Anda di halaman 1dari 6

Nama : Widi Yanis

Nim : 1615301246

Kelas : E

Dosen : Febriniwati Rifdi, SSiT, M. Biomed

Soal :

1. Berikanlah 4 contoh hak anak dalam masa Bayi di Komunitas dan gambaran apakah hak
tersebut sudah terpenuhi di komunitas
2. Sebagai individu yang pernah dinas di komunitas masalah apa yang saudara lihat dalam
kebidanan khususnya Kunjungan Posyandu balita yang melibatkan partisipasi masyarakat
dan jelaskan perencanaan terhadap masalah tersebut
3. Buatlah sebuah kerangka analisis secara SWOT terhadap kesehatan ibu
4. Buatlah sebuah contoh analisis situasi terkait dengan masalah kesehatan wanita hamil
(kasusnya bebas)

Jawab :

1. Hak anak dalam masa bayi adalah :


1) Hak Inisiasi Menyusui Dini
2) Hak Imunisasi
3) Hak pemenuhan asupan gizi yang optimal
4) Hak untuk mendapatkan ASI ekskluif selam 6 bulan.
Masa bayi adalah suatu masa yang penting dalam perkembangan manusia. Setiap
orang akan mempunyai laju perkembangannya sendiri, namun dalam garis besarnya
terdapat persamaan-persamaan sehingga proses pertumbuhan dan perkembangan
dapat dikelompokan kedalam beberapa masa. Para ahli perkembangan memberikan
batasan usia 18 sampai 24 bulan bagi masa bayi, dimana terjadi perubahan-
perubahan yang cepat dan khas sifatnya. Lagi pula sejak usia 2 tahun seorang anak
sudah mulai menunjukan fungsi kognitif yang memadai sehingga Mussen (1979)
berpendapat bahwa dengan itu masa bayi selesai dan mulailah masa kanak-kanak.
Didalam komunitas masih banyak terdapat masalah yang terjadi dalam masa bayi
tersebut. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa hak anak dalam masa bayi
berupa Hak menyusui dini, Hak imunisasi, Hak untuk mendapatkan asupan gizi yang
optimal, dan Hak untuk mendapatkan asi eksklusif selama 6 bulan. Akan tetapi pada
kenyataan nya masih banyak bayi yang belum menerima hak tersebut. Masih banyak
bayi di komunitas yang tidak mendapatkan hak nya . Banyak faktor yang
melatarbelakangi bayi belum menerima hak tersebut diantara nya pengetahuan ibu
yang masih kurang akan manfaat dari pemberian ASI eksklusif, imunisasi, IMD, dan
pemenuhan asupan gizi yang seimbang bagi bayinya, serta masih berkembangnya
paham masyarakat akan mitos atau kepercayaan akan budaya setempat.
2. Kunjungan Posyandu
Salah satu faktor yang melatarbelakangi masih rendahnya partisipasi masyarakat dalam
kunjungan posyandu balita ialah Tingkat pendidikan ibu yang rendah mempengaruhi
penerimaan informasi sehingga pengetahuan tentang Posyandu terbatas. Sementara jika
di lihat dari kebidanan kunjungan posyandu sendiri dipengaruhi oleh kehadiran kader.
Tingkat pengetahuan tentang posyandu pada kader kesehatan yang tinggi dapat
membentuk sikap positif terhadap program posyandu khususnya ketidakaktifan ibu balita
untuk kunjungan ke posyandu, pada gilirannya akan mendorong seseorang untuk aktif
dan ikut serta dalam pelaksanaan posyandu. Adapun perencanaan masalah ini adalah
dengan membina dan malakukan pelatihan bagi para kader
3. Analisis SWOT terhadap kesehatan ibu :
1) Strengths (kekuatan)
a. Tenaga kesehatan terjun langsung kemasyarakat dengan melakukan pemeriksaan
secara langsung melalui posiandu kepada ibu hamil,post partum dan balita
b. Pertolongan persalinan dilakukan oleh tenaga kesehatan mengalami peningkatan.
c. Bentuk pelayanan kesehatan bagi keluarga difokuskan pada pelayanan kesehatan
ibu (yaitu pelayanan kebidanan dasar, pertolongan persalinan dan pelayanan
nifas).
d. Bumil telah menerima pelayanan rujukan baik ke Puskesmas perawatan maupun
ke rumah sakit.
e. Tenaga kesehatan memberikan pelayanan KIA langsung di tengah-tengah
masyarakat bekerja sama dengan masyarakat setempat baik individu, kelompok,
tenaga kesehatan lain (bidan desa, dukun beranak, dokter, dsb
f. Pelayanan yang diberikan maksimal dari tenaga kesehatan ( mengenai
penyampaian informasi )
g. Meningkatnaya motifasi masyarakat mengenai pentingnya kesehatan
h. Pelayanan yang diberikan cukup maksimal untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat mengenai masalah kesehatan
2) Weakness (kelemahan)
a. Pada ruang KIA tidak adanya tempat untuk menyimpan tabung tes urine
b. Tempat penyimpanan vaksin kurang tertata rapih
c. Masih ada ibu yang belum termotifasi tentang pentingnya imunisasi pada anak
d. Banyaknya kegiatan posyandu dan puskesmas tidak terlaksana jika tidak ada
tenaga kesehatan.
3) Opportunities (peluang)
a. Pemerintah daerah telah melatih banyak bidan, dan mengirim mereka ke seluruh
daearah pedesaan
b. Adanya pemberdayaan keluarga dan masyarakat dalam peningkatan kesehatan
ibu.
c. Tersedianya fasilitas media massa yang dapat dipergunakan untuk memperoleh
informasi tentang kesehatan.
d. Adanya keterlibatan kader dalam kegiatan posyandu.
e. Masyarakat yang tidak mampu akan dibantu melalui sistem JPKM yang disubsidi
oleh pemerinta, dan JAMPERSAL untuk ibu melahirkan.
f. Pemerintah telah menyukseskan program kesehatan ibu dan anak melalui
peningkatan dan memperluas sarana dan prasarana kesehatan
g. Adanya peraturan dari pemerintah yang menganjurkan persalinan ditolong oleh
bidan bukan oleh dukun.
h. Adanya kebijakan Jamkesmas.
4) Threats (ancaman)
a. Perekonomian, informasi dan teknologi yang rendah berdampak pada peningkatan
resiko lebih tingginya angka kematian ibu.
b. Rendahnya kesadaran masyarakat tentang kesehatan ibu hamil dan balita.
c. Persoalan kematian yang terjadi lantaran indikasi yang lazim muncul seperti
pendarahan, keracunan kehamilan yang disertai kejang - kejang, aborsi, dan
infeksi.
d. Tidak semua kelahiran adalah darurat, namun berpotensi menjadi keadaan
darurat.
4. Contoh Kasus :
Hiperemesis Gravidarum
a. Analisis Masalah Kesehatan
Berdasarkan hasil penelitian Depkes RI ditahun 2009 menjelaskan bahwa
lebih dari 80% perempuan hamil mengalami rasa mual dan muntah, Hal ini bisa
biasanya membawa resiko baginya dan janin.

b. Penyebab masalah
Hyperemesis gravidarum dapat disebabkan karena peningkatan Hormone
Chorionic Gonodhotropin (HCG) dapat menjadi factor mual dan muntah. Peningkatan
kadar hormone progesterone menyebabkan otot polos pada system. gastrointestinal
mengalami relaksasi sehingga motilitas menurun dan lambung menjadi kosong.
Hiperemesis gravidarum yang merupakan komplikasi ibu hamil muda bila terjadi
terus menerus dapat mengakibatkan dehidrasi, ketidak-seimbangan elektrolit, serta
dapat mengakibatkan cadangan karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk
keperluan energi.
c. Faktor Faktor Penyebab Masalah
1. Faktor predisposisi yang sering dikemukakan adalah primigravida,
molahidatidosa dan kehamilan ganda, frekuensi yang tinggi pada molahidatidosa
dan kehamilan ganda menimbulkan dugaan bahwa faktor hormon memegang
peranan karena keadaan tersebut hormon khorionik gonadotropin dibentuk
berlebihan.
2. Masuknya vili khorralis dalam sirkulasi maternal dan perubahan metabolik akibat
hamil serta resistensi yang menurun dari pihak ibu terhadap perubahan ini
merupakan faktor organik.
3. Alergi sebagai salah satu respon dari jaringan ibu terhadap anak, juga disebut
sebagai salah satu faktor organik.
4. Faktor psikologik
Hubungan antara faktor psikologik dengan Hyperemesis Gravidarum, pada
penyakit ini rumah tangga yang retak, kehilangan pekerjaan, takut terhadap
kehamilan dan persalinan takut terhadap tanggung jawab seorang ibu,
menyebabkan konflik mental yang dapat memperberat mual dan muntah sebagai
pelarian kesukaran hidup.

d. Analisis faktor faktor yang melatarbelakangi perilaku


Hiperemesis gravidarum dapat menimbulkan dampak psikologis berupa
kecemasan, rasa bersalah dan marah jika gejala mual dan muntah semakin
memberat. Selain itu dapat terjadi konflik antara ketergantungan terhadap
pasangan dan kehilangan kontrol jika wanita sampai berhenti bekerja.

e. Sasaran
1. Sasaran Primer ( yang terkena masalah )
a. Berdasarkan kategori umur : wanita hamil pada trimester I
b. Berdasarkan tahap perkembangan produksi : ibu hamil yang dalam masa
kehamilan mengalami mual muntah secara berlebihan
c. Berdasarkan tingkat pengetahuan : Ibu hamil yang memliki pengetahuan yang
kurang dalam mengenali dan mencegah mual muntah yang berlebihan
2. Sasaran Sekunder ( yang berpengaruh langusng )
a. Keluarga
b. Petugas kesehatan
c. Masyarakat

f. Tujuan
Untuk menurunkan angka Hiperemesis Gravidarum pada ibu hamil dan
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat khususnya ib hamil.

g. Indikator
Menurunkan angka Hiperemesis Gravidarum pada ibu hamil sampai dengan 50%.

h. Alternatif Pemecahan Masalah


a. Pemerintah :
Adanya kebijakan dari pemerintah dalam upaya menurunkan angka Hiperemesis
Gravidarum berupa perautaran dan anggaran dana dalam gizi seimbang pada ibu
hamil

b. Masyarakat :
Pada kasus Hiperemesis Gravidarum ini peran serta dukungan dari keluarga dan
masyarakat sangat berpengaruh dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan
pada ibu hamil.

c. Lain-lain :
Peran serta tenaga kesehatan juga mempunyai pengaruh yang sangat penting
dalam menurunkan angka kejadian Hiperemesis Gravidarum. Para petugas
kesehatan melakukan pemeriksaan terhadap ibu hamil yang mengalami
Hiperemesis Gravidarum.

Anda mungkin juga menyukai