1. Teknis Pengolahan
Rumah Tangga Mandiri Pangan dan Energi (RTMPE) merupakan sebuah
gambaran kehidupan rumah tangga satu keluarga dapat memenuhi kebutuhan pokok
sehari-hari dari hasil yang diupayakan secara mandiri melalui pemanfaatan
ruang atau setiap jengkal tanah di sekitar kita secara maksimal dengan
penerapan ilmu dan teknologi modern.
Bupati Kampar, Jefry Noer membuat lahan percontohan RTMPE di lokasi P4S
Karya Nyata Desa Kubang Jaya diatas hamparan lahan seluas 1000 meter persegi
dan 1500 M2 sebagai percontohan untuk masyarakat Kabupaten Kampar yang ingin
belajar dan mempraktekkan di desa masing-masing. Dari lahan itu
diperhitungan oleh bupati dapat menghasilkan uang sebesar Rp10-Rp25 juta
perbulan diluar tabungan enam ekor anak sapi dengan modal dasar Rp120 juta.
1. Budidaya sapi, total biaya yang diperlukan sebesar Rp95 juta digunakan
untuk;
a. Pembuatan kandang sapi ukuran 5x6 untuk enam ekor = Rp 5.000.000,
b. Sapi perekor tingginya 105 cm @Rp10. 000.000,-x 6 = Rp60.000.000,-
c. Biaya pembelian digester biogas = Rp15.000.000,
d. Biaya pembelian digester biourine = Rp15.000.000,-
2. Budidaya Ayam Petelur dan Pedaging Unggul (APPU) 100 ekor membutuhkan
biaya sebesar Rp13,5 juta.
a. Pembuatan kandang ayam ukuran 5x6 = Rp 5.000.000,-
b. Pembelian induk APPU @Rp70.000,-x100 ekor = Rp 7.000.000,-
c. Pembelian ayam pejantan bangkok @150.000,-x10 ekor = Rp 1.500.000,-
Mengapa dipilih ikan lele, karena dari pemeliharaan ikan lele ini
diperoleh penghematan pemakaian pakan ikan, mudah memeliharanya dan waktu
panenya singkat.
2. Perolehan Keuntungan
PROGRAM Rumah Tangga Mandiri Pangan dan Energy (RTMPE) yang sedang
dilakukan percepatan oleh Bupati, Jefry Noer sejak Januari 2015 ini
memberikan solusi hemat buat masyarakat Kabupaten Kampar terutama yang
kurang mampu untuk memenuhi kebutuhan hidup dan menghemat pengeluaran
sehari-hari bahkan dapat menambah penghasilan.
Ada usaha ada untung, beberapa keuntungan diperoleh dari lokasi RTMPE
dapat dihasilkan dan keuntungan terbesar bersumber dari pemeliharaan enam
ekor sapi sebulan mencapai Rp10.000.000,- dengan memanfaatkan limbah sapi
menjadi biourine berkualitas tinggi dan biogas dengan menggunakan perangkat
berstandar Standar Nasional Indonesia (SNI). Berikut uraian perhitungannya;
b. Kotoran padat, menghasilkan kotoran untuk pupuk padat 1,2 ton sampai
1,5 ton, anggap saja 1 ton perbulan, dijual murah 1 kg seharga Rp1000
berarti 1 ton x Rp1000,- = Rp1.000.000,-
Keuntungan dari kotoran enam ekor sapi itu totalnya perbulan mencapai
Rp17.500.000,-.
Kemudian hasil olahan biourine sapi ini sudah dicoba oleh Jefry Noer
hasil produksi biourine bikinan sendiri, yang disiramkan ke tanaman bawang,
hasilnya tumbuh subur warnanya mengkilat dan ukurannya lebih besar dari
bawang Brebes. Saat ini hasil biourine yang diproduksi dari Kabupaten Kampar
sedang diteliti oleh pihak Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dan
dalam proses untuk mendapatkan hak paten.
2. Budidaya ayam sebanyak 100 ekor dapat menghasilkan dari telur 60-75 butir
perhari, anggap saja yang dapat dijual 50 butir, sisanya dimakan atau
pecah dan rusak. Rinciannya ;
3. Budidaya ikan lele, bibitnya murah, pakan ikan bisa dimanfaatkan dari
pupuk cair dan kotoran sapi diproses menjadi tambahan pakan ikan menjadi
planton (ulat-ulat kecil). Penghematan 40 persen hemat dengan masa panen
2-3,5 bulan. Hasil dari pemeliharaan ikan lele 8000 ekor itu diperkirakan
target panen 900 kg hinga 1000 kg, ukuran 7-8 ekor/kg atau sama dengan
971 kg dikalikan harga jual saat ini Rp16.000,-/kg.
Keuntungan yang diperoleh dari semua usaha di lokasi RTMPE itu terinci
sebgai berikut ;
Tidak hanya itu, ada lagi keuntungan lain dari pemeliharaan enam ekor
sapi tadi yang dianggap sama dengan tabungan untuk jangka panjang. Selama
setahun dipeliharan, maka akan menghasilkan anak sapi sebanyak enam ekor,
sehingga pada tahun pertama menjadi 12 ekor, enam ekor anaknya itu
dikembalikan kepada pemerintah untuk digulirkan kepada yang lain. Pada tahun
kedua beranak lagi enam ekor sampai tahun ketiga menjadi 12 ekor anak sapi.
Dari 12 ekor itu kalau dijual cepat seharga Rp8.000.000,- x 12 ekor =
Rp96.000.000,. inilah yang dapat digunakan untuk naik haji atau umrah.
Bukankah ini salah satu jalannya Orang Miskin Jadi Kaya, Insya Allah Masuk
Surga, dia berusaha, mendapat ridho dari Allah SWT karena rajin beribadah,
dapat menunaikan ibadah haji atau umrah?.(*)
Saat ini melalui gagasan cemerlang Jefry Noer membuat program RTMPE
membawa perubahan baru, karena dengan pengaplikasian ilmu dan teknologi
moderen, limbah sapi memberikan manfaat besar bagi masyarakat. Kalau program
Pemerintah Kabupaten Kampar selama ini memberikan bantuan sapi secara
bergulir kepada masyarakat terutama bagi orang-orang yang tidak mampu
berorientasi pada sapi pedaging dan pengembanganbiakan anaknya sebagai
penghasil utama, sementara kotoranya dibuang, tetapi dengan program RTMPE
berbanding terbalik, kotoran padat dan kencingnya adalah menjadi penghasil
utama yang memberikan keuntungan besar sedangkan daging dan anaknya itu
untuk tabungan.
Sistem pengolahan dan pemanfaatan ternak sapi itu tidak ada yang
terbuang, semuanya dapat dimanfaatkan untuk kehidupan masnuia, makamelalui
program RTMPE itu bupati sangat berharap masyarakat dapat termotivasi lebih
gemar beternak dan memelihara sapi apalagi proses simbiosis mutualisme
kotoran sapi juga sangat menguntungkan bagi tanaman holtikultura atau kebun
sawit, daunnya lebih hijau dan buahnya tumbuh subur serta besar dibandingkan
dengan pemakaian pupuk kimia yang selama ini sangat menguras kantong petani,
ditambah lagi turun naiknya harga sawit sudah tidak menjanjikan
kesejahteraan masyarakat.
Berdasarkan serapan ilmu yang diperoleh oleh Bupati Kampar, Jefry Noer
bahwa sumber bahan bakar dari biogas ini setara 1 M3 dengan elpiji 0,46 kg,
minyak tanah 0,62 liter dan kayu bakar 3,50 kg
Bukan saja untuk keperluan pupuk tanaman, tetapi juga untuk mengurangi
pengeluaran biaya pembelian bahan bakar, seperti gas elpiji dan minyak tanah
dan bagi masyarakat yang measih menggunakan bahan bakar kayu menjadi
alternatif pilihan tepat karena kondisi saat ini ketersediaan kayu sudah
semakin berkurang dan lama kelamaan merusak hutan sehingga terjadi pemanasan
global atau bencana alam.
Ada tiga macam jenis kotoran yang dihasilkan oleh sapi, yakni kencing
(urine) dan limbah cair bekas olahan biogas dapat dimanfaatkan untuk pupuk,
kotoran padat dapat menghasilkan biogas sebagai sumber energi terbarukan
pengganti bahan bakar seperti elpiji, minyak tanah atau kayu bakar.