I. Definisi
1
II. Etiologi
III. Patogenesis
Salah satu reaksi radang pada perikarditis akut adalah penumpukan cairan
(eksudasi) di dalam rongga perikard yang disebut sebagai efusi perikard. Efusi yang
banyak akan menghambat pengisian ventrikel sehingga curah jantung menurun.
Kompensasinya berupa takikardia hingga penurunan tekanan darah serta gangguan
perfusi organ lain yang disebut sebagai tamponade jantung. Penyebab tersering
adalah noeplasma, idiopatik dan uremia. Bila reaksi radang terus-menerus terjadi
maka perikard akan mengalami fibrosis, terbentuk jaringan parut luas, penebalan,
kalsifikasi dan terisi eksudat yang akan menghambat proses diastolik.
Bising gesek (friction rub perikard merupakan tanda fisis yang paling penting; hal
ini dapat terjadi lebih dari tiga komponen per siklus jantung dan nada tinggi, kasar,
dan menggangu. Kadang-kadang dapat ditimbulkan hanya tekanan keras pada
diafragma stetoskop yang diletakkan pada dinding dada pada batas sternum bagian
bawah kiri. Bising gesek ini paling sering terdengar selama ekspirasi dengan pasien
posisi duduk, tetapi bising gesek pleural yang bebas munkin terdengar selama
inspirasi dengan pasien bersandar ke depan atau ke dalam posisi lateral dekubitus kiri.
Bising gesek biasanya terdengar tidak konstan dan sementara, dan bunyi bising dan
keras menghilang dalam waktu beberapa jam, mungkin muncul kembali pada hari
berikutnya.
2
tamponade yang paling seringadalah penyakit neoplastik, perikarditis idiopatik, dan
uremia, tetapi juga berasal dari perdarahan ke ruang perikard setelah operasi jantung,
trauma (termasuk perforasi jantung selama tindakan diagnostik), tuberkulosis, dan
hemoperikardium; yang terakhir dapat terjadi jika pasien dengan salah satu bentuk
perikarditis akut yang diobati dengan diobati dengan anti koagulan. Tiga gambaran
utama dari tamponade adalah elevasi tekanan dalam jantung, pembatasan pengisisan
ventrikel pada diastole dan pnurunan curah jantung. Jumlah cairan yang diperlukan
untuk menimbulkan keadaan kritis ini mungkin sebanayak 200mL jika cairan timbul
cepat atau lebih 2000 mL jika efusi timbulna perlahan ketika perikardium mempunyai
kesempatan meregang dan beradapatasi terhadap volume yang meningkat. Volume
cairan yang diperlukan untuk menimbulkan tamponade juga berbanding langsung
dengan ketebalan miokardium ventrikel dan berbanding terbalik dengan ketebalan
perikardium parietal.
Klasifikasi nyeri perikarditis berguna baik secara klinis maupun etiologik, karena
gangguan ini adalah proses patologik yang paling sering mengenai perikardium.
Nyeri, bising gesek (friction rub) perikard, perubahan elektrokardiografik, dan efusi
perikard dengan tamponade jantung dan nadi parodiksal merupakan manifestasi
utama dari beberapa bentuk perikarditis akut dan dipertimbangkan sebelum diskusi
mengenai bentuk gangguan yang paling sering.
Nyeri dada adalah penting tapi bukan gejala tetap pada berbagai bentuk
perikarditis akut. Biasanya ada pada jenis infeksi akut dan pada beberapa bentuk yang
diduga berhubungan dengan hipersensitivitas dan atau autoimunitas. Nyeri seringkali
tidak ada pada tuberkulosis yang timbulnya perlahan, pascaradiasi, neoplastik, atau
perikarditis uremik. Nyeri perikarditis seringkali berat. Nyeri bersifat khas yaitu
retrosternal dan perikordial kiri, menjalar ke belakang dan tepi trapezius. Seringkali
nyeri bersifat pleuritik sebagai akibat radang pleural, misalnya tajam bertambah pada
waktu inspirasi, batuk, dan perubahan posisi tubuh, tetapi kadang-kadang merupakan
3
nyeri konstriktif yang stabil dan menjalar pada lengan atau pada kedua lengan dan
menyerupai iskemia miokard; oleh karena itu kadang keliru dengan infark miokard.
Akan tetapi, nyeri perikard bersifat khas yaitu hilang pada waktu bangun dan
bersandar ke depan. Perbedaan infark miokard akut dengan perikarditis akut, kadar
transaminase serum dan kreatin kinase meningkat, kemudian karena terkenya
epikardium secara bersamaan. Akan tetapi, kenaikan enzim-enzim ini, jika terjadi
tidakberlebihan menunjukkan elevasi segmen ST elektrokardiogrfik yang luas pada
perikarditis
V. Pemeriksaan Penunjang
1. Laboratorium: Darah lengkap, faal hati dan faal ginjal, fungsi tiroid, PCR (Protein C
Reactive), Enzim Jantung (Troponin T), Rheumatoid Factor, Adenosin deaminase
pericardial test, IFN-gamma, sitologi dan analisis cairan pericardial. Pada analisis cairan
pericardial, dapat ditentukan besaran Light Criteria: kadar LDH cairan perikardium >200
U/dL (sensitivitas 98%), kadar total protein cairan perikard >30 g/ dL (sensitivitas 97%),
rasio cairan perikardium/ serum LDH >0,6 (sensitivitas 94%,akurasi diagnostik 87%),
rasio cairan perikardium/ serum protein >0,5 (sensitivitas 96%). Jika salah satu kriteria
tersebut terpenuhi, tergolong eksudat.
2. Foto toraks: jantung membesar berbentuk globuler (water bottle heart) jika cairan lebih
dari 250 mL. Sering juga dijumpai efusi pleura .
4
3. Elektrokardiografi (EKG): takikardia, gelombang QRS rendah, elevasi segmen ST yang
cekung, dan electrical alternans. Jika kompleks QRS dipengaruhi, setiap kompleks QRS
lainnya tegangannya lebih kecil, sering dengan polaritas terbalik. Dikombinasikan P dan
QRS, hampir spesifi k untuk tamponade. Volume efusi yang dapat menyebabkan
tamponade adalah sedang sampai besar (300 sampai 600 mL).
VI. Penatalaksanaan
Pasien dengan perikarditis akut sebaiknya istirahat di tempat tidur sampai nyeri
dan demam menghilang. Antikoagulan sebaiknya dihindari. Pasien sering diobservasi
untuk memeriksa kemungkinan timbulnya efusi; jika efusi sedang atau banyak tetap
terjadi, pasien sebaiknya di rawat di rumah sakit dan tanda tamponade harus diawasi
dengan teliti. Adanya defusi, tekanan arteri danvena dan denyut jantung dipantau secara
kontinu atau diikuti dengan teliti dan dilakukan rangkaian ekorkadium. Jika tampak
manifestasi tamponade, harus dilakukan perikardiosentesis segera, karena tindakan untuk
menolong jiwa adaalh menghilangkan tekanna intraperikard. Kateter kecil disisipkan
melalui jarum yang dimasukkan ke dalam kavitas perikard yang dibiarkan di tempatnya
untuk memungkinkan terjadinya drainase dari ruang perikard jika cairan berkumpul
kembali. Jika perikardiosintesis diagnostik pada efusi yang banyak dilakukan, usaha
sebaiknya dilakuikan untuk mengangkat cairan sebanyak mungkin.
5
Terapi bergantung dari penyebabnya. Misalnya diberikan salisilat atau obat anti
inflamasi non steroid lain bila penyebabnya virus atau idiopatik. Bila gejala tidak
membaik, dapat diberikan kortikosteroid. Pada sebagian besar kasus sembuh sendiri
dalam beberapa minggu. Sebagian kambuh kembali dan hanya sedikit yang menjadi
kronik, serta jarang menjadi perikarditis konstriktif bila berasal daro virus atau idiopatik.
VII. Komplikasi
6
VIII. Kesimpulan
Perikarditis adalah peradangan pericardium viseralis dan parietalis dengan atau
tanpa disertai timbulnya cairan dalam rongga perikard yang baik bersifat transudat atau
eksudat maupun seraosanguinis atau purulen dan disebabkan oleh berbagai macam
penyebab. Perikarditis merupakan inflamasi kantong perikardium yang berisi cairan dan
mengelilingi jantung. Dengan gejala klinis Nyeri, bising gesek (friction rub) perikard,
perubahan elektrokardiografik, dan efusi perikard dengan tamponade jantung dan nadi
parodiksal. Untuk memastikan diagnosis dapat di lakukan pemeriksaan penunjang
seperti: laboratorium, foto toraks, dan elektrokardiografi (EKG).
7
Daftar Pustaka