Anda di halaman 1dari 6

KATA PENGANTAR

Panduan standar DBD di Puskesmas Kwanyar ini disususn sebagai acuan petugas di Puskesmas
Kwanyar dalam melakukan kegiatan DBD kepada masyarakat sehingga dapat memberikan
pelayanan terbaik untuk masyarakat sesuai standart pelayanan yang ada.

Buku panduan ini berisi tentang pedoman standart pelayanan kesehatan DBD di Puskesmas
Kwanyar yaitu sumber daya manusia, sarana dan prasarana, serta penatalaksanaan DBD di
Puskesmas Kwanyar.

Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan buku panduan ini masih banyak kekurangan.
Oleh karena itu kami harapkan dari semua pihak yang bersifat membangun demi lebih
sempurnanya buku ini.

Bangkalan, 24 juli 2017-07-23 KEPALA


PUSKESMAS KWANYAR
KABUPATEN BANGKALAN

dr. Hj. Anita oktavia


BAB I

DEFINISI

A. PENGERTIAN

Pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas) adalah salah satu sarana pelayanan kesehatan
masyarakat yang amat penting di indonesia. Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas
kabupaten/kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu
wilayah kerja (Depkes, 2011).

Puskesmas merupakan kesatuan orgabisasi fungsional yang menyelenggarakn upaya kesehatan


yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata yang dapat diterima dan tejangkau oleh masyarakat
dengan peran serta aktif masyarakat dan menggunakan hasil pengembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi tepat guna, dengan biaya yang dapat dipikul oleh pemerintah dan masyarakat luas
guna mencapai derajat kesehatan yang optimal, tanpa mengabaikan mutu pelayanan kepada
perorangan (Depkes, 2009). Upaya kesehatan pengembangan puskesmas adalah upaya yang
ditetapkan berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat serta yang
disesuaikan dengan kemampuan puskesmas. Salah satu program upaya kesehatan pembangunan
di puskesmas adalah imunisasi yang tersiri atas pelayanan imunisasi yang terdiri atas pelayanan
imunisasi si puskesmas dan bulan imunisasi anak sekolah.

Demam berdarah atau DBD adalah penyakit yang membuat penderitanya mengalami rasa nyeri
yang luar biasa seolah-olah terasa sakit hingga tulang. DBD disebabkan oleh virus yang
ditularkan melalui gigitan nyamuk, diperkirakan ada seratus juta kasus demam berdarah yang
terjadi pada tiap tahunnya diseluruh dunia. Sebagai wabah secara tiba tiba dan menjangkit ribuan
orang dalam waktu singkat.

Penyebab demam berdarah adalah virus dengue yang menyebar ke manusia melalui gigitan
nyamuk aedes aegypty. Artinya DBD tidak bisa menular langsung dari seseorang ke orang lain
tanpa ada perantara nyamuk tersebut/ nyamuk aedes aegyti biasanya berkembang biak didaerah
berpenduduk tinggi (seperti dikota-kota besar)yang memiliki iklim lembab dan hangat.

B. DASAR HUKUM
1. Keputusan Menteri Kesehatan No. 581/1992 tentang pemberantasan penyakit DBD.

BAB II

RUANG LINGKUP

A. Pelayanan DBD didalam gedung

Melakukan pelayanan, pemeriksaan dan tindakan medis terhadap kasus-kasus DBD.

B. Pelayanan DBD diluar gedung

1. Membina tatalaksana penanganan DBD dirumah, melakukan penyuluhan kepada


masyarakat, anak sekolah, dan posyandu/kader posyandu.
2. Melakukan kegiatan 3M atau PSN.
BAB III

TATA LAKSANA

A. Pelayanan DBD didalam gedung


Melalukan pelayanan, pemeriksaan dan tindakan medis terhadap kasus-kasus DBD.
Pengobatan DBD bersifat suportif. Tata laksana didasarkan atas adanya perubahan
fisiologis berupa pemberian plasma dan perdarahan. Perembesan plasma dapat
mengakibatkan syok anoxizdan kematian. Deteksi dini terhadap adanya perembesan
plasma biasanya terjadi pada saat peralihan dari fase demem (fase febris)ke fase
penurunan suhu (fase afebris)yang biasanya terjadi pada hari ke tiga sampai ke lima. Oleh
karena itu pada periode kritis tersebut diperlukan peningkatan kewaspadaan. Adanya
perembesan plasma perdarahan dapat diwaspadai dengan pengawasan klinis dan
pemantauan kadar hematokrit dan jumlah trombosit. Pemilihan jumlah cairan dan jumlah
yang akan diberikan merupakan kunci keberhasilan pengobatan. Pemberian cairan
plasma, pengganti plasma, trnsfuse darah, dan obat-obat lain dilakukan atas indikasi yang
tepat.
B. Pelayanan DBD diluar gedung
Membina tatalaksana penanganan DBD dirumah, melakukan penyuluhan kepada anak
sekolah, masyarakat (diposyandu/kader posyandu), PSN.
Kegiatan pokok DBD :
a. Kewaspadaan dini penyalit demam berdarah dengue
b. Penemuan dan pelaporan penderita
c. Penanggulangan focus
Penyelidikan epidemologi
Penyuluhan 3M, abatisasi, pengasapan focus
d. Pemberantasan vektor intensif (di desa endemis)
Penyuluhan, 3M, abatisasi
Pengasapan masal
e. Bulan kewaspadaan gerakan 3M pada saat sebelum musim penularan
Penyuluhan intensif
Kerja bakti 3M, abatisasi
Kunjungan rumah
f. Pemantauan jentikberkala di desa setiap tiga bulan sekali
g. Promosi kesehatan penyakit DBD berupa komunikasi perubahan perilaku dalam
pembertantasa sarang nyamuk melalui pesan pokok 3M Saat kegiatan diintensifkan
menjadi sub program PSN
h. Pemberantasan vector nyamuk penular
Nyamuk dewasa dengan pengasapan
Jentik dengan PSN
Fisik : 3M (menguras, menutup, mengubur)
Larvasida : bubuk temephos (abatisasi)
Ikanisasi : ikan cupang
i. Penanggulangan kejadian luar biasa (KLB)
Penyuluhan
PSN (3M)
Abatisasi selektif
Fogging masal
j. Peningkatan SDM dan peningkatan jenjang kemitraan
Pelatihan : tata laksana kasus, penanggung jawab program, petugas penyemprot,
metode PSN, pendekatan MTBS
Seminar
Diskusi
Penelitian : Epidemologi, vector, sosial budaya, manajemen program
Kerjasama dengan LSM / swasta
BAB IV

DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai