Upaya penatalaksanaan syok anafilaktik dilakukan dengan beberapa tahap, yaitu :1.
Posisikan pasienSegera baringkan penderita pada alas yang keras. Kaki diangkat lebih tinggi
darikepala untuk meningkatkan aliran darah balik vena, dalam usaha memperbaiki
curah jantung dan menaikkan tekanan darah. Posisi terlentang dengan kaki lebih tinggi
mungkinmembantu, kecuali pada kondisi terlarang, misalnya dispnea atau emesis. Konsultasi
dinidengan anestesi sangatlah dianjurkan.2.
Airway
(membuka jalan napas)Jalan napas harus dijaga tetap bebas dan dipastikan tidak ada
sumbatan sama sekali.Untuk penderita yangtidak sadar,posisi kepala dan leher diatur agar
lidah tidak jatuh ke belakang menutupi jalan napas, yaitu dengan melakukan ekstensi kepala,
penarikanmandibula ke anterior, dan membuka mulut. Pada syok anafilaktik yang disertai
udemlaring, dapat terjadi obstruksi jalan napas total atau parsial. Pertimbangkan
intubasielektif awal untuk pasien dengan suara serak yang signifikan dan edema lingual
atauorofaringeal. Penderita dengan sumbatan jalan napas total, harus segera ditolong
denganlebih aktif, melalui intubasi endotrakea, krikotirotomi, atau trakeotomi. Pada
pasien pediatri, intubasi mungkin secara teknis sulit, menambah juga beratnya edema.
Olehkarena itu, intubasi dengan sedasi dapat dibenarkan.
B.
Breathing support
Pasien harus ditempatkan pada monitor kardiopulmonari terus menerus, termasuk oksimetri.
Jika jalan napas sudah memadai, oksigen harus diberikan melalui masker wajah
nonrebreather dengan dosis 12 sampai 15 L / menit pada awalnya, kemudiandikurangi sesuai
dengan kebutuhan.
2
C.
Circulation support
Cairan kristaloid harus diberikan lebih awal, sebelum pemberian obat anafilaktik.
Pada pasien anak, sebuah bolus cepat 20 ml / kg harus diberikan dan diulang
seperlunya,sedangkan pada dewasa dapat diberikan 500-1000 ml. Pemberian cairan
akanmeningkatkantekanan darahdan curah jantung serta mengatasi asidosis laktat.Pemilihan
jenis cairan antara larutan kristaloid dan koloid tetap merupakan perdebatan
didasarkan atas keuntungan dan kerugian mengingat terjadinya peningkatan permeabilitas
atau kebocoran kapiler. Pada dasarnya, bila memberikan larutankristaloid, maka diperlukan
jumlah 3
4 kali dari perkiraan kekurangan volume plasma.Biasanya, pada syok anafilaktik berat
diperkirakan terdapat kehilangan cairan 20
40%dari volume plasma. Sedangkan bila diberikan larutan koloid, dapat diberikan
dengan jumlah yang sama dengan perkiraan kehilangan volume plasma. Tetapi, perlu
dipikirkan juga bahwa larutan koloid plasma protein atau dextran juga bisa melepaskan
histamin.
2,4
3.
Tabel 2.1
Dosis Adrenalin
Usia Dosis Adrenalin
Dewasa 500 mikrogram im (0,5 ml)
Anak lebih dari 12 tahun 500 mikrogram im (0,5 ml)
Anak 6-12 tahun 300 mikrogram im (0,3 ml)
Anak kurang dari 6 tahun 150krogram im (0,15 ml)
Tabel 2.2
Dosis Klorfenamin
Usia Dosis
Dewasa atau >12 tahun 10 mg im atau iv pelan
6-12 tahun 5 mg im atau iv pelan
6 bulan hingga 6 tahun 2,5 mg im atau iv pelan
< 6 bulan 250 mikrogram/kg im atau iv pelan
Tabel 2.3
Dosis Steroid
Usia Dosis
Dalam hal terjadi spasme bronkus di mana pemberian adrenalin kurang memberirespons,
dapat ditambahkan aminofilin 5
6 mg/kgBB intravena dosis awal yang diteruskan0.4
0.9 mg/kgBB/menit dalam cairan infus.
PENATALAKSANAAN SYOK ANAFILAKTIK