PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
Penyinaran dengan UV :
Sinar Ultra Violet juga dapat digunakan untuk proses sterilisasi, misalnya untuk membunuh
mikroba yang menempel pada permukaan interior Safety Cabinet dengan disinari lampu UV.
Menurut Lay dan Hastowo (1992), bahan yang menjadi rusak bila disterilkan pada suhu
yang tinggi dapat disterilkan secara kimiawi dengan menggunakan gas. Bahan kimia yang sering
digunakan antara lain :
1) Alkohol.
Daya kerjanya adalah mengkoagulasi protein
Cairan alkohol yang umum digunakan berkonsentrasi 70-80 % karena konsentrasi yang lebih
tinggi atau lebih rendah kurang efektif.
2) Khlor.
Gas khlor dengan air akan menghasilkan ion hipokloride yang akan mengkoagulasikan protein
sehingga membran sel rusak dan terjadi inaktivasi enzim.
3) Yodium.
Daya kerjanya adalah bereaksi dengan tyrosin, suatu asam amino dalam emzim atau protein
mikroorganisme.
Antiseptik berbasis iodium tidak tepat bila digunakan pada sterilisasi alat medis atau gigi, karena
dapat meninggalkan noda.
4) Formaldehida 8 %.
Merupakan konsentrasi yang cukup ampuh untuk mematikan sebagian besar mikroorganisme.
Daya kerjanya adalah berkaitan dengan amino dalam protein mikrobia.
Bahan ini bekerja secara lambat dan memerlukan tingkat kelembaban relative sekitar 70%.
Formaldehide biasa dijual dalam bentuk polimer padat paraformaldehide dalam bentuk flakes
atau tablet atau dalam bentuk formalin.
5) Glutaraldehide.
Bahan ini bersifat non korosif dan bekerja lebih cepat daripada formaldehid, hanya diperlukan
beberapa jam untuk membunuh bakteri.
Bahan ini aktif melawan bakteri vegetatif, spora, jamur, virus yang mengandung lipid maupun
yang tidak.
6) Gas etilen oksida.
Gas ini digunakan terutama untuk mensterilkan bahan yang dibuat dari plastik.
7) Natrium diklorososianurat.
Bahan ini berbentuk bubuk, berisi 60% klor.
Diterapkan pada tumpahan darah atau cairan yang bersifat memiliki bahaya biologi lain selama 10
menit baru kemudian dilanjutkan dengan pembersihan yang lebih lanjut.
8) Kloramina.
Bahan ini dapat digunakan untuk membasmi kuman air pada minuman.
Ketika digunakan pada konsentrasi akhir dengan hanya mengandung 1-2 mg/L klor.
9) Klor dioksida.
Bahan ini adalah sebuah germisida kuat dan bekerja secara cepat.
Bahan aktif ini didapat dengan cara mereaksikan asam klorida dengan natrium hipoklorit.
10) Senyawa fenolik.
Senyawa ini aktif melawan bakteri vegetatif dan virus lipid, namun tidak aktif dalam melawan
spora.
Senyawa ini biasanya berupa Triklosan dan Klorosilenol yang biasa digunakan sebagai antiseptic.
11) Senyawa Amonium Kuartener.
Banyak digunakan sebagai campuran dan juga dikombinasikan dengan germisida lain, seperti
alkohol.
12) Hidrogen peroksida dan peracis.
Merupakan oksidan kuat dan germisida efektif yang berspektrum luas.
Bahan ini dinilai lebih aman bagi manusia dan lingkunagn daripada klor.
Alat-alat Sterilisasi
Alat-alat sterilisasi meliputi Otoclaf, Oven, Ozonsterilizer, dan Lampu Spritus. Oven
merupakan alat sterilisasi dengan menggunakan udara panas kering, dimana oven berfungsi
mensterilisasi alat-alat gelas yang tidak bersekala. Perinsip dari oven ini sendiri adalah
menghancurkan lisis mikroba menggunakan udara panas kering.
Ozonsterilizer berfungsi mensterilisasikan alat-alat yang tidak bersekala. Ozonsterilizer
terdiri atas dua bagian, yakni bagian atas dan bagian bawah. Bagian atas ozonsterilizer
mempunyai prinsip kerja membunuh mikroba menggunakan ozon (O3), dimana ozon dapat
merusak mekanisme dari mikroba sehingga sel protein pada mikroba mengalami oksidasi yang
mengakibatkan perubahan fungsi dan kematian pada mikroba, dan ozon (O3) itu sendiri bersifat
racun. Bagian bawah dari ozonsterilizer (elektra) berfungsi mensterilisasikan medium
menggunakan sinar lampu dengan panas tinggi, dimana cara kerjanya hampir sama dengan oven.
Otoclaf berfungsi mensterilisasikan alat-alat bersekala menggunakan uap air panas.
Dimana uap air panas akan merusak protein mikroba hingga mengalami koogulasi, pada saat itu
protein akan mengendap (denaturasi) dan menyebabkan kematian pada mikroba. Saat
penggunaan otoclaf penutupan harus benar-benar rapat agar uap air yang bertekanan tinggi
masuk kedalam atau beruduksi ke alat.
Lampu spritus merupakan alat yang digunakan untuk pemijaran serta untuk
mensterilisasikan mikroba. Lampu spritus juga mempunyai fungsi lain, yakni mengamankan
praktikan pada saat melakukan penanaman medium.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Masing-masing bahan disinfektan tersebut mempunyai karakteristik sendiri dan tidak dapat
saling mengganti satu sama lain. Karakteristik disinfektan yang ideal yaitu bersprektum luas,
membunuh kuman secara cepat, tidak dipengaruhi faktor lingkungan, tidak toksik, tidak korosif
atau merusak bahan, tidak berbau, mudah pemakaiaanya, ekonomis, larut dalam air, dan
mempunyai efek pembersih.
Sterilisasi dengan kimiawi dapat dilakukan dengan bahan klor, alkohol, yodium,
formaldehida 8 %, glutaraldehide dan lain-lain.
Alat-alat Sterilisasi : Ozontsterilizer, Oven, Otoclaf, Lampu spiritus, Alat-alat Perhitungan
Koloni Mikroorganisme, Coloni counter.
Alat-alat lainnya : Centrifu, Gelas ukur, Gelas kimia, Labu ukur, Labu erlenmeyer, Lumpan
dan alu, Neraca ohauss, Pipet volume, Pipet gondok, Mikropipet, Mukrometr skrub, Pinset,
Spoid, Glass objek, Cover glass, Inkubator, Kulkas, Tabung reaksi,Tabung durham, Ose lurus,
Ose bulat, Peperdisk.
Timbangan analitik : Spektrofotometri, Pencadang, Mikroskop cahaya, Mikroskop
elektron, Mikroskop kamera
3.2. Saran
Sebelum melakukan sterilisasi dengan kimiawi perlu dikaji terlebih dahulu benda yang
akan di sterilisasi. Setelah itu pilih bahan yang efektif sesuai dengan tujuan sterilisasi. Saat
memegang alat sebaiknya praktikan menggunakan handspon, agar dipastikan alat benar-benar
steril.
DAFTAR PUSTAKA