PENDAHULUAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
Bab I : pendahuluan, yang terdiri dari : latar belakang masalah, identifikasi dan
rumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode penulisan dan sistematika
penulisan.
Bab II : tinjauan pustaka, yang terdiri dari : teori hukum, asas hukum, dan landasan
hukum.
Bab III : pembahasan, yang terdiri dari : pelaksanaan Peraturan Daerah Kabupaten
Donggala Nomor 1 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
Donggala Tahun 2011 2031 terkait pengembangan fasilitas jalan di Kabupaten
Donggala, dampak apa yang akan ditimbulkan dari pengembangan jalan khususnya di
sepanjang Jalan kawasan permukiman, yang tidak sesuai dengan penataan ruang, serta
kaitannya dengan peraturan lain terkait dengan jalan?
DAFTAR PUSATAKA
LAMPIRAN
TINJAUAN PUSTAKA
1 Yusep,Ius.2015. Makalah Penataan Ruang Pedagang Kaki Lima (PKL) di Kabupaten Garut tugas hukum
tanah dan tata ruang. http://iusyusephukum.blogspot.co.id/2015/11/makalah-penataan-ruang-pedagang-
kaki.html.
Dasar Hukum itu dilandasi oleh asas penataan ruang sebagaimana disebutkan
dalam UU No. 26 Tahun 2007 tentang penataan ruang :2
A. Asas Keterpaduan
Asas Keterpaduan adalah bahwa penataan ruang diselenggarakan dengan
mengintegrasikan berbagai kepentingan yang bersifat lintas sektor, lintas wilayah,
dan lintas pemangku kepentingan. Pemangku kepentingan, antara lain, adalah
Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat.
B. Asas Keserasian, Keselarasan, dan Keseimbangan
Asas Keserasian, Keselarasan, dan Keseimbangan adalah bahwa penataan ruang
diselenggarakan dengan mewujudkan keserasian antara struktur ruang dan pola
ruang, keselarasan antara kehidupan manusia dengan lingungannya,
keseimbangan pertumbuhan dan perkembangan antar daerah serta antara kawasan
perkotaan dan kawasan pedesaan.
C. Asas Keberlanjutan
Asas Keberlanjutan adalah bahwa penataan ruang diselenggarakan dengan
menjamin kelestarian dan kelangsungan daya dukung dan daya tamping
lingkungan dengan memperhatikan kepentingan generasi mendatang.
D. Asas Keberdayagunaan dan Keberhasilgunaan
2 Undang-undang No. 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang : bagian penjelasan pasal 2
3 Peraturan Daerah Kabupaten Donggala No. 1 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
Donggala Tahun 2011 2031: bagian menimbang dalam konsiderans
PEMBAHASAN
Berkaitan dengan hal tersebut dalam PERDA No. 1 Tahun 20011 tentang
RTRW tahun 2011-2031 Kab. Donggala Pasal 1 ayat (42) Jalan adalah prasarana
transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap
dan perlengkapan-nya yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada pada
permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah permukaan tanah dan/atau air,
serta di atas permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan jalan kabel.
Sedangkan berdasarkan pasal 1 ayat (67) Sistem jaringan jalan adalah satu kesatuan
ruas jalan yang saling menghubungkan dan mengikat pusat-pusat pertumbuhan
dengan wilayah yang berada dalam pengaruh pelayanannya dalam satu hubungan
hierarkis.
4 Peraturan Daerah Kabupaten Donggala No. 1 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
Donggala Tahun 2011 2031 : bagian penjelasan umum
Jika sampai hal ini terealisasi maka ini akan menjadi kegagalan signifikan bagi
pemerintah daerah kabupaten donggala yang gagal merealisasikakan PERDA No. 1
Thn. 2011 tenatng RTRW kabupaten Donggala Tahun 2011-2031. Padahal dari
banyak artikel yang menuliskan salah satu alasan pertambangan di kabupaten
donggala tetap diberikan izin walaupun berdampak beasar pada lingkungan dengan
alasan untuk menambah pemasukan daerah. Jadi seharusnya hal ini dapat diatasi
sebab kebanyakan jalan rusak di kabupaten donggala terutama dikarenakan aktivitas
pertambangan.
12 Peraturan Daerah Kabupaten Donggala No. 1 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Donggala Tahun 2011 2031 : bagian program utama no. 07 hal. 95 Tabel 1.Error! Main
Document Only. Indikasi Program Pembangunan Kabupaten Donggala Tahun 2011-2031
13 Ibid, Page 9
bangunan ruang. Contohnya adalah elemen pergola yang berfungsi sebagai penyangga
atap carport. Tetapi dalam membuat pergola tersebut juga tidak boleh sesuka Anda.
Atap pergola itu tidak diperbolehkan menjorok ke lahan atau keluar pagar. Dan satu
lagi, jika merubah fungsi carport itu sendiri dengan ruang tidur atau gudang misalnya,
maka Anda akan dikenakan sangsi oleh pemerintah.14
Untuk bangunan yang di persimpangan sebuah jalan, ada dua ketentuan GSB,
yaitu dari sisi muka bangunan tersebut serta dari samping bangunan itu. Ini sering
dilupakan atau sengaja dilupakan oleh pemilik rumah. Mereka akan membangun
berdasarkan satu GSB saja. Beberapa orang dengan sengaja merapatkan bangunannya
salah satu sisi batas lahan, hingga melewati GSB samping. Perlu diketahui bahwa
sebenarnya tidak hanya rumah yang berada di simpang jalan yang memiliki ketentuan
Sisi dinding paling luar tidak dibolehkan melewati batas dari pekarangan.
Contohnya pagar.
Untuk bangunan hunian rumah tinggal yang rapat, tidak ada jarak untuk bebas
samping, tapi jarak bebas belakang harus minimal 1/2 dari panjang GSB muka.
Selain perhitungan GSB, dalam pembangunan sebuah rumah juga perlu diperhatikan
faktor estetika yang berhubungan dengan peletakan elemen struktur. Penerapan
bukaan jendela dlm bentuk apapun pd dinding batas dari pekarangan adalah tidak
diperbolehkan, juga termasuk pemasangan elemen glass block.14
Sebab banyak dari masyarakat yang rumahnya tidak memiliki jarak dengan
bahu jalan memiliki IMB, maka penggusuran atau pembongkaran memerlukan ganti
rugi meskipun untuk kepentingan umum, sebab kondisi tersebut terjadi bukan kareana
kesalahan masyarakat tetapi pihak yang mengeluarkan izin. Dalam pengawasan
pemanfatan ruang dilaksanakan melalui pemantauan, pelaporan dan evaluasi mengacu
kepada ketetapan rencana kota. Evaluasi kesesuaian rencana tata ruang terhadap
pemanfaatan ruang dilakukan dengan cara menelaah bentuk pemanfaatan ruang dan
perizinan yang dimiliki.16
Salah satu hasil evaluasi adalah rumusan rekomendasi, yakni saran tindak
lanjut terhadap kegiatan pembangunan yang tidak sesuai denagn rencana tata ruang.
Perizinan yang berkaitan dengan pemanfaatan ruang terutama adalah IMB.
Penerbitan izin sebagaimana dimaksud diatas didukung oleh rekomendasi yang
diterbitkan oleh instansi terkait, terutama rekomendasi yang diterbitkan oleh instansi
yang bertanggung jawab di bidang tata kota dalam bentuk ketetapan rencana kota dan
15 Hasil wawancara dengan Kabid Tata Ruang Pu Kab. Donggala Tanggal 17 November 2016
16 Sutedi,Adrian. Hukum Perizinan Dalam Sektor Pelayanan Publik. Hal.220-221
Bukan hanya itu dalam perbaikan jalan, khususnya pelebaran dan pengaspalan
jalan yang tentu saja mengganggu aktivitas jalan, disebabakan pengguna jalan hanya
dapat menggunakan sebelah jalan saja, yang diperpara jika tidak adanya aparat
pemerintah yang mengatur jalannya lalu lintas. Berdasarkan informasi yang
didapatkan bawah dalam kegiatan perbaikan jalan, yang mengatur jalannya lalu lintas
hanya warga setempat serta, sering kita dapatkan dimana jalan beralih fungsi karena
ditutup oleh warga jika ada kegiatan yang membuat terjadi kemacetan. Permasalahan
yang terjadi dalam pelaksanaan pengembangan fasilitas jalan ini dapat teratasi jika
ada kesadaran dari masyarakat untuk ikut berperan dalam hal tesebut sebab dampak
yang ditimbulkan dapat diatasi secepat mungkin dan bahkan mungkin bisa di cegah
sebelum terjadi.18
Namun, hal ini Tidak hanya cukup siapa yang akan menjalakan apa, tapi juga
bagaimana ia harus melakukan dan kapan harus dilaksanakan. Sebagai masyarakat
tentunya adalah menjalankan hukum posistif dalam hal ini UU Nomor 22 Tahun
2009, namun perlu diterjemahkan lagi bagaimana situasi dan kondisi dilapangan dapat
menunjang masyarakat dapat melaksanakannya. Keharusan yang diterjemahkan
sebagai kewajiban harus di dukung oleh seberapa besar dan seberapa banyak
petunjuk-petunjuk dilapangan.21 Terkait dengan UU Nomor 22 Tahun 2009 ini maka
kita bisa mempertanyakan seberapa banyak rambu-rambu dan fasilita-fasiitas
penunjang di jalan raya. Harus diingat, pemberlakuan UU tidak hanya pada satu
wilayah saja namun berlaku bagi seluruh wilayah Indonesia, apa yang akan terjadi
nantinya jika diterapkan di wilayah kabupaten Donggala. Struktur itu harus mampu
menunjang masyarakat agar dapat melaksanakannya. Sepanjang alat-alat penunjang
PENUTUP
IV.1. Kesimpulan
IV.1.2. Pembangunan yang dilakukan pemerintah sudah pasti menimbulkan pro dan
kontra ditengah masyarakat, tetapi untuk kepentingan umum. Adapun
Pengembangan Fasilitas Jalan yang akan dilaksanakan di kabupaten donggala
yakni : Perbaikan dan pelebaran jalan, Perkerasan jalan, pengaspalan jalan,
Pembuatan bahu jalan, Pembangunan dinding-dinding penahan longsor, baik
yang berada di atas bangunan jalan maupun di bawah jalan, Peningkatan
kualitas perkerasan jalan dan pengaspalan jalan, Pembuatan rambu dan
penunjuk arah jalan menuju obyek wisata, Perbaikan dan pelebaran jalan,
Perkerasan jalan, pengaspalan jalan, Perencanaan dan pembangunan ulang
tikungan-tikungan yang mempunyai manuver membahayakan, Pembangunan
dinding-dinding penahan longsor, baik yang berada di atas bangunan jalan
maupun di bawah jalan, Pemberian guard rill terutama pada tikungan
berbahaya, Pembuatan rambu dan penunjuk arah jalan menuju obyek wisata.
Dampak yang ditimbulkan dari pengembangan fasilitas jalan khususnya di
IV.2. Saran