Makala HAN KLP. 5(7)(1)
Makala HAN KLP. 5(7)(1)
ADMINISTRASI NEGARA
KELOMPOK : 5 (LIMA)
1. Yahyuddin Samsul
2. Muhammad Faizi
3. Ni Komang Sumiati
A. PENDAHULUAN
dan tanggung jawab terhadap rakyat. Meskipun jabatan pemerintahan memiliki hak dan
bertindak sendiri. Oleh karena itu diperlukan suatu peraturan sarana agar pemerintahan
kewajibannya dengan baik. Dalam urusan usaha negara, pemerintahan merupakan tombak
utama dalam kegiatan tersebut, karena keputusan yang akan diambil atau dikeluarkan oleh
badan atau pejabat tata usaha negara harus sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Oleh sebab itu disini akan dijelaskan apa itu peraturan perundang-undangan dan
keputusan-keputusan tata usaha negara yang memuat pengaturan yang bersifat umum.
tersebut.
B. PEMBAHASAN
1. Peraturan Perudang-undangan dan Keputusan Tata Usaha Negara yang Memuat
Pengaturan Bersifat Umum. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara (MPRS) RI No.
XX/MPRS/1966 tentang momeradum DPRGR mengenai sumber tata tertib hukum Republik
Indonesia dan tata urutan perundang-undangan RI menggunakan istilah.
Tap MPRS RI No. XX/MPRS/1966 menggunakan berbagai bentuk peraturan perudang-
undangan menurut Undang-Undang Dasar 1945 sebagai berikut :
a.UUD 1945
b.Ketetapan MPR
d.Peraturan Pemerintah
e.Keputuan Presiden
- Peraturan menteri
- Instruksi menteri
- Dan Lain-lain
Penjelasan pasal I angka 2, Undang-Undang Nomor 5 tahun 1986
merumuskan bahwa peraturan perundang-undangan adalah “semua
peraturan yang bersifat mengikat pemerintah, baik di tingkat pusat
maupun di tingkat daerah, serta semua keputusan badan atau
pejabat tata usaha negara, baik di tingkat pusat maupun di tingkat
daerah yang juga mengikat secara umum”. Pasal 53 ayat 2 sub a
dari Undang-Undang Nomor 5 tahun 1986 “menentukan bahwa
salah satu dasar pengujian (teoetsinggrond) yang dapat digunakan
oleh seorang atau badan hukum perdata untuk menggugat badan
atau pejabat tata usaha negara dihadapan hakim pengadilan tata
usaha negara adalah manakala keputusan (beschkking) yang
dikeluarkan itu bertentangan dengan peraturan perundang
undangan yang berlaku.
Menurut pasal 1 angka 2 UU No. 10 tahun 2004, yang
dimaksud dengan peraturan
perundang-undangan adalah peraturan tertulis yang dibentuk
oleh lembaga negara
atau pejabat yang berwenang dan mengikat secara umum.
Peraturan perundangundangan yang dimaksud pada pasal 53
ayat 2 sub b Undang-Undang No. 5 tahun
1986 termasuk pula keputusan tata usaha negara merupakan
pengaturan yang bersifat
umum dan dapat dijadikan salah satu dasar hukum bagi
dikeluarkannya suatu
keputusan.
II. Peraturan-Peraturan Kebijaksanaan
a. Pengertian Peraturan Kebijaksanaan
Peraturan kebijaksanaan adalah peraturan umum yang
dikeluarkan oleh instansi pemerintahan berkenaan dengan pelaksanaan
wewenang pemerintahan terhadap warga negara atau terhadap instansi
pemerintah lainnya dan pembuatan peraturan tersebut tidak memiliki
dasar yang tegas dalam UUD dan undang-undang formal, baik langsung
ataupun tidak langsung.
b. Ciri-ciri Peraturan Kebijaksanaan
Menurut J.H. van Kreveld menyebutkan ciri-ciri peraturan
kebijaksanaan adalah
sebagai berikut :
1. Peraturan itu langsung ataupun tidak langsung, tidak didasarkan kepada
ketentuan
undang-undang formal atau UUD yang memberikan kewenangan mengatur,
dengan
kata lain peraturan itu tidak ditemukan dasarnya dalam undang-undang.
2. Peraturan itu, tidak tertulis dan muncul melalui serangkaian keputusan-
keputusan
pemerintah dalam melaksanakan kewenangan pemerintah yang bebas terhadap
warga
negara atau ditetapkan secara tertulis oleh instansi pemerintahan tersebut.
3. Peraturan itu memberikan petunjuk secara umum.
c. Fungsi Peraturan Kebijaksanaan
Menurut Marcus Lukman, peraturan kebijaksanaan dapat difungsikan secara
tepat
guna dan berdaya yang berarti :
1. Sebagai sarana pengaturan yang melengkapi, menyempurnakan dan mengisi
kekurangan-kekurangan yang ada pada peraturan perundang-undangan
2. Sebagai sarana pengaturan bagi keadaan vakum peraturan perundang-undangan
3. Sebagai sarana pengaturan bagi kepentingan-kepentingan yang belum terakomodasi
secara patut, layak, benar, dan adil dalam peraturan perundang-undangan
4. Sebagai sarana peraturan untuk mengatasi kondisi peraturan perundang-undangan
yang sudah ketinggalan zaman
5. Untuk kelancaran pelaksanaan tugas dan fungsi administrasi di bidang
pemerintahan dan pembangunan yang bersifat cepat berubah atau memerlukan
pembaruan sesuai dengan situasi dan kondisi yang dihadapi.
III. Rencana (Het Plan)
Rencana didefinisikan sebagai keseluruhan proses pemikiran dan penentuan secara
matang daripada hal-hal yang akan dikerjakan di masa yang akan datang dalam rangka pencapaian
tujuan yang telah ditentukan. Perencanaan merupakan fungsi organik pertama dari administrasi dan
manajemen, karena tanpa adanya rencana,
maka tidak ada dasar untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu dalam rangka usaha pencapaian
tujuan. Pada negara hukum kemasyarakatan modern, rencana dijumpai pada berbagai bidang kegiatan
pemerintahan, misalnya pengaturan tata ruang, pengurusan kesehatan, dan pendidikan. Rencana juga
merupakan keseluruhan
tindakan yang saling berkaitan dari tata usaha negara yang mengupayakan terlaksananya keadaan
tertentu yang tertib (teratur). Suatu rencana menunjukkan kebijaksanaan apa yang akan dijalankan oleh
tata usaha negara pada suatu lapangan tertentu.
Di Indonesia perencanaan sangat berperan dalam pelaksanaan pemerintahan, disadari bahwa berbagai upaya dan kebijaksanaan yang diambil oleh
badan-badan dan pejabat tata usaha negara adalah berkait satu sama lain, serta memiliki konsekuensi keuangan yang saling berpengaruh. Karenanya
perlu terlebih dahulu dibuatkan rencana-rencana yang berkaitan secara sinkron, serta tidak tumpang tindih, dan utamanya efisien
didalam hal pembiayaan.
Pada umumnya rencana-rencana pembangunan yang dibuat oleh badan-badan tata usaha negara didasarkan pada dasarnya pada besarnya
porsi belanja dan subsidi dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) bagi kegiatan tiap sektor/subsektor dari departemen/non
departemen dan jawaban yang bersangkutan.
Perencanaan dapat dikategorikan yaitu sebagai berikut :
Peraturan kebijaksanaan tidak memiliki dasar yang kuat dalam UUD 1945, baik
undang-undang formal, baik secara langsung/ tidak langsung, peraturan ini hanya
sebagai pelengkap, penyempurnaan, dan mengisi kekurangan-kekurangan yang ada
pada peraturan perundang-undangan. Dalam satu pemerintah diperlukan suatu
perencanaan karena tanpa adanya rencana suatu kegiatan dalam pemerintahan
tidak
akan berjalan dengan baik, dan tujuan yang dihasilkanpun baik. Rencana ini
berfungsiagar tidak terjadi kegiatan yang tumpang tindih dan utamanya biaya yang
dikeluarkan lebih efisien.
TERIMA
KASIH