Anda di halaman 1dari 14

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

LANSIA SEHAT DAN MANDIRI

DISUSUN OLEH:

YANTI SUSILAWATI

1615301302

PROGRAM STUDI DIV KEBIDANAN


STIKes FORT DE KOCK BUKIT TINGGI
TAHUN 2017
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
LANSIA SEHAT DAN MANDIRI

Pokok bahasan : Hidup sehat dan mandiri di usia lanjut


Sub pokok bahasan : Gaya hidup sehat usia lanjut
Sasaran : KK binaan Tn.A
Waktu : 60 menit
Tanggal : 09-06-2017
Tempat : Rumah KK binaan

A. Tujuan Instruksional Umum (TIU)


Setelah dilakukan penyuluhan dan aktivitas senam selama 60 menit diharapkan
mampu memahami tentang gaya hidup sehat dan mandiri di usia lanjut.

B. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)


Setelah dilakukan penyuluhan, diharapkan para lansia dapat:
1. Menjelaskan definisi sehat
2. Mengetahui penyakit yang sering timbul pada lansia
3. Menjelaskan perilaku hidup sehat dan tidak sehat
4. Menjelaskan gizi seimbang untuk lansia
5. Menjelaskan aktivitas fisik yang dapat dilakukan oleh lansia

C. Pokok Materi
1. Definisi sehat
2. Penyakit-penyakit yang sering timbul pada lansia
3. Perilaku hidup sehat dan tidak sehat
4. Gizi seimbang untuk lansia
5. Aktivitas fisik untuk lansia
D. Kegiatan Belajar Mengajar
1. Metode : Penjelasan, diskusi, tanya jawab, dan senam
2. Strategi pelaksanaan :
Jam Durasi Tahap Respon
10.00 15 menit Pembukaan:
a. Mengucapkan salam a. Menjawab salam
b. Memperkenalkan diri b. Mendengarkan
c. Menjelaskan maksud dan c. KK binaan mengerti
tujuan maksud dan tujuan
e. Menanyakan kesiapan KK d. KK binaan siap
binaan mengikuti kegiatan
10.15 15 menit Sambutan:
a. Ketua panti tresna werdha a. Mendengarkan
b. Pembimbing akademik
10.30 15 menit Penyuluhan:
a. Menjelaskan definisi sehat a. Mendengarkan
b. Menjelaskan penyakit yang b. Diskusi
sering timbul pada lansia c. Tanya jawab
c. Menjelaskan perilaku hidup
sehat dan tidak sehat
d. Menjelaskan gizi seimbang
untuk lansia
e. Menjelaskan aktivitas fisik
yang dapat dilakukan oleh
lansia
E. Media dan alat
1. Media : Slide PowerPoint,
2. Alat : laptop, leaflet

F. Evaluasi
1. Evaluasi proses
a. Target sasaran memperhatikan penjelasan penyaji
b. Target sasaran aktif bertanya dan berbagi pengalaman pribadi

2. Evaluasi hasil (bisa berisi pertanyaan untuk memperoleh hasil di bawah)


a. Menyebutkan kembali definisi sehat
b. Menyebutkan kembali penyakit yang sering timbul pada lansia
c. Menyebutkan kembali perilaku hidup sehat dan tidak sehat
d. Menyebutkan kembali gizi seimbang untuk lansia
e. Menyebutkan kembali aktivitas fisik yang dapat dilakukan oleh lansia
MATERI
LANSIA SEHAT DAN MANDIRI

1. Definisi Sehat
Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial
yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.

2. Masalah Kesehatan Lansia


Jenis penyakit yang sering timbul di usia lanjut antara lain:

a) Penyakit sendi
b) Hipertensi
c) Katarak
d) Stroke
e) Jantung
f) Gangguan mental emosional
g) Diabetes mellitus

3. Tips Menuju Lansia Sehat dan Mandiri


a) Hindari pola hidup tidak sehat
Pola hidup adalah perilaku tertentu yang telah berulang kali dilaksanakan,
sehingga menjadi menetap dan rutin, sukar berubah. Faktor utama yang
menyebabkan timbulnya penyakit adalah perilaku gaya hidup, misalnya: diet
tidak sehat, ketidakatifan fisik, merokok, dan stress. Pola hidup sehat yang
dianjurkan adalah perbanyak makan sayur dan buah, aktif bergerak dan rutin
berolahraga, hindari stress seperti merokok atau alkohol, serta melakukan
pemeriksaan kesehatan berkala.

b) Gizi seimbang
Makan makanan beraneka ragam sesuai kebutuhan lansia yang menurun 5-10%,
batasi konsumsi gula, minyak, lemak, biasakan sarapan, serta minum air putih
cukup.
c) Melakukan aktivitas fisik dan olahraga
Aktivitas fisik dan olahraga bertujuan untuk melancarkan aliran darah,
meningkatkan kebugaran tubuh, meningkatkan daya tahan tubuh, menurunkan
faktor resiko penyakit tertentu, serta mengurangi kecemasan. Jenis aktivitas fisik
yang dapat dilakukan lansia sehari-hari misalnya melakukan pekerjaan rumah,
berjalan-jalan pagi hari atau ikut kegiatan senam lansia.

d) Pemeriksaan kesehatan secara berkala


Tujuannya untuk mengetahui kesehatan diri dan mendeteksi penyakit sedini
mungkin sehingga dapat segera diobati. Jenis pemeriksaan yang perlu dilakukan
seperti berat badan, tekanan darah, status gizi, laboratorium darah dan fungsi
organ, fungsi indra penglihatan dan pendengaran, dan bisa ditambahkan dengan
status kemandirian dan mental psikologi. Pemeriksaan dapat dilakukan di pusat
kesehatan terdekat dengan rumah lansia ataupun Puskesmas santun lansia.

4. Pedoman Hidup Sehat untuk Lanjut Usia

Menua sukses/sehat diyakini dapat dicapai, walaupun definisi dan faktor-faktor


yang berperan di dalamnya belum sepenuhnya disepakati. Sebenarnya, konsep
menua sukses tidak hanya terpaku pada kesehatan (baik fisik maupun mental)
saja, namun juga faktor intelektual, emosional, sosial, dan kultural juga penting
dan terbukti berpengaruh pada terciptanya menua yang sukses. Suatu penelitian
besar, Mac Arthur Longitudinal Study on Succesful Aging, menyimpulkan
bahwa menua yang sukses terdiri dari 3 komponen, yaitu:
a) Rendahnya risiko untuk mengalami sakit dan disabilitas akibat penyakit
b) Kapasitas kognitif dan fisik yang tinggi
c) Kehidupan yang selalu aktif, terdiri atas hubungan interpersonal yang baik
serta aktivitas yang produktif
Diperlukan langkah-langkah yang dapat dilakukan untu mencapai menua sukses
yang terangkum dalam pedoman hidup sehat bagi lanjut usia. Pedoman hidup
sehat adalah suatu acuan yang berisi upaya-upaya untuk memberdayakan
seseorang agar sadar, mau, serta mampu melakukan perilaku hidup sehat.

5. Kesehatan Fisik
Walaupun dianjurkan dilakukan sejak muda, latihan fisik teratur yang dilakukan
saat usia tuapun tetap memberikan banyak manfaat. Dalam melakukan latihan
fisik seyognyanya disertai dengan kontak yang erat dan sehat dengan
lingkungan. Keuntungan dari melakukan aktivitas fisik teratur adalah
meningkatkan kebugaran jasmani, menyehatkan jantung, otot, dan tulang,
membuat lansia lebih mandiri dan percaya diri, meningkatkan mood dan
mencegah depresi, meningkatkan kualitas tidur, serta menjaga berat badan agar
tetap ideal.
Jenis latihan fisik yang dapat dilakukan oleh lansia sebaiknya tetap memenuhi
kriteria FITT (frequency, intensity, time, dan type). Frekunsi adalah seberapa
sering aktivitas dilakukan. Intensitas adalah seberapa keras suatu aktivitas
dilakukan biasanya diklasifikasikn menjadi intensitas ringan, sedang, dan berat.
Waktu mengacu pada durasi yakni seberapa lama aktivitas tersebut dilakukan
dalam satu pertemuan.
Lansia direkomendasikan melakukan aktivitas fisik setidaknya selama 30 menit
dengan intensitas sedang hampir setiap hari (paling tidak 5 hari) dalam
seminggu. Namun sebaiknya olahraga dilakukan secara bertahap, dimulai
dengan intensitas rendah (40-50% denyut nadi istirahat) selama 10-20 menit,
kemudian ditingkatkan sesuai dengan kemampuan adaptasi indvidu. Jenis-jenis
aktivitas fisik pada lansia meliputi latihan aerobik (meingkatkan kerja jantung
dan paru untuk memenuhi kebutuhan oksigen), penguatan otot, fleksibilitas dan
latihan keseimbangan. Latihan aerobik untuk usia lebih dari 65 tahun disarankan
melakukan olah raga yang tidak terlalu membebani tulang seperti berjalan,
sepeda statis, latihan dalam air (berenang).
Untuk latihan penguatan otot bertujuan agar otot dapat membentuk kekuatan
untuk menggerakkan atau menahan beban, misalnya aktivitas yang melawan
gravitasi seperti gerakan berdiri di atas kursi kemudian ditahan beberapa detik,
berulang-ulang 10-15 repetisi. Dapat juga melakukan aktivitas dengan tahanan
berupa tali elastik.
Latihan fleksibilitas adalah aktivitas untuk membantu mempertahankan kisaran
gerak sendi (ROM), yang diperlukan untuk melakukan aktivitas dan tugas
sehari-hari secara teratur. Latihan ini disarankan 2-3 hari perminggu dengan
melibatkan peregangan otot dan sendi dan memperhatikan rasa tidak nyaman
atau nyeri. Latihan dilakukan sebanyak 3-4kali dengan masing-masing tarikan
dipertahankan 10-30 detik, dimulai dari otot-otot kecil kemudia ke otot-otot
besar. Latihan ini ddapat berupa yoga.
Latihan keseimbangan dilakukan untuk membantu mencegah lansia jatuh.
Latihan keseimbangan setidaknya dilakukan 3 hari dalam seminggu yang
dilakukan pada intensitas rendah. Kegiatan berjalan, Tai Chi dan penguatan otot
dapat memperlihatkan perbaikan keseimbangan pada lansia. Olahraga dilakukan
dengan cara menyenangkan disertai dengan modifikasi, termasuk denga
mengombinasikan beberapa aktivitas sekaligus, misalnya berupa berjalan yang
bersifat rekreasi atau kombinasi latihan fisik dengan musik atau menari bisa
dilakukan.
Olahraga pada lansia dilakukan dengan mempertimbangkan keamanan, masalah
kesehatan, dan kelemahan yang mungkin ada. Masalah kesehatan tersebut
diantaranya:
Osteoartritis: olahraga yang direkomendasikan adalah yang bersifat tidak
membebani tubuh, misalnya bersepeda dan latihan dalam air. Latihan
fleksibilitas dilakukan dengan melibatkan sendi yang terkena atritis namun
dengan batasan ROM yang bebas nyeri. Kontraindikasinya yaitu latihan berat,
berulang-ulang pada sendi yang tidak stabil, serta melatih sendi saat tanda-tanda
radang masih aktif.
Osteoporosis: latihan jasmani yang dipilih bersifat melawan gravitasi (weight
bearing), misalnya berjalan
Penyakit kardiovaskular: latihan aerobik 30-60 menit perhari untuk menurunkan
tekanan darah dengan latihan penguatan yang dilakukan denga tahanan lebih
rendah namun lebih banyak repetisi.
Diabetes: latihan fisik mempertimbangkan efek insulin dam kadar gula darah.
Insulin disuntikkan 1 jam sebelum latihan. Monitor gula darah dilakukan
sebelum, selama, dan sesudah latihan untuk menentukan perlunya penyesuaian
dosis insulin.

6. Kesehatan mental
Dengan bermain dan bercengkrama dengan cucu-cucu, selain bermanfaat secara
fisik, hubungan sosial dan kondisi mentalpun akan tetap terjaga bahkan
meningkat sampai tahap optimal. nikmati berbagai aktivitas yang menjaga
ketajaman pikiran, seperti: membaca, menulis, mengisi teka-teki silang, atau
terlibat dalam pembicaraan atau diskusi yang santai namun serius. Tidur yang
cukup sangat dibutuhkan tubuh untuk tetap sehat fisik maupun psikis. PAPDI
mennganjurkan paling tidak tidur selama 6 jam setiap hari.

7. Kebutuhan Nutrisi
Walaupun status nutrisi yang buruk lebih mudah didapatkan pada mereka yang
berusia lanjut, namun bukan hal yang tidak mungkin mereka mampu
mendapatkan nutrisi yang cukup dan seimbang untuk mempertahankan
kesehatan dan kebugaran fisik. Pemenuhan kebutuhan nutrisi tidak semata-mata
terbatas pada jenis dan jumlah makanan, tetapi yang tidak kalah penting adalah
aktivitas makan yang tentu melibatkan hubungan sosial dan rekreasi yang
manfaatnya juga akan sangat dirasakan.
Kebutuhan nutrisi sehat untuk lansia yaitu:
o Kebutuhan kalori untuk lansia akan berkurang dibandingkan dewasa
karena penurunan kecepatan basal metabolik dan aktivitas fisik seiring
bertambahnya usia. Menurut Angka Kecukupan Gizi Indonesia, laki-
laki lansia membutuhkan 2200 Kkal/hari dan perempuan lansia sekitar
1850 Kkal/hari
o Kebutuhan kalori tersebut dipenuhi dari sumber energi karbohidrat 45-
65%, lemak 20-35% dengnan lemak jenuh tidak lebih dari 10% dan
kolesterol tidak lebih dari 200mg/dl, serta protein sisanya dan
dipengaruhi oleh fungsi ginjal
o Porsi makan kecil dan sering, dianjurkan makan besar 3 kali dan
selingan 2 kali sehari, sayuran dipotong lebih kecil, bila perlu dimasak
sampai empuk, daging dicincang dan buah dapat dijus/diblender
o Untuk memenuhi kebutuhan cairan minum 6-8 gelas air putih setiap
hari
o Menggunakan bumbu-bumbu seperti bawang merah, bawang putih,
jahe, kunyit, lada, gula, untuk meningkatkan cita rasa makanan. Namun
tidak menggunakan bumbu yang merangsang seperti pedas atau asam
karena mengganggu kesehatan lambung dan alat pencernaan
o Mengurangi pemakaian garam dapur yakni tidak lebih dari 4 gram (satu
sendok teh) perhari untuk mengurangi risiko darah tinggi
o Mengurangi santan, daging yang berlemak dan minyak agar kolesterol
darah tidak tinggi. Menggunakan sedikit minyak untuk menumis dan
kurangi makanan yang digoreng. Memperbanyak makanan yang diolah
dengan direbus karena makanan lebih mudah dicerna
o Memperbanyak makanan yang berkalsium tinggi seperti susu dan ikan.
Pada lanjut usia khususnya ibu-ibu yang menopause sangat perlu
mengonsumsi kalsium untuk mengurangi risiko keropos tulang. Bila
perlu dengan suplementasi kalsium hingga memenuhi kebutuhan
kalsium >1200mg/ hari bagi yang berusia di atas 51 tahun. Dapat juga
dengan berjemur di bawah matahari selama 15 menit setiap pagi hari
untuk meningkatkan aktivasi vitamin D dalam tubuh.
o Memperbanyak makanan serat, sayuran dan buah-buahan paling tidak
5porsi sehari agar pencernaan lancar dan tidak sembelit
o Menggurangi mengonsumsi gula dan makanan yang mengandung
karbohidrat tinggi agar gula darah normal khususnya bagi penderita
kencing manis agar tidak terjadi komplikasi lain
o Makan bersama teman agar lebih meningkatkan selera makan dan
hubungan sosial dengan teman

8. Pemeriksaan Kesehatan dan Manajemen Penyakit


Semenjak usia 40 tahun, setiap orang sangat dianjurkan untuk melakukan
pemeriksaan kesehatan secara berkala, terutama jika memiliki faktor risiko
penyakit tertentu dari keluarga. Upaya ini dapat diakukan untuk mencegah,
menunda, atau menemukan dan mengenali secara dini berbagai penyakit atau
gangguan kesehatan, serta mengatasi penyakit yang muncul untuk mencegah
komplikasi. Penyakit yang paling sering dialami kaum lanjut usia diantaranya
adalah: penyakit jantung dan pembuluh darah, hipertensi, diabetes melitus,
pernyakit kanker, dan penyakit sendi dan tulang. Deteksi dini diperlukan agar
dapat menatalaksana penyakit sedini mungkin pula. Hal ini dapat berupa:
o Kanker: pemeriksaan pap smear setiap 1-3 tahun, pemeriksaan
payudara sendiri (sadari), setiap bulan setelah selesai menstruasi, dan
pemeriksaan payudara oleh dokter setiap tahun setelah usia 40 tahun,
mamografi setiap tahun setelah usia 40 tahun. Pemeriksaan rektal
(colok dubur) setiap tahun pada orang dewasa setelah usia 40 tahun.
Endoskopi pada semua usia lanjut setelah usia 50 tahun, setiap 5 tahun.
Pemeriksaan pemeriksaan PSA setiap tahun antara 50 sampai dengan
70 tahun
o Pemeriksaan kolesterol tiap 3-5 tahun
o Pemeriksaan rutin kimia darah, darah perifer lengkap, dan pemeriksaan
urin lengkap
o Pemeriksaan tekanan darah setiap 3 tahun sebelum usia 40 tahun dan
setiap tahun setelah berusia 40 tahun bila. Bila pasien telah menderita
darah tinggi, sangat dianjurkan untuk mengevaluasi tekanan darah 2-4
minggu setelah terapi dimulai atau setelah adanya perubahan terapi.
Target tekanan darah bagi lansia diatas 60 tahun tanpa penyakit
penyerta (gagal ginjal kronis dan diabetes): sistole: <150 mmHg dan
diastole <90 mmHg. Bila lansia dengan penyerta target sistole adalah
<140 mmHg.
o Pemeriksaan elektrokardiogram (EKG): berikan 1 kopi hasil EKG
tersebut kepada pasien. Manakala pasien mengalami masalah jantung
(nyeri dada), hasil EKG tersebut dapat diberikan ke dokter yang
melayaninya untuk digunakan oleh sang dokter dalam membuat
penilaian klinis
o Pemeriksaan ketajaman penglihatan dan penapisan glaukona setiap 1-3
tahun setelah usia 50 tahun.
o Evaluasi fungsi pendengaran setiap 3 tahun setelah berusia 50 tahun
o Pemeriksaan dan perawatan gigi-geligi paling tidak enam bulan sekali.
Bila perlu menggunakan gigi palsu
o Pengkajian fungsi fisik dan mental
Apabila pasien terbukti mengidap penyakit atau gangguan kesehatan, maka
pengelolaan penyakit secara seksama harus dilakukan. Diperlukan kerjasama
yang baik antara tenaga kesehatan dan pasien serta keluarganya agar penyakit
atau gangguan kesehatan yang diderita pasien dapat terkelola dan terkendali
dengan baik. Untuk itu amat dibutuhkan kepatuhan pasien dalam mengontrol
penyakit-penyakit yang diderita agar tidak timbul komplikasi atau penyulit.
Pada umumnya berbagai penyakit kronik degeneratif memerlukan kedisiplinan
dan ketekunan dalam diet atau latihan jasmani, demikian pula di dalam
pengobatan yang umumnya membutuhkan waktu bertahun-tahun bahkan bisa
seumur hidup. Tidak jarang pasien merasa bosan dan akhirnya menghentikan
pengobatannya sehingga penyakit menjadi tidak terkendali dan kemudian timbul
berbagai komplikasi yang tidak jarang sampai mengancam nyawa.

9. Penghindaran Faktor Risiko yang Dapat Menggangu Kesehatan


Hal ini dapat berupa penghindaran stres (meningkatkan rasa percaya diri, selalu
berfikir positif, mengatur waktu dengan baik, mengetahui dan menerima
keterbatasan diri, hilangkan ketegangan, dan berbuat sesuatu yang positif),
penghindaran diri dari kecelakaan (tidak bepergian seorang diri terutama bagi
yang sudah memiliki gangguan keseimbangan, gangguan penglihatan, dan
pendengaran), mengurangi dan berhenti merokok dan mengonsumsi alkohol.

10. Hubungan sosial


Sahabat-sahabat sejati serta anggota keluarga yang mendukung tentu merupakan
obat yang mujarab, terutama pada masa akhir-akhir kehidupan. Dengan
membina hubungan yang positif dengan berbagai pihak, kita akan semakin
sehat, panjang umur, dan makin menikmati hidup. Hubungan sosial dapat
ditingkatkan dengan ikut bergabung dengan kelompok/komunitas khusus bagi
lanjut usia, salah satunya Karang/Panti Wreda. Panti Wreda merupakan wadah
bagi para usia lanjut yang berada di wilayah desa/kelurahan dengan anggota para
usia lanjut di wilayah tersebut. Kegiatan yang dilaksanakan di dalamnya
merupakan disupervisi puskesmas setempat. Di kultur masyarakat kita,
sebenarnya peran sosial orang tua sudah sangat jelas. Sebagai seorang yang
dituakan, umumnya seorang berusia tua selalu diminta nasihat dan pemikiran-
pemikirannya dalam berbagai masalah. Perasaan telah memberikan manfaat bagi
orang lain ternyata sangat membantu baik dari segi mental maupun kesehatan
fisik.

11. Kesejahteraan Material


Walaupun kekayaan dan kesejahtraan material bukan merupakan hal penting
dalam kehidupan, kemampuan pemenuhan kebutuhan material baik untuk diri
sendiri maupun keluarga berdampak pada kesehatan fisik, mental, maupun
sosial. Bagi seorang yang akan memasuki usia pensiun, adalah sangat tepat dan
bermanfaat bila dapat merencanakan masa-masa pensiunnya tanpa harus
kekurangan materi.

12. Vitalitas Spiritual


Kehidupan spiritual yang baik, di masyarakat dan kultur kita, telah diyakini
dapat memberikan makna lebih dalam menjalani kehidupan, terutama bagi
mereka yang menuju usia senja. Hal yang samapun juga terjadi di negara barat
yang selama ini terkesan cenderung memisahkan agama dari kehidupan. Larry
Dorsey, seorang peneliti, dokter, dan penulis buku terkemuka, setelah
mengamati berbagai studi menyimpulkan bahwa paling tidak terdapat 250 studi
yang menunjukkan bahwa mereka yang taat menjalankan ibadahnya lebih sehat
selama kehidupannya dibanding mereka yang tidak, terbukti dari jarangnya
sakit, jarangnya kunjungan ke dokter, dan biaya yang rendah untuk biaya
kesehatan pada mereka yang taat beribadah.

13. Sikap Positif


Dalam perjalanan hidup menjadi tua, tentu banyak tantangan dan kehilangan
yang terjadi yang mendera orang tua. Tetapi jangan berkecil hati, karena
berbagai masalah yang selama ini dihadapi tersebut merupakan pelajaran
berharga agar dapat bersikap positif terhadap kehidupan. Seorang yang bersikap
positif umumnya lebih menerima berbagai peristiwa apapun yang terjadi, serta
dapat mengendalikan emosi pada keadaan apapun. Bersikap positif diyakini
akan memberikan manfaat yang lebih dalam kehidupan seorang lanjut yang
berkualitas. Dalam menjalani hidup, seyogyanya keinginan yang berasal dari
lubuk hati yang paling dalam harus diperhatikan; tidak memaksakan kehendak
dan jangan membiarkan apapun menggangu keinginan hati.Nikmati setiap waktu
dari kehidupan anda sambil menerima segala perubahan yang terjadi pada diri
kita. Setiap ada kehilangan, hendaknya selalu berusaha untuk bangkit, dengan
mencoba mencari teman-teman baru atau mengembangkan hobi serta berekreasi.
DAFTAR PUSTAKA

Bulechek, Gloria M. 2014. Nursing Interventions Classification, edisi 6.Elsevier.


Fatimah.2010.Merawat Manusia Lanjut Usia.Trans Info media: Jakarta.
Marifatul Lilik, Azizah. 2011.Keperawatan Lanjut Usia. Graha ilmu: Jogjakarta.
Moorhead, Sue. 2014. Nursing Outcomes Classification, edisi 4. Elsevier.

Anda mungkin juga menyukai