Anda di halaman 1dari 2

1

Pengantar

Sampai dengan era modern, perbedaan antara pria dan wanita serta pengabdian

wanita kepada pria adalah dianggap hal yang alamiah dan di luar kekuasaan manusia.

Kedudukan wanita terletak di bawah pria karena diciptakan lebih lemah (fisik dan psikis)

tetapi di atas binatang dan alam. Inilah yang menjadi hubungan historis dan konseptual

antara wanita dan alam dalam penerapan pendekatan gender untuk teori sosial

ekofeminis yaitu teorisasi sosial tentang lingkungan yang bukanlah zona bebas gender.

Hubungan antara gender dan lingkungan dalam teori sosial mendapat perhatian yang

lebih pada 30 (tiga puluh) tahun terakhir ini. Hubungan antara gender, lingkungan dan

teori sosial berawal di akhir abad 18 melalui buku seorang penulis, filsuf dan

feminis yang berasal dari Britania Raya Mary Wollstonecraft (27 April 1759 10

September 1797) berjudul Pembenaran Hak-hak Perempuan yang dipublikasikan

pada tahun 1792 dan reaksi terhadap buku tersebut. Buku ini menuangkan pendapat

Woolstonecraft tentang hak untuk (beberapa) wanita, seperti hak untuk memiliki

properti, modal dan pendidikan. Salah satu reaksi terhadap buku tersebut adalah

dipublikasikannya buku yang berjudul Pembenaran Hak-hak Binatang oleh Thomas

Taylor (1792). Thomas Taylor (15 Mei 1758 1 November 1835) adalah seorang

penerjemah dan Neoplatonis yang lahir di London, ia merasa terinspirasi dengan buku

Woolstonecraft tersebut dan buku lain yang dipublikasikan oleh Thomas Paine (29

Januari 1737 8 Juni 1809) seorang pamfleter, revolusioner, radikal, penemu dan

intelektual dari Britania Raya pada tahun 1791 berjudul Hak-hak Pria. Thomas Taylor
2

berpikir apabila pria dan wanita memiliki hak-hak, maka mengapa binatang tidak

memilikinya juga?

Ekologi dan feminisme akan tampak aneh apabila dihubungkan, sejak Mary Mellor

seorang sosiolog dari Inggris mengeluarkan pandangan sementara feminisme

berusaha menjelaskan dan mengatasi asosiasi wanita dengan alami, ekologi mencoba

kembali menanamkan kemanusiaan dalam kerangka pemikiran alaminya (1997:180).

Tetapi Ariel Salleh (1997) seorang sosiolog dari Australia yang menulis tentang ekologi

sosial dan ekofeminisme berpendapat seharusnya para feminis tidak takut terhadap

kiasan Ibu = Alam, karena hal tersebut menjelaskan sumber kekuatan dan ketulusan

seorang wanita.

Anda mungkin juga menyukai