 2017, TFU

: belum teraba, tablet besi : 30 tablet dan kalk 10 tablet. Test lab : HB = 11,4

gram%, golongan darah : , reduksi urine : (-) protein urine : (-) KSPR : 6

(KRT), ibu dianjurkan banyak istirahat, makan makanan bergizi dan rutin

melakukan pemeriksaan. Ibu mendapatkan suntik TT2.

Pada kunjungan ke- 2 trimeter II pada tanggal 26-01-17 Usia

kehamilan 22 minggu, pasien mengatakan tidak ada keluhan. TB : 151 cm,

BB : 54 kg, TD : 100/60 MmHg LILA : 27cm TT : TT4 tahun 2017, TFU :

belum teraba, tablet besi : 30 tablet dan kalk 10 tablet. Test lab : HB = 11,4

gram%, golongan darah : , reduksi urine : (-) protein urine : (-) KSPR : 6

(KRT), ibu dianjurkan banyak istirahat, makan makanan bergizi dan rutin

melakukan pemeriksaan. Ibu mendapatkan suntikan TT2. Tanggal kunjungan

kembali 23-02-2017

Penyebab terbanyak kematian ibu hamil adalah preeklamsi dan

sebagian besar juga diakibatkan keterlambatan pengambilan keputusan

keluarga untuk membawa ibu hamil berisiko tinggi ke pusat rujukan (Depkes

RI Provinsi Jawa Timur, 2014).

Menurut Depkes penyebab kematian maternal di Indonesia adalah

perdarahan (20%), hipertensi dalam kehamilan (32%), antepartum bleeding


11

(3%), abortus (4%), dan persalinan lama (1%) (Kemenkes RI, 2014).

Kematian bayi baru lahir dapat disebabkan oleh asfiksia dimana asfiksia

dapat disebabkan oleh hal-hal seperti perdarahan, infeksi, kelahiran

preterm/bayi berat lahir rendah (BBLR), asfiksia, hipotermi, perlukaan

kelahiran dan lain-lain. Bahwa 50% kematian bayi terjadi pada periode

neonatal yaitu dalam bulan pertama kehidupan, kurang baiknya penanganan

bayi baru lahir yang sehat akan menyebabkan kelainan-kelainan yang dapat

mengakibatkan cacat seumur hidup bahkan kematian. Dua hal yang banyak

menentukan penurunan kematian perinatal ialah tingkat kesehatan serta gizi

wanita dan mutu pelayanan kebidanan yang tinggi diseluruh negeri.

(Sarwono, 2011).

Masa kehamilan adalah dimulai dari awal siklus menstruasi wanita

FSH atau Folikel Stimulating Hormon yang merangsang beberapa folikel

menjadi matang dalam kisaran waktu kurang lebih 2 minggu. Saat sel telur

matang, ukurannya akan menjadi tiga kali lipat dari ukuran normal. Dan

hanya satu folikel yang dominan dalam 1 siklus pematangan tersebut.

Selanjutnya sel telur akan lepas dai indung telur dan dikenal dengan istilah

ovulasi. Sel telur yang telah matang tersebut selanjutnya akan ditangkap oleh

apa yang disebut fimbrae. Selanjutnya akan menuju ke saluran telur atau tuba

falopi. Di tempat tersebut, sel telur akan menunggu kedatangan sperma untuk

membuahinya.(Winkjosastro, 2010).

Selama kehamilan perubahan fisiologis yang terjadi pada pada ibu

hamil seperti, Terlambat datang bulan, payudara yang membesar dan terasa

kencang, morning sicknes (mual muntah di pagi hari, mual yang bisa muncul
12

kapan saja dalam satu hari, perubahan warna kulit: areola (areola sekitar

puting payudara) yang menggelap, pembesaran uterus yang semula besarnya

hanya sebesar jempol atau beratnya 30 gram akan mengalami hipertrofi dan

hiperpla-sia, sehingga menjadi seberat 1000 gram saat akhir kehamilan. Otot

dalam rahim mengalami hiperplasia dan hipertrofi menjadi lebih besar,

lunak, dan dapat mengikuti pembesaran rahim karena pertumbuhan janin

(Manuaba, 2010)

Anemia disebabkan oleh hipervolemia yang menyebabkan terjadinya

pengenceran darah, pertambahan darah tidak sebanding dengan pertambahan

plasma, kurangnya zat besi dalam makanan, kebutuhan zat besi meningkat.

Bahaya anemia selama kehamilan dapat terjadi abortus, persalinan

prematuritas, hambatan tumbuh kembang janin dalam rahim, mudah terjadi

infeksi, ancaman dekompensasi kordis (Hb <6 g%), mola hidatidosa,

hiperemesis gravidarum, perdarahan antepartum, ketuban pecah dini (KPD).

(Rukiyah, 2010)

Emesis Gravidarum merupakan keluhan umum pada kehamilan

muda. Terjadinya kehamilan menimbulkan perubahan hormonal progesteron,

dan pengeluaran human chorionic gonadotrophin placenta. Hormon-hormon

inilah yang diduga menyebabkan emesis gravidarum. Sedangkan gejala yang

akan terjadi pada emesis gravidarum adalah kepala pusing, terutama pagi

hari, disertai mual dan muntah sampai kehamilan berusia 4 bulan. (Manuaba,

dkk, 2008)

Persalinan merupakan proses pergerakan keluarnya janin, plasenta,

dan membran dari dalam rahim melalui jalan lahir. Proses ini berawal dari
13

pembukaan dan dilatasi serviks sebagai akibat kontraksi uterus dengan

frekuensi, durasi, dan kekuatan yang teratur. Mula-mula kekuatan yang

muncul kecil, kemudian terus meningkat sampai pada puncaknya pembukaan

serviks lengkap sehingga siap untuk pengeluaran janin dari rahim ibu. (

Rohani, 2010)

Pada kala pengeluaran janin, his terkoordinasi, cepat, dan lebih lama,

kira-kira 2-3 menit sekali. Kepala janin telah turun dan masuk ke ruang

panggul sehingga terjadilah tekanan pada otot-otot dasar panggul yang

melalui lengkung reflex menimbulkan rasa mengedan. Karena tekanan pada

rectum, ibu merasa seperti mau buang air besar dengan tanda anus terbuka.

Pada waktu his, kepala janin mulai kelihatan, vulva membuka, dan perineum

meregang. Dengan his dan mengedan yang terpimpin akan lahir kepala,

diikuti seluruh badan janin. Kala II pada primi berlangsung selama 1 sampa

2 jam, pada multi -1 jam.

Setelah bayi lahir, kontraksi rahim beristirahat sebentar. Uterus teraba

keras dengan fundus uteri setinggi pusat, dan berisi plasenta yang menjadi 2x

lebih tebal dari sebelumnya. Beberapa saat kemudian, timbul his pelepasan

dan pengeluaran uri. Dalam waktu 5-10 menit, seluruh plasenta terlepas,

terdorong kedalam vagina, dan akan lahir spontan atau dengan sedikit

dorongan dari atas simpisis atau fundus uteri. Seluruh proses biasanya

berlangsung 5-30 menit setelah bayi lahir. Pengeluaran plasenta disertai

dengan pengeluaran darah kira-kira 100-200 cc.

Masa nifas adalah Involusi uterus yaitu suatu proses dimana uterus

kembali ke kondisi sebelum hamil dengan berat sekitar 60 gram. Proses ini
14

dimulai segera setelah plasenta lahir akibat kontraksi otot-otot polos uterus.

Involusi uteri melibatkan reorganisasi dan penanggalan desidua/endometrium

dan pengelupasan lapisan pada tempat implantasi plasenta.

Masa nifas adalah terjadinya perubahan-prubahan fisiologis pada

tubuh ibu proses perdarahan nifas secara umum hampir sama dengan

terjadinya proses perdarahan haid, yaitu Lochea adalah cairan sekret yang

berasal dari cavum uteri dan vagina dalam masa nifas. Lokea merupakan

ekskresi cairan rahim selama masa nifas dan mempunyai reaksi bassa/alkalis

yang dapat membuat organisme berkembang lebih cepat dari kondisi asam

yang ada pada vagina normal. Lokia mempunyai bau yang amis (anyir)

meskipun tidak terlalu menyengat dan volumenya berbeda-beda pada setiap

wanita. Lokia mengalami perubahan karena proses involusi. Pengeluaran

lokea dapat dibagi berdasarkan waktu dan warnanya yaitu Lokea Rubra:

berisi darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban, sel-sel desidua, verniks

kaseosa, lanugo dan mekonium, selama 2 hari Post Partum. Lokea

Sanguinolenta: berwarna kuning berisi darah dan lendir, hari 3-7 Post Partum.

Lokea Serosa: berwarna kuning cairan dan tidak berdarah lagi, pada hari ke 7-

14 Post partum. Lokea Alba: cairan putih setelah 2 minggu.

Bayi Baru Lahir adalah adanya serangkaian kontraksi rahim yang

teratur karena otot-otot polos rahim yang bekerja dengan baik dan sempurna

secara bertahap akan mendorong janin melalui serviks (rahim bagian bawah)

dan vagina (jalan lahir),sehingga janin keluar dari rahim ibu.Kontraksi

menyebabkan serviks membuka secara bertahap (mengalami dilatasi),


15

menipis dan tertarik sampai hampir menyatu dengan rahim. Perubahan ini

memungkinkan janin bisa lahir.

Pada BBL segera setelah lahir, BBL harus beradaptasi dari keadaan

yang sangat tergantung menjadi mandiri secara fiiologis. Banyak perubahan

yang akan di alami oleh bayi yang semula berada dalam lingkungan interna (

dalam lingkungan ibu ) yang hangat segala kebutuhannya terpenuhi ( O2 dan

nutrisi) ke lingkungan eksterna (di luar kandungan ibu) yang dingin dan

segala kebutuhannya memerlukan bantuan orang lain untuk memenuhinya.

Kontrasepsi sering kali dianggap sebagai cara untuk menjarangkan

kehamilan atau mengurangi jumlah penduduk. Seiring dengan perkembangan,

masalah kontrasepsi tersebut, kini menjadi bagian dari masalah kesehatan

reproduksi. Keberadaan metode dan alat-alat kontrasepsi terkini, memaksa

para penyelengggara pelayanan Keluarga Berencana untuk memperbaharui

pengetahuannya. Masalah-masalah kontrasepsi telah memasuki tahapan yang

jauh lebih rumit yaitu menyangkut masalah kesetaraan gender dan hak asasi

manusia.

Dalam penggunaan kontrasepsi adanya efek samping yang akan

dirasakan oleh para wanita yang menggunakannya. Efek samping alat

kontrasepsi yang umum adalah rasa nyeri pada kepala, pusing, dan nyeri pada

bagian payudara. Tidak hanya itu, para wanita juga sering merasa mual dan

ini pun bisa hilang dengan sendirinya dalam waktu beberapa bulan.

Upaya penanggulangan untuk menurunkan angka kematian ibu dan

bayi oleh Dinas Kesehatan Kota Probolinggo yaitu melakukan pendampingan

pada ibu hamil dengan melibatkan kader dan bermitra dengan dukun bayi,
16

serta melakukan kerjasama lintas sektor, lintas lembaga dan instansi lainnya.

Upaya lain untuk menurunkan AKI dan AKB, berdasarkan Kebijakan

Pemerintah melalui Peraturan Menteri Kesehatan nomor 2562/

Menkes/Per/XII/2011 Tentang Petunjuk Teknis Jaminan Persalinan. Ke-

bijakan Jampersal itu memberi jaminan pada seluruh ibu hamil dengan

pelayanan antenatal care (ANC), partus dan post partus dengan gratis,

termasuk pemakaian alat kontrasepsi pasca partus.

Cara mengatasi kehamilan dengan anemia menganjurkan ibu

mengkonumsi makanan-makanan yang banyak mengandung zat besi dari

bahan makanan hewani (daging, ikan, ayam, hatu, telur) makanan yang

banyak mengandung nabati (sayur-sayuran warna hijau Ftua, seperti daun

katuk, bayam, daun singkong, dan kangkung) dan buah-buahan( jambu, jeruk,

tomat dan nanas) dan minum tablet tambah darah (Fe) diberikan kombinasi

120 mg zat besi dan 500 mg asam folat peroral sekali sehari. (Arisman,2010)

Upaya penanganan emesis gravidarum yaitu memberikan

komunikasi, informasi dan edukasi (Kie) tentang ibu hamil muda, yang selalu

dapat disertai emesis gravidarum akan berangsur-angsur berkurang sampai

umur kehamilan 4 bulan. Dinasehatkan agar tidak terlalu cepat bangun dari

tempat tidur, sehingga tercapai adaptasi aliran darah menuju susunan saraf

pusat. Nasehat diet, dianjurkan makan dengan porsi kecil, tetapi lebih sering.

Makanan yang merangsang timbulnya mual dan muntah dihindari.

Pengobatan ringan tanpa masuk rumah sakit pada emesis gravidarum

(Manuaba,2010).
17

Kehamilan risiko tinggi dapat dicegah dengan pemeriksaan dan

pengawasan kehamilan yaitu deteksi dini ibu hamil risiko tinggi atau

komplikasi kebidanan yang lebih difokuskan pada keadaan yang

menyebabkan kematian ibu. Pelayanan kesehatan ibu hamil diwujudkan

melalui pemberian pelayanan antenatal sekurang-kurangnya 4 kali selama

masa kehamilan, dengan distribusi waktu minimal 1 kali pada trimester

pertama (usia kehamilan 0-12 minggu) dan mendapat terapi caviplek 2x1

asam folat1x1, minimal 1 kali pada trimester kedua (usia kehamilan 12-24

minggu) mendapat terapi Fe 1x1, dan minimal 2 kali pada trimester ketiga

(usia kehamilan 24 minggu-lahir). (Kementerian Kesehatan RI, 2013).

Upaya kesehatan ibu bersalin dilaksanakan dalam rangka mendorong

agar setiap persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih yaitu dokter

spesialis kebidanan dan kandungan (SpOG), dokter umum, dan bidan, serta

diupayakan dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan. Pertolongan

persalinan adalah proses pelayanan persalinan yang dimulai pada kala I

sampai dengan kala IV persalinan. Pencapaian upaya kesehatan ibu bersalin

diukur melalui indikator persentase persalinan ditolong tenaga kesehatan

terlatih (Cakupan Pn). (Kementerian Kesehatan RI, 2013).

Keberhasilan upaya kesehatan ibu nifas diukur melalui indikator

cakupan pelayanan kesehatan ibu nifas (cakupan KF3). Indikator ini melalui

kemampuan negara dalam menyediakan pelayanan kesehatan ibu nifas yang

berkualitas sesuai standar

Pada bayi baru lahir normal langsung dilakukan asuhan segara pada

bayi baru lahir, yakni asuhan yang diberikan pada bayi tersebut selama jam
18

pertama setelah kelahiran. Sebagian besar bayi yang baru lahir akan

menunjukkan usaha pernapasan spontan dengan sedikit bantuan atau

gangguan. Aspek-aspek penting dari asuhan segera bayi baru lahir: jagalah

agar bayi tetap kering dan hangat, dan usahakan adanya kontak antara kulit

ibu dan bayi sesegera mungkin. (Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan

Maternal dan Neonatal, 2010).

Lebih dari 95% klien pasca persalinan ingin menunda kehamilan

berikutnya paling sedikit 2 tahun lagi, atau tidak ingin tambah anak lagi.

Konseling tentang keluarga berencana atau metode kontrasepsi sebaiknya

diberikan sewaktu asuhan keluarga berencana atau metode kontrasepsi

sebaiknya diberikan sewaktu asuhan antenatal maupun pasca persalinan

(Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi, 2011).

Berdasarkan permasalahan di atas sebagai bentuk aplikasi ilmu yang

berkembang didapat selama kuliah maka para Mahasiswi Akademi

Kebidanan Hafshawaty Zainul Hasan Genggong Probolinggo diwajibkan

untuk melakukan asuhan kebidanan secara continuity of care mulai dari

kehamilan (ANC) Trimester I, II dan III, persalinan (INC), masa nifas (PNC),

perawatan bayi baru lahir (BBL), sampai KB. Dengan upaya tersebut maka

diharapkan Mahasiswi mempunyai pengalaman dalam memberikan

pelayanan ANC, INC, PNC, BBL, serta KB sesuai standar sehingga dengan

pendidikan dan pengetahuan yang didapatkan dapat membantu pemerintah

dalam upaya menurunkan AKI dan AKB sehingga terciptanya tujuan

pembangunan (Millenium Development Goals/MDGs) tahun 2016.


19

Hal ini sangat menarik bagi penulis untuk melaksanakan asuhan

kebidanan secara komprehensif, di samping untuk membantu ibu hamil

tersebut untuk memperoleh pelayanan kebidanan secara memadai, dapat pula

membantu suksesnya program KB yang pada tujuan akhir dapat menurunkan

angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) di Indonesia.

1.2 Identifikasi Masalah

Memberikan Asuhan Kebidanan kepada ibu mulai dari kehamilan

Trimester I sampai Trimester ke III (Ante Natal Care), persalinan (Intra Natal

Care), masa nifas (Post Natal Care), perawatan bayi baru lahir (Bayi Baru

Lahir), sampai Keluarga Berencana di tenaga kesehatan.

1.3 Tujuan Penyusunan LTA

1.3.1 Tujuan Umum

Memberikan asuhan kebidanan secara Continuity of Care pada ibu

hamil, bersalin, nifas, neonatus dan KB dengan menggunakan pendekatan

manajemen kebidanan.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Melakukan Pengkajian data Subyektif pada Ny. S di Kecamatan Maron

Kabupaten Probolinggo tahun 2016-2017.

2. Melakukan Pengkajian data Obyektif pada Ny. S di Kecamatan Maron

Kabupaten Probolinggo tahun 2016-2017.

3. Menyusun Analisa Data pada Ny. S di Kecamatan Maron Kabupaten

Probolinggo tahun 2016-2017.

4. Melaksanakan Penatalaksanaan pada Ny. S di Kecamatan Maron

Kabupaten Probolinggo tahun 2016-2017.


20

5. Melakukan Dokumentasi Kebidanan pada Ny. S di Kecamatan Maron

Kabupaten Probolinggo tahun 2016-2017.

1.4 Manfaat

1.4.1 Manfaat Teoritis

1.4.1.1 Bagi institusi Pendidikan

Sebagai referensi dan masukan data serta informasi dalam rangka

pengembangan, penambahan dan peningkatan taraf pendidikan dan

pengetahuan tentang asuhan kebidanan Continue of Care

1.4.1.2 Bagi Peneliti

Sebagai informasi dan inspirasi baru yang dapat dijadikan sebagai

pedoman. Dalam menambah pengetahuan bagaimana asuhan kebidanan

Continue of Care.

1.4.1.3 Bagi Profesi

Sebagai referensi, informasi, inspirasi yang dapat dijadikan sebagai

pedoman dan tambahan atau masukan bagi pihak yang terkait tentang

bagaimana cara memberikan asuhan kebidanan Continue of Care.

1.4.2 Manfaat Praktis

1.4.2.1 Bagi Lahan Penelitian

Sebagai tambahan atau masukan bagi pihak yang terkait tentang

bagaimana cara memberikan asuhan kebidaan Continue of Care .

1.4.2.2 Bagi Responden

Diharapkan agar klien mendapatkan peningkatan kualitas pelayanan

yang lebih baik pada kasus asuhan kebidanan dalam batas Continuity of
21

Care, terhadap ibu hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir dan pelayanan

kontrasepsi;.

Anda mungkin juga menyukai