1
Jeffking Dudung
2
Theresia M. D. Kaunang
2
Anita E. Dundu
1
Kandidat Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado
2
Bagian Psikiatri Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado
Email: jeffdario@live.com
Abstract: Depression is one of the most common mental disorders associated in chronic diseases
such as stroke. Symptoms of post-stroke depression often unnoticed by clinicians, whereas early
management, accurate and integrated, will be more effective. Post-stroke depressive patients who
receive good treatment will have better quality of life. This was a descriptive quantitative study
with a cross sectional design by using the HDRS instrument. The data were processed by using a
univariat analysis. The results showed that 45.8% respondents had mild depression, 25% had
medium depression, 4,2% had severe depression, and 25% not had depression.
Keywords: depression, stroke, HDRS
Abstrak: Depresi merupakan gangguan mood yang sering dikaitkan dengan penyakit kronis
seperti stroke.Gejala depresi pasca stroke sering luput dari perhatian para klinisi, padahal
penanganan yang lebih awal, tepat dan terpadu akan berhasil lebih efektif. Pasien depresi pasca
stroke yang mendapatkan penanganan dengan baik mengalami peningkatan kualitas hidup.
Penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif dengan pendekatan potong lintang dan menggunakan
instrumen HDRS. Data penelitian diolah dengan analisis univariat. Hasil penelitian
memperlihatkan sebanyak 45,8% responden mengalami depresi ringan, 25% responden
mengalami depresi sedang, 4,2% responden mengalami depresi berat, dan 25% responden tidak
mengalami depresi.
Kata kunci: depresi, stroke, HDRS
Peran keluarga dan pemahaman pasien yaitu 11 orang 45,8%). Responden yang
tentang stroke akan memengaruhi paling banyak terlibat dalam penelitian
prognosis. Berbagai macam terapi yang ialah responden yang tidak bekerja
dijalankan dengan terintegrasi dan sebanyak 18 orang (75%). Berdasarkan
komprehensif oleh pasien stroke, yaitu hasil penelitian didapatkan bahwa
farmakoterapi, psikoterapi, serta fisioterapi responden yang menderita stroke iskemik
dengan tujuan akhir perbaikan kualitas sebanyak 17 orang (70,8%) dan pasien
hidup pasca stroke.5 Berdasarkan latar yang menderita stroke hemoragik sebanyak
belakang masalah di atas, maka peneliti 7 orang (29,2%).
tertarik untuk melakukan penelitian tentang
prevalensi depresi pada pasien stroke yang Tabel 1. Distribusi frekuensi karakteristik
di rawat inap di Irina F RSUP Prof. Dr. R. demografi responden
D. Kandou Manado periode November-
Desember 2012. Karakteristik Frekuensi %
Responden (n)
METODE PENELITIAN Umur
Penelitian ini menggunakan desain < 45 tahun 1 4,1
deskriptif analitik dengan pendekatan cross 45-59 tahun 13 54,2
sectional. Penelitian ini dilakukan di Irina F 60-74 tahun 7 29,2
RSU Prof. Dr. R. D Kandou Manado, 75-90 tahun 3 12,5
Sulawesi Utara. Populasi ialah seluruh >90 tahun 0 0
pasien stroke yang rawat inap di Irina F Jenis
RSU. Prof. Dr. Kandou Manado. Sampel Kelamin
diperoleh dengan menggunakan purposive Laki-laki 19 79,17
sampling yaitu pasien stroke yang Perempuan 5 20,83
mengalami depresi di irina F RSU. Prof. Tingkat
Dr. Kandou Manado periode November Pendidikan
sampai Desember 2012 SD 7 29,2
Jumlah sampel yang memenuhi kriteria SMP/SLTP 4 16,7
inklusi dan eksklusi berjumlah 24 SMA/SLTA 11 45,8
responden. Jumlah ini didapatkan dari total PT 2 8,3
responden yang dirawat inap di irina F Pekerjaan
Rumah Sakit RSUP Prof. dr. R. D. Kandou Bekerja 18 75,0
selama periode bulan November - Tidak Bekerja 6 25,0
Desember 2012. Pengumpulan data
menggunakan kuesioner sosiodemografik Diagnosis Frekuensi %
dan Hamilton Depression Rating Scale Responden
(HDRS). Stroke 7 29,2
hemoragik
HASIL PENELITIAN Stroke 17 70,8
Data demografi responden iskemik
Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan terhadap 24 responden Data tingkat depresi pasien stroke
didapatkan, responden paling banyak Berdasarkan hasil penelitian
terlibat dalam penelitian adalah responden didapatkan bahwa pasien stroke paling
yang termasuk kategori usia 45-59 tahun banyak mengalami depresi ringan sebanyak
berjumlah13 orang (54,2%). Responden 11 orang (45,8%). Jumlah pasien yang
perempuan sebanyak 19 orang (79,17%) mengalami depresi sedang sebanyak 6
sedangkan responden laki-laki sebanyak 5 orang (25%). Jumlah pasien yang
orang (20,83%). Responden paling banyak mengalami depresi berat sebanyak 1
berpendidikan akhir tamat SMA/SLTA orang(4,2%). Selanjutnya jumlah pasien
574
Jurnal e-Clinic (eCl), Volume 3, Nomor 1, Januari-April 2015
575
Dudung, Kaunang, Dundu: Prevalensi depresi pada pasien stroke...
daripada laki-laki. Hal ini tidak sesuai memproses informasi dan kesadaran
dengan insidensi depresi pasca stroke yang terhadap kesehatan atau dengan
hampir tidak berbeda pada perbedaan usia memingkatkan efisiensi terapi. Sebagai
dan jenis kelamin. Mayor depressive contoh, semakin tinggi tingkat pendidikan
disorder pada wanita berkaitan dengan maka semakin cepat dalam mencari
tingkat edukasi, parahnya gangguan pertolongan dan lebih taat dalam
kognitif yang terjadi, dan adanya kelainan melaksanakan terapi. Pengaruh pendidikan
psikiatrik sebelumnya sedangkan laki-laki terhadap depresi dapat bersifat tidak
lebih tergantung pada adanya kecacatan langsung, yaitu melalui faktor ekonomi
fisik. (pendapatan, pekerjaan, kondisi tempat
Untuk variabel jenis kelamin, hasil uji kerja), hubungan keluarga dan faktor
statistik didapatkan nilai p value = 0,112 psikososial.13
atau p < 0,05 maka dapat disimpulkan tidak Hasil penelitian menunjukan masing-
terdapat hubungan yang signifikan antara masing sebanyak 3 orang (12,5%)
jenis kelamin pasien stroke dengan tingkat responden yang bekerja maupun tidak
depresi. Pernyataan di atas tidak sejalan bekerja tidak mengalami depresi.
dengan pendapat Wilkinson yang Responden yang paling banyak mengalami
menyatakan bahwa wanita lebih sering tingkat depresi ringan adalah yang tidak
terpajan dengan stresor lingkungan dan bekerja sebanyak 10 orang (41,7%)
ambangnya terhadap stresor lebih rendah responden. 5 orang (20,8%) responden
bila dibandingkan dengan pria. Adanya yang tidak bekerja mengalami tingkat
depresi yang berkaitan dengan depresi sedang. Responden yang
ketidakseimbangan hormon pada wanita mengalami tingkat depresi berat adalah
menambah tingginya prevalensi depresi responden yang tidak bekerja sebanyak 1
pada wanita.12 orang (4,2%) responden. Hasil uji statistik
Hasil penelitian menunjukan bahwa didapatkan nilai p value = 0,082 atau p >
responden yang paling banyak tidak 0,05 maka dapat disimpulkan ada terdapat
mengalami depresi memiliki tingkat hubungan yang signifikan antara status
pendidikan setingkat Sekolah Dasar (SD) pekerjaan pasien stroke dengan tingkat
sebanyak 3 orang (12,5%). Sebanyak 7 depresi. Hal ini sesuai dengan pernyataan
orang (29,2%) responden yang mengalami Ferrie bahwa orang yang tidak bekerja akan
tingkat depresi ringan merupakan lulusan berdampak buruk bagi kesehatan
Sekolah Menengah Atas (SMA). Tingkat mentalnya. Hal ini disebabkan rasa putus
depresi sedang paling banyak dialami oleh asa akibat transisi dari status pekerjaannya
responden dengan tingkat pendidikan SMA yang sebelumnya bekerja ke tidak
dan PT sebanyak masing masing 2 orang bekerja.14 Selain itu terdapat hubungan
(8,3%) responden. 1 orang (4,2%) yang antara job strain dengan depresi. Hal ini
mengalami depresi berat adalah lulusan dijelaskan dengan adanya rasa jenuh
SD. Hasil uji statistik untuk variabel tingkat (burnout) pada orang yang bekerja.
pendidikan didapatkan nilai p value = 0,262 Kemungkinan rasa jenuh merupakan fase
atau p < 0,05 maka dapat disimpulkan tidak perkembangan depresi pada situasi dimana
terdapat hubungan yang signifikan antara stresor mengawali onset depresi yang
kategori pendidikan pasien stroke dengan berhubungan dengan pekerjaan.15
tingkat depresi. Terdapat indikasi bahwa Berdasarkan hasil penelitian tampak
prevalensi depresi berbeda sesuai tingkat bahwa masing-masing sebanyak 3 orang
pendidikan, namun tidak terdapat pola (27,5%) responden yang terdiagnosis stroke
hubungan tertentu. Terdapat sejumlah iskemik maupun yang terdiagnosis stroke
alasan mengapa pendidikan dapat hemoragik tidak mengalami depresi.
memengaruhi kesehatan. Pendidikan secara Responden yang paling banyak mengalami
langsung memengaruhi kesehatan dengan tingkat depresi ringan berjumlah 9
membuat individu lebih mampu orang(37,5%) responden didiagnosis Stroke
577
Dudung, Kaunang, Dundu: Prevalensi depresi pada pasien stroke...
578