NASKAH UJIAN Tika
NASKAH UJIAN Tika
Disusun Oleh:
Kartika Septyaningrum
030.08.136
Penguji:
Dr. dr. Suzy Yusna Dewi, Sp.KJ (K)
dr. Ismoyowati Putri, Sp.KJ
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. H
Tempat/Tanggal lahir : Riau, 12 Juli 1974
Usia : 42 tahun
Jenis Kelamin : Laki laki
Alamat : Tugu Salak, Jakarta Utara
Suku Bangsa : Batak
Agama : Kristen
Pendidikan : SMK
Pekerjaan : Tidak bekerja
Status Perkawinan : Belum menikah
Dokter yang Merawat : dr. Prianto Jatmiko, Sp.KJ
Ruang Perawatan : Ruang rawat inap perkutut
Tanggal Masuk IGD Jiwa : 17 September 2016
Alloanamnesis
Tanggal 24 September 2016, pukul 14.00 WIB, dengan Tn. F (adik kandung pasien)
via telfon.
Tanggal 25 September 2016, pukul 12.30 WIB, dengan Tn. F (adik kandung pasien)
via telfon.
Tanggal 27 September 2016, pukul 10.00 WIB, dengan Tn. F (adik kandung pasien)
via telfon.
A. Keluhan Utama
Pasien datang diantar oleh adiknya ke IGD Rumah Sakit Jiwa Dr. Soeharto
Heerdjan (RSJ SH) pada tanggal 17 September 2016 pukul 10.30 dengan keluhan
mengamuk hingga memukul ibunya sejak 1 minggu sebelum masuk rumah sakit.
I II
A B C D E F G
Keterangan :
A. Pasien dalam kondisi baik dan tidak terlihat gejala-gejala apapun.
I. Diawali sekitar 15 tahun yang lalu yaitu setelah pasien dan orang tua mereka
transmigrasi dari riau ke Jakarta. Saat itu awal mula timbul gejala-gejala
seperti bicara dan tertawa sendiri, marah-marah, bicara kasar dan terkadang
mengamuk.
B. Keluarga membawa pasien berobat ke pengobatan alternative namun tidak ada
perubahan. Akhirnya 7 tahun kemudian ketika kondisi kejiawaan pasien
tambah parah seperti sering teriak-teriak, marah-marah dan mengamuk jika
tidak dikabulkan permintaannya.
C. Pasien dibawa ke RS untuk pertama kalinya karena mengamuk dan keluhan
sebelumnya bertambah parah dan keluarga sudah lelah untuk membawa ke
pengobatan alternative.
D. Setelah dirawat selama 2 bulan di RSJSH, pasien diperbolehkan untuk rawat
jalan karena kondisi pasien sudah tenang seperti sudah tidak marah-marah dan
bicara kasar lagi, tetapi masih suka bicara sendiri.
II. Pasien kontrol ke RSJSH selama 2 tahun setelah perawatan di RS. Tetapi
setelah itu pasien tidak mau lagi kontrol dan meminum obatnya karena merasa
tidak sakit.
E. Kondisi pasien mulai tidak stabil, marah-marah dan bicara kacau serta bicara
kasar serta sering malas-malasan. Selain itu tambah sering curiga dengan
orang-orang sekitarnya. Sehingga 1 minggu sebelum masuk RS, pasien sempat
memukul ibunya sendiri.
F. Pasien dibawa ke RS karena keluarga sudah tidak tahan dengan kelakuan
pasien yang semakin parah.
G. Saat in pasien menjalani perawatan di RSJSH, dimana kondisi pasien cukup
tenang tetapi masih merasa curiga dengan keluarganya.
D. Riwayat Hidup
1. Riwayat Prenatal dan perinatal
Menurut ibu pasien, pada saat hamil ibu pasien tidak pernah kontrol ke
bidan, tidak pernah dirawat di RS karena penyakit tertentu selama mengandung
pasien. Ibu pasien juga tidak mengkonsumsi alkohol ataupun obat-obatan
narkotika saat mengandungnya. Pasien lahir spontan di rumah dibantu oleh
paraji. Ibu pasien tidak mengerti ada atau tidaknya trauma saat melahirkan
pasien. Pasien merupakan anak yang diharapkan dan direncanakan dalam
keluarga. Keadaan emosional ibu pada saat pasien lahir baik.
b. Riwayat Sekolah
Pasien sekolah dan berhasil lulus di Sekolah Dasar (SD), kemudian
pasien melanjutkan sekolah di Sekolah Menengah Pertama (SMP), lalu
melanjutkan ke SMK. Saat duduk di jenjang SMK pasien sempat tidak naik
kelas 1 kali dan dipindahkan karena nakal seperti sering merokok dan bolos
sekolah.
e. Riwayat Psikoseksual
Keluarga pasien mengatakan pasien pernah berhubungan seksual dengan
wanita pekerja malam ketika pasien menjadi pengurus kontainer. Hubungan
asmaranya bahwa pasien pernah suka dengan wanita di geraja tempat pasien
beribadah namun wanita tersebut tidak menyukainya.
g. Riwayat pekerjaan
Pasien terakhir kerja di bagian kontroling kontainer di perusahaan
pelabuhan. Pekerjaan pasien bertahan hanya 5 tahun. Pasien dipecat karena
sering korupsi. Selain itu pasien sering minum miras. Setelah itu pasien tidak
kerja lagi.
E. Riwayat Keluarga
Pasien adalah anak pertama dari 5 bersaudara. Pasien tinggal dengan ibunya
saat ini. ayah pasien meninggal sekitar 2 bulan yang lalu karena komplikasi dari
penyakit diabetes mellitus. Semua adik pasien sudah berkeluarga dan memiliki
anak. Orang terdekat pasien adalah ayah dan ibunya.
Menurut keluarga, dalam keluarga tidak terdapat riwayat anggota keluarga
yang mengalami gangguan seperti pasien atau gangguan mental lainnya. Tidak
ada yang pernah dirawat akibat gangguan psikiatri ataupun penyakit medis
lainnya.
: Perempuan : Meninggal
: Tinggal 1 rumah : Meninggal
B. Status Neurologis
Saraf karnial : Dalam batas normal
Tanda rangsang meningeal : Tidak ada
Refleks fisiologis : Dalam batas normal
Refleks patologis : Tidak ada
Motorik : Dalam batas normal
Sensorik : Dalam batas normal
Fungsi Luhur : Baik
Gangguan Khusus : Tidak ada
Gejala EPS : Akatsia (-), bradikinesia (-), rigiditas (-),
tonus otot DBN, resting tremor (-), dystonia (-)
4. STATUS MENTAL
A. Deskripsi Umum
1. Penampilan
Pasien seorang laki-laki berumur 42 tahun berpenampilan fisik tampak sesuai
usia, berambut hitam, mengenakan seragam pasien RSJSH. Pasien tampak
kurang terawat.
2. Kesadaran
Compos mentis
3. Perilaku dan aktivitas psikomotor
a. Sebelum wawancara :
Pasien tampak gelisah dan diam.
b. Selama wawancara :
Pasien duduk tenang di samping pemeriksa, dan menatap wajah pemeriksa
saat diajak berbicara. Tidak terdapat perlambatan gerakan, kejang,
maupun kekakuan gerakan. Semua pertanyaan dapat dijawab oleh pasien.
c. Sesudah wawancara :
Pasien menjabat tangan pemeriksa pada akhir pembicaraan dan
mengucapkan terima kasih. Kemudian pasien masuk kembali ke kamar
untuk istirahat.
4. Pembicaraan
Cara berbicara: lancar, pasien menjawab semua pertanyaan yang diajukan.
Bicara pasein spontan, artikulasi jelas, kuantitas bicara banyak dan volume
cukup.
C. Gangguan Persepsi
1. Halusinasi : + (Auditori commenting)
2. Ilusi : Tidak ada
3. Depersonalisasi : Tidak Ada
4. Derealisasi : Tidak Ada
D. Fungsi Intelektual
1. Taraf Pendidikan : SMK
2. Pengetahuan Umum : Baik (dapat menyebutkan presiden RI
saat ini)
3. Kecerdasan : Rata-rata
4. Konsentrasi dan Perhatian : Konsentrasi baik, perhatian baik
5. Orientasi
Waktu : Baik (Dapat menyebutkan perbedaan siang dan
malam, serta mengetahui kondisi cuaca).
Tempat : Baik (Dapat menyebutkan kalau sekarang berada di
Rumah Sakit Jiwa Grogol)
Orang : Baik (Dapat mengetahui sedang diwawancarai oleh
dokter muda)
6. Daya Ingat
Jangka panjang : Baik (Pasien mengingat nama adiknya dan
pasien juga mengetahui tempat lahirnya)
Jangka pendek : Baik (Pasien dapat mengingat menu makanan
pagi hari)
Segera : Baik (Pasien dapat menyebutkan kembali
nama pemeriksa)
7. Pikiran Abstrak : Baik
8. Visuospasial : Baik
9. Kemampuan menolong diri : Baik (Pasien makan, mandi, dan
berpakaian sendiri)
E. Pikiran
1. Arus Pikir :
Produktivits : Cukup ide
Kontinuitas : Asosiasi Longgar. Pasien dapat menjawab sesuai
dengan pertanyaan, namun idenya berpindah dari satu
subjek ke subjek lain yang tidak berhubungan sama
sekali.
Hendaya Berbahasa : Tidak Ada. Pasien menggunakan bahasa secara lazim
sesuai dengan tata bahasa.
2. Isi Pikir :
Waham : (+) Waham curiga
Obsesi : (-)
Preokupasi : (-)
Fobia : (-)
F. Pengendalian Impuls
Baik (saat wawancara pasien tampak tenang, bersikap kooperatif)
G. Daya Nilai
1. Daya nilai sosial : Baik (Pasien tahu bahwa memperkosa itu
perbuatan jahat dan berdosa)
2. Uji daya nilai : Baik
3. Daya Nilai Realitas : Terganggu (halusinasi dan waham)
H. Tilikan
Tilikan 1 : Pasien menyangkal dirinya sakit
I. Taraf dapat dipercaya
Dapat dipercaya
Diagnosis Aksis II
Pasien memiliki ciri kepribadian ambang berdasarkan alloanamnesis dengan
keluarga pasien dan pada saat autoanamnesis dengan pemeriksa, yaitu sejak remaja
pasien memang seorang yang emosional, sangat irritable, sering marah-marah bila
dilarang dan keinginannya tidak tercapai.
Diagnosis Aksis IV
Masalah dengan keluarga : Ada
Masalah dengan lingkungan sosial : Ada
Masalah pendidikan : Tidak ada
Masalah ekonomi : Ada
Masalah akses ke pelayanan kesehatan : Tidak ada
Diagnosis Aksis V
- GAF Current : 50-41 (beberapa disabilitas dalam hubungan dengan
realita dan komunikasi, disabilitas berat dalam beberapa fungsi)
o Fungsi psikologi :
Terdapat gejala halusinasi dan waham
o Fungsi sosial :
Pasien mengalami gangguan penilaian realita dan tidak dapat
berkomunikasi dengan baik
o Fungsi perawatan diri :
Pasien tidak dapat menjalankan fungsi perawatan dirinya
IX. Penatalaksanaaan
1. Psikofarmaka
Risperidon 2 x 2 mg/hari
Evaluasi efek samping dari obat.
Anjuran : Ketika pasien sudah rawat jalan dukungan dari keluarga belum
tercapai dan pasien tidak rutin minum obat dapat digunakan Injeksi
Haloperdiol Decanoas 1 x 50mg/cc (setiap 2- 4 minggu)
2. Psikoterapi
a. Edukasi
- Memberikan edukasi agar pasien memahami kondisi penyakitnya
sehingga pasien menyadari bahwa dia membutuhkan pengobatan
yang lama dan teratur
- Memotivasi pasien agar rajin minum obat secara teratur dan
menjelaskan bahwa dengan meminum obat dapat mengurangi
keluhannya dan membuatnya tetap stabil
- Memotivasi pasien agar dapat menahan amarah
- Memotivasi pasien agar selalu berpikir positif
b. Psikoterapi Suportif
- Memberi nasehat kepada keluarga pasien agar mengerti keadaan
pasien dan selalu memberi dukungan kepada pasien untuk tetap
mengikuti pengobatan medis, juga mendukung pasien dalam kegiatan
keagamaan sesuai dengan kepercayaannya
- Psikoterapi suportif dengan memberikan pasien kesempatan untuk
menceritakan masalahnya dan meyakinkan pasien bahwa ia sanggup
menghadapi masalah yang ada (Psikoventilasi)
- Membangkitkan kepercayaan diri pasien bahwa dia dapat sembuh
(Sugesti)
- Memberikan dukungan kepada pasien untuk mengikuti kegiatan
aktivitas berkelompok
- Memberikan dukungan kepada pasien untuk mengikuti kegiatan
rehabilitasi agar pasien menjadi lebih produktif.
c. Psikososial
- Memberi nasehat kepada keluarga pasien agar mengerti keadaan
pasien dan selalu memberi dukungan kepada pasien
- Menjelaskan kepada keluarga pasien mengenai penyakit yang dialami
pasien
- Mengingatkan keluarga pasien untuk rajin kontrol ke Rumah Sakit
- Mengingatkan keluarga pasien untuk mengingatkan dan mengawasi
pasien minum obat walaupun sudah merasa sembuh
X. Prognosis
Quo ad vitam : ad Bonam
Quo ad fungsionam : dubia
Quo ad sanationam : dubia