a) Otak besar
b) Otak kecil
c) Batang otak
d) Medulla spinalis
Yang termasuk system syaraf tepi adalah semua cabang dari medulla
spinalis
a) Syaraf simpatis
b) Syaraf parasimpatis
Otak terdapat dalam rongga tengkorak yang dibungkus oleh selaput otak
yang disebut meningen. Selaput otak ini juga berlanjut melapisi medulla
spinalis. Selaput otak maupun selaput medulla spinalis adalah sama.
1
Diantara durameter dengan arachnoid dengan piameter terdapat rongga
subarachnoid. Rongga subdurameter berisi kapiler pembuluh darah.
Rongga arachnoid berisi cairan otak. Cairan Otak (Liquor Cerebro
Spinalis = LCS). Cairan otak yang terdapat di rongga subarachnoid otak
dan medulla spinalis. Cairan otak ini dibentuk oleh plexus choroideus pada
rongga otak (ventrikel). Cairan otak hampir sama dengan plasma darah
yaitu juga terdiri dari sebagian besar air, glukosa, protein, garam-garam,
dan tidak ada sel darah.
Otak Kecil
2
Fungsi otak kecil :
Batang Otak :
Pons
Medulla Oblongata
Medulla Spinalis
3
Medulla Spinalis berfungsi :
1.2 Etiologi
1. Bakteri; Mycobacterium tuberculosa, Diplococcus pneumoniae
(pneumokok), Neisseria meningitis (meningokok), Streptococus
haemolyticuss, Staphylococcus aureus, Haemophilus influenzae,
Escherichia coli, Klebsiella pneumoniae, Peudomonas aeruginosa.
4
2. Penyebab lainnya lues, Virus, Toxoplasma gondhii dan Ricketsia.
3. Faktor predisposisi : jenis kelamin lakilaki lebih sering dibandingkan
dengan wanita.
4. Faktor maternal : ruptur membran fetal, infeksi maternal pada minggu
terakhir kehamilan
5. Faktor imunologi : defisiensi mekanisme imun, defisiensi
imunoglobulin.
6. Kelainan sistem saraf pusat, pembedahan atau injury yang
berhubungan dengan sistem persarafan.
1.3 Manifestasi Klinis
5. Kejang akibat area fokal kortikal yang peka dan peningkatan TIK
akibat eksudat purulen dan edema serebral dengan tanda-tanda
perubahan karakteristik tanda-tanda vital(melebarnya tekanan pulsa dan
5
bradikardi), pernafasan tidak teratur, sakit kepala, muntah dan penurunan
tingkat kesadaran.
1.4 Patofisiologi
6
1.5 Komplikasi
1. Hidrosefalus obstruktif
5. Efusi subdural
6. Kejang
8. Cerebral palsy
9. Gangguan mental
7
4. Sel darah putih : sedikit meningkat dengan peningkatan neutrofil (
infeksi bakteri )
8
Obat anti-infeksi (meningitis bakterial):
Pengobatan simtomatis:
9
1. Sirkulasi
2. Eliminasi
3. Makan
4. Higiene
5. Neurosensori
10
6. Nyeri/keamanan
7. Pernafasan
2.2.1 definisi
11
3) Hipertensi
2.2.4 definisi
1) Agens Cidera
2.2.7 definisi
12
4) Fisik (contoh : rancangan struktur dan arahan masyarakat,
bangunan dan atau perlengkapan)
5) Nutrisi (contoh : vitamin dan tipe makanan)
6) Biologikal ( contoh : tingkat imunisasi dalam masyarakat,
mikroorganisme)
7) Kimia (polutan, racun, obat, agen farmasi, alkohol, kafein nikotin,
bahan pengawet, kosmetik, celupan (zat warna kain))
1. Diagnosa I
1. Tujuan
Pasien kembali pada,keadaan status neurologis sebelum
sakit
Meningkatnya kesadaran pasien dan fungsi sensoris
2. Kriteria hasil
Tanda-tanda vital dalam batas normal
Rasa sakit kepala berkurang
Kesadaran meningkat
Adanya peningkatan kognitif dan tidak ada atau hilangnya
tanda-tanda tekanan intrakranial yang meningkat.
2.3.2 Intervensi dan rasional (NIC)
Intervensi Rasional
1. Pasien bed rest total dengan 1. Perubahan pada tekanan
posisi tidur terlentang tanpa intakranial akan dapat
bantal. meyebabkan resiko untuk
2. Monitor tanda-tanda status terjadinya herniasi otak.
neurologis dengan GCS.
13
3. Monitor tanda-tanda vital 2. Dapat mengurangi kerusakan
seperti TD, Nadi, Suhu, otak lebih lanjt
Resoirasi dan hati-hati pada 3. Pada keadaan normal
hipertensi sistolik. autoregulasi mempertahankan
keadaan tekanan darah sistemik
berubah secara fluktuasi.
Kegagalan autoreguler akan
menyebabkan kerusakan
vaskuler cerebral yang dapat
dimanifestasikan dengan
peningkatan sistolik dan diiukuti
oleh penurunan tekanan
diastolik. Sedangkan
peningkatan suhu dapat
menggambarkan perjalanan
4. Monitor intake dan output infeksi.
4. hipertermi dapat menyebabkan
peningkatan IWL dan
meningkatkan resiko dehidrasi
terutama pada pasien yang tidak
sadra, nausea yang menurunkan
5. Bantu pasien untuk intake per oral.
membatasi muntah, batuk. 5. Aktifitas ini dapat meningkatkan
Anjurkan pasien untuk tekanan intrakranial dan
mengeluarkan napas apabila intraabdomen. Mengeluarkan
bergerak atau berbalik di napas sewaktu bergerak atau
tempat tidur. merubah posisi dapat
6. Kolaborasi : Berikan cairan melindungi diri dari efek
perinfus dengan perhatian valsava.
ketat. 6. Meminimalkan fluktuasi pada
beban vaskuler dan tekanan
14
intrakranial, vetriksi cairan dan
cairan dapat menurunkan edema
cerebral.
2. Diagnosa II
1. Tujuan
Pasien terlihat rasa sakitnya berkurang / rasa sakit terkontrol
2. Kriteria evaluasi
1. Pasien dapat tidur dengan tenang
2. Memverbalisasikan penurunan rasa sakit.
2.3.4 Intervensi dan Rasional (NIC)
Intervensi Rasional
1. Usahakan membuat 1. Menurukan reaksi terhadap
lingkungan yang aman dan rangsangan ekternal atau
tenang. kesensitifan terhadap cahaya dan
2. Kompres dingin (es) pada menganjurkan pasien untuk
kepala dan kain dingin pada beristirahat.
mata. 2. Dapat menyebabkan vasokontriksi
3. Lakukan latihan gerak aktif pembuluh darah otak.
atau pasif sesuai kondisi 3. Dapat membantu relaksasi otot-
dengan lembut dan hati- otot yang tegang dan dapat
hati. menurunkan rasa sakit / disconfort.
4. Kolaborasi : Berikan obat 4. Mungkin diperlukan untuk
analgesik. menurunkan rasa sakit. Catatan :
Narkotika merupakan kontraindikasi
karena berdampak pada status
neurologis sehingga sukar untuk
dikaji.
15
3. Diagnosa III
1. Tujuan:
Pasien bebas dari injuri yang disebabkan oleh kejang dan
penurunan kesadaran
2.3.6 Intervensi dan Rasional (NIC)
Intervensi Rasional
1. monitor kejang pada tangan, 1. Gambaran tribalitas sistem saraf
kaki, mulut dan otot-otot pusat memerlukan evaluasi yang
muka lainnya. sesuai dengan intervensi yang tepat
2. Persiapkan lingkungan yang untuk mencegah terjadinya
aman seperti batasan komplikasi.
ranjang, papan pengaman, 2. Melindungi pasien bila kejang
dan alat suction selalu terjadi.
berada dekat pasien. 3. Mengurangi resiko jatuh / terluka
3. Pertahankan bedrest total jika vertigo, sincope, dan ataksia
selama fae akut. terjadi.
4. Kolaborasi :Berikan terapi 4. Untuk mencegah atau
sesuai advis dokter seperti; mengurangi kejang.
diazepam, phenobarbital, Catatan : Phenobarbital dapat
dll. menyebabkan respiratorius depresi
dan sedasi.
16
8. Daftar Pustaka
Farinqhustank. 2008. Meningitis .http://one.indoskripsi.com/judul-skripsi-tugas-
makalah/kedokteran/meningitis. Di akses tanggal 16 januari 2017
pukul 11:31 Wita
Farly, Augus. 2010. Disitasi
http://augusfarly.wordpress.com/2010/07/29/asuhan-keperawatan-
meningitis/. Di akses tanggal 16 januari 2017 pukul 11:31 Wita
Herdman. Heather 2012. Diagnosa keperawatan : Edisi dan Klasifikasi 2012-
2014. Ahli bahasa Made Sumarwati : jakarta EGC: 2012
Syaifudin. H 2011. Anatomi Fisiologi, Edisi 4 jakarta: EGC 2011
17