Karboo
Karboo
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari kita melakukan aktifitas, baik yang telah
merupakan kebiasaan misalnya berdiri, berjalan, mandi, makan dan sebagainya
atau yang hanya kadang-kadang saja kita lakukan. Untuk melakukan aktifitas itu
kita memerlukan enrgi. Energi yang diperlukan ini kita peroleh dari bahan
makanan yang kita makan. Pada umumnya bahan makanan itu mengandung
tiga kelompok utama senyawa kimia, yaitu karbohidrat, protein dan lemak atau
lipid.
Energi yang terkandung dalam karbohidrat itu pada dasarnya berasal dari
energi matahari. Karbohidrat, dalam hal ini glukosa, dibentuk dari karbon
dioksida dan air dengan bantuan sinar matahari dan klorofil dalam daun.
Selanjutnya glukosa yang terjadi diubah menjadi amilum dan disimpan pada
bagian lain, misalnya pada buah atau umbi. Proses pembentukan glukosa dari
karbon dioksida dan air disebut proses fotosintesis.
Karbohidrat atau Hidrat Arang adalah suatu zat gizi yang fungsi utamanya
sebagai penghasil energi, dimana setiap gramnya menghasilkan 4 kalori.
Walaupun lemak menghasilkan energi lebih besar, namun karbohidrat lebih
banyak di konsumsi sehari-hari sebagai bahan makanan pokok, terutama pada
negara sedang berkembang. Di negara sedang berkembang karbohidrat
dikonsumsi sekitar 70-80% dari total kalori, bahkan pada daerah-daerah miskin
bisa mencapai 90%. Sedangkan pada negara maju karbohidrat dikonsumsi
hanya sekitar 40-60%. Hal ini disebabkan sumber bahan makanan yang
mengandung karbohidrat lebih murah harganya dibandingkan sumber bahan
makanan kaya lemak maupun protein.
1
2
organik, yaitu molekul yang mengandung atom karbon (C), hidrogen (H), dan
aksigen (O). Secara biologis, karbohidrat memiliki fungsi sebagai bahan baku
sumber energi baik pada hewan, manusia dan tumbuhan.
B. Rumusan Masalah
Perumusan masalah dari penulisan ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana penjelasan mengenai penamaan dan fungsi karbohidrat ?
2. Bagaimana penjelasan mengenai klasifikasi karbohidrat ?
3. Bagaimana penjelasan mengenai biosintesis karbohidrat ?
4. Bagaimana penjelasan mengenai identifikasi karbohidrat ?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian karbohidrat
2. Untuk mengetahui peran dan fungsi karbohidrat
3. Untuk mengetahui klasifikasi karbohidrat
4. Untuk mengetahui biosintesis karbohidrat
5. Untuk mengetahui identifikasi karbohidrat
6. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Fitokimia
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Karbohidrat
Karbohidrat ('hidrat dari karbon'), hidrat arang, atau sakarida (dari bahasa
Yunani , skcharon, berarti "gula") adalah segolongan besar senyawa
organik yang paling melimpah di bumi. Karbohidrat sendiri terdiri atas karbon,
hydrogen, dan oksigen. Karbohidrat memiliki berbagai fungsi dalam tubuh
makhluk hidup, terutama sebagai bahan bakar (misalnya glukosa), cadangan
makanan (misalnya pati pada tumbuhan dan glikogen pada hewan), dan materi
pembangun (misalnya selulosa pada tumbuhan, kitin pada hewa dan jamur).
Pada proses fotosintesis, tetumbuhan hijau mengubah karbon dioksida menjadi
karbohidrat.
Secara biokimia, karbohidrat adalah polihidroksil-aldehida atau
polihidroksil-keton atau senyawa yang menghasilkan senyawa-senyawa ini bila
dihidrolis. Karbohidrat mengandung gugus fungsi karbonil (sebagai aldehida atau
keton) dan banyak gugus hidroksil. Pada awalnya, istilah karbohidrat digunakan
untuk golongan senyawa yang mempunyai rumus (CH2)n yaitu senyawa-senyawa
yang n atom karbonnya tampak terhidrasi oleh n molekul air. Namun, terdapat
pula karbohidrat yang tidak memiliki rumus demikian dan ada pula yang
mengandung nitrogen, fosforus atau sulfur.
Bentuk molekul karbohidrat palimg sederhana yang disebut
monosakarida, misalnya glukosa, glaktosa dan fruktosa. Banyak karbohidrat
merupakan polimer yang tersusun dari molekul gula yang terangkai menjadi
rantai yang panjang serta dapat pula bercabang-cabang, disebut polisakarida,
misalnya pati, kitin, dan selulosa. Selain monosakarida dan polisakarida,
terdapat pula disakarida (rangkaian dua monosakarida)
dan oligosakarida (rangkaian beberapa monosakarida).
3
4
C. Klasifikasi Karbohidrat
Karbohidrat yang terdapat pada makanan dapat dikelompokkan menjadi tiga:
1) Monosakarida
Monosakarida adalah karbohidrat yang paling sederhana (simple
sugar), dalam arti molekulnya hanya terdiri atas beberapa atom karbon saja
dan tidak dapat diuraikan dengan cara hidrolisis dalam kondisi lunak
menkjadi karbohidrat lain. Monosakarida yang paling sederhana ialah
gliseraldehida dan dihidroksiaseton
6
2) Disakarida
Merupakan gabungan antara 2 (dua) monosakarida, Disakarida dapat
terbentuk dari hasil antara proses hidrolisis oligosakarida dan poli sakarida.
Disakarida biasanya larut dalam air (hidrofilik). pada bahan makanan
disakarida terdapat 3 jenis yaitu sukrosa, maltosa dan laktosa.
Sukrosa
Adalah gula yang kita pergunakan sehari-hari, sehingga lebih sering
disebut gula meja (table sugar) atau gula pasir dan disebut juga gula
invert. Mempunyai 2 (dua) molekul monosakarida yang terdiri dari satu
molekul glukosa dan satu molekul fruktosa. Sumber: tebu (100%
mengandung sukrosa), bit, gula nira (50%), jam, jelly.
Maltosa
Mempunyai 2 (dua) molekul monosakarida yang terdiri dari dua molekul
glukosa. Di dalam tubuh maltosa didapat dari hasil pemecahan amilum,
lebih mudah dicema dan rasanya lebih enak dan nikmat. Dengan Jodium
amilum akan berubah menjadi warna biru. Peranan perbandingan amilosa
dan amilo pektin terlihat pada serelia; Contohnya beras, semakin kecil
kandungan amilosa atau semakin tinggi kandungan amilopektinnya,
semakin lekat nasi tersebut.
Pulut sedikit sekali amilosanya (1-2%), beras mengandung amilosa > 2%
Berdasarkan kandungan amilosanya, beras (nasi) dapat dibagi menjadi 4
golongan:
-amilosa tinggi 25-33%
-amilosa menengah 20-25%
-amilosa rendah 09-20%
-amilosa sangat rendah < 9%
Laktosa
Mempunyai 2 (dua) molekul monosakarida yang terdiri dari satu molekul
glukosa dan satu molekul galaktosa. Laktosa kurang larut di dalam air.
Sumber : hanya terdapat pada susu sehingga disebut juga gula susu.
-susu sapi 4-5%
8
-asi 4-7%
Laktosa dapat menimbulkan intolerance (laktosa intolerance) disebabkan
kekurangan enzim laktase sehingga kemampuan untuk mencema laktosa
berkurang. Kelainan ini dapat dijumpai pada bayi, anak dan orang
dewasa, baik untuk sementara maupun secara menetap. Gejala yang
sering dijumpai adalah diare, gembung, flatus dan kejang perut. Defisiensi
laktase pada bayi dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan, karena
bayi sering diare. Terapi diit dengan pemberian formula rendah laktosa
seperti LLM, Almiron, Isomil, Prosobee dan Nutramigen, dan AI 110 bebas
Laktosa. Formula rendah laktosa tidak boleh diberikan terlalu lama
(maksimum tiga bulan), karena laktosa diperlukan untuk pertumbu ban
sel-sel otak.
3) Polisakarida
Merupakan senyawa karbohidrat kompleks, dapat mengandung lebih
dari 60.000 molekul monosakarida yang tersusun membentuk rantai lurus
ataupun bercabang.Polisakarida yang terdiri atas satu macam monosakarida
saja disebut homopolisakarida, sedangkan yang mengandung senyawa lain
disebut heteropolisakarida. Umumnya polisakarida berupa senyawa berwarna
putih dan tidak berbentuk Kristal, tidak mempunyai rasa manis dan tidak
mempunyai sifat mereduksi, polisakarida yang dapat larut dalam air akan
membentuk larutan koloid. Beberapa polisakarida yang penting di antaranya
adalah a. Amilum b. Glikogen c. Dekstrin d. Selulosa
Polisakarida rasanya tawar (tidak manis), tidak seperti monosakarida
dan disakarida. Di dalam Ilmu Gizi ada 3 (tiga) jenis yang ada hubungannya
yaitu amilum, dekstrin, glikogen dan selulosa.
Amilum (zat pati)
Merupakan sumber enersi utama bagi orang dewasa di seluruh penduduk
dunia, terutama di negara sedang berkembang oleh karena di konsumsi
sebagai bahan makanan pokok. Sumber: umbi-umbian,serealia dan biji-
bijian merupakan sumber amilum yang berlimpah ruah oleh karena mudah
didapat untuk di konsumsi. Jagung, beras dan gandum kandungan
9
D. Biosintesis
Biosintesis adalah suatu proses yang dikatalisis oleh enzim yang terjadi
dalam organisme hidup, dimana substrat diubah menjadi senyawa lain (produk)
yang biasanya memiliki struktur lebih kompleks . proses biosintesis biasanya
terdiri atas beberapa tahap, dimana produk dari satu tahap akan menjadi
substrat bagi tahpa berikutnya. Beberapa contoh biosintesis: sintesis asam-asam
amino, protein, asam lemak, serta produk metabolit primer maupun sekunder
lainnya (vitamin, antibiotika, dll)
E. Identifikasi Karbohidrat
1) Test molisch, yaitu test umum
Prinsip reaksinya : karbohidrat akan bereaksi dengan asam sulfat pekat
sehingga terjadi dehidrasi karbohidrat dan terbentuk furfural atau
derifatnya setelah bereaksi dengan -naftol.
Pereaksi ini terdiri dari : 5 garam -naftol. Dilarutkan dalam 100 mL
alcohol 95%. Dicampurkan dengan asam sulfat.
Hasil reaksi pereaksi molisch yang direaksikan dengan karbohidrat positif
adalah terbentuknya cincin berwarna merah. Jika hasil reaksi tidak
membentuk cincin berwarna merah maka sampel yang di uji negative
terhadap karbohidrat.
2) Test selliwanof, yaitu test untuk ketosa
Prinsip reaksinya : reaksi terjadi karena adanya dehidrasi karbohidrat
dengan resorsinol (1,3-dihidroksi benzene), membentuk senyawa komplek
yang berwarna merah dari 1-hidroksi metal furfural.
Pereaksi ini terdiri dari : 50 mg resorsinol dilarutkan dalam 100mL HCl
setengan pekat (1:1) (pereaksi harus dibuat segar).
Hasil reaksi menunjukan positif karbohidrat jika terbentuk warna merah
bata.Sedangakan reaksi menunjukan hasil negative jika terbentuk warna
orange muda.
11
3) Test reduksi dalam suasana basa, yaitu test fehling dan benedict
Prinsip reaksi dari metoda fehling adalah dalam suasana basa gula-gula
reduksi akan mereduksi ion kupri menjadi kupro dan akan mengendap
dalam bentuk Cu2O yang berwarna merah bata.
Pereaksi fehling terdiri dari :
- Fehling A, terbuat dari 69,3 gram CuSO4 dalam 1 liter aquades
- Fehling B, terbuat dari 364 gram K.Na.tartat ditambah 100 gram NaOH
dalam 1 liter aquades.
Hasil reaksi yang positif akan terbentuk endapan berwarna merah bata
sedangakan hasil reaksi yang negative tidak akan terbentuk endapan.
Uji Benedict bertujuan membuktikan adanya gula reduksi. Pengujian ini
berdasarkan gula yang mempunyai gugus aldehida atau keton bebas
mereduksi ion Cu2+ dalam suasana alakalis menjadi Cu+ yang mengendap
sebagai Cu2O berwarna merah bata.
Pereaksi Benedict dibuat dengan melarutkan 173 gram kristal natrium
sitrat dan 100 gram natrium karbonat anhidrous di dalam 800 mL air.
Aduklah, lalu saring. Kemudian, ke dalamnya ditambahkan 17,3 gram
tembaga sulfat yang telah dilarutkan dalam 100 mL air. Buat volume total
1 liter dengan penambahan air.
Prosedur Kerja:
1. Masukkan 5 tetes larutan uji dengan 15 tetes pereaksi benedict.
Campulah dengan baik
2. Didihkan di atas api kecil selama 2 menit atau masukkan dalam
penangas air mendidih selama 2 menit
3. Dinginkan perlahan-lahan
4. Perhatikan warna yang terbentuk
benedict dapat pula digunakan untuk menentukan kadar gula dalam urin
secara semikuantitatif).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
15