Anda di halaman 1dari 3

SKRINING PASIEN

RUMAH SAKIT No. Dokumen No. Revisi


Hal. 1 dari 3
MANDAYA 00

Ditetapkan,
Tanggal Terbit Direktur Utama
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL Juli 2016
dr. H. Moemoe Karmoedi, M.Kes

Skrining adalah rangkaian pengujian yang dilakukan terhadap pasien


PENGERTIAN asimptomatik yang diagnosisnya belum dapat dipastikan

1. Untuk mengetahui apakah seseorang memiliki penyakit/ kondisi


TUJUAN tertentu sebelum menyebabkan gejala apapun.
2. Memberikan pelayanan kesehatan sesuai kebutuhan pasien.
Keputusan Kepala rumah sakit Mandaya Karawang Nomor
KEBIJAKAN Skep/044/X/2014 Tentang Kebijakan Skrining Pasien Rumah Sakit
Mandaya Karawang
1. Tahap pra rumah sakit.
Pada tahap pra rumah sakit, petugas IGD yang datang ke penderita
dan memiliki peralatan lengkap. Petugas yang menjemput adalah
yang memiliki keterampilan khusus minimal memiliki sertifikat BT
& CLS (Basic Trauma & Life Support) sehingga dapat
PROSEDUR menyelamatkan nyawa. Petugas menghubungi rumah sakit sebelum
penderita di evakuasi dari tempat kejadian.
2. Tahap rumah sakit, yang dilakukan:
a. Evakuasi penderita, evakuasi dari kendaraan ke brankar
dilakukan oleh petugas RS (IGD) dengan berhati-hati.
Perhatikan kontrol servikal.
b. Triase, adalah cara penilaian penderita berdasarkan
kebutuhan terafi dan sumber daya yang tersedia. Bila satu
penderita, akan mencari masalah penderita. Bila banyak
penderita akan mencari penderita yang paling bermasalah.
c. Survei Primer dan resusitasi. Pada tahap ini dicari keadaan
yang mengancam nyawa, dengan tahap sebagai berikut
(Orientasi ABCD):
1) Menjaga airway dengan kontrol servikal
2) Penilaian breathing bila kurang baik lakukan ventilasi
3) Periksa circulation dan kontrol pendarahan, bila ada
tanda shock atasi
4) Evaluasi keadaan neurologis (Disability) secara cepat
yang dinilai adalah tingkat kesadaran, ukuran dan
reaksi pupil
5) Exposure/ evaluasi kelainan atau injury diseluruh
tubuh penderita, lakukan kontrol lingkungan jangan
sampai terjadi hipotermi
6) Pemakaian kateter urin, mengevaluasi produksi urin
untuk menilai keadaan hemodinamik penderita
7) Memasang kateter lambung untuk mengurangi
distensi lambung dan mencegah muntah
8) Lakukan monitor EKG
9) Lakukan foto rontgen, dilakukan selektif jangan
sampai menganggu resusitasi
d. Survei sekunder yaitu pemeriksaan yang teliti dilakukan dari
ujung rambut sampai ujung kaki. Dilakukan apabila
penderita telah stabil.
1) Anamnesis yang meliputi riwayat AMPEL, didapat
dari penderita, keluarga ataupun petugas pra Rumah
Sakit.
a) A : Alergi
b) M : Medikasi/ obat- obatan
c) P : Penyakit sebelumnya yang diderita:
hipertensi, DM, asma, jantung, dll.
d) L: last meal (terakhir makan jam berapa)
e) E: hal- hal yang berhubungan dengan cedera
2) Pemeriksaan Fisik, meliputi inspeksi, aulkultasi,
palpasi dan perkusi
3) Tambahan terhadap survei sekunder, pertimbangkan
perlunya diadakan pemeriksaan tambahan seperti foto
tambahan, CT scan, endoskopi, dan lain- lain.
e. Re- evaluasi, yaitu penilaian ulang terhadap penderita,
dengan mencatat, melaporkan setiap perubahan pada
kondisi penderita dan respon terhadap resusitasi. Monitor
tanda- tanda vital dan jumlah urin.
f. Transfer ke pelayanan defenitif (OK, ICU, ruang perawatan
lain) bila ada indikasi rujukan, prosedur rujukan, kebutuhan
penderita selama perjalanan dan cara komunikasi dengan dr.
yang dirujuk
1. IGD
2. VK
UNIT TERKAIT 3. OK
4. Rawat Jalan
5. Rawat Inap

Anda mungkin juga menyukai