Anda di halaman 1dari 5

Sungai

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Kebanyakan pinggir sungai di Jepang dipakai untuk tempat bermain, rekreasi dan pesta akhir pekan

Sungai adalah aliran air yang besar dan memanjang yang mengalir secara terus-menerus dari hulu
(sumber) menuju hilir (muara).

Ada juga sungai yang terletak di bawah tanah, disebut sebagai "underground river". Misalnya sungai
bawah tanah di Gua Hang Soon Dong di Vietnam, sungai bawah tanah di Yucatan (Meksiko), sungai
bawah tanah di Gua Pindul (Indonesia).

Pada beberapa kasus, sebuah sungai secara sederhana mengalir meresap ke dalam tanah sebelum
menemukan badan air lainnya. Melalui sungai merupakan cara yang biasa bagi air hujan yang turun
di daratan untuk mengalir ke laut atau tampungan air yang besar seperti danau. Sungai terdiri dari
beberapa bagian, bermula dari mata air yang mengalir ke anak sungai. Beberapa anak sungai akan
bergabung untuk membentuk sungai utama. Aliran air biasanya berbatasan dengan saluran dengan
dasar dan tebing di sebelah kiri dan kanan. Pengujung sungai di mana sungai bertemu laut dikenali
sebagai muara sungai.

Sungai merupakan salah satu bagian dari siklus hidrologi. Air dalam sungai umumnya terkumpul dari
presipitasi, seperti hujan, embun, mata air, limpasan bawah tanah, dan di beberapa negara tertentu
juga berasal dari lelehan es/salju. Selain air, sungai juga mengalirkan sedimen dan polutan.

Kemanfaatan terbesar sebuah sungai adalah untuk irigasi pertanian, bahan baku air minum, sebagai
saluran pembuangan air hujan dan air limbah, bahkan sebenarnya potensial untuk dijadikan objek
wisata sungai. Di Indonesia saat ini terdapat 5.950 daerah aliran sungai (DAS).

Daftar isi

1 Jenis

2 Manajemen Sungai

3 Dampak ekploitasi berlebihan pada ekosistem sungai

4 Nama-nama daerah
5 Lihat pula

6 Referensi

Jenis

Menurut jumlah airnya:

sungai permanen - yaitu sungai yang debit airnya sepanjang tahun relatif tetap. Contoh sungai
jenis ini adalah sungai Kapuas, Kahayan, Barito, dan Mahakam di Kalimantan, Sungai Musi dan
Sungai Indragiri di Sumatra.

sungai periodik - yaitu sungai yang pada waktu musim hujan airnya banyak, sedangkan pada
musim kemarau airnya sedikit. Contoh sungai jenis ini banyak terdapat di Pulau Jawa, misalnya
Bengawan Solo dan Sungai Opak di Jawa Tengah, Sungai Progo dan Sungai Code di Daerah Istimewa
Yogyakarta, serta Sungai Brantas di Jawa Timur.

sungai intermittent atau sungai episodik - yaitu sungai yang mengalirkan airnya pada musim
penghujan, sedangkan pada musim kemarau airnya kering. Contoh sungai jenis ini adalah Sungai
Kalada di Pulau Sumba dan Sungai Batanghari di Sumatra.

sungai ephemeral - yaitu sungai yang ada airnya hanya pada saat musim hujan. Pada hakekatnya,
sungai jenis ini hampir sama dengan jenis episodik, hanya saja pada musim hujan sungai jenis ini
airnya belum tentu banyak.

Menurut genetiknya:

sungai konsekwen yaitu sungai yang arah alirannya searah dengan kemiringan lereng.

sungai subsekwen yaitu sungai yang aliran airnya tegak lurus dengan sungai konsekwen.

sungai obsekwen yaitu anak sungai subsekwen yang alirannya berlawanan arah dengan sungai
konsekwen.

sungai insekwen yaitu sungai yang alirannya tidak teratur atau terikat oleh lereng daratan.

sungai resekwen yaitu anak sungai subsekwen yang alirannya searah dengan sungai konsekwen.

sungai andesen yaitu sungai yang kekuatan erosi ke dalamnya mampu mengimbangi
pengangkatan lapisan batuan yang dilalui.
sungai anaklinal yaitu sungai yang arah alirannya mengalami perubahan karena tidak mampu
mengimbangi pengangkatan lapisan batuan.

Menurut sumber airnya:

sungai hujan yaitu sungai yang berasal dari air hujan. Banyak dijumpai di Pulau Jawa dan kawasan
Nusa Tenggara.

sungai gletser yaitu sungai yang berasal dari melelehnya es. Banyak dijumpai di negara-negara
yang beriklim dingin, seperti Sungai Gangga di India dan Sungai Rhein di Jerman.

sungai campuran yaitu sungai yang berasal dari air hujan dan lelehan es. Dapat dijumpai di Papua,
contohnya Sungai Digul dan Sungai Mamberamo.

Manajemen Sungai

Sungai seringkali dikendalikan atau dikontrol supaya lebih bermanfaat atau mengurangi dampak
negatifnya terhadap kegiatan manusia.[1]

Bendung dan Bendungan dibangun untuk mengontrol aliran, menyimpan air atau menghasilkan
energi.

Tanggul dibuat untuk mencegah sungai mengalir melampaui batas dataran banjirnya.

Kanal-kanal dibuat untuk menghubungkan sungai-sungai untuk mentransfer air maupun navigasi

Badan sungai dapat dimodifikasi untuk meningkatkan navigasi atau diluruskan untuk
meningkatkan rerata aliran.

Manajemen sungai merupakan aktivitas yang berkelanjutan, karena sungai cenderung untuk
mengulangi kembali modifikasi buatan manusia. Saluran yang dikeruk akan kembali mendangkal,
mekanisme pintu air akan memburuk seiring waktu berjalan, tanggul-tanggul dan bendungan sangat
mungkin mengalami rembesan atau kegagalan yang dahsyat akibatnya. Keuntungan yang dicari
dalam manajemen sungai seringkali "impas" bila dibandingkan dengan biaya-biaya sosial ekonomis
yang dikeluarkan dalam mitigasi efek buruk dari manajemen yang bersangkutan. Sebagai contoh, di
beberapa bagian negara berkembang, sungai telah dikungkung dalam kanal-kanal sehingga dataran
banjir yang datar dapat bebas dan dikembangkan. Banjir dapat menggenangi pola pembangunan
tersebut sehingga dibutuhkan biaya tinggi, dan seringkali makan korban jiwa.
Banyak sungai kini semakin dikembangkan sebagai wahana konservasi habitat, karena sungai
termasuk penting untuk berbagai tanaman air, ikan-ikan yang bermigrasi dan menetap, serta
budidaya tambak, burung-burung, dan beberapa jenis mamalia.

Dampak ekploitasi berlebihan pada ekosistem sungai

Eksploitasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia memiliki arti "pengusahaan; pendayagunaan;
pemanfaatan untuk keuntungan sendiri"; "pengisapan"; "pemerasan (tenaga manusia)". Eksploitasi
dalam bahasa Inggris (exploitation) berarti "politik pemanfaatan yang secara sewenang-wenang atau
terlalu berlebihan terhadap suatu subyek, hanya untuk kepentingan ekonomi semata-mata tanpa
mempertimbangan rasa kepatutan, keadilan, serta kompensasi kesejahteraan." Eksploitasi
berlebihan terjadi ketika sumber daya yang dikonsumsi telah berada pada tingkat yang tidak
berkelanjutan.

Tidak hanya ekosistem darat yang dapat mengalami eksploitasi berlebihan. Ekosistem akuatik seperti
laut, sungai, danau, dan perairan lainnya dapat mengalami hal yang serupa. Eksploitasi sumber daya
akuatik dapat berupa penangkapan organisme laut secara berlebihan. Penangkapan organisme laut
(seperti ikan konsumsi maupun ikan hias) dan pengambilan terumbu karang dapat menyebabkan
terganggunya keseimbangan lingkungan di ekosistem laut.[2][3]

Organisme yang beragam hidup di terumbu karang. Namun, terumbu karang demikian rapuh
terhadap kerusakan karena pertumbuhannya lambat, mudah terganggu, dan hanya hidup pada
perairan yang dangkal, hangat, dan bersih.

Terumbu karang hanya dapat hidup pada perairan dengan suhu 18 30 C. Kenaikan suhu sebesar 1
C dari batas maksimum dapat menyebabkan kerusakan terumbu karang. Rusaknya terumbu karang
akan menyebabkan hilangnya tempat tinggal bagi organisme yang ada pada ekosistem terumbu
karang.

Ancaman lain yang dapat mengganggu ekosistem perairan adalah penggunaan ekosistem perairan
sebagai daerah wisata. Penetapan daerah wisata perairan dapat dikatakan sebagai eksploitasi
karena apabila daerah wisata tersebut tidak dikelola dengan balk maka akan mengganggu
keberadaan organisme yang ada di ekosistem tersebut. Sebagai contoh, daerah wisata pantai di Bali
atau wilayah Jakarta bagian utara yang ekosistem alaminya telah terganggu oleh aktivitas manusia
yang berlebihan. Kedua pantai tersebut telah tercemar oleh sampah yang dibuang pengunjung
tempat wisata tersebut.
Nama-nama daerah

Sungai disebut dalam beragam istilah di Indonesia:

Krueng (Bahasa Aceh)

Binanga (Bahasa Batak)

Aek, Air, Aie, Batang, atau Sei (Bahasa Melayu)

Way (bahasa Lampung)

Batang Banyu (Bahasa Banjar)

Batang, Danum (Bahasa Ngaju)

Walungan, Susukan (Bahasa Sunda)

Bengawan, Kali (Bahasa Jawa)

Tukad (dibaca /ukad/, Bahasa Bali)

Kokok (Bahasa Sasak)

Salo/Salu (Bahasa Bugis-Makassar)

Kali (Bahasa Jawa)

Ci (Bahasa Sunda)

River (Bahasa Inggris)

Anda mungkin juga menyukai