Anda di halaman 1dari 6

Jurnal e-Clinic (eCl), Volume 3, Nomor 1, Januari-April 2015

PREVALENSI DEPRESI PADA PASIEN STROKE YANG DI RAWAT


INAP DI IRINA F RSUP PROF. Dr. R. D. KANDOU MANADO
PERIODE NOVEMBER DESEMBER 2012

1
Jeffking Dudung
2
Theresia M. D. Kaunang
2
Anita E. Dundu

1
Kandidat Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado
2
Bagian Psikiatri Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado
Email: jeffdario@live.com

Abstract: Depression is one of the most common mental disorders associated in chronic diseases
such as stroke. Symptoms of post-stroke depression often unnoticed by clinicians, whereas early
management, accurate and integrated, will be more effective. Post-stroke depressive patients who
receive good treatment will have better quality of life. This was a descriptive quantitative study
with a cross sectional design by using the HDRS instrument. The data were processed by using a
univariat analysis. The results showed that 45.8% respondents had mild depression, 25% had
medium depression, 4,2% had severe depression, and 25% not had depression.
Keywords: depression, stroke, HDRS

Abstrak: Depresi merupakan gangguan mood yang sering dikaitkan dengan penyakit kronis
seperti stroke.Gejala depresi pasca stroke sering luput dari perhatian para klinisi, padahal
penanganan yang lebih awal, tepat dan terpadu akan berhasil lebih efektif. Pasien depresi pasca
stroke yang mendapatkan penanganan dengan baik mengalami peningkatan kualitas hidup.
Penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif dengan pendekatan potong lintang dan menggunakan
instrumen HDRS. Data penelitian diolah dengan analisis univariat. Hasil penelitian
memperlihatkan sebanyak 45,8% responden mengalami depresi ringan, 25% responden
mengalami depresi sedang, 4,2% responden mengalami depresi berat, dan 25% responden tidak
mengalami depresi.
Kata kunci: depresi, stroke, HDRS

Depresi merupakan masalah kesehatan sering dikaitkan dengan stroke. Berg


yang umum dijumpai dalam masyarakat. menyatakan 54% dari 100 penderita stroke
Gejala depresi ialah terlihat sedih, murung, menderita depresi.2
kehilangan semangat, mengalami distorsi Duncan et al. melaporkan gejala
kognitif misalnya kepercayaan diri yang depresi pasca stroke sering termanifestasi
menurun, adanya perasaan bersalah dan tapi luput dari perhatian klinikus, padahal
tidak berguna, pikiran tentang masa depan penanganan yang lebih awal, tepat dan
yang suram, pesimistis, ragu-ragu, terpadu akan lebih efektif, dengan
gangguan memori, dan konsentrasi buruk. demikian dapat membantu meningkatkan
Pada depresi terdapat juga retardasi proses penyembuhan dan meminimalkan
psikomotor, lesu, tidak bertenaga, cacat fungsional.3 Pada penelitian Hamza,
gangguan tidur, nafsu makan berkurang, pasien depresi pasca stroke yang
dan gairah seksual berkurang.1 Depresi mendapatkan penanganan dengan baik
merupakan gangguan emosi yang paling mengalami peningkatan kualitas hidup.4
573
Dudung, Kaunang, Dundu: Prevalensi depresi pada pasien stroke...

Peran keluarga dan pemahaman pasien yaitu 11 orang 45,8%). Responden yang
tentang stroke akan memengaruhi paling banyak terlibat dalam penelitian
prognosis. Berbagai macam terapi yang ialah responden yang tidak bekerja
dijalankan dengan terintegrasi dan sebanyak 18 orang (75%). Berdasarkan
komprehensif oleh pasien stroke, yaitu hasil penelitian didapatkan bahwa
farmakoterapi, psikoterapi, serta fisioterapi responden yang menderita stroke iskemik
dengan tujuan akhir perbaikan kualitas sebanyak 17 orang (70,8%) dan pasien
hidup pasca stroke.5 Berdasarkan latar yang menderita stroke hemoragik sebanyak
belakang masalah di atas, maka peneliti 7 orang (29,2%).
tertarik untuk melakukan penelitian tentang
prevalensi depresi pada pasien stroke yang Tabel 1. Distribusi frekuensi karakteristik
di rawat inap di Irina F RSUP Prof. Dr. R. demografi responden
D. Kandou Manado periode November-
Desember 2012. Karakteristik Frekuensi %
Responden (n)
METODE PENELITIAN Umur
Penelitian ini menggunakan desain < 45 tahun 1 4,1
deskriptif analitik dengan pendekatan cross 45-59 tahun 13 54,2
sectional. Penelitian ini dilakukan di Irina F 60-74 tahun 7 29,2
RSU Prof. Dr. R. D Kandou Manado, 75-90 tahun 3 12,5
Sulawesi Utara. Populasi ialah seluruh >90 tahun 0 0
pasien stroke yang rawat inap di Irina F Jenis
RSU. Prof. Dr. Kandou Manado. Sampel Kelamin
diperoleh dengan menggunakan purposive Laki-laki 19 79,17
sampling yaitu pasien stroke yang Perempuan 5 20,83
mengalami depresi di irina F RSU. Prof. Tingkat
Dr. Kandou Manado periode November Pendidikan
sampai Desember 2012 SD 7 29,2
Jumlah sampel yang memenuhi kriteria SMP/SLTP 4 16,7
inklusi dan eksklusi berjumlah 24 SMA/SLTA 11 45,8
responden. Jumlah ini didapatkan dari total PT 2 8,3
responden yang dirawat inap di irina F Pekerjaan
Rumah Sakit RSUP Prof. dr. R. D. Kandou Bekerja 18 75,0
selama periode bulan November - Tidak Bekerja 6 25,0
Desember 2012. Pengumpulan data
menggunakan kuesioner sosiodemografik Diagnosis Frekuensi %
dan Hamilton Depression Rating Scale Responden
(HDRS). Stroke 7 29,2
hemoragik
HASIL PENELITIAN Stroke 17 70,8
Data demografi responden iskemik
Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan terhadap 24 responden Data tingkat depresi pasien stroke
didapatkan, responden paling banyak Berdasarkan hasil penelitian
terlibat dalam penelitian adalah responden didapatkan bahwa pasien stroke paling
yang termasuk kategori usia 45-59 tahun banyak mengalami depresi ringan sebanyak
berjumlah13 orang (54,2%). Responden 11 orang (45,8%). Jumlah pasien yang
perempuan sebanyak 19 orang (79,17%) mengalami depresi sedang sebanyak 6
sedangkan responden laki-laki sebanyak 5 orang (25%). Jumlah pasien yang
orang (20,83%). Responden paling banyak mengalami depresi berat sebanyak 1
berpendidikan akhir tamat SMA/SLTA orang(4,2%). Selanjutnya jumlah pasien
574
Jurnal e-Clinic (eCl), Volume 3, Nomor 1, Januari-April 2015

yang tidak mengalami depresi sebanyak 6 Tingkat


orang (25%). Pendidikan
SD Tidak 3 12,5
Ringan 2 8,3
Tabel 3. Distribusi frekuensi tingkat Sedang 1 4,2
depresi pasien stroke Berat 1 4,2
SMP Tidak 1 4,2
Tingkat Depresi Frekuensi % Ringan 2 8,3
Sedang 1 4,2
Responden Berat 0 0,0
Tidak 6 25 SMA Tidak 2 8,3
ada depresi Ringan 7 29,2
Depresi Ringan 11 45,8 Sedang 2 8,3
Berat 0 0,0
Depresi Sedang 6 25
PT Tidak 0 0,0
Depresi Berat 1 4,2 Ringan 0 0,0
Sedang 2 8,3
Berat 0 0,0
Tingkat depresi berdasarkan data Status
Pekerjaan
demografik
Bekerja Tidak 3 12,5
Tabel 3. Distribusi frekuensi tingkat Ringan 10 41,7
depresi responden berdasarkan Sedang 5 20,8
data demografi. Berat 0 0,0
Tidak Tidak 3 12,5
Variabel Tingkat Frekuensi % Bekerja Ringan 1 4,2
Depresi Sedang 1 4,2
Usia Berat 1 4,2
< 45 Tidak 0 0,0 Diagnosis
Ringan 1 4,2 Stroke
Sedang 0 0,0 Hemoragik Tidak 3 12,5
Berat 0 0,0 Ringan 2 8,3
45-59 Tidak 3 12,5 Stroke Sedang 2 8,3
Ringan 4 16,7 Iskemik Berat 0 0,0
Sedang 5 20,8 Tidak 3 12,5
Berat 1 4,2 Ringan 9 37,5
60-74 Tidak 1 4,2 Sedang 4 16,7
Ringan 6 25 Berat 1 4,2
Sedang 0 0,0
Berat 0 0,0 Responden terbanyak yang mengalami
75-90 Tidak 2 8,3 depresi sedang adalah yang berusia 45-59
Ringan 0 0.0
tahun sebanyak 5 orang (20,8%).
Sedang 1 4,2
Berat 0 0,0 Responden terbanyak yang mengalami
>90 Tidak 0 0,0 depresi ringan adalah laki-laki sebanyak
Ringan 0 0,0 (37,5%).Responden terbanyak yang
Sedang 0 0,0 mengalami depresi ringan adalah yang
Berat 0 0,0
berpendidikan terakhir SMA sebanyak 7
Jenis
Kelamin orang (29,2%). Responden terbanyak yang
Laki-laki Tidak 4 16,7 mengalami depresi ringan adalah yang
Ringan 9 37,5 mempunyai pekerjaan sebanyak 10 orang
Sedang 6 25 (41,7%). Responden terbanyak yang
Berat 0 0,0 mengalami depresi ringan adalah pasien
Perempun Tidak 2 8,3
Ringan 2 8,3 stroke iskemik sebanyak 9 orang (37,5%).
Sedang 0 0,0
Berat 1 4,2

575
Dudung, Kaunang, Dundu: Prevalensi depresi pada pasien stroke...

BAHASAN Hubungan tingkat depresi dengan pasien


Karakteristik responden stroke
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari Responden yang paling banyak ialah
kuesioner yang diberikan kepada 24 yang mengalami depresi ringan, yaitu
responden menunjukan bahwa kategori sebanyak 11 orang (45,8%), sedangkan
umur terbanyak adalah kelompok umur 45- yang tidak mengalami depresi sebanyak 6
59 tahun sebanyak 13 orang (54,2%) orang (25%). Hal ini sejalan dengan hasil
responden. Tidak terdapat responden yang penelitian Desmond dkk bahwa depresi
tergolong dalam kategori umur > 90 tahun. yang terjadi pada pasien stroke cenderung
Hal ini sejalan dengan hasil penelitian bersifat ringan, dan sebagian besar kasus
Simpson dan kawan-kawan yang kambuh dalam follow up.11 Pada penelitian
mendapatkan hasil 49,5% dari pasien ini menunjukan bahwa 3 orang (12,5%)
stroke adalah dalam kategori umur < 65 responden yang tidak mengalami depresi
tahun.6 Hal ini sesuai dengan penjelasan termasuk dalam kategori umur 45-59 tahun.
bahwa pembentukan atheroma terjadi Responden yang mengalami depresi ringan
seiring bertambahnya usia. Dikatakan terbanyak adalah kategori umur 60-74
bahwa proses atheroma tersebut dapat tahun yaitu sebanyak 6 orang (25%).
terjadi pada usia 20-30 tahun tanpa Depresi sedang paling banyak dialami oleh
menunjukkan gejala.7 Jenis kelamin kategori umur 45-59 tahun sebanyak 5
terbanyak berdasarkan hasil penelitian orang (20,8%) responden. Satu orang
yaitu laki- laki sebanyak 19 orang (79,17%) (4,2%) responden yang mengalami depresi
responden. Hal ini sejalan dengan berat merupakan kategori umur 45-59
penelitian oleh Appelros tahun 2009 tahun. Berdasarkan hal ini disimpulkan
dimana ditemukan laki-laki mempunyai tidak ada perbedaan umur responden baik
prevalensi stroke 41% lebih banyak dari yang tidak mengalami depresi, depresi
wanita.8 Berdasarkan hasil penelitian sedang dan depresi berat. Hasil uji statistik
tingkat pendidikan terbanyak ialah didapatkan nilai p value = 0,235 atau p <
setingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) 0,05 maka dapat disimpulkan tidak terdapat
sebanyak 21 orang (41,2%) dan yang hubungan yang signifikan antara kategori
terendah adalah setingkat Sekolah Dasar umur pasien stroke dengan tingkat depresi.
(SD) berjumlah 6 orang (11,8%). Hal ini Hal ini sejalan dengan penelitian yang
tidak berarti bahwa tingkat pendidikan dilakukan Asmawati (2009) yang
SMA lebih berisiko mengalami stroke, menyebutkan usia bukanlah faktor
namun hanya menggambarkan bahwa langsung terjadinya depresi pasca stroke.
pasien stroke yang dirawat di rumah sakit Hubungan antara depresi dan stroke tidak
didominasi lulusan SMA. Sebanyak 18 bisa dilihat dari aspek usia saja, karena
orang (75%) responden bekerja. Hal ini faktor fisik, hormonal, psikologis, dan
juga sesuai dengan penelitian Kariassa sosial memiliki peranan pada
(2009) yang menyatakan riwayat pekerjaan perkembangan depresi pada lanjut usia. Hal
pasien stroke didominasi pegawai negeri ini juga bisa dipengaruhi emosi pasien dan
dan karyawan swasta. Kemudian diikuti juga penyakit lain yang diderita.7
wiraswasta dan ibu rumah tangga.9 Responden terbanyak yang tidak
Sebanyak 17 pasien didiagnosis stroke mengalami depresi sebanyak 6 orang (25%)
iskemik, dan sisanya 7 sampel didiagnosis berjenis kelamin laki - laki. Depresi ringan
dengan stroke hemoragik. Hal ini juga dialami paling banyak oleh laki-laki
serupa dengan penelitian yang diakukan sebanyak 9 orang (37,5%). Enam orang
Andersen yaitu dibandingkan dengan laki-laki (25%) mengalami depresi sedang
stroke hemoragik, stroke Iskemik 10 kali Depresi berat hanya dialami oleh 1 orang
lebih sering terjadi gangguan depresi.10 (4,2%) responden yang berjenis kelamin
perempuan. Hal ini berarti perempuan
mengalami depresi yang lebih berat
576
Jurnal e-Clinic (eCl), Volume 3, Nomor 1, Januari-April 2015

daripada laki-laki. Hal ini tidak sesuai memproses informasi dan kesadaran
dengan insidensi depresi pasca stroke yang terhadap kesehatan atau dengan
hampir tidak berbeda pada perbedaan usia memingkatkan efisiensi terapi. Sebagai
dan jenis kelamin. Mayor depressive contoh, semakin tinggi tingkat pendidikan
disorder pada wanita berkaitan dengan maka semakin cepat dalam mencari
tingkat edukasi, parahnya gangguan pertolongan dan lebih taat dalam
kognitif yang terjadi, dan adanya kelainan melaksanakan terapi. Pengaruh pendidikan
psikiatrik sebelumnya sedangkan laki-laki terhadap depresi dapat bersifat tidak
lebih tergantung pada adanya kecacatan langsung, yaitu melalui faktor ekonomi
fisik. (pendapatan, pekerjaan, kondisi tempat
Untuk variabel jenis kelamin, hasil uji kerja), hubungan keluarga dan faktor
statistik didapatkan nilai p value = 0,112 psikososial.13
atau p < 0,05 maka dapat disimpulkan tidak Hasil penelitian menunjukan masing-
terdapat hubungan yang signifikan antara masing sebanyak 3 orang (12,5%)
jenis kelamin pasien stroke dengan tingkat responden yang bekerja maupun tidak
depresi. Pernyataan di atas tidak sejalan bekerja tidak mengalami depresi.
dengan pendapat Wilkinson yang Responden yang paling banyak mengalami
menyatakan bahwa wanita lebih sering tingkat depresi ringan adalah yang tidak
terpajan dengan stresor lingkungan dan bekerja sebanyak 10 orang (41,7%)
ambangnya terhadap stresor lebih rendah responden. 5 orang (20,8%) responden
bila dibandingkan dengan pria. Adanya yang tidak bekerja mengalami tingkat
depresi yang berkaitan dengan depresi sedang. Responden yang
ketidakseimbangan hormon pada wanita mengalami tingkat depresi berat adalah
menambah tingginya prevalensi depresi responden yang tidak bekerja sebanyak 1
pada wanita.12 orang (4,2%) responden. Hasil uji statistik
Hasil penelitian menunjukan bahwa didapatkan nilai p value = 0,082 atau p >
responden yang paling banyak tidak 0,05 maka dapat disimpulkan ada terdapat
mengalami depresi memiliki tingkat hubungan yang signifikan antara status
pendidikan setingkat Sekolah Dasar (SD) pekerjaan pasien stroke dengan tingkat
sebanyak 3 orang (12,5%). Sebanyak 7 depresi. Hal ini sesuai dengan pernyataan
orang (29,2%) responden yang mengalami Ferrie bahwa orang yang tidak bekerja akan
tingkat depresi ringan merupakan lulusan berdampak buruk bagi kesehatan
Sekolah Menengah Atas (SMA). Tingkat mentalnya. Hal ini disebabkan rasa putus
depresi sedang paling banyak dialami oleh asa akibat transisi dari status pekerjaannya
responden dengan tingkat pendidikan SMA yang sebelumnya bekerja ke tidak
dan PT sebanyak masing masing 2 orang bekerja.14 Selain itu terdapat hubungan
(8,3%) responden. 1 orang (4,2%) yang antara job strain dengan depresi. Hal ini
mengalami depresi berat adalah lulusan dijelaskan dengan adanya rasa jenuh
SD. Hasil uji statistik untuk variabel tingkat (burnout) pada orang yang bekerja.
pendidikan didapatkan nilai p value = 0,262 Kemungkinan rasa jenuh merupakan fase
atau p < 0,05 maka dapat disimpulkan tidak perkembangan depresi pada situasi dimana
terdapat hubungan yang signifikan antara stresor mengawali onset depresi yang
kategori pendidikan pasien stroke dengan berhubungan dengan pekerjaan.15
tingkat depresi. Terdapat indikasi bahwa Berdasarkan hasil penelitian tampak
prevalensi depresi berbeda sesuai tingkat bahwa masing-masing sebanyak 3 orang
pendidikan, namun tidak terdapat pola (27,5%) responden yang terdiagnosis stroke
hubungan tertentu. Terdapat sejumlah iskemik maupun yang terdiagnosis stroke
alasan mengapa pendidikan dapat hemoragik tidak mengalami depresi.
memengaruhi kesehatan. Pendidikan secara Responden yang paling banyak mengalami
langsung memengaruhi kesehatan dengan tingkat depresi ringan berjumlah 9
membuat individu lebih mampu orang(37,5%) responden didiagnosis Stroke
577
Dudung, Kaunang, Dundu: Prevalensi depresi pada pasien stroke...

Iskemik. Sebanyak 4 orang (16,7%) 1-Year Follow-Up Study. Biomed Res


responden yang didiagnosis Stroke Iskemik Int. 2014; 2014: 281-9.
mengalami tingkat depresi sedang. Depresi 5. Ardri. Tatalaksana depresi pasca stroke.
berat hanya dialami 1 orang (4,2%) Majalah Kedokteran Indonesia.
responden yang didiagnosis Stroke 2008;58:81-5.
6. Simpson. Evidence for age and sex
iskemik. Hasil uji statistik didapatkan nilai differences in the secondary prevention
p value = 0,262 atau p < 0,05 maka dapat of stroke in Scottish primary care.
disimpulkan tidak terdapat hubungan yang Stroke. 2005;36:1771-75
signifikan antara kategori diagnosis pasien 7. Asmawati. Hubungan usia dan lamanya
stroke dengan depresi. Hal ini jelas berbeda menderita stroke dengan kejadian
dengan penelitian yang dilakukan Fang depresi pasca stroke di poli saraf rsu
bahwa depresi dapat terjadi sebagai akibat mataram. Jurnal kesehatan prima.
langsung dari proses infark otak atau dapat 2009;3:414-27.
terjadi sebagai reaksi akibat cacat atau 8. Appelros P. Sex difference in stroke
ketidakberdayaan yang disebabkan stroke. epidemiology: a systematic review.
Stroke. 2009;1082-90.
Pasien stroke yang mengalami depresi
9. Kariasa. Persepsi pasien paska serangan
sering terlambat dalam mencari
16 stroke terhadap kualitas hidupnya
pertolongan. Waktu terapi yang lebih dalam perspektif asuhan keperawatan.
lama berhubungan dengan prognosis dan Tesis pada PPS Fakultas Ilmu
outcome fisik jangka panjang yang lebih Keperawatan Universitas Indonesia:
buruk. Beberapa penelitian sebelumnya tidak diterbitkan. 2009.
menemukan depresi berhubungan dengan 10. Andersen K. Hemorrhagic and ischemic
keterlambatan dalam mencari pertolongan strokes compared: stroke severity,
pasien penyakit kronis. Salah satu mortality, and risk faktors. Stroke.
kemungkinan adalah depresi berhubungan 2009;40:2068-72.
dengan keterlambatan terapi pada stroke, 11. Badaru UM, Ogwumike O. Variation in
Functional Independence among Stroke
dimana akan meningkatkan outcome
Survivors Having Fatigue and
kesehatan yang lebih buruk.17 Depression. Neurol Res Int. 2013;
Responden penelitian adalah pasien 842980.
yang dirawat inap di irina F RSUP Prof. 12. Wilkinson G. Gender differences in
Dr. R. D. Kandou Manado dan proses depression. The British Journal of
pengumpulan data dilakukan di ruangan Psychiatry. 2000;177:486-92.
tempat pasien berobat, maka karena pasien 13. Izgar H. An investigation of depression
berada dalam keadaan sakit dan lelah and loneliness among school principal.
sementara pasien diminta untuk melakukan Educational Sciences: Theory &
wawancara, hal ini merupakan salah satu Practice. 2009;9:247-258.
kelemahan dalam penelitian ini. 14. Stansfeld S. Work, personality and mental
health. British Journal of Psychiatry.
2002;181:96-8.
DAFTAR PUSTAKA 15. Ahola K. Contribution of burnout to the
1. Amir, Nurmiati. Diagnosis dan
association between job strain and
Penatalaksanaan Depresi Pasca Stroke.
depression: the health 2000 study.
Cermin Dunia Kedokteran. 2005;149:8-
Joem. 2006;48:1023-30.
13.
16. Fang J, Cheng Q. Etiological mechanism
2. Berg A. Poststroke depression : an 18-month
of post stroke depression. Neurogical
follow-up. Stroke. 2003;34:138-43.
research. 2009;31:904-9
3. Duncan PW. Management of adult stroke
17. Goodwin R. Stroke, deppression, and
rehabilitation care: A clinical practice
functional health outcome among adults
guideline. Stroke. 2005;36:100-143.
in the community. Journal of geriatric
4. Hamza AM, Sadat A, Loh SY. Predictors
psychiatry and neurologi. 2008;21:41-
of Post stroke Health-Related Quality
46.
of Life in Nigerian Stroke Survivors: A

578

Anda mungkin juga menyukai