Anda di halaman 1dari 9

(TAK)

TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK GERONTIK

Pokok Bahasan : Latihan Kekutatan Otot


Sub Pokok Bahasan : Range Of Motion Exercise
Sasaran : Lansia
Hari/Tanggal : Senin / 10 Juli 2017
Waktu : Pukul 16.00 WIB
Tempat : Ruangan Oma Panti Wreda Karitas Cimahi
Pembicara : Herdi Yohanis Komaling

A. LATAR BELAKANG
Penuaan merupakan proses normal perubahan yang berhubungan dengan waktu,
sudah dimulai sejak lahir dan berlanjut sepanjang hidup. Usia tua adalah fase akhir dari
rentang kehidupan (Fatimah, 2010). Usia lanjut adalah kelompok orang yang sedang
mengalami suatu proses perubahan yang bertahap dalam jangka waktu beberapa dekade
(Notoadmojo, 2010). Menurut Pasal 1 ayat (2), (3), (4) UU No. 13 Tahun 1998 tentang
Kesehatan dikatakan bahwa usia lanjut adalah seseorang yang telah mencapai usia lebih
dari 60 tahun.
Peningkatan usia harapan hidup sangat berpengaruh terhadap usia lanjut dari tahun ke
tahun. Peningkatan usia lanjut berdampak pada populasi lanjut usia yang semakin banyak.
Masalah yang sering terjadi akibat peningkatan jumlah populasi lansia, seperti
kemunduran fisik, psikologis, dan pada sosial. Salah satu kemunduran fisik yang terjadi
adalah muskuloskeletal yaitu berkurangnya massa otot.
Gangguan muskuloskeletal ini berhubungan dengan proses menua yang secara
fisiologis disebabkan antara lain oleh: 1 ) Kekakuan jaringan penghubung, 2)
Berkurangnya massa otot, 3) Perlambatan konduksi saraf, 4) Penurunan visus/lapang
pandang dan 5) Kerusakan proprioseptif. Jika gangguan muskuloskeletal terjadi terhadap
otot-otot core stability maka akan mempengaruhi postural dan menyebabkan gangguan
keseimbangan. Hal ini dilihat bahwa dengan core yang baik akan membantu dalam
melakukan gerak serta menjadi dasar untuk semua gerakan pada lengan dan tungkai. Hal
tersebut menunjukkan bahwa hanya dengan stabilitas postur (aktifasi otot core stability)
yang optimal, maka mobilitas pada ektremitas dapat dilakukan dengan baik (Barr, 2005).
Akibat kemunduran fisik tersebut ditemukan masalah fisik sehari-hari yang dialami
oleh lansia, seperti risiko jatuh. Resiko jatuh terjadi akibat dari melemahnya otot-otot pada
lansia. Hasil pengkajian kekuatan otot pada Ny.Wasni didapatkan bahwa kekuatan
ektremitas atas adalah 5, ekstremitas bawah adalah 1. Hasil pengkajian resiko jatuh yang
menggunakan Morse Fall Scale adalah 65 dengan resiko jatuh tinggi.
Tobing (2011) berpendapat latihan fisik yang baik, benar, terukur, dan teratur (BBTT)
serta latihan yang sesuai dengan tingkat kesehatan, tingkat aktivitas fisik, dan tingkat
kebugaran masing-masing individu dapat mengurangi risiko kelainan tulang yang
menyebabkan risiko jatuh pada lansia. Menurut Safaah (2013) dalam penelitian
Pengaruh Latihan Range of Motion terhadap Peningkatan Kekuatan Otot Lanjut Usia di
UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia (Pasuruan) Kec. Babat Kab Lamongan didapatkan
bahwa Terdapat pengaruh latihan ROM terhadap peningkatan kekuatan otot lanjut usia di
UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia (Pasuruan) Kec. Babat, Kab. Lamongan karena nilai
Asymp. Sig. (2-tailed) = 0,042 di mana 0,042 < 0,05, maka H0 ditolak. Berdasarkan
masalah diatas maka penulis akan melakukan kegiatan terapi kelompok Range of Motion
Exercise.

B. TUJUAN :
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti kegiatan terapi aktifitas, lansia dapat melakukan senam Range of
Motion Exercise.

2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti kegiatan terapi kelompok Range of Motion Exercise lansia;
a. Lansia melakukan Range of Motion Exercisesetiap hari
b. Terjadi penurunan Tingkat Resiko Jatuh pada lansia dari Rendah sampai tidak ada.

C. METODE
Menggunakan metode belajar bed side teaching dengan teknik :
Cara Pencapaian : Latihan
Waktu : 30 menit

D. ALAT DAN MEDIA : Leaflet dan Flipchart.


E. SUSUNAN KEGIATAN
1. Memperkenalkan diri
2. Menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan
3. Memperagakan gerakan latihan untuk memberikan contoh pada lansia
4. Lansia mempraktekan/ mengikuti gerakan yang di lakukan
5. Mengevaluasi klien bisa memperagakan kembali gerakan rang of motion yang sudah
di ajarkan

F. MATERI TAK
1. Pengertian
Range Of Motion (ROM), merupakan istilah baku untuk menyatakan batas/besarnya
gerakan sendi baik normal. ROM juga di gunakan sebagai dasar untuk menetapkan adanya
kelainan batas gerakan sendi abnormal (HELMI, 2012).
Menurut (potter, 2010) Rentang gerak atau (Range Of Motion) adalah jumlah
pergerakan maksimum yang dapat di lakukan pada sendi, di salah satu dari tiga bdang
yaitu: sagital, frontal, atau transversal. Range Of Motion (ROM), adalah gerakan yang
dalam keadaan normal dapat dilakukan oleh sendi yang bersangkutan. Range Of Motion
dibagi menjadi dua jenis yaitu ROM aktif dan ROM pasif. (Suratun,Heryati,Manurung, &
Raenah, 2008).

2. Indikasi dilakukan ROM


1) Anda mengalami problem gerak:
Kelumpuhan/kelemahan separuh tubuh akibat serangan stroke.
Kelumpuhan/kelemahan otot-otot wajah, lengan/tangan atau tungkai/kaki.
Kekakuan sendi akibat patah tulang, rematik atau kelumpuhan.
2) Vertigo (sakit kepala berputar-putar).
3) Nyeri otot, persendian atau tulang, nyeri pinggang, tenggkuk, lutut, bahu, dll.
4) Kelemahan fisik akibat tirah baring yang lama.

3. Klasifikasi
Menurut (Suratun,Heryati,Manurung, & Raenah, 2008) klasifikasi rom sebagai berikut:
1) ROM aktif adalah latihan yang di berikan kepada klien yang mengalami kelemahan
otot lengan maupun otot kaki berupa latihan pada tulang maupun sendi dimana
klien tidak dapat melakukannya sendiri, sehingga klien memerlukan bantuan
perawat atau keluarga.
2) ROM pasif adalah latihan ROM yang dilakukan sendiri oleh pasien tanpa bantuan
perawat dari setiap gerakan yang dilakukan. Indikasi ROM aktif adalah semua
pasien yang dirawat dan mampu melakukan ROM sendii dan kooperatif.

4. Gerakan ROM pada anggota gerak Bagian bawah


1. Pangkal paha dan lutut di tekuk (fleksi):

Keterangan 1: pegang kaki pasien seperti gambar, tekuk kaki ke arah dada, kemudian
kembalikan seperti posisi semula.

2. Rotasi (perputaran) pangkal paha.

Keterangan 2: Dekatkan kaki pasien pada pelatih, kemudian putar ke arah dalam.

3. Perputaran pergelangan kaki:

Keterangan 4: Pegang pergelangan kaki pasien seperti gambar dan putar ke arah
dalam.

Keterangan 5: pegang jari-jari pasien dan tekuk ke arah telapak tangan dan
kembalikan ke arah muka pasien.

6. Tarikan tumit:
Keterangan 6: Tarik tumit ke arah luar, dan bagian atas ke arah dalam. Kemudian
ulangi ke arah yang berlawanan seperti gambar di bawah ini:

5. Gerakan ROM pada anggota gerak Bagian atas


1. Fleksi dan ekstensi bagian siku:

Keterangan 1: Pegang lengan atas dan bawah pasien, angkat lurus dan kemudian kembali ke
posisi semula.

2. Fleksi dan ekstensi bahu:

Keterangan 2: luruskan dan gerakkan tangan ke arah atas kemudian kembali ke posisi semula.

3. Perputaran dalam dan luar pada bahu:

Keterangan 3: Pegang tangan pasien seperti gambar, dan lakukan gerakan memutar ke dalam
dan ke luar.

4. Rotasi (perputaran leher). Caranya: Putar leher ke kanan kemudian ke kiri, usahakan
supaya leher menyentuh bahu.
5. Fleksi - ekstensi jari-jari dan pergelangan tangan: Gerakkan jari dan pergelangan
tangan ke arah muka,

6. Fleksi dan ekstensi ibu jari:

Keterangan 8: Tekuk ibu jari dan kembali seperti semula.

MAKALAH TAK
TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK
LATIHAN ROM

GROUB B
PANTI WREDA KARITAS CIMAHI

NAMA :

HERDI YOJHANIS KOMALING

14901-16059
PROGRAM PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN IMMANUEL


BANDUNG

2017

DAFTAR PUSTAKA
Arianda 2014 hubungan antara keseimbangan tubuh dengan riwayat jatuh pada
lanjut usia. Diakses dari http://eprints.ums.ac.id/30486/ pada hari
minggu 9 juli 2017 jam 22:45.

Fatimah. 2010.Merawat Manusia lanjut Usia Suatu Pendekatan Proses


KeperawatanGerontik.Jakarta:TransInfoMedia

Helmi, Z.N. 2012.Buku Ajar Gangguan Muaskuloskeletal. Salemba Medika :


Jakarta

Notoadmodjo,S.(2010).MetodePenelitianKesehatan.Jakarta:RinekaCipta

Nurkuncoro ,2015 pengaruh latihan keseimbangan terhadap risiko jatuh pada


lansia di panti sosial tresna werdha yogyakarta unit budhi luhur kasongan
bantul. Di akses dari http://opac.unisayogya.ac.id/84/ pada hari minggu 9
juli 2017 jam 23:00.

Potter dan Perry. (2010).Fundamental keperawatan buku 3. Edisi 7.Jakarta :


SalembaMedika
Suratun, Heryati, Manurung, S.,Raenah. (2008).Klien Gangguan Sistem
Muskuloskeletal.Jakarta:EGC.

Tobing,HG2011,PrinsipIlmuBedahSaraf,Sagung Seto,Jakarta

Anda mungkin juga menyukai