Menurut Helms dan Turner bermain adalah cara/jalan bagi anak untuk
mengungkapkan hasil pemikiran, perasaan dan cara mereka menjelajahi
dunia lingkungannya termasuk membantu anak dalam menjalin hubungan
sosial antar anak (Donald B. Helms & Jeferey S. Turner: 436-337). Anak
mengungkapkan hasil pemikiran dan perasaan biasanya melalui bentuk
permainan. Bermain, selain bermanfaat untuk melatih kemampuan
eksplorasi juga bermanfaat untuk mengembangkan kemampuan
sosialisasi dengan sesama anak ataupun dengan orang dewasa.
Manfaat Bermain
Advertiser
Dunia anak adalah bermain mulai dari gerak, suara, warna, musik, sampai logika berpikir.
Melalui kegiatan bermain anak-anak mendapat kesenangan dan pemahaman. Kesenangan
terkait rasa riang dan gembira. Sedangkan pemahaman terkait pengembangan pengetahuan
dan logika berpikir.
Jadi, bermain merupakan sarana anak dalam membangun rasa senang dan logika berpikir.
Sebab dalam bermain ada serangkaian kegiatan menyenangkan yang melatih berpikir anak-
anak.
Untuk itulah, salah satu tugas penting orangtua dan guru dalam mendidik anak-anak
memberikan permainan pada anak yang bervariasi, menarik, dan mencerdaskan. Guna
menampilkan permainan yang mampu mengorganisasi anak-anak diperlukan pengetahuan
dan pemahaman orangtua atau guru terhadap berbagai jenis games.
Dengan begitu, orangtua dan guru bisa ikut aktif bermain atau sekadar mendampingi saat
mereka bermain. Di sinilah, buku 123 Permainan untuk Mengembangkan Kreativitas Anak
memiliki makna penting. Buku bisa menjadi rujukan orangtua dan pendidik dalam memberi
permainan-permainan kreatif dan menarik sesuai dengan minat bocah.
Buku juga membahas tipologi permainan yang tepat untuk anak-anak (hlm 5). Di antaranya,
tipologi yang sesuai dengan tingkat dominasi kecerdasannya. Pada bagian lain dikupas, lima
jenis permainan kreatif: bahasa, angka, gerak, musik, dan warna (hlm 15).
Dengan dasar kelima jenis permainan, guru dan ayah ibu bisa memberikan permainan-
permainan yang sesuai dengan minat dan karakteristik anak. Misalnya, anak lebih menyukai
logika berpikir, maka bisa diberikan permainan angka. Atau, jika mereka atraktif dan suka
banyak polah, permainak berjenis gerak cocok untuk anak ini.
Buku dapat mendorong orang dewasa memberikan games kreatif dan meningkatkan
kecerdasannya. Kelebihan buku mampu membuat klasifikasi dan karakteriasasi permainan
sesuai dengan minat dan kecerdasan anak.
Buku juga akan memandu orangtua dan guru dalam mengorganisasi anak-anak untuk
bermain dalam upaya meningkatkan kecerdasan. Tidak hanya itu, dengan tampilan berwarna
dan penuh ilustrasi, buku tidak hanya untuk orangtua, tetapi juga bisa langsung dibaca murid.
Anak pun mulai menghabiskan waktu berdiam diri dengan gadget di tangan. Buku ini hadir
untuk menawarkan kegiatan bermain bersama teman-teman yang sangat dibutuhkan untuk
pertumbuhan yang sehat
Meningkatkan kecerdasan anak bisa dilakukan dengan mengajaknya bermain. Memiliki anak
yang cerdas adalah harapan setiap orang tua. Orang tua bisa mewujudkannya dengan mulai
melatih kecerdasan anak sejak dini. Karena setiap anak suka bermain, maka bermain sambil
belajar dapat menjadi pilihan untuk sekaligus meningkatkan perkembangan kecerdasan anak.
Berpikirlah kreatif untuk mencari permainan yang sekaligus berperan dalam perkembangan
kecerdasan anak.
(c) shutterstock.com
Banyak jenis permainan mendidik misalnya bermain lego, puzzle, maupun rubik. Permainan
tersebut dapat melatih otak anak untuk belajar memilih sesuatu yang tepat dalam menyusun
suatu bentuk, anak juga jadi mengenal beragam bentuk dan gambar. Hal ini akan
meningkatkan kreativitas serta melatih kesabaran.
Bermain sambil belajar dapat pula dilakukan melalui olah raga anak. Olahraga anak mengajar
anak untuk mengenal dan menyusun taktik dan belajar bekerja sama dalam tim serta
sekaligus berguna bagi kesehatan. Olahraga yang bisa berguna bagi perkembangan
kecerdasan anak misalnya bermain air, catur, sepak bola, voli, golf, badminton dan
sebagainya.
Berbagai macam permainan bisa juga dilakukan di komputer. Jika Anda terkendala alat atau
perangkat untuk bermain, Anda bisa mengenalkan permainan tersebut melalui komputer.
Selain mengenalkan teknologi komputer, anak juga bisa bermain sambil belajar melalui
ratusan bahkan ribuan jenis software permainan yang mendidik. Ada software permainan
menjodohkan, mengurutkan, menyusun, menebak berbagai huruf, angka, warna, bentuk,
benda dan binatang. Banyak pula software permainan anak yang sekaligus melatih membaca,
menulis, dan menghitung. Jangan lupa pula untuk menikmati makan malam bersama anak
agar jiwa sosialnya tetap terjaga.
Yang terpenting dalam mencari permainan yang mendidik adalah anak dapat menikmati
permainannya. Dengan demikian, anak akan dapat mengekspresikan ide-idenya. Hal yang
sederhana seperti mengajari anak mengikat tali sepatu, memakai baju sendiri, menyikat gigi,
menghitung jumlah bentuk benda di dalam rumah mungkin dianggap sebagai sebuah
permainan yang mengasyikkan bagi anak. Biasanya anak akan cenderung pamer dan
menunjukkan kemampuannya itu.
Permainan dengan kertas dan cat warna juga bisa melatih bakat anak dalam menggambar.
Ada juga permainan tebak-tebakan atau teka-teki yang melatih anak untuk berpikir dan
sekaligus menambah pengetahuan. Usahakan untuk menghindari memilih permainan yang
mengandung kekerasan. Selain itu, melakukan rekreasi edukatif bersama keluarga juga bisa
sebagai sarana untuk bermain sambil belajar sekaligus berlibur.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kegiatan pembelajaran pada anak harus senantiasa berorientasi kepada kebutuhan anak. Anak
usia dini adalah anak yang sedang membutuhkan upaya-upaya pendidikan untuk mencapai
optimalisasi semua aspek perkembangan baik perkembangan fisik maupun psikis yang
meliputi perkembangan intelektual, bahasa, motorik dan sosio emosional. Optimalisasi
Tumbuh Kembang Anak Usia Dini pembiasaan, keteladanan, dan pembelajaran. We know
nothing kita tidak tahu apa apa, berarti kita harus memulai dari nol dan mencoba mencari
tahu apa yang kita tidak .
Bahanbahan main yang terpilih, membangun interaksi dengan anak dan. membuat rencana
kegiatan main untuk anak. Proses pembelajaran anak usia. dini dilakukan melalui sentra atau
area main. Sentra atau area tersebut bisa Inilah yang menurut kami, upaya penerapan
Pembelajaran Multiple-Intelligences dengan Strategi Optimalisasi dengan Batasan.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang dapat dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut :
C. Tujuan Penulisan
Sesuai dengan permasalahan yang dikemukakan, maka tujuan penulisan makalah ini adalah
sebagia berikut :
1. Mengetahui Pengertian kecerdasan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kecerdasan
Kecerdasan dapat diartikan menurut bahasa yaitu intelegensi. Sedangkan yang dimaksud
intelegensi atau Intelek sama dengan Intelegere yang berarti memahami Intellectus atau
Intelek adalah bentuk particium perpectum (pasif). Sedangkan Intellegens atau Intelegensi
adalah bentuk particium praesens (aktif)
Kecerdasan ialah istilah umum yang digunakan untuk menjelaskan sifat pikiran yang
mencakup sejumlah kemampuan, seperti kemampuan menalar, merencanakan, memecahkan
masalah, berpikir abstrak, memahami gagasan, menggunakan bahasa, dan belajar.
Kecerdasan erat kaitannya dengan kemampuan kognitif yang dimiliki oleh individu.
Dari sederet pengertian Intelegensi dan setiap orang yang berpendapat yang berbeda tentang
Intelegensi maka kami menyimpulkan bahwa Intelegensi adalah suatu tata kelakuan menusia
yang berbagai macam untuk berbuat sesuatu yang tepat dalam merespon sesuatu yang Ia
terima dari segi berfikir dan bertindak.
1. Faktor Bawaan
Dimana faktor ini ditentukan oleh sifat yang dibawa sejak lahir. Batas kesanggupan atau
kecakapan seseorang dalam memecahkan masalah, antara lain ditentukan oleh faktor bawaan.
Oleh karena itu, di dalam satu kelas dapat dijumpai anak yang bodoh, agak pintar, dan pintar
sekali, meskipun mereka menerima pelajaran dan pelatihan yang sama.
Dimana minat mengarahkan perbuatan kepada suatu tujuan dan merupakan dorongan bagi
perbuatan itu. Dalam diri manusia terdapat dorongan atau motif yang mendorong manusia
untuk berinteraksi dengan dunia luar, sehingga apa yang diminati oleh manusia dapat
memberikan dorongan untuk berbuat lebih giat dan lebih baik.
3. Faktor Pembentukan
Dimana pembentukan adalah segala keadaan di luar diri seseorang yang mempengaruhi
perkembangan intelengensi. Di sini dapat dibedakan antara pembentukan yang direncanakan,
seperti dilakukan di sekolah atau pembentukan yang tidak direncanakan, misalnya pengaruh
alam sekitarnya.
4. Faktor Kematangan
Dimana organ dalam tubuh manusia mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Setiap
organ manusia baik fisik maupun psikis, dapat dikatakan telah matang, jika ia telah tumbuh
atau berkembang hingga mencapai kesanggupan menjalankan fungsinya masing-masing.
Oleh karena itu, tidak diherankan bila anak-anak belulm mampu mengerjakan atau
memecahkan soal-soal matematika di kelas empat sekolah dasar, karena soal-soal itu masih
terlampau sukar bagi anak. Organ tubuhnya dan fungsi jiwanya masih belum matang untuk
menyelesaikan soal tersebut dan kematangan berhubungan erat dengan faktor umu.
5. Faktor Kebebasan
Hal ini berarti manusia dapat memilih metode tertentu dalam memecahkan masalah yang
dihadapi. Di samping kebebasan memilih metode, juga bebas dalam memilih masalah yang
sesuai dengan kebutuhannya.
Kelima faktor tersebut di atas saling mempengaruhi dan saling terkait satu dengan yang
lainnya. Jadi, untuk menentukan kecerdasan seseorang, tidak dapat hanya berpedoman atau
berpatokan kepada salah satu faktor saja.
Sesungguhnya intelegensi atau kecerdasan anak berbeda-beda karena beberapa faktor. Dari
perkembangannya kecerdasan dapat digolongkon bermacam-macam yang sering disebut
multiple intelegensi atau kecerdasan majemuk.
Jadi kecerdasan bukan dinilai darites di atas meja. Yang dimaksud tes di atas meja yaitu tes
IQ. Maka, untuk mengertikan inteligensi seseorang yang menonjol perlu dilihat bagaimana
orang itu menghadapi persoalan nyata dalam hidup.
Kecerdasan Interpersonal (social). Kemampuan bekerja secara efektif dengan orang lain,
berhubungan dengan orang lain dan memperlihatkan empati dan pengertian, memeperhatikan
motivasi dan tujuan mereka. Kecerdasan jenis ini biasanya dimiliki oleh para guru yang baik,
fasilitator, penyembuh, polisi, pemuka agama, dan waralaba.
Delapan kecerdasan yang dimiliki oleh manusia ini mengungkapkan kepada kita bahwa ada
banyak jendela menuju satu ruangan yang sama di mana subjek-subjek pelajaran dapat
didekati dari berbagai prespektif. Dan ketika orang mampu menggunakan bentuk-bentuk
kecerdasan mereka yang paling kuat, mereka akan menemukan bahwa belajar itu mudah dan
menyenangkan.
Peran orangtua pada dasarnya anak-anak sebagai generasi unggul tidak akan tumbuh dengan
sendirinya. Mereka memerlukan lingkungan subur yang sengaja diciptakan untuk itu, yang
memungkinkan potensi mereka tumbuh dengan optimal.
Orang tua memegang peranan penting menciptakan lingkungan tersebut guna memotivasi
anak agar dapat lebih siap dalam menghadapi berbagai tantangan di era globalisasi. Ini semua
dapat dimulai sejak masa bayi. Suasana yang penuh kasih sayang, mau menerima anak apa
adanya, menghargai potensi anak, memberi rangsang-rangsang yang kaya untuk segala aspek
perkembangan anak, baik secara kognitif, afektif maupun psikomotorik, semua merupakan
jawaban nyata bagi tumbuhnya generasi unggul dimasa datang.
Memahami anak keberhasilan suatu pendidikan sering dikaitkan dengan kemampuan para
orang tua dalam hal memahami anak sebagai individu yang unik, dimana setiap anak dilihat
sebagai individu yang memiliki potensi-potensi yang berbeda satusama lain namun saling
melengkapi dan berharga.Selain memahami bahwa anak merupakan individu yan unik, ada
beberapa catatan yang perlu diperhatikan dalam kaitannya dengan upaya memahami anak,
yaitu bahwa anak adalah: anak bukan orang dewasa, anak adalah tetap anak-anak, bukan
orang dewasa ukuran mini.
Mereka juga memiliki dunia sendiri yang khas dan harus dilihat dengan kacamata anak-anak.
Untuk itu dalam menghadapi mereka dibutuhkan adanya kesabaran, pengertian serta toleransi
yang mendalam.Dunia bermain mereka adalah dunia bermain, yaitu dunia yang penuh
semangat apabila terkait dengan penuh suasana yang menyenangkan.
Anak selain tumbuh secara fisik, juga berkembang secara psikologis. Ada fase-fase
perkembangan yang dilaluinya dan anak menampilkan berbagai perilaku sesuai dengan ciri-
ciri masing-masing fase perkembangan tersebut.
SenangMeniru
Anak-anak pada dasarnya senang meniru, karena salah satu proses pembentukan tingkah laku
mereka adalah diperoleh dengan cara meniru. Orang tua dan guru dituntut untuk bisa
memberikan contoh-contoh keteladanan yang nyata akan hal-hal yang baik, termasuk
perilaku bersemangat dalam mempelajari hal-hal baru.
Kreatif
Anak-anak pada dasarnya adalah kreatif. Mereka memiliki ciri-ciri yang oleh para ahli sering
digolongkan sebagai ciri-ciri individu yang kreatif, misalnya rasa ingin tahu yang besar,
senang bertanya imajinasi tinggi, dan sebagainya. Namun begitu anak masuk sekolah,
kreativitas anak pun semakin menurun. Hal ini sering disebabkan karena pengajaran di TK
atau SD terlalu menekankan pada cara berfikir konvergen, sementara cara berfikir secara
divergen kurang dirangsang.
Orang tua dan guru perlu memahami kreativitas yang ada pada diri anak-anak dengan
bersikap luwes dan kreatif pula, hendaknya tidak selalu memaksakan kehendaknya terhadap
anak-anak namun secara rendah hati mau menerima gagasan-gagasan anak yang mungkin
tampak aneh dan tak lazim. Anak-anak yang dihargai cenderung terhindar dari berbagai
masalah psikologis serta akan tumbuh dan berkembang lebih optimal.
Mengembangkan kecerdasan dan kreativitas Menyadari akan arti pentingnya orang tua bagi
pengembangan kecerdasan dan kreativitas anak, maka sangat dianjurkan kepada setiap orang
tua untuk meluangkan waktu secara teratur bagi putra-putrinya untuk mengembangkan
kemampuan bahasa misalnya, biasakan agar orang tua rajin menjalin percakapan dengan si
kecil. Ajaklah berdialog dan berilah kesempatan kepada anak untuk mengemukakan
pendapatnya, sedangkan untuk mengembangkan kemampuan dasar matematika anak dapat
diperkenalkan konsep matematika secara sederhana, misalnya menghitung jumlah anak
tangga. Sementara untuk memuaskan kebutuhan ilmiahnya, anak bisa diajak menjelajahi
dunianya dengan cara melakukan eksperimen, misalnya mengamati tumbuhnya kecambah,
proses telur yang menetas dan sebagainya. Kaitkan semua kegiatan diatas sebagai suatu
aktivitas yang menyenangkan dan selalu ditunggu oleh anak. Ini adalah hal-hal yang
merangsang pengembangan kecerdasan anak.
Banyak dijumpai anak-anak yang memiliki kecerdasan dan kreativitas luar biasa adalah anak-
anak yang memiliki hubungan emosional yang dekat dengan orang tuanya. Orang tua John
Irving misalnya, menghabiskan waktu berjam-jam bermain dan terlibat secara intelektual
bersama John setiap hari, sehingga akhirnya ia menjadi penulis ternama. Begitu pula orang
tua Steven Spielberg, tak jemu-jemunya berdialog dan melayani aneka pertanyaan serta rasa
ingin tahu Steven, sehingga akhirnya ia menjadi sutradara film terkenal. Tak terkecuali orang
tua Thomas Alva Edison memegang peranan penting bagi perkembangannya sehingga ia
menjadi seorang penemu ulung.
Rumah yang menunjang kreativitas adalah rumah dimana anak dan orang dewasa yang
berada didalamnya terlibat dalam kebiasan kreatif. Aktivitas mendongeng atau membacakan
cerita sangat bersemangat untuk merangsang kecerdasan maupun kreativitas anak. Melalui
dongeng, anak juga dapat diajak berkomunikasi serta mencoba untuk melontarkan suatu
gagasan terhadap pemecahan suatu masalah. Dan melalui dialog batin si kecil dengan
dongeng-dongeng yang didengarnya itu, tanpa sadar mereka telah menyerap beberapa sifat
positif, sperti keberanian, kejujuran, kehormatan diri, memiliki cita-cita, menyayangi
binatang, membedakan hal-hal yang baik dan yang buruk, dan seterusnya.
Mengembangkan kecerdasan emosional.
Beberapa ahli mengatakan bahwa generasi sekarang cenderung banyak mengalami kesulitan
emosional, seperti misalnya mudah merasa kesepian dan pemurung, mudah cemas, mudah
bertindak agresif, kurang menghargai sopan santun dan sebagainya, kecerdasan atau angka
IQ yang tinggi bukanlah satu-satunya jaminan kesuksesan anak di masa depan. Ada faktor
lain yang cukup populer yaitu kecerdasan emosional.
Kecerdasan emosional ini dapat dilatih pada anak-anak sejak usia dini. Salah satu aspeknya
adalah kecerdasan sosial, dimana anak memiliki kemampuan untuk mengerti dan memahami
orang lain serta bertindak bijaksaadalam hubungan antar manusia. Suasana damai dan penuh
kasih sayang dalam keluarga, sikap saling menghargai, disiplin dan penuh semangat tidak
mudah putus asa, semua ini memungkinkan anak untuk mengembangkan kemampuan yang
berhubungan dengan kecerdasan emosionalnya (Seto Mulyadi).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bahwa setiap anak mempunyai intelegensi atau kecerdasan yang berbeda karena dipengaruhi
oleh beberapa factor. Kecerdasan anak berbeda-beda dikembangkan pula kecerdasan
majemuk atau multiple intelegensi yang dikembangkan oleh Gardner.
Dengan adanya multiple kecerdasan kita harus tahu bahwa anak itu cerdas dalam hal apa.
Dengan kita tahu, kita dapat mengoptimalkan kecerdasan anak.
B. Saran
Dari makalah Mengoptimalkan Kecerdasan Anak Sejak Dini semoga dapat diambil
manfaat untuk penulis dan pembaca. Semoga pembaca dapat mengambil beberapa hal-hal
yang penting dalam mengoptimalkan kecerdasan kepada anak.
Dari pembahasan ini pula penulis mengalami banyak kendala. Maka banyak kesalahan oleh
penulis. Oleh karena itu penulis membutuhkan saran dari pembaca untuk menyempurnakan
makalah ini.
1. Jenis kelamin anak, misalnya anak perempuan diberikan boneka, sementara anak laki-laki
diberikan mobil-mobilan atau mainan berbentuk binatang.
2. Mainan harus cukup bervariasi, sesuai dengan usia dan perkembangan kecerdasan anak,
misalnya dengan memberikan mainan yang lebih rumit dan menantang anak untuk berkreasi
dan mengembangkan kemampuannya :
Bila anak sudah bisa menyusun puzle sederhana, berikan puzle dengan jumlah potongan
yang lebih banyak.
Anak yang sudah mampu membangun rumah dari lego dapat diajari untuk memodifikasi
dan berkreasi dengan bentuk lego yang lain.
Biarkan anak merasakan sentuhan, bunyi, warna, rasa, bau, ukuran atau bentuk yang
berbeda-beda. Dampingi dan beri penjelasan kepada anak.
Variasikan bentuk dengan bunyi, misalnya mainan berbentuk kucing dengan suara kucing,
bila botol dipukul dengan sendok akan berbeda bunyinya dengan kaleng yang dipukul dsb.
Variasikan bentuk dengan warna, misalnya buah berwarna jingga disebut jeruk, buah yang
besar berwarna hijau disebut semangka.
Setiap benda yang dilempar akan jatuh ke tanah.
Perkenalkan anak dengan benda cair, padat dan gas.
Berikut adalah contoh mainan edukatif yang dapat Anda pilih untuk merangsang kecerdasan
anak:
1. Mainan untuk konstruksi, yang bermanfaat melatih motorik halus, motorik kasar,
konsentrasi, kesabaran, kemampuan spasial dan koordinasi antara mata dengan tangan :
Lego
Balok-balok berwarna warni
Model rakitan berbentuk pesawat, mobil, anatomi hewan dll.
1. Mainan untuk melatih konsentrasi, daya ingat dan wawasan anak tentang warna dan
bentuk, dapat berupa:
Mainan yang bisa menyebutkan A bila ditekan huruf A, B bila ditekan huruf B.
Kartu bergambar yang di belakangnya tertulis keterangan tentang gambar di depannya.
Buku cerita bergambar di mana anak diminta menceritakan kembali kisah yang sudah
dibacakan oleh orang tua atau ditanya tentang ciri tokoh yang ada dalam cerita.
1. Alat musik mainan untuk melatih konsentrasi, kecerdasan musikal dan EQ anak : piano atau
gitar mainan, rebana, drum kecil, dll.
2. Mainan untuk melatih daya ingat : catur, menyusun balok secara berurut sesuai dengan
angka, abjad atau urutan warna.
3. Mainan untuk melatih kemampuan bahasa : scrable, menyesuaikan gambar dengan
keterangan dalam bahasa Inggris dan Indonesia.
4. Mainan yang bersifat sains, misalnya :
Mainan edukatif untuk merangsang kecerdasan anak tidak harus mahal akan tetapi Anda
perhatikan fungsi dan keamanannya. Dampingi anak saat bermain, karena bermain menjadi
salah satu aktivitas yang dapat mendekatkan Anda dan anak secara emosional serta mampu
meningkatkan kepercayaan dirinya kelak. Selanjutnya, tinggal kreativitas Anda.