Anda di halaman 1dari 9

TUGAS

1. Jenis Sel PMN dan MN pada LCS 1

Tabel 1. CSF Findings in nervous system Infections

2. Tinta india Meningitis Kriptokokal 2

Kriptokokosis merupakan infeksi yang disebabkan oleh jamur Cryptococcus

neoformans, infeksi ini secara luas ditemukan di dunia dan umumya dialami oleh

penderita dengan sistem imun yang rendah. Munculan klinis terutama adalah

meningitis dan meningoensefalitis yang dikenal dengan kriptokokal meningitis.

Sejalan dengan infeksi HIV yang menjadi pandemi, kriptokokosis sebagai infeksi

oportunistik juga semakin berkembang di dunia. Kriptokokal meningitis merupakan

infeksi oportunistik kedua paling umum yang terkait dengan AIDS di Afrika dan Asia

Selatan dengan kejadian kriptokokosis 15%-30% ditemukan pada pasien dengan

AIDS. Tanpa pengobatan dengan antifungal yang spesifik, mortalitas dilaporkan

100% dalam dua minggu setelah munculan klinis kriptokokosis dengan

meningoensefalitis pada populasi terinfeksi HIV.

Faktor yang terkait dengan virulensi Cryptococcus neoformans adalah adanya

kapsul polisakarida, produksi melanin dan sifat thermotolerance. Imunitas yang


dimediasi oleh sel memiliki peranan penting dalam pertahanan pejamu terhadap

Cryptococcus.

Pemeriksaan laboratorium penunjang untuk diagnosis adalah pemeriksaan

mikroskopis langsung menggunakan tinta India, deteksi antigen, metode enzyme

immunoassay, kultur, dan metode molekular.

Pemeriksaan Mikroskopis Langsung

Metode yang digunakan untuk pemeriksaan mikroskopis langsung adalah

pewarnaan dengan tinta India dan dibaca dengan mikroskop cahaya, merupakan

pemeriksaan yang dilakukan untuk mendeteksi kapsul sel jamur C. neoformans.

Pewarnaan dengan Tinta India

Persiapan pewarnaan C. neoformans dengan Tinta India adalah:

disiapkan kaca objek yang bersih dan tidak berminyak

diteteskan 1 tetes tinta India pada bagian tengah kaca objek

diambil spesimen (CSS) satu loop, lebih baik sedimen hasil sentrifus

dengan loop yang sudah dipijarkan dan didinginkan terlebih dahulu

kedua tetesan dicampurkan dengan loop atau jarum steril, kemudian

tetesan tersebut ditutup dengan kaca penutup sediaan diperiksa

dengan mikroskop cahaya.

Pada pembesaran 400x Cryptococcus neoformans terlihat sebagai

titik-titik bercahaya pada latar belakang gelap sedangkan dengan

pembesaran 1000x sel terlihat mengandung badan refraktil yang

dikelilingi oleh kapsul tebal, karakteristik adalah adanya budding yang

menegaskan untuk diagnosis.


Gambar 1. Pewarnaan C. neoformans dengan Tinta India

3. Pewarnaan gram (+) Meningitis Bakterial 3

Pewarnaan gram adalah metode empiris untuk membedakan spesies bakteri

menjadi dua kelompok besar berdasarkan sifat-sifat kimia dan dinding sel mereka.

Gram positif warnanya violet (ungu) karena mengikat zat warna utama kristal

violet. Sedangkan Gram negatif berwarna merah jambu karena melepaskan zat

warna utama dan menangkap zat warna penutup fuchsin. CSS harus benar

disentrifugasi untuk mendapatkan sedimen pada prosedur ini. Kontrol positif dan

negatif harus diuji bersama dengan spesimen yang tidak diketahui. Selain strain

referensi yang dikenal seperti N. meningitidis, S. pneumoniae, dan H. influenzae,

strain referensi lain yang dapat digunakan meliputi Staphylococcus aureus untuk

coccus gram positif dan Escherichia coli untuk batang gram negatif.
Gambar 2. Neisseria meningitidis

Gambar 3. S. Pneumoniae
Gambar 4. H. Influenzae

4. Pewarnaan BTA (+) Infeksi TB 4

Dari beberapa penelitian, dengan pemeriksaan preparat langsung, M.tuberculosis hanya dapat

diisolasi pada kurang dari 10 - 40% kasus. Kultur CSS dilaporkan memberi hasil positif yang

bervariasi : antara 25 85 %. Daniel mendapatkan hasil positif pada 45-90% kasus

sedangkan Kennedy mendapatkan 52%, Ogawa 30%, Molavi dan LeFrock memperoleh hasil

45% - 90%, Coovodia 42-75%. Kultur memerlukan waktu 4-8 minggu, sedangkan penundaan

terapi akan meningkatkan morbiditas dan mortalitas, maka diagnosis MTB harus ditegakkan

sesegera mungkin berdasarkan gambaran klinis dan pemeriksaan penunjang lain. Begitu

diagnosis MTB dibuat berdasarkan pada dugaan klinis yang kuat dan data laboratorium,

terapi empiris harus segera dimulai tanpa menunggu konfirmasi bakteriologis. Ada beberapa

peneliti yang mencoba membuat kriteria diagnosis untuk MTB, misalnya British Medical

Research Council, Ahuja dan Ogawa. Ogawa membagi kasus MTB dalam katagori definite

dan probable
Kriteria Diagnosis (Ogawa)

Definite : BTA ditemukan dalam LCS ( kultur atau biopsi)

Probable : Pleositosis pada LCS Perwarnaan BTA (-) Diikuti dari salah satu dibawah

ini :

i. Tes tuberkulin (+)

ii. Adanya TB dluar SSP atau ada TB paru aktif atau terpapar TB

sebelumnya

iii. LCS Glukosa < 40 mg%

iv. LCS protein > 60 mg%

Gambar 5. Mycobacterium Tuberculosis


5. Hidrosefalus 5

Hidrosefalus adalah pembesaran ventrikulus otak sebagai akibat peningkatan

jumlah cairan serebrospinal (CSS) yang disebabkan oleh ketidakseimbangan antara

produksi dan absorbsinya.Kondisi ini juga bisa disebut sebagai gangguan

hidrodinamik CSS.

Menurut sirkulasi CSS, dikenal hidrosefalus komunikans dan hidosefalus non-

komunikans.Hidrosefalus non-komunikans berarti CSS sistem ventrikulus tidak

berhubungan dengan CSS ruang subaraknoid misalnya yang terjadi bila akuaduktus

Sylvii, atau foramina Luschka dan Magendie tersumbat. Hidrosefalus komunikans

adalah hidrosefalus yang memperlihatkan adanya hubungan antara CSS sistem

ventrikulus dan CSS dari ruang subaraknoid; contohnya, terjadi bila penyerapan CSS

di dalam vili araknoidalis terhambat.

Pada hidrosefalus komunikans terjadi hubungan langsung antara CSS sistem

ventrikulus dan CSS di ruang subaraknoid. Hambatan aliran CSS pada tipe ini

biasanya pada bagian distal dari sistem ventrikulus ini, yaitu pada ruang subaraknoid

(sebagai akibat fibrosis dari infeksi sebelumnya) atau pada granulatio arachnoidea (

sebagai akibat kelainan bentuk struktur ini). Hal ini mengakibatkan akumulasi CSS

dan pembesaran ruang ventrikulus.

Pada hidrosefalus nonkomunikans (obstruktif), CSS pada ruang ventrikulus

tidak bisa mencapai ruang subaraknoid karena adanya hambatan aliran CSS pada

foramen Monroe, aquaductus cerebri Sylvii atau pada foramen Magendi dan Luschka.

Obstruksi pada foramen Monroe misalnya diakibatkan oleh tumor, menghalangi aliran

CSS dari ventrikulus lateralis ke ventrikulus tertius, mengakibatkan akumulasi cairan

dan pembesaran pada ventrikulus lateralis pada sisi yang mengalami sumbatan.

Obstruksi aquaductus cerebri Sylvii oleh tumor, peradangan atau atresia kongenital
mengakibatkan akumulasi cairan dan pembesaran pada ventrikulus tertius dan kedua

ventrikulus lateralis. Obstruksi pada foramen Magendi dan Luschka oleh tumor,

inflamasi atau atresia

Tabel. 2 Hidrosefalus obstruktif dan komunikans


DAFTAR PUSTAKA

1. Johnson RT. Microbiology of the nervous system [internet] ,

(http://intranet.tdmu.edu.ua/data/cd/disk2/ch096.htm, diakses tanggal 18 April 2017)

2. Desiekwati, Efrida. Kriptokokal meningitis: Aspek klinis dan diagnosis laboratorium

(2012). Jurnal Kesehatan Andalas Vol 1. No.1.

3. Primary Culture and Presumptive Identification of Neisseria

meningitidis, Streptococcus pneumoniae, and Haemophilus influenzae [internet] 2015,

(https://www.cdc.gov/meningitis/lab-manual/chpt06-culture-id.html, diakses tanggal

18 April 2017)

4. Supantini D. Upaya untuk Meningkatkan Perolehan Hasil Kultur Positif dari Cairan

Serebro Spinal Penderita Meningitis Tuberkulosis. (2004). Jurnal Kedokteran

Maranatha Vol 3 No.2

5. Apriyanto, Agung RP, Sari F. Hidrosefalus Pada Anak.[internet] 2013, (online-

journal.unja.ac.id/index.php/kedokteran/article/download/2690/1953, diakses tanggal

18 April 2017)

Anda mungkin juga menyukai