Anda di halaman 1dari 2

ASFIKSIA

No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tgl. Terbit :
Halaman :

PUSKESMAS ANITA OKTAVIA


KWANYAR

1. Pengertian Asfiksia Neonatus adalah suatu keadaan bayi baru lahir yang tidak
segera bernafas secara spontan dan teratur setelah dilahirkan. (Mochtar,
1989)
Asfiksia neonatus adalah keadaan bayi yang tidak dapat bernafas
spontan dan teratur, sehingga dapat meurunkan O2 dan makin
meningkatkan CO2 yang menimbulkan akibat buruk dalam kehidupan
lebih lanjut. (Manuaba, 1998)
Asfiksia neonatus adalah keadaan bayi baru lahir yang tidak dapat
bernafas secara spontan dan teratur dalam satu menit setelah lahir
(Mansjoer, 2000)

2. Tujuan 1. Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama proses


keperawatan diharapkan jalan nafas lancar.
2. Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama proses
keperawatan diharapkan pola nafas menjadi efektif
3. Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama proses
keperawatan diharapkan pertukaran gas teratasi.
4. Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama proses
keperawatan diharapkan risiko cidera dapat dicegah
5. Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama proses
keperawatan diharapkan koping keluarga adekuat
3. Kebijakan
4. Referensi Mochtar. R. 1989. Sinopsis Obstetri. Jakarta : EGC
Mansjoer, A. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi Ketiga. Jilid II.
Jakarta : Media Aesculapius.
Manuaba, I. B. 1998. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan
Keluarga Berencana. Jakarta : EGC

5. Prosedur 1. Siapkan obat


2. Periksa alat yang akan digunakan, antara lain :
Alat penghisap lendir ( jangan elektrik ), sungkup
Tabung O2 terisi
Handuk, gunting tali pusat, penjepit tali pusat, Natrium
bicarbonat.
3. Pada waktu bayi lahir :
Sejak muka bayi terlihat, bersihkan muka, kemudian hidung dan
mulut, hisap lendir secara hati-hati.
4. Penatalaksanaan untuk Asfiksia :
Posisi bayi trendelenburg dengan kepala miring.
Bila sudah bernapas spontan letakkan dengan posisi horizontal.
5. Apgar Score I 7 10 :
a. Bersihkan jalan napas dengan kateter dari lubang hidung,
sambil melihat adanya atresia choane, kemudian bersihkan
jalan napas dengan kateter melalui mulut sampai nasopharynx.
Kecuali pada bayi asfiksia yang air ketubannya mengandung
meconeum.
b. Bayi dibersihkan ( boleh dimandikan ) kemudian dikeringkan,
termasuk rambut kepala.
c. Observasi tanda vital sampai stabil, biasanya sekitar 2 4 jam.
6. Apgar Score I 4 6 :
Seperti a , jangan dimandikan, cukup dikeringkan termasuk
rambut kepala.
Beri rangsangan taktil dengan tepukan pada telapak kaki,
maksimum 15 30 detik.
Bila belum berhasil, beri O2 dengan atau tanpa corong ( lebih
baik yang dihangatkan )
7. Apgar Score I 4 6 dengan detik jantung > 100
Lakukan bag and mask ventilation dan pijat jantung.
8. Apgar Score I 0 3 :
Jaga agar bayi tidak kedinginan, sebab dapat menimbulkan
hipotermia dengan segala akibatnya.
Jangan diberi rangsangan taktil.
Jangan diberi obat perangsang napas.
Segera lakukan resusitasi.

RESUSITASI
1. Apgar Score 0 3 :
Jangan diberi rangsangan taktil
Lakukan segera intubasi dan lakukan ventilasi
Mouth to tube atau pulmonator to tube
Bila intubasi tidak dapat, lakukan mouth to mouth
respiration atau mask and pulmonator respiration,
kemudian bawa ke ICU.
Ventilasi Biokemial :
Lakukan pemeriksaan blood gas, kalau perlu dikoreksi
dengan Natrium bicarbonat. Bila fasilitas blood gas tidak
ada, berikan Natrium bicarbonat pada asfiksia berat
dengan dosis 2 4 mEq/ kg BB, maksimum 8 mEq/ kg
BB/ 24 jam.
Ventilasi tetap dilakukan.
Pada detik jantung

6. Bagan alur
7. Unit terkait PONED dan RUMAH SAKIT

Anda mungkin juga menyukai