Anda di halaman 1dari 4

4.1.

5 M5 (Market)
1. BOR pasien
Berdasarkan hasil pengkajian pada hari senin, tanggal 31 Juli sampai 2 Agustus
2017, didapatkan gambaran kapasitas tempat tidur Ruang Pav. Seruni RSUD
Jombang yaitu tempat tidur dengan rincian sebagai berikut:
a. 31 Juli 2017
No. Nama Ruang Jumlah Pasien Jumlah Bed
1 HCU 5 7
2 Kelas 1 1 6
3 Kelas 2 5 6
4 Kelas 3 + ekstra 17 16
Jumlah 28 35
BOR
80%
[ Jumlah pasien
Jumlah Semua Bed
x 100 ]
b. 01 Agustus 2017
No. Nama Ruang Jumlah Pasien Jumlah Bed
1 HCU 3 11
2 Kelas 1 2 6
3 Kelas 2 5 6
4 Kelas 3 17 16
Jumlah 27 35

BOR
77%

[ Jumlah pasien
Jumlah Semua Bed
x 100 ]

c. 02 Agustus 2017
No. Nama Ruang Jumlah Pasien Jumlah Bed
1 HCU 11
2 Kelas 1 6
3 Kelas 2 6
4 Kelas 3 16
Jumlah 35
BOR
%

[ Jumlah pasien
Jumlah Semua Bed
x 100 ]
Pasien yang menggunakan jasa pelayanan kesehatan di RSUD JOMBANG di Paviliun
Seruni sebagian besar berasal dari Jomb ang. Perawat memberikan pelayanan seoptimal
mungkin. Seperti :
a. Keselamatan Pasien (Patient Safety)
Maksud dari Sasaran Keselamatan Pasien adalah mendorong perbaikan spesifik
dalam keselamatan pasien. Sasaran menyoroti bagian-bagian yang bermasalah dalam
pelayanan kesehatan dan menjelaskan bukti serta solusi dari konsensus berbasis bukti
dan keahlian atas permasalahan ini. Diakui bahwa desain sistem yang baik secara
intrinsik adalah untuk memberikan pelayanan kesehatan yang aman dan bermutu tinggi,
sedapat mungkin sasaran secara umum difokuskan pada solusi-solusi yang menyeluruh.
Keselamatan Pasien merupakan syarat untuk diterapkan di semua rumah sakit yang
diakreditasi oleh Komisi Akreditasi Rumah Sakit. Penyusunan sasaran ini mengacu
kepada Nine Life-Saving Patient Safety Solutions dari WHO Patient Safety (2007) yang
digunakan juga oleh Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit PERSI (KKPRS PERSI),
dan dari Joint Commission International (JCI) diantaranya:
1. Identifikasi Pasien Berupa Gelang Pasien
Merupakan suatu proses pemberian tanda atau pembeda yang mencakup nomor
rekam medis dan identitas pasien dengan tujuan agar dapat membedakan antara
pasien satu dengan pasien yang lainnya guna ketepatan pemberian pelayanan,
pengobatan dan tindakan atau prosedur kepada pasien. Penggunaan gelang pasien
merupakan cara yang dianggap mampu untuk mengidentifikasi pasien dengan tepat
baik secara verbal maupun secara visual yaitu melihat dan menanyakan nama,
tanggal lahir dan nomor RM. Identitas tidak boleh menggunakan nomor kamar atau
lokasi pasien. Gelang pasien juga mencakup 2 warna yaitu: warna biru untuk pasien
laki-laki, warna merah muda untuk pasien perempuan,.Berdasarkan observasi yang
dilakukan di paviliun seruni semua pasien menggunakan gelang identitas yang
terdiri atas nama dan tanggal lahir berdasarkan kartu identitas atau kartu keluarga
serta nomor RM yang diberikan oleh RS.
2. Kebersihan Tangan (Hand hygiene) untuk Pencegahan lnfeksi Nosokomial
Sebagai tempat yang memiliki angka penularan infeksi tinggi, rumah sakit selayaknya
memiliki sistem kewaspadaan yang berupa pencegahan dan pengendalian infeksi
(PPI), baik berupa komite di rumah sakit yang besar maupun sebuah tim di rumah
sakit yang kecil. Kebijakan rumah sakit mesti memihak kepada upaya-upaya dan
kontrol terhadap angka penularan infeksi di lingkungan rumah sakit. Mencuci tangan
atau hygiene tangan sangat sederhana, tidak memakan waktu yang banyak namun bisa
membantu mencegah infeksi yang berbahaya jika dilakukan dengan tepat. Higiene
tangan baik dilakukan dalam 5 saat:
Sebelum kontak (menyentuh) dengan pasien, hal ini bisa melindungi pasien dari
kuman berbahaya yang Anda bawa.
Sebelum tindakan aseptik, juga berguna melindungi pasien.
Sesudah terpapar cairan tubuh pasien, untuk melindungi diri Anda dan
lingkungan dari kuman.
Sesudah kontak dengan pasien, juga untuk melindungi diri Anda dan lingkungan
dari kuman.
Sesudah kontak dengan linkungan di sekitar pasien, juga untuk melindungi diri
Anda dan lingkungan dari kuman.
Semua petugas di rumah sakit dan pengunjung pasien harus memahami 5 momen
mencuci tangan ini, sehingga salah satu prinsip pencegahan dan kontrol infeksi dapat berjalan
dengan baik. Mencuci tangan sangat penting, karena selain mengurangi angka penularan
infeksi (Healthcare associated infections HAIs / HCAI), bahkan ke yang berbahaya
seperti MRSA; higiene tangan ini juga dapat memberikan keuntungan lain. Misalnya jika
pasien tidak mendapatkan infeksi tambahan, maka kesembuhan yang diharapkan akan terjadi
pada waktu yang diperkirakan, atau tidak memanjang akibat penyakit lain. Berdasarkan
observasi dan wawancara yang dilakukan di paviliun seruni sebagian keluarga pasien
mengatakan mereka masih ada yang belum mendapatkan pendidikan kesehatan dari perawat
maupun staf ruangan mengenani cara mencuci tangan 6 langkah, sehingga mereka belum
tahu dan belum bisa mencontohkan cara cuci tangan 6 langkah dengan benar.
3. Angka Kejadian Jatuh
Dari data pada bulan Juli didapatkan hasil bahwa 100% pasien tidak mengalami jatuh
selama dilakukan perawatan oleh perawat ruangan. Meskipus sebagian pasien mempunyai
resiko jatuh, akan tetapi dari hasil tabulasi menunjukkan tidak ada pasien yang mengalami
jatuh.
4. Kesalahan Pengobatan (Medication Error)
Kejadian kesalahan pemberian obat yang meliputi tidak tepat obat, tidak tepat cara
pemberian, tidak tepat dosis, tidak tepat pasien, tidak tepat waktu pemberian dan tidak
waspada terhadap efek pemberian obat. Angka Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) dalam
pemberian obat pada bulan juli

Anda mungkin juga menyukai