Anda di halaman 1dari 2

ERITRODERMA

BAB I

PENDAHULUAN

Eritroderma atau sering juga disebut sebagai dermatitis eksfoliativa didefinisikan

sebagai eritema kulit yang generalisata atau hampir generalisata, meliputi lebih dari 90% dari

permukaan tubuh dimana memberikan berbagai derajat pengelupasan. Beberapa kasus juga

dikaitkan dengan erosi (kehilangan epidermis beserta dasar epidermis), krusta (serous,

sanguineous, atau pustular) dan disertai perubahan rambut dan kuku.

Beberapa penelitian besar telah melaporkan variasi insidensi dari dermatitis

eksfoliativa dari 0,9 sampai 71 per 100.000 pasien rawat jalan. Umumnya sering pada pria,

dengan rasio pria : wanita 2:1 atau 4:1. Berbagai kelompok usia dapat terkenda dan pada

kebanyakan penelitian tidak melibatkan anak-anak, rata-rata umur dari onset penyakit

bervariasi dari 41-61. Dermatitis eksfoliativa jarang pada anak-anak dan hanya sedikit data

epidemiologi yang meliputi populasi pediatri. Satu penelitian menemukan 17 pasien, yang

didapat selama 6 tahun, dengan rata-rata usia 3,3 tahun dan perbandingan pria dan wanita

yaitu 0,89:1. Dermatitis eksfoliativa dapat terjadi pada berbagai ras.

Menurut penelitian Talat et al, eritroderma paling sering disebabkan oleh dermatitis,

psoriasis, alergi obat, dan lymphoma.(6) Eritroderma pada orang dewasa paling sering

disebabkan oleh perluasan suatu penyakit (52%), diikuti reaksi obat (15%), dan Cutaneous T-

Cell lymphoma (CTCL) atau sindrom Sezary (5%), dan idiopatik (28%). Pada eritroderma

yang diakibatkan oleh perluasan penyakit psoriasis merupakan penyebab utama (23%),

diikuti oleh dermatitis spongiotik (20%).

Orang dengan eritroderma dapat bersifat stabil secara medis atau berlangsung kronis

atau dapat juga akut dan bahkan membahayakan nyawa. Mereka sebaiknya masuk ke dalam
perawatan inap oleh karena luasnya derajat kerusakan kulit dan disertai gejala sistemik. (3)

Kami melaporkan satu laporan kasus pasien eritroderma disebabkan dermatitis kontak iritan.

Reaksi eksematous merupakan respon inflamasi yang ditandai dengan eritema,

gelembung, eksudasi, papul dan pengelupasan kulit dan diberi sebutan dermatitis yang

umumnya merupakan sinonim dari eczema. Dermatitis merupakan respon yang diakibatkan

oleh efek toxin eksternal, non infeksius, immunological, kimia atau fisik. Hal ini merupakan

kasus klasik dari dermatitis kontak. Namu reaksi eksem dari kulit dapat juga dicetuskan

melalui jalur endogen atau oleh intake alergen sistemik. Dari sudut etiologi, pembedaan

dibuat berdasarkan alergik umumnya hipersensitifitas tipe lambat (type IV) dan juga tipe

immediate (type 1), dan iritan (non-allergik) bentuk dari kontak dermatitis. Bentuk alergik

diawali dengan sensitasi dari suatu alergen atau cross reaktif alergen. Banyak pasien yang

menunjukkan gambaran klinis dari gabungan mekanisme iritan dan alergi. Sehingga

gambaran klinis saja susah untuk mengklasifikasikan antara dermatitis kontak iritan atau

alergi. Gambaran akut, sub akut dan kronis dapat ditentukan berdasarkan morfologi,

perkembangan penyakit dan waktu terpapar dengan toksin. Dimana hal ini juga penting untuk

pemilihan pengobatan.

Anda mungkin juga menyukai