: Peraturan Direktur RS
Baptis Kediri
Nomor : 026/01/Per.Dir/RSBK/VI/2013
Tentang :
PANDUAN PENGURANGAN RISIKO JATUH
BAB 1
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Memastikan semua pasien di dalam Rumah Sakit Baptis Kediri
bebas dari risiko jatuh
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Identifikasi pasien yang mempunyai risiko jatuh.
2. Optimalisasi penggunaan asesmen jatuh untuk menentukan
kategori risiko jatuh
3. Melakukan asesmen yang berkesinambungan terhadap
pasien yang berisiko jatuh dengan menggunakan Asesmen
Risiko Jatuh Harian
4. Menetapkan standar pencegahan dan penanganan risiko
jatuh secara komprehensif
5. Memperoleh sumber daya dalam mengembangkan dan
meningkatkan Program Faktor Risiko Jatuh, Pencegahan,
dan Penanganannya
BAB 2
TATA LAKSANA
2) Diagnosa sekunder
a. Skor 0 : Bila tidak diagnosa medis risiko jatuh
b. Skor 15 : Bila ada diagnosa medis risiko jatuh
3) Bantuan mobilitas
a. Skor 0 : Bila pasien berjalan tidak perlu bantuan,
menggunakan kursi roda ataupun tidak
bangun dari tempat tidur(bedrest)
b. Skor 15 : Bila pasien mengggunakan alat bantu jalan
seperti kruk, tongkat ataupun walker
c. Skor 30 : Bila pasien menggunakan perabot ataupun
furniture sebagai dukungan atau alat
berpegangan
6) Status mental
a. Skor 0 : Bila mampu menilai kemampuannya
sendiri dalam berpindah
b. Skor 15 : Bila respon pasien tidak konsisten
terhadap perintah atau merespon tidak
realistis
2.1.3 Lakukan skoring dari hasil penghitungan menggunakan morse fall
scale
a.Hasil skoring 0-24 : Risiko rendah, tindak lanjut
memerlukan perawatan dasar standart
b. Hasil skoring 25-50 : Risiko sedang, tindak lanjut
memerlukan intervensi pencegahan
jatuh dan perlu dipakaikan kancing
warna kuning pada gelang identitas
sebagai indikator pasien resiko jatuh.
c. Hasil skoring 51- : Risiko tinggi, tindak lanjut memerlukan
lebih intervensi pencegahan jatuh dan
pengawasan optimal dan perlu
dipakaikan kancing warna kuning pada
gelang identitas sebagai indikator
pasien resiko jatuh.
2) Jenis kelamin
a. Skor 1 : Bila perempuan
b. Skor 2 : Bila laki-laki
3) Diagnosa
a. Skor 1 : Bila ada diagnose lainnya
b. Skor 2 : Bila ada gangguan perilaku/Psikiatri
c. Skor 3 :Bila ada diagnose perubahan oksigenasi (diagnose
respiratorik, anemia, anorexia, sinkop
d. Skor 4 : Bila ada diagnose neurologi
4) Gangguan kognitif
a. Skor 1 : Bila orientasi baik terhadap dirinya
b. Skor 2 : Bila lupa adanya keterbatasan
c. Skor 3 : Bila tidak menyadari keterbatasan
5) Faktor lingkungan
a. Skor 1 : Area di luar rumah sakit
b. Skor 2 : Pasien di letakkan di tempat tidur
c. Skor 3 : Bila pasien menggunakan alat bantu
d. Skor 4 : Bila ada riwayat jatuh (bayi anak) saat diletakkan di
tempat tidur dewasa
6) Respon terhadap pembedahan/sedasi/anestesi
a. Skor 1 : Bila lebih dari 48jam tidak menjalani pembedahan/
sedasi/ anestesi
b. Skor 2 : Bila dalam 48jam mengalami pembedahan/ sedasi/
anestesi
c. Skor 3 : Bila dalam 24jam mengalami pembedahan/ sedasi/
anestesi
7) Penggunaan medikamentosa
a. Skor 1 : Bila tidak menggunakan medikasi multiple sedative,
obat hipnosis, barbiturate, anti depresan,pencahar,
narkose
b. Skor 2 : Bila memakai salah satu obat-obatan tersebut di
atas
c. Skor 3 : Bila menggunakan obat-obatan kombinasi tersebut
diatas