Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Laboratorium merupakan sarana yang sangat diperlukan dalam
pembelajaran IPA. Di dalam laboratorium terdapat banyak peralatan yang
mendukung percobaan yang dilakukan oleh siswa. Supaya alat laboratorium bisa
digunakan dalam jangka panjang maka peralatan memerlukan perawatan secara
berkala.
Alat dan bahan praktik IPA bagi seorang guru IPA merupakan sarana yang
sangat penting daam meaksanakan kegiatan beajar mengajar. Rasanya sulit untuk
diperoleh hasil pengajaran yang baik jika kegiatan beajar mengajar IPA itu
diaksanakan tanpa melibatkan penggunaan alat dan bahan IPA. Kita tahu bahwa
IPA tidak bisa lepas dari kegiatan eksperimen di Laboratorium, karena apabila
tanpa adanya eksperimen maka kita akan banyak meminta siswa untuk menghafal
fakta-fakta yang kita informasikan, dengan eksperimen siswa sendiri kan
menemukan fakta-fakta itu dan dengan demikian mudah untuk mengingatnya.
Alat-alat umumnya terdiri alat dari bahan logam, kayu dan kaca.
Perawatan alat tersebut dilakukan dengan cara menyimpan alat pada tempat yang
cukup kering ( tidak lembab ) dan tidak terkena cahaya matahari. Perawatan alat
sebaiknya dilakukan secara kontinu bergantung pada kondisi ruang penyimpanan
alat dan penempatan alat pada posisi yang tepat.

B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi laboratorium ?
2. Apa saja alat dan fungsi alat laboratorium ?
3. Apa saja bahan dan fungsi bahan dilaboratorium
4. Bagaimana tata tertib di laboratorium?
5. Apa saja peralatan keamanan di laboratorium?

C. Tujuan

1
Adapun tujuan dari pembuatan Makalah ini yaitu :
1. Agar dapat mempelajari Alat dan Bahan yang ada di laboratorium
2. Agar dapat mengetahui keselamatan kerja di laboratorium maupun sebagai
tambahan pengetahuan umum bagi yang membacanya

BAB II
PEMBAHASAN

2
A. Pengertian Laboratorium
Laboratorium dapat diartikan dari kata Laboratory seperti pada kamus
Wellesters yaitu Abuilding or room in wich scientific experiments are conducted
or where drugs science explosive are tested and compounded. Menurut menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No.: 134/0/1983, tentang
Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pendidikan Tgl. 5 Maret 1983, yang
dimaksud dengan Laboratorium adalah sebagai berikut :
Laboratorium/studio adalah sarana penunjang jurusan dalam study yang
bersangkutan, dan sumber unit daya dasar untuk pengembangan ilmu dan
pendidikan. Dalam pendidikan laboratorium adalah tempat proses belajar
mengajar melalui metode praktikum yang dapat menghasilkan praktikum hasil
pengalaman belajar. Dimana mahasiswa berinteraksi dengan berbagai alat dan
bahan untuk mengobservasi gejala-gejala yang dilengkapinya secara langsung.
Praktikum didalam pendidikan dapat diartikan sebagai suatu metode mendidik
untuk belajar dan mempraktekkan segala aktifitas dalam proses belajar mengajar
untuk menguasai suatu keahlian.
Dengan demikian laboratorium merupakan tempat proses belajar mengajar
melalui metode praktikum, yang dapat menghasilkan pengalaman belajar. Disini
kita sering terasing dengan berbagai alat dan pelajaran/praktikum dalam rangka
pengusahaan suatu keahlian. Ketrampilan menurut NEWBERY (1958) manfaat
dari metode praktikum adalah :
1. Pengetahuan dipelajari melalui kontak secara langsung dengan alat-alat dan
bahan/science.
2. Kebebasan individu dilaksanakan sebagai dasar dalam belajar.
3. Merujuk minat dalam mengantisipasi dan menggunakan kata-kata ungkap-
annya sebagaimana objeknya.
5. Mengembangkan karakter intelektual dan moral mahasiswa.
6. Memupuk sikap untuk melakukanpenelitian dalam memecahkan masalah.
B. ALAT DAN FUNGSI
No. Nama Alat Fungsi
1 Gelas ukur Untuk mengukur volume larutan

3
2 Tabung reaksi Untuk mereaksikan 2 zat atau lebih
3 Pembakar bensin Untuk membakar zat
Tempat membuat larutan(Tabung ini selalu
4 Tabung erlenmeyer
digunakan)
5 Pipet filler Untuk menghisap larutan dari botol
6 Pipet tetes Untuk menetaskan larutan
7 Pipet mikro Untuk mengambil larutan
8 Pipet ukur Untuk mengukur volume larutan
9 Inkubator Untuk fermetasi
10 Gelas beaker Untuk menyimpan dan membuat larutan
11 Labu Destilasi Untuk destilasi larutan.
Corong dibagi menjadi dua jenis yakni
corong yang menggunakan karet atau plastik
dan corong yang menggunakan gelas.
Corong digunakan untuk memasukan atau
12 Corong Gelas
memindah larutan ai satu tempat ke tempat
lain dan digunakan pula untuk proses
penyaringan setelah diberi kertas saing pada
bagian atas.
Menyaring larutan dengan dengan bantuan
13 Corong bucher
pompa vakum.
Digunakan untuk titrasi. Tapi dalam keadaan
14 Buret tertentu, dapat digunakan untuk mengukur
volume suatu larutan
Untuk memisahkan dua larutan yang tidak
15 Corong pisah bercampur karena adanya perbedaan massa
jenis.
Labu ukur leher Untuk membuat dan atau mengencerkan
16
panjang larutan dengan ketelitian yang tinggi.
Untuk membuat dan atau mengencerkan
17 Filler (karet pengisap)
larutan dengan ketelitian yang tinggi.
18 Kondensor Untuk destilasi larutan.
Pipet Volume/ Untuk menghisap larutan yang akan dari
19 Pipet Gondok / botol larutan.
Volumetrik
20 Pengaduk Untuk mengocok atau mengaduk suatu baik
akan direaksikan mapun ketika reaksi

4
sementara berlangsung.
Spatula Plastik atau Untuk mengambil bahan-bahan kimia dalam
21
logam bentuk padatan
22 Kawat Nitrom untuk uji nyala dari beberapa zat.
Untuk mengalirkam gas ke tempat tertentu
Pipa kapiler atau kaca
23 dan digunakan pula dalam penentuan titik
kapiler
lebur suatu zat.
25 Indikator universal Untuk identifikasi keasamaan larutan/zat.
1. Sebagai penutup saat melakukan
pemanasan terhadap suatu bahan kimia
26 Gelas arloji 2. Untuk menimbang bahan-bahan kimia
3. Untuk mengeringkan suatu bahan dalam
desikator.
Untuk memegang peralatan gelas yang
27 Hot hand
masih dalam kondisi panas.
28 Kertas saring Untuk menyaring larutan.
Kaki tiga sebagai penyangga pembakar
29 Kaki tiga
spirtus.
Sebagai alas atau untuk menahan labu atau
beaker pada waktu pemanasan
30 Kawat kasa
menggunakan pemanas spiritus atau
pemanas bunsen
Tempat tabung reaksi. Biasanya digunakan
pada saat percobaan yang membutuhkan
banyak tabung reaksi. Namun pada saat
31 Rak tabung reaksi mereaksikan zat yang ada di dalam tabung
reaksi. sebaiknya menggunakan rak tabung
reaksi untuk keamanan diri sendiri dan
orang lain
32 Penjepit Untuk menjepit tabung reaksi.
Pengaduk magnetik. Untuk mengaduk
larutan. Batang-batang magnet diletakan di
33 Stirer dan batang stirer dalam larutan kemudian disambungkan arus
listrik maka secara otomatis batang
magnetik dari stirer akan berputar.
34 Mortal dan pastle Menghaluskan zat yang masing bersifat

5
padat/kristal.
Terbuat dari persolen dan bersifat inert,
35 Krusibel digunakan untuk memanaskan logam-
logam.
Digunakan sebagai wadah. Misalnya
36 Evaporating dish penguapan larutan dari suatu bahan yang
tidak mudah menguap
Sebagai penjepit, misalnya:
Untuk menjepit soklet pada proses
ekstraksi
37 Klem dan statif
Menjepit buret dalam proses titrasi
Untuk menjepit kondensor pada proses
destilasi
Untuk menjepit corong pemisah dalam
38 Ring proses pemisahan dan untuk meletakan
corong pada proses penyeringan.
Untuk menahan wadah. Misalnya krus pada
39 Clay triangle saat pemanasan atau corong pada waktu
penyaringan
Untuk melindungi mata dari bahan yang
menyebabkan iritasi. Dan melindungi dari
40 Kacamata pengaman percikan api, uap logam, serbuk debu, kabut
dan zat-zat kimia yang meletup ketika
dilakukan pemanasan
Untuk membakar zat atau memmanaskan
41 Pemanas spiritus
larutan.
Untuk memanaskan larutan dan dapat pula
Pemanas /pembakar
42 digunakan untuk sterilisasi dalam proses
bunsen
suatu proses.
Untuk memanaskan larutan. Biasanya
43 Hot plate
larutan yang mudah terbakar
Untuk mengeringkan alat-alat sebelum
digunakan dan digunakan untuk
44 Oven
mengeringkan bahan yang dalam keadaan
basah.

6
Digunakan sebagai pemanas pada suhu
45 Tanur
tinggi, sekitar 1000 C.

Peralatan dasar lainnya


1. Alat ukur, seperti thermometer, barometer, respirometer, gelas ukur,
stopwatch, mikrometer sekrup, dsb.
2. Alat dari gelas, seperti tabung reaksi, labu erlenmeyer, pembakar spiritus,
dsb.
3. Model, seperti model pencernaan, model pernapasan, model kerangka,
model indera dan organ lainnya.
4. Bagan, seperti bagan klasifikasi makhluk hidup, bagan metamorfosis pada
katak, bagan sistem pengeluaran manusia, dsb.
5. Alat siap pakai (rakitan), seperti kit listrik, kit magnet, kit optik, dsb.
6. Alat bantu proses percobaan seperti pinset, gunting dan pembakar
bunsen/spiritus, mortar dan alu.

Perlengkapan pendukung (perkakas) yang diperlukan selama bekerja di


laboratorium IPA, seperti :
1. Alat pemadam kebakaran, dapat diganti dengan pasir basah dan karung
goni basah.
2. Kotak Pertolongan Pertama lengkap dengan isinya (obat, kasa, plester,
obat luka)
3. Alat kebersihan seperti sapu, pengki/serokan sampah, lap pel, sikat tabung
reaksi.
4. Alat bantu lainnya seperti obeng, palu, tang, gergaji dsb.

Alat di laboratorium IPA berdasarkan bahan pembuatnya, meliputi kelompok :


1. Alat optik (kaca), seperti tabung reaksi, labu erlenmeyer, pembakar
spiritus.
2. Alat dari logam, seperti kasa asbes, peralatan bedah dsb.
3. Alat dari kayu, seperti rak tabung reaksi, penjepit tabung reaksi dsb
4. Alat dari plastik, seperti botol zat kimia dsb.

7
5. Alat dari bahan lainnya seperti sikat tabung reaksi dari ijuk, sumbat gabus
dan mortar dari porselain.

C. BAHAN DAN FUNGSI


Bahan yang digunakan dalam kegiatan di laboratorium IPA dapat berupa
bahan kimia, bahan alami (berupa benda dan makhluk hidup). Bahan kimia yang
berbahaya dengan ciri mudah terbakar, mudah meledak, korosif dan beracun.
Contoh bahan kimia berbahaya seperti asam khlorida, asam sulfat dan asam
phosphat. Bahan kimia yang kurang berbahaya seperti aquadest, amilum, yodium
dan gula.
Sedangkan bahan di laboratorium IPA merupakan bahan praktikum yang
bersifat habis pakai
Bahan kimia di laboratorium IPA berdasarkan sifat zat yang sesuai dengan
simbolnya meliputi kelompok:
1. Bahan yang mudah terbakar, seperti alkohol (C2H5OH), eter, spiritus dan
belerang (sulfur).
2. Bahan yang mudah menguap, seperti eter, alkohol dan spiritus
3. Bahan yang tidak berbahaya, seperti amilum (tepung/pati), glukosa,
sukrosa (gula pasir), air dan minyak.
4. Bahan untuk reaksi kimia, seperti reagen biuret, reagen Fehling A dan
Fehling B, larutan lugol, larutan iodium dan reagen Bennedict.

Bahan dari makhluk hidup yang digunakan di laboratorium IPA,


digunakan untuk:
1. Bahan yang diuji, seperti bahan makanan, bagian tumbuhan (bunga, daun,
buah, batang dan akar), bagian hewan (bulu, rambut, tulang, darah dsb),
mikroorganisme (bakteri, ganggang, jamur, kultur Amoeba proteus dsb)
2. Bahan yang digunakan untuk menguji, seperti kunyit, bunga sepatu dan
kulit anggur sebagai bahan indikator asam-basa.

Berikut ini beberapa bahan kimia berbahaya yang ada di laboratorium.


1. Amoniak (NH)

8
Amoniak merupakan larutan yang mudah menguap. Semakin pekat
larutannya, semakin berbahaya. Amoniak biasa digunakan sebagai larutan basa.
Bahaya yang ditimbulkan amoniak antara lain sebagai berikut:
a. Jika terkena kulit dan mata dapat menyebabkan iritasi.
b. Uapnya dapat mengakibatkan gangguan pernapasan.
c. Jika tertelan dapat menyebabkan kerusakan di dalam perut.

2. Asam Sulfat (HSO)


Asam sulfat merupakan zat cair yang tidak berwarna, beracun, dan sangat
korosif. Asam sulfat biasanya digunakan sebagai asam kuat. Bahaya yang
ditimbulkan asam sulfat antara lain sebagai berikut :
a. Iritasi pada hidung dan tenggorokan serta mengganggu paru-paru.
b. Merusak kulit dan menimbulkan luka.
c. Menimbulkan kebutaan bila terkena mata.
d. Bersifat oksidator, dapat menimbulkan kebakaran bila kontak dengan zat
organik seperti gula, selulosa, dan lain-lain. Sangat reaktif dengan bubuk
zat organik.
e. Mengalami penguraian bila terkena panas, mengeluarkan gas SO.

3. Formaldehida 40% atau HCOH


Formaldehida lebih kita kenal dengan formalin. Larutannya dalam air
dengan konsentrasi 40% merupakan zat yang tidak berwarna, mudah menguap,
dan beracun. Formalin berfungsi sebagai pencegah hama atau bahan pengawet,
misalnya untuk mengawetkan hewan-hewan kecil dalam botol. Bahaya yang
ditimbulkan formalin antara lain sebagai berikut:
a. Iritasi pada hidung dan tenggorokan, gangguan pernapasan, rasa terbakar
pada hidung dan tenggorokan, serta batuk-batuk.
b. Bersin, radang tekak, radang tenggorokan, sakit dada yang berlebihan,
lelah, jantung berdebar, sakit kepala, mual, dan muntah.
c. Kulit menjadi memerah, keras, mati rasa, dan ada rasa terbakar.
d. Iritasi mata: mata memerah, sakit, gatal-gatal, pengelihatan kabur, dan
mengeluarkan air mata.

9
e. Mulut, tenggorokan, dan perut terasa terbakar, sakit menelan, mual,
muntah, diare, kemungkinan terjadi pendarahan, sakit perut yang hebat,
sakit kepala, hipotensi, kejang, tidak sadar hingga koma.

4. Kloroform (CHCl)
Kloroform merupakan zat cair yang tidak berwarna dan bersifat racun.
Kloroform biasa digunakan sebagai obat bius dan pelarut. Bahaya yang
ditimbulkan kloroform antara lain sebagai berikut.
a. Uapnya dapat mengganggu pernapasan.
b. Dalam udara, mengalami oksidasi fotokimia menghasilkan fosgen.
c. Campuran dengan aseron mudah meledak.
d. Dengan natrium, menimbulkan reaksi hebat.

5. Asam Klorida (HCl)


Asam klorida merupakan zat cair, bersifat racun, dan korosif. Bahaya yang
ditimbulkan asam klorida antara lain sebagai berikut.
a. Uapnya dapat merusak kulit, mata, dan alat pernapasan.
b. Menyebabkan luka bakar dan dermatitis (kulit melepuh).
c. Bila dicampurkan dengan KMnO dapat menimbulkan ledakan dalam
reaksi untuk membuat klor.

6. Natrium Hidroksida (NaOH)


Natrium hidroksida merupakan zat padat berwarna putih, mudah menyerap air dan
udara sehingga mudah mencair, bersifat racun, dan korosif. Bahaya yang
ditimbulkan natrium hidroksida antara lain sebagai berikut.
a. Menyebabkan luka bakar pada kulit dan mata.
b. Merusak jaringan tubuh.
c. Bersifat higroskopis dan mudah menyerap gas karbondioksida.

7. Asam Nitrat (HNO)

10
Asam nitrat merupakan jenis cairan korosif yang tidak berwarna dan
merupakan asam beracun. Asam nitrat biasa digunakan di laboratorium sebagai
reagen. Larutan ini juga dipakai untuk memproduksi bahan-bahan yang meledak
seperti nitrogliserin, TNT, RDX, dan ammonium nitrat. Bahaya yang ditimbulkan
asam nitrat antara lain sebagai berikut.
a. Menyebabkan luka bakar.
b. Asam nitrat pekat menimbulkan gas nitro bila dipanaskan. Gas ini
menyakitkan dan merusak mata dan paru-paru.
c. Reaksi yang sangat berbahaya antara asam yang pekat dan alkohol (terjadi
beberapa saat setelah zat-zat dicampur).

8. Air Raksa (Hg)


Air raksa atau hydragyrum sering disebut dengan merkuri. Air raksa
merupakan logam yang ada secara alami dan satu-satunya logam yang berwujud
cair pada suhu kamar (25 C). Raksa sering digunakan sebagai bahan amalgam
gigi, termometer, barometer, dan peralatan ilmiah lain. Bahaya yang ditimbulkan
air raksa antara lain sebagai berikut.
a. Dapat diserap melalui kulit dan paru-paru.
b. Beracun karena dapat merusak saraf, ginjal, dan otak.
c. Mudah menguap. Uapnya bahaya.

9. Kalium Bikromat (KCrO)


Kalium bikromat merupakan zat kristal berwarna jingga kemerahan.
Kalium bikromat biasa digunakan sebagai bahan celup untuk lukisan, hiasan pada
porselin, percetakan, photografi, warna print, bahan untuk petasan, bahan untuk
korek api, dan lain-lain. Bahaya yang ditimbulkan kalium bikromat antara lain
sebagai berikut.
a. Larutan beracun dan menyebabkan kulit gatal.
b. Debunya dapat menimbulkan kanker.

10. Etanol (CHOH)

11
Etanol merupakan alkohol yang berupa zat cair tidak berwarna, mudah
menguap dan terbakar. Etanol biasa digunakan sebagai pelarut dan disinfektan.
Bahaya yang ditimbulkan etanol antara lain sebagai berikut.
a. Mudah terbakar.
b. Teroksidasi menjadi formaldehida.
c. Reaksi dengan yodium dan fosfor atau peroksida berbahaya.

11. Kristal Iodin


Kristal iodin merupakan zat padat berwarna abu-abu, kehitaman, mudah
menyublim dengan uap berwarna ungu, dan korosif. Iodin biasa digunakan
sebagai reagen dalam uji amilum. Bahaya yang ditimbulkan iodin antara lain
sebagai berikut.
a. Kristalnya dapat melukai kulit.
b. Uapnya dapat melukai mata dan selaput lendir.

D. Tata Tertib di Laboratorium


Decaprio (2013:75) menjelaskan salah satu penyebab terjadinya
kecelakaan di laboratorium yaitu para pengguna laboratorium tidak mengikuti
petunjuk dan aturan yang semestinya ditaati. Hal ini disebabkan karena faktor
pengawasan yang sangat longgar sehingga para pengguna laboratorium tidak
mematuhi petunjuk dan penjelasan yang telah diberikan sebelum praktikum.
Peralatan yang baik namun tidak diiringi dengan tata tertib yang baik tentu tidak
akan berguna.
Peraturan kerja yang berlaku di laboraturium dengan biosafety level 1 dan
2 mencakup:
1. Ketika penelitian atau bekerja dengan kultur dan spesimen sedang
berjalan, akses ke laboraturium dibatasi atau memerlukan izin.
2. Mencuci tangan setelah bekerja dengan materi hidup, setelah melepas
sarung tangan dan sebelum meninggalkan laboraturium.
3. Dilarang makan, minum, merokok, memegang kontak lensa,
menggunakan kosmetik, dan menyimpan makanan atau kosmetik untuk

12
manusia di area kerja. Orang yang mengenakan kontak lensa harus
menggunakan goggle atau pelindung muka. Makanan disimpan di luar
area kerja dalam lemari atau refrigerator yang memang ditunjukan untuk
itu.
4. Dilarang memipet dengan mulut
5. Prosedur untuk penanganan yang aman dan pembuangan alat-alat yang
tersedia
6. Semua prosedur yang berpotensi menghasilkan cipratan atau aerosol
dilaksanakan dengan hati-hati untuk meminimalkan risiko bahaya
7. Semua area meja kerja didekontaminasi setelah bekerja dengan
mikroorganisme atau organisme yang bersifat pathogen, setiap hari, dan
setelah terjadi tumpahan materi hidup
8. Untuk penanganan limbah, tempat pembuangan limbah harus dipisahkan
berdasarkan jenisnya, yaitu limbah bahan kimia, zat organik, limbah padat
dan limbah cair. Limbah cair yang tidak berbahaya dapat langsung
dibuang ke bakcuci/ sink, tetapi harus diencerkan terlebih dahulu dengan
air secukupnya
9. Semua kultur, stok, dan sampah sejenis didekonteminasi sebelum dibuang
dengan menggunakan metode dekontaminasi yang distandarkan seperti
autoklaf. Materi yang akan didekontaminasi di luar laboraturium
ditempatkan dalam wadah tahan lama, anti bocor dan tertutup untuk proses
transportasi yang aman. Untuk pengangkutan, wadah tersebut ditaruh
dalam wadah kedu yang tertutup.
10. Semua sampah dari hewan dibuang dalam wadah anti bocor, dianjurkan
ditutup dengan wadah lain untuk pengangkutan. Limbah dari hewan,
dianjurkan ditangani dengan insinerasi (pembakaran pada suhu tinggi).
11. Tanda bahan biologis berbahaya (biohazard) harus ditempel di pintu
masuk ketika ada agen yang dapat menginfeksi. Peringantan bahaya juga
mencakup level biosafety, daftar nama dan nomor telepon orang yang
bertanggung jawab, serta persyaratan khusus untuk masuk kedalam ruang
kerja (Hamdani,2008:11).

13
E. Peralatan Keamanan di Laboratorium
Hamdani (2008:13) menyebutkan peralatan keamanan di laboratorium
adalah biological safety cabinet, fume hood, laminar air show, safety shower,
eyewash fountain, alat pemadam kebakaran, dan personal protective equipment.
Khamidinal (2009:15) juga memberikan penjelasan tentang lemari asam (fume
hood) yaitu sebagi berikut.
1. Biological Safety Cabinets (BSC)
BSC didesain untuk melindungi pengguna, lingkungan laboratorium,
bahan-bahan yang dikerjakan dari aerosol atau cipratan yang menginfeksi atau
mengkontaminasi bahan yang sedang dikerjakan, seperti kultur primer, stok dan
specimen yang sedang didiagnosa. Dengan BSC, udara dari ruangan masuk ke
dalam BSC untuk kemudian diisap oleh cabinet ke dalam saluran pembuangan.
Arah aliran udara memungkinkan partikel aerosol yang mungkin dihasilkan saat
bekerja tidak terisap oleh pekerja dan dan dibuang. Bagian depan cabinet dibuka
sedikit hingga tangan pengguna dapat masuk dan bekerja menangani bahan-bahan
di dalam cabinet semmentara orang tersebut mengamati dari balik penutup yang
transparan.

2. Lemari Asam (Fume Hood) dan Laminar Air Flow


Alat lainnya yang sejenis dengan BSC adalah fume hood dan laminar air
flow (LAF). Fume hood digunakan terutama untuk melakukan reaksi kimia yang
berpotensi menghasilkan aerosol atau uap yang berbahaya jika terhirup sedangkan
LAF didesain untuk menyediakan lingkungan ideal yang bebas partikel dan
bakteri, yang dibutuhkan dalam kerja lab, uji, rekayasa, dan pemeriksaan.
Khamidinal (2009:15) menjelaskan bahwa almari asam merupakan bagian
dari peralatan keselamatan dan kesehatan kerja di laboratorium kimia. Peralatan
ini menyerupai almari yang pintunya dapat dibuka dengan cara digeser naik turun.
Bagian pintu depan terbuat dari kaca sehingga pengguna dapat melihat langsung
ke dalam almari asam ini. Almari asam digunakan ketika pengguna laboratorium
ingin menambahkan zat-zat yang bersifat asam kuat dan mudah menguap seperti
asam sulfat. Uap asam sulfat pekat sangat berbahaya apabila sampai terhirup
melalui hidung.

14
3. Safety Shower dan Eyewash Fountain
Safety shower dan eyewash fountain terutama disiapkan untuk
mengantisipasi risiko bahaya saat bekerja dengan zat kimia korosif. Safety shower
digunakan ketika tubuh terkena bahan kimia dalam jumlah cukup banyak
sehingga tubuh dibilas seluruhnya sedangkan eyewash fountain berfungsi untuk
membersihkan mata yang terkena percikan bahan kimia. Pembilasan dilakukan
sekurang-kurangnya selama 15 menit. Kedua alat ini terletak tidak lebih dari 15
meter dari sumber bahaya. Alat keselamatan kerja ini harus diperiksa secara
berkala tentang kelayakan fungsinya.

4. Alat Pemadam Kebakaran


Kebakaran merupakan salah satu bahaya di laboratorium. Berdasarkan
klasifikasi oleh NFPA (National Fire Protection Agency), api dapat
diklasifikasikan menjadi:
a. Kelas A, yaitu jenis api biasa yang berasal dari kertas, kayu, atau plastic
yang terbakar
b. Kelas B, yaitu jenis api yang ditimbulkan oleh zat mudah terbakar dan
mudah menyala seperti bensin, kerosin, pelarut organic umum yang
digunakan di laboratorium.
c. Kelas C, yaitu jenis api yang timbul dari peralatan listrik
d. Kelas D, yaitu jenis api yang timbul dari logam mudah menyala seperti
magnesium, titanium, kalium, dan natrium

Jika terjadi kebakaran, alat pemadam kebakaran (fire extinguisher) yang


digunakan harus disesuaikan dengan penyebab timbulnya api. Beberapa jenis
pemadam kebakaran yang dapat digunakan adalah:
a. Air (water extinguisher). Sangat cocok untuk api kelas A, tetapi tidak
cocok untuk api kelas B, C dan D
b. Uap air (watermist extinguisher). Sangat cocok untuk api kelas A dan C

15
c. Bahan kimia kering (dry chemical extinguisher). Sangat berguna untuk api
kelas A, B, dan C dan merupakan pilihan terbaik untuk semua jenis
kebakaran. Jenis dray chemical extinguisher yang digunakan adalah:
Untuk api kelas B dan C, bahan kimia yang digunakan mengandung
natrium atau kalium karbonat
Untukapi kelas A, B, dan C, bahan kimia yang digunakan mengandung
ammonium fosfat
d. Karbondioksida (CO2 extinguisher). Dipergunakan bagi api kelas B dan C
pemadaman kebakaran dari karbondioksida lebih baik dari dry chemichhal
karena tidak meninggalkan zat berbahaya sesudahnya. Paling baik
digumnakan untuk api yang berasal dari listrik.

5. Personal Protective Equipment (PPE)


Perlengkapan pelindung individu (personal protective equipment) yang
umumnya harus digunakan adalah jas laboratorium, sarung tangan, masker, sepatu
pengaman, dan pelindung mata. Perlengkapan yang digunakan tergantung pada
jenis pekerjaan, alat-alat, dan bahan yang digunakan.
1. Pelindung Mata
Pelindung mata digunakan pada semua area yang berpotensi untuk
menghasilkan cipratan atau luka pada mata. Tidak hanya berlaku bagi orang yang
bekerja langsung, tetapi juga bagi orang yang berada di area itu walaupun
sementara.
Jenis pelindung mata yang diperlukan tergantung pada jenis bahaya. Untuk
penanganan bahan kimia secara umum, kaca mata pengaman dengan pelindung
sudah cukup. Ketika ada resiko cipratan bahan kimia, diperlukan goggle.
Bagi pengguna lensa kontak, sebaiknya kontaknya lensa tidak digunakan
dilaboratorium, karena jika larutan korosif memercikan ke mata, reflex alami
untuk memejamkan mata akan menyulitkan pengembalian kontak lensa. Selain
itu, bahan plastic pembuat kontak lensa dapat tertembus beberapa jenis uap yang
ada dilaboratorium. Uap tersebut dapat terterjebak di belakang lensa dan
menyebabkan iritasi yang luas pada mata. Keberadaan lensa pun akan mencegah
air mata untuk menghapus iritan. Jika kontak lensa ingin tetap digunakan, maka

16
harus dilindungi dengan goggle yang didesain khusus untuk pengguna kontak
lensa.

2. Sarung Tangan
Banyak materi berbahaya yang dapat terserap masuk ke dalam kulit. Oleh
karena itu, sarung tangan pelindung harus digunakan ketika kulit berpotensi
terkena tumpahan atau kontaminasi.
Sarung tangan yang digunakan harus disesuaikan dengan jenis pekerjaan.
Untuk bekerja dengan larutan asam, alkali atau pelarut organic, sarung tangan dari
karet alami, neoprene atau nitrile yang sebaiknya digunakan. Untuk menangani
onjek panas, sarung tangan yang digunakan harus tahan panas sedangkan sarung
tangan khusus harus digunakan untuk menagani objek yang sangat dingin seperti
nitrogen cair.
Sebelum digunakan, sarung tangan harus diperiksa terlebih dahulu jika
terdapat bagian yang luntur, sobek atau rusak. Sebelum dilepaskan, sarung tangan
yang tidak dibuang dan akan dipakai lagi harus dicuci seluruhnya baik dengan air
atau dengan dengan air dan sabun.
Sarung tangan yang telah terkontaminasi harus dibuang secepatnya. Selalu cuci
tangan segera setelah membuang sarung tangan yang telah terkontaminasi dan
lepaslah sarung tangan sebelum meninggalkan tenpat kerja untuk mencegah
kontaminasi pada gagang pintu telepon, sakelar listrik, dan lain-lain.

3. Pakaian
Kecuali mengunakan jas laboratorium, pakaian longgar atau sobek harus
dihindari karena berpotensi untuk terbakar, absorpsi dan terkait pada mesin.
Perhiasan yang menggantung dan rambut panjan juga memiliki resiko yang
serupa. Cincin atau perhiasan yang yang sulit dilepaskan sebaiknya dihindai
karena cairan yang korosif atau yang dapat mengiritasi dapat mengiritasi kuli.
Jas laboratorium harus digunakan selama berada di laboratorium ketika
terdapat infeksi atau bahaya bahan kimia. Jas laboratorium dan perlengkapan
pelindung lainnya jangan digunakan diluar laboratorium untuk mencegah
kontaminasi luar area laboratorium. Sepatu tertutup harus digunakan selama

17
berada di laboratorium karena sandal dan sepatu terbuka membuat kaki berisiko
untuk terkena tumpahan zat kimia yang mengiritasi atau korosif.

4. Masker
Masker digunakan sebagai penutup mulut dan hidung untuk menyaring
partikel-partikel kimia maupun bahan partikulat. Masker merupakan perlindungan
terhadap masuknya bahan berbahaya ke dalam tubuh melalui saluran pernafasan.

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Adapun kesimpulan dari makalah ini antara lain adalah :
1. Penggunaan alat sebelum melakukan percobaan/ penelitian harus difahami
oleh semua penggunanya, baik itu guru, laboran maupun siswa. Hal ini
dapat dilakukan dengan membaca dan memahami buku manual
penggunaan alat sehingga ketika percobaan dilakukan tidak terjadi
kesalahan prosedur dalam penggunaan alat-alat laboratorium.
2. Pengklasifikasian peralatan di laboratorium fisika sangat perlu dilakukan
untuk memudahkan dalam menginventarisir alat dan mengidentifikasi alat.
Selain itu juga dapat memudahkan dalam pemanfaatan alat sebagai alat
percobaan maupun alat peraga.

18
3. Penggunaan laboratorium sangat penting untuk diperhatikan bagi setiap
siswa agar alat dan bahan praktik bekerja sesuai dengan fungsinya masing-
masing.
4. Tata tertib di laboratorium harus dipatuhi oleh pengguna laboratorium agar
keamanan kerja terjamin dan mengurangi risiko kecelakaan kerja di
laboratorium. Fasilitas laboratorium berdasarkan biosafety level 1 dan
level 2 dengan fasilitas yang berbeda berfungsi untuk keamanan kerja di
laboratorium. Alat keamanan laboratorium meliputi biological safety
cabinet, fume hood, laminar air show, safety shower, eyewash fountain,
alat pemadam kebakaran, dan personal protective equipment.

B. SARAN
Untuk penulisan berikutnya perlu ditambahkan mengenai hal-hal yang
harus diketahui petugas laboran mengenai perawatan, penyimpanan dan perbaikan
alat laboratorium yang dapat meningkatkan kompetensi petugas dalam bekerja.
Perlu diadakan survey / studi lapangan ke beberapa sekolah sampel sebelum
dilakukan penulisan naskah, agar penulis dapat berinteraksi langsung dengan
pekerja laboratorium (guru, laboran, dan siswa). Dengan adanya survey / studi
lapangan tersebut diharapkan penulis lebih peka dan lebih fokus membahas
mengenai alat-alat laboratorium apa saja yang biasanya menjadi permasalahan
dalam perawatan, penyimpanan, dan perbaikan

19
DAFTAR PUSTAKA

HTTP : www.sholeh-alamak.blogspot.com
HTTP : www.scribd.com
Hamdani, Anti D., dan Isma K. Manajemen dan Teknik Laboratorium.
Yogyakarta: Uin Sunan Kalijaga.
Khamidinal. 2009. Teknik Laboratorium Kimia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Decaprio, Richard. 2013. Tips mengelola Laboratorium Sekolah IPA, Bahasa,
Komputer, dan Kimia. Yogyakarta: Diva Press.
http://alatpemadamapar.blogspot.com/
http://www.biologicalsafetycabinet.co.uk/
http://www.bppv-dps.info
http://www.emergency-shower.org/

20
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan
karunia-Nya kami dapat menyusun makalah yang berjudul Pengenalan Alat dan
Keselamatan Kerja di Laboratorium ini tepat pada waktu yang telah ditentukan.
Kami berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada
umumnya, sebagai salah satu sumber pengetahuan dan bahan pembelajaran
tentang apa saja alat-alat dan keselamatan kerja di laboratorium.
Dalam hal ini kami selaku penyusun menyadari masih banyak kekurangan
dan kekeliruan dalam penyusunan makalah ini, untuk itu kami meminta maaf atas
segala keterbatasan waktu dan kemampuan kami dalam menyelesaikan makalah
ini. Segala kritik dan saran yang membangun senantiasa kami harapkan demi
peningkatan kualitas makalah ini.

21
Penyusun

DAFTAR ISI

i
KATA PENGANTAR.......................................................................................i

DAFTAR ISI....................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang....................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................1
C. Tujuan..................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Penegrtian Laboratorium...................................................................3
B. Alat dan Fungsi...................................................................................4
C. Bahan dan Fungsi................................................................................8
D. Tata Tertib di Laboratorium............................................................13
E. Peralatan Keamanan di Laboratorium...........................................14

BAB III PENUTUP

22
A. Kesimpulan........................................................................................19
B. Saran..................................................................................................19

DAFTAR PUSTAKA

MAKALAH
TENTANG
ii

PENGENALAN ALAT DAN KESALAMATAN KERJA


DI LABORATORIUM
Disusun untuk memenuhi tugas Mata Pelajaran Kimia

23
Disusun Oleh :
Feronike Suci Artha
Metha
Juli Hardi Putra
Abi
Sinar Jandri
Ridha
Yuliani

Guru Mata Pelajaran :


Anggun Dwi Anggarjati, M.Pd

DINAS KEBUDAYAAN KOTA BENGKULU


SMA N 11 2017 / 2018

24

Anda mungkin juga menyukai