TESIS
Universitas Indonesia
TESIS
Universitas Indonesia
ii
Universitas Indonesia
NPM : 1106118400
Menyatakan bahwa saya tidak melakukan kegiatan plagiat dalam penulisan Tesis saya
yang berjudul :
Apabila suatu saat nanti terbukti saya melakukan plagiat, maka saya akan menerima
sanksi yang telah ditetapkan.
Depok, 18 Januari2013
iv
Universitas Indonesia
Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat dan rahmat-Nya, saya
dapat menyelesaikan tesis ini. Penulisan tesis ini dilakukan dalam rangka memenuhi
salah satu syarat untuk mencapai gelar Magister Administrasi Rumah Sakit pada
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. Saya menyadari bahwa, tanpa
bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak dalam penyusunan tesis ini, sangatlah sulit
bagi saya untuk menyelesaikannya. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih
yang tak terhingga kepada:
1. Allah SWT, Sang Khalik seluruh alam. Pemberi pertolongan yang tak terkira, yang
selalu ada untuk hamba-Nya. Yang Maha Pemberi Rahmat. Yang Maha Pembuat
Rencana Terindah untuk setiap hamba-Nya;
2. Ibu Prastuti Soewondo, SE, MPH, PhD, selaku dosen pembimbing yang telah
menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran disela-sela kesibukannya untuk
mengarahkan saya dalam penyusunan tesis ini; semoga bimbingan yang telah ibu
berikan dalam penyusunan tesis ini bernilai ibadah disisi Allah SWT dan
mendapatkan pahalaNYA;
3. Kedua orang tua saya yang tidak pernah bosan selalu mendoakan anak-anaknya,
serta senantiasa memberikan dukungan untuk kemajuan anaknya;
4. Anak dan istri tercinta yang selalu memberikan perhatian dan dukungan semangat
selama menjalani perkuliahan sampai penyelesaian tesis ini;
5. Pihak Rumah Sakit X Jakarta, yang telah memberikan izin melakukan penelitian
di rumah sakit tersebut dalam rangka memperoleh data;
6. Rekan rekan perawat di unit rawat inap Rumah Sakit X Jakarta, yang telah
bersedia sebagai responden dalam pengambilan data penelitian;
7. Semua rekan kerja di Komite Mutu, terimakasih atas dukungan dan pengertiannya
selama ini;
Tentunya penelitian ini tidak lepas dari kesalahan atau kekurangan, baik secara
konteks maupun konten, sehingga peneliti memohon maaf sebesar-besarnya dan
Universitas Indonesia
Akhir kata, saya berharap Allah SWT berkenan membalas segala kebaikan semua pihak
yang telah membantu. Semoga tesis ini membawa manfaat bagi pengembangan ilmu.
Penulis
Universitas Indonesia
Sebagai sivitas akademik Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan di bawah
ini:
Nama ; Dede Sri Mulyana
NPM : 1106118400
Program Studi ; Kajian Administrasi Rumah Sakit
Fakultas ; Kesehatan Masyarakat
Jenis Karya ; Tesis
beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royati Non-Eksklusif
ini berarti Universitas Indonesia berhak menyimpan, mengalihmedia/formatkan,
mengelola dalam bentuk pangkalan data (data base), merawat, dan mempublikasikan
tugas akhir saya tanpa izin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta. Demikian pernyataan ini saya buat
dengan sebenarnya.
vi
Universitas Indonesia
Keselamatan pasien (patient safety) rumah sakit adalah suatu sistem dimana rumah sakit
membuat asuhan pasien lebih aman. Sistem tersebut meliputi: assesmen resiko,
identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien, dan seterusnya.
Sejak dideklarasikannya pelaksanaan Patient Safety di Rumah Sakit X pada tahun 2009
hingga tahun 2011, tercatat Insiden Keselamatan Pasien (IKP) sebanyak 171 kasus,
dimana IKP paling banyak yaitu sekitar 60% terjadi di pelayanan rawat inap. Melalui
penelitian ini, dianalisis penyebab terjadinya IKP di ruang perawatan Rumah Sakit X.
Studi dilakukan terhadap 100 perawat pelaksana dengan menggunakan desain cross
sectional untuk melihat bentuk hubungan antara variabel individu, kompleksitas
pengobatan, kerjama, gangguan/ interupsi, komunikasi, Standar Prosedur Operasional,
dan kenyamanan tempat kerja terhadap kejadian IKP. Hasil penelitian menunjukkan
variabel karakteristik individu, yang terdiri dari usia, masa kerja, dan kompetensi; dan
variabel kerja sama yang memiliki hubungan yang signifikan terhadap kejadian IKP
dengan nilai P value masing-masing sebesar 0.028, 0.010, 0.028, dan 0.012. Dengan
kata lain variabel yang paling berpengaruh terhadap kejadian IKP adalah variabel
karakteristik individu sehingga hasil studi ini bisa menjadi pertimbangan bagi Bagian
SDM, Komite Keperawatan dan Bagian Keperawatan Rumah Sakit X dalam melakukan
seleksi dan pengembangan SDM Keperawatan dalam upaya meningkatkan keselamatan
pasien.
Kata kunci : keselamatan pasien, unit rawat inap, insiden keselamatan pasien, perawat
Universitas Indonesia
Patient safety is a system to make patient care become safer. The systems include risk
assessment, identifying and managing the risks associated with patient, and so on. Since the
patient safety program has been declared in X Hospital in 2009 until 2011, there are 171
cases recorded as a number of the patient safety incident (PSI), most cases about 60% occur
in inpatient unit. Through this study, determinants of PSI in inpatient unit X Hospital are
analyzed. Study is applied to 100 nursing staffs by cross sectional study design in order to
observe the correlation between variable of individual characteristic, medication
complexity, teamwork, interruption, communication, standard of procedure operational, and
work place comfortable to PSI. Result shows that there is a significant correlation between
variable of individual characteristic (include age, working time, and levels of competence)
and teamwork to PSI, with the P value: 0.028, 0.010, 0.028, and 0.012. In other word, the
most significant variable to PSI is individual characteristic variable so it could be a
consideration to recruit and do improvement based on patient safety by Human Resources,
Nursing Committee and Nursing Unit of X Hospital.
Universitas Indonesia
HALAMAN JUDUL.. i
SURAT PERNYATAAN . iv
KATA PENGANTAR v
ABSTRAK.. vii
ABSTRACT viii
DAFTAR ISI.. ix
DAFTAR TABEL.. x
DAFTAR GAMBAR. xi
BAB 1 PENDAHULUAN
1.3 Tujuan... 5
ix
Universitas Indonesia
Keselamatan Pasien . 21
3.1. Keyakinan Dasar, Nilai Dasar dan Tata Nilai Rumah Sakit X . 41
Universitas Indonesia
4.3 Hipotesis 62
5.3.1 Populasi.. 70
5.3.2 Sampel... 70
Universitas Indonesia
BAB 7 PEMBAHASAN
Lampiran
Universitas Indonesia
Halaman
Table 6.13. Distribusi Responden Menurut Masa Kerja Perawat dan Insiden
Keselamatan Pasien (IKP)84
Universitas Indonesia
Table 6.18 Distribusi Responden Menurut Persepsi Gangguan / Interupsi pada Asuhan
Keperawatan dan Insiden Keselamatan Pasien (IKP)...89
Table 6.20 Distribusi Responden Menurut Persepsi Terhadap SPO pada Asuhan
Keperawatan dan Insiden Keselamatan Pasien (IKP).....91
Universitas Indonesia
Halaman
xi
Universitas Indonesia
xii
Universitas Indonesia
BAB 1
PENDAHULUAN
Keselamatan pasien merupakan isu global yang paling penting saat ini
dimana sekarang banyak dilaporkan tuntutan pasien atas medical error yang
terjadi pada pasien. Keselamatan pasien rumah sakit adalah suatu sistem dimana
rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman yang meliputi asesmen risiko,
identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien,
pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak
lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko dan
mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat
melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya
diambil (Kemenkes, 2011). Di dalam keselamatan pasien terdapat istilah insiden
keselamatan pasien yang selanjutnya disebut insiden yaitu setiap kejadian yang
tidak disengaja dan kondisi yang mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan
cedera yang dapat dicegah pada pasien, terdiri dari Kejadian Tidak Diharapkan
(KTD), Kejadian Nyaris Cedera (KNC), Kejadian Tidak Cedera (KTC) dan
Kejadian Potensial Cedera (KPC).
Menurut laporan dari IOM (Institute of Medicine) di Amerika tahun 1999
secara terbuka menyatakan bahwa paling sedikit 44.000 bahkan 98.000 pasien
meninggal di rumah sakit dalam satu tahun akibat dari kesalahan medis (medical
errors) yang sebetulnya bisa dicegah keadaan ini menyebabkan tuntutan hukum
yang dialami rumah sakit semakin meningkat. Kuantitas ini melebihi kematian
akibat kecelakaan lalu lintas, kanker payudara dan AIDS. Penelitian Bates
(JAMA, 1995, 274; 29-34) menunjukkan bahwa peringkat paling tinggi
kesalahan pengobatan (medication error) pada tahap ordering (49%),diikuti
tahap administration management (26%), pharmacy management (14%),
transcribing (11%). Kemudian pada tahun 2000, IOM menerbitkan laporan : To
Err is Human, Building a Safer Health System. Laporan itu mengemukakan
Universitas Indonesia
penelitian di beberapa rumah sakit di Utah dan Colorado serta New York tentang
Kejadian Tidak Diharapkan (KTD). Di Utah dan Colorado ditemukan KTD
sebanyak 2,9%, 6,6% diantaranya menyebabkan kematian, sementara di New
York angka KTD sebedar 3,7% dengan angka kematian mencapai 13,6%. Angka
kematian akibat KTD pada pasien rawat inap di seluruh Amerika yang
berjumlah 33,6 juta per tahun berkisar 44.000 98.000 per tahun. Dari publikasi
WHO pada tahun 2004 yang mengumpulkan angka angka penelitian rumah
sakit di berbagai Negara : Amerika, Inggris, Denmark, dan Australia, ditemukan
KTD dengan rentang 3,2 16,6%.
Tahun 2001 dalam laporan FDA Safety, Thomas Maria R, et al
menemukan bahwa yang menjadi penyebab terjadinya kesalahan obat adalah :
komunikasi (19%), pemberian label (20%), nama pasien yang membingungkan
(13%), faktor manusia (42%), dan disain kemasan (20,6%). Adapun kesalahan
yang berhubungan dengan faktor manusia antara lain berhubungan dengan :
kurangnya pengetahuan (12,3%), kurangnya kinerja (13,2%), kelelahan (0,3%),
kesalahan kecepatan infuse (7%), dan kesalahan dalam menyiapkan obat (7%).
Sedangkan menurut penelitian tersebut menurut jenis kesalahan yang paling
banyak adalah salah obat (22%), over dosis (17%), salah rute obat (8%), salah
tehnik (7%), dan kesalahan dalam monitoring (7%).
Ballard (2003) melaporkan bahwa bentuk KTD meliputi: 28%
merupakan reaksi dari pengobatan atau obat obat yang diberikan, 42% adalah
kejadian yang mengancam kehidupan tetapi dapat dicegah, 20% pelayanan di
poliklinik, 10 30% kesalahan di laboratorium. Sementara itu bentuk KTD lain
yang dilaporkan oleh Mengis & Nicholini (2010) adalah berupa kesalahan
dalam pemberian obat dan terkait intervensi pembedahan.
Laporan di atas telah menggerakkan sistem kesehatan dunia untuk
merubah paradigma pelayanan kesehatan menuju keselamatan pasien (patient
safety). Gerakan ini berdampak juga terhadap pelayanan kesehatan di Indonesia
melalui pembentukan KKPRS (Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit) pada
tahun 2004. Pada tahun 2007 KKP-RS melaporankan insiden keselamatan
Universitas Indonesia
pasien sebanyak 145 insiden yang terdiri dari KTD 46%, KNC 48% dan lain-
lain 6%, dan lokasi kejadian tersebut berdasarkan provinsi ditemukan DKI
Jakarta menempati urutan tertinggi yaitu 37,9% diikuti Jawa Tengah 15,9%, DI
Yogyakarta 13,8%, Jawa Timur 11,7%, Sumatra Selatan 6,9%, Jawa Barat 2,8%,
Bali 1,4%, , Sulawesi Selatan 0,69% dan Aceh 0,68% . Berdasarkan Laporan
Peta Nasional Insiden Keselamatan Pasien (Kongres PERSI Sep 2007),
kesalahan dalam pemberian obat menduduki peringkat pertama (24.8%) dari 10
besar insiden yang dilaporkan.
Perawat merupakan petugas kesehatan yang mempunyai peranan sangat
penting dalam proses pengobatan pasien. Perawat memiliki peran yang utama
dalam meningkatkan dan mempertahankan kesehatan klien dengan mendorong
klien untuk lebih proaktif jika membutuhkan pelayanan selama menjalani
perawatan. Perawat berusaha membantu klien dalam membangun pengertian
yang benar dan jelas tentang pengobatan yang sedang dijalaninya, memberikan
pendidikan kepada pasien dan keluarganya setiap pelayanan yang diberikan dan
turut serta bertanggungjawab dalam pengambilan keputusan tentang pelayanan
yang diberikan bersama dengan tenaga kesehatan lain.
Rumah sakit perlu meningkatkan mutu pelayanan untuk mengembalikan
kepercayaan masyarakat diantaranya melalui Program Keselamatan Pasien
dimana World Health Organization (WHO) telah memulainya pada tahun 2004.
Di Indonesia Gerakan Keselamatan Pasien Rumah Sakit (GKPRS) dicanangkan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia pada 21 Agustus 2005. Setiap rumah
sakit membentuk tim keselamatan pasien rumah sakit. Gerakan Keselamatan
Pasien Rumah Sakit adalah suatu sistem yang mencegah terjadinya cidera yang
disebabkan kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan (commission) atau
tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil (omission).
Terjadinya insiden keselamatan pasien di suatu rumah sakit, akan
memberikan dampak yang merugikan bagi pihak rumah sakit, staf, dan pasien
pada khususnya karena sebagai penerima pelayanan. Adapun dampak yang
ditimbulkan lainnya adalah menurunnya tingkat kepercayaan masyarakat
Universitas Indonesia
Sementara itu di unit rawat inap Rumah Sakit X telah terjadi Insiden
Keselamatan Pasien yang mencapai 60% dari total insiden, padahal perawat
merupakan ujung tombak dalam pelaksanaan keselamatan pasien di rumah sakit.
Hal ini menunjukan bahwa dalam memberikan pelayanan asuhan keperawatan
kepada pasien di ruang rawat inap belum mengutamakan aspek keselamatan
pasien secara optimal. Keadaan ini disebabkan belum diketahuinya penyebab
yang berhubungan dengan Insiden Keselamatan Pasien oleh perawat di unit
rawat inap Rumah Sakit X sehingga pihak manajemen tidak dapat melakukan
pencegahan secara tepat terhadap terjadinya insiden tersebut. Dengan
diketahuinya penyebab Insiden Keselamatan Pasien oleh perawat di unit rawat
inap, akan lebih mudah dalam melakukan pencegahan terhadap terjadinya
Insiden Keselamatan Pasien.
Universitas Indonesia
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Universitas Indonesia
Bentuk risiko governance yang saat ini tengah menjadi salah satu fokus para
praktisi rumah sakit seluruh dunia adalah clinical governance yakni yang terkait
dengan keselamatan pasien.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Keselamatan Pasien Rumah Sakit PERSI (KKPRS PERSI), dan dari Joint
Commission International (JCI).
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
terkait operasi dan demikian pula pada industri lain yang sangat
berbahaya dimana kinerja keahlian manusia memainkan peran
penting.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
BAB 3
GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT X
3.1. Keyakinan Dasar, Nilai Dasar dan Tata Nilai Rumah Sakit X
3.1.1. Keyakinan Dasar Rumah Sakit X
Keyakinan dasar ini diterapkan sebagai pembangkit semangat dalam
menjalankan tugas memberikan pelayanan yang terbaik kepada para
pengguna jasa rumah sakit. Keyakinan tersebut antara lain :
a. Bekerja sebagai ibadah kepada Allah SWT
b. Hubungan berbasis kepercayaan
c. Prakarsa
d. Kerja Tim
e. Focus ke customer
f. Profesionalisme
Universitas Indonesia
3.3. Sistem Manajemen mutu Akreditasi Rumah Sakit dan ISO 9001:2008
3.3.1 Sistem Manajemen mutu Akreditasi Rumah Sakit
Rumah Sakit X telah menerapkan system manajemen mutu
akreditasi tingkat dasar (lima pelayanan) oleh Badan Akreditasi
Departemen Kesehatan RI pada bulan April 1998. Lima pelayanan yang
telah diakreditasi yaitu Unit Gawat Darurat, Administrasi, Keperawatan,
Pelayanan Medik dan Rekam Medik dengan hasil lulus. Saat ini Rumah
Sakit X telah mendapat Akreditasi Penuh Tingkat Lengkap 16 Standar
Universitas Indonesia
Rumah Sakit X terdiri dari Direktur yang dibantu oleh Wakil Direktur
Pelayanan dan SDM, Wakil Direktur Administrasi dan Keuangan, yang
kemudian membawahi beberapa bagian yaitu:
3.4.1 Bagian Keperawatan
Bagian Keperawatan membawahi 3 sub bagian yaitu:
a. Sub Bagian Pengembangan Keperawatan
b. Sub Bagian Penunjang Keperawatan yang membawahi Koordinator
Gizi
c. Sub Bagian Pelayanan Keperawatan yang membawahi Kepala Ruangan
Rawat Inap, Rawat Jalan, PICU, dan NICU, ICU, Keperawatan ICU,
OK, Ruang Bersalin, Perinatal, Neonatus, UGD, Keperawatan UGD,
Sentral Opname, Poli Sore.
c. Bank Darah
d. Radiologi membawahi Koordinator Radiologi
e. Hemodialisa
f. Rehabilitasi Medik membawahi Koordinator Rehabilitasi Medik
g. Koordinator Rekam Medik
3.4.3 Bagian SDM
Bagian SDM dipimpin oleh seorang Kepala Bagian sebagai
Penanggung jawab yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
Wakil Direktur Pelayanan dan SDM. Bagian SDM membawahi beberapa
koordinator sub bagian yaitu: Kesekretariatan, Pengelolaan SDM, dan
Pengembangan SDM.
3.4.4 Bagian SIM
Bagian SIM dipimpin oleh seorang Kepala Bagian sebagai
Penanggung jawab yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
Wakil Direktur Pelayanan dan SDM. Tugasnya adalah melakukan control
dokumen, pelaksanaan desain dan operasi, serta pengembangan desain dan
sistem.
3.4.5 Bagian Pemasaran
Bagian Pemasaran dipimpin oleh seorang Kepala Bagian sebagai
Penanggung jawab yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
Wakil Direktur Pelayanan dan SDM. Tugasnya adalah melaksanakan
kegiatan promosi, informasi, handling complain, pengaturan keamanan, serta
perencanaan pengembangan produk.
3.4.6 Bagian Keuangan dan Akuntansi
Bagian Keuangan dan Akuntansi dipimpin oleh Kepala Bagian yang
menjabat sebagai Penanggung jawab yang berada di bawah dan bertanggung
jawab kepada Wakil Direktur Administrasi dan Keuangan. Sub Bagian
Keuangan membawahi:
a. Koordinator JP3
b. Koordinator Penerimaan (Bendahara)
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
tidur, NICU 2 buah tempat tidur, ICU 5 buah tempat tidur, Ruang Bersalin 8
buah tempat tidur.
Fasilitas yang tersedia di kamar Super VIP dan VIP terdiri dari 1 tempat
tidur setiap kamar, 1 set meja kursi tamu/sofa, 1 set meja makan, kamar
mandi, lemari, kulkas, AC, dan Televisi. Fasilitas yang tersedia pada kelas I
terdiri dari 2 tempat tidur di setiap ruangan, AC, Televisi, kamar mandi dan 1
set meja kursi tamu/sofa.
3.5.3 Pelayanan Kamar Bedah (OK)
Ruang tindakan operasi yang tersedia bejumlah tiga kamar digunakan
untuk semua jenis operasi. Pasien kamar bedah bisa beraal dari Rawat inap,
rawat jalan, Ruang Bersalin, dan Gawat Darurat.
3.5.4 Pelayanan Ruang Bersalin
Sub bagian ruang Bersalin merupakan sub bagian keperawatan yang
memiliki kapasitas sembilan tempat tidur dan tiga ruang tindakan. Untuk
kelahiran normal dilakukan di ruang tindakan. Sedangkan untuk kelahiran
yang diharuskan seccio dialihkan ke kamar bedah. Pasien yang telah
melahirkan, diobservasi dahulu antara 2-3 jam, kemudian dibawa ke ruang
rawat gabung ibu dan bayi.
3.5.5 Pelayanan Ruang Intensif Care Unit (ICU) dan Intensive Cardio Care Unit
(ICCU)
Sub bagian ICU/ICCU merupakan ruangan yang disiapkan untuk
pasien yang membutuhkan perawatan secara intensif dan khusus. Pasien
ICU/ICCU membutuhkan banyak alat bantu perawatan dan perhatian lebih
sehingga tempatnya harus dipisahkan dengan pasien lain. Sub bagian
ICU/ICCU memiliki tujuh tempat tidur yang artinya hanya bisa menerima
tujuh pasien.
3.5.6 Pelayanan Gawat Darurat
Unit Gawat Darurat Rumah Sakit X dilengkapi dengan kamar bedah
minor (ruang tindakan) yang dilengkapi oksigen dan alat penyedot lendir
(suction) sentral, ruang resusitasi, dan ruang observasi. Peralatan medis yang
Universitas Indonesia
mendukung dalam kegiatan di unit ini di antaranya alat pemicu jantung, EKG
Monitor, Ventilator, Saturasi O2 dan lain-lain.
3.5.7 Pelayanan Farmasi
Sub bagian Farmasi merupakan salah satu bagian pelayanan untuk
pasien. Kegiatan yang dilaksanakan dalam sub Bagian Farmasi Rumah Sakit
X meliputi perencanaan, pengadaan, penerimaan, dan penyimpanan,
distribusi dan evaluasi. Dalam pendistribusian, untuk pasien rawat inap
maupun ruang bersalin, ICU/ICCU atau gawat darurat, obat diambil oleh POS
(pembantu orang sakit atau Asisten Perawat) yang akan diserahkan kepada
perawat jaga ruangan untuk diberikan pada pasien yang dirawat sesuai dengan
jadwal pemberian obatnya.
3.5.8 Pelayanan Laboratorium
Sub Bagian Laboratorium Rumah Sakit X menyediakan fasilitas
pemerikasaan hematologi seperti pemeriksaan darah lengkap, golongan darah,
retikulosit, pemeriksaan kimia klinik seperti pemeriksaan ginjal, lemak, liver
fungsi test, pemeriksaan immunoserologi, urinalisa, dan faeces, bakteriologi,
mikrobiologi, dan Pantologi Anatomi. Dalam menyediakan darah, laboratorium
Rumah Sakit X bekerja sama dengan PMI (Palang Merah Indonesia).
3.5.9 Pelayanan Radiologi
Untuk menunjang ketepatan deteksi problem kesehatan pasien, Rumah
Sakit X melengkapi Unit Radiologi dengan alat X-Ray, CT Scan
(Computerized Tomography Scanning), USG (Ultra Sono Graphy) Doppler,
Dental X-Ray, Panoramix dan Flouroscopy. Sub bagian ini melayani asien
rawat jalan maupun pasien dari luar yang membawa surat pengantar dari dokter
yang merujuk.
3.5.10 Sub Bagian Gizi Rumah Sakit
Sub bagian gizi Rumah Sakit X adalah salah satu unit dari
penunjang Pelayanan Keperawatan. Sub bagian ini melayani pasien yang
menjalani perawatan di rawat inap dan karyawan di bagian yang mempunyai
risiko terjadinya infeksi nosokomial. Makanan yang diberikan disesuaikan
Universitas Indonesia
dengan kondisi dan jenis penyakit serta diet yang diberikan oleh dokter yang
merawat.
3.5.11 Sub Bagian Pemeliharaan Alat Kesehatan
Pemeliharaan di Rumah Sakit X mempunyai dua metode yaitu
preventive maintenance dan corrective maintenance. preventive maintenance
adalah pemeliharaan alat kesehatan secara rutin yang dilakukan setiap tiga
bulan sekali dan corrective maintenance adalah pemeliharaan perbaikan alat
kesehatan yang rusak yang dapat dilakukan sewaktu-waktu. Setiap bagian
dapat langsung menghubungi petugas alat kesehatan untuk memperbaiki alat
yang rusak. Alat kesehatan yang memerlukan perawatan atau perbaikan dapat
dilakukan di tempat atau dapat dibawa ke workshop jika tidak dapat
diselesaikan di tempat (bagian yang bersangkutan).
3.6 Sumber Daya Manusia Rumah Sakit X
Untuk dapat memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas, aset
terbesar yang dimiliki rumah sakit adalah sumber daya manusia. Rumah Sakit
X memiliki jumlah SDM sebanyak 751 orang yang berkontribusi dalam
memberikan pelayanan kepada pelanggan semaksimal mungkin. Komposisi
SDM Rumah Sakit X dapat dilihat berdasarkan tingkat pendidikan, profesi,
dan status karyawan.
Untuk tingkat pascasarjana terdapat 20 orang, tingkat sarjana 102
orang, tingkat Diploma IV 1 orang, tingkat Diploma III 400 orang, tingkat
Diploma I 1 orang. Tingkat SLTA atau setaranya terdapat 213 orang dan
SMP 10 orang serta tingkat SD terdapat 4 orang. Untuk perinciannya dapat
dilihat pada tabel dibawah ini:
Universitas Indonesia
Tabel 3.1
Komposisi Tenaga Kerja Berdasarkan Pendidikan
SD, SMP,
Pasca Sarjana Sarjana Diploma
SLTA
S2
Administrasi S1 Administrasi
RS 1 Niaga 1 D1 Sekretaris 1 SD 4
S2 Agama 1 S1 Agama 4 D3 Akuntansi 10 SKKA 6
S2 Anak 2 S1 Akuntansi 6 D3 Analis Kesehatan 16 SMA 159
S2 Anasthesi 2 S1 Apoteker 7 D3 Anasthesi 3 SMAK 7
D3 Manajemen Inf &
S2 Bedah 1 S1 Arabic 0 Dokumen 1 SMEA 6
S2 Jantung 1 S1 Ekonomi 7 D3 Askes 0 SMF 17
S2 Jiwa 0 S1 Hukum 1 D3 Farmasi 16 SMP 10
S2 Kebidanan 1 S1 Kedokteran Gigi 2 D3 Fisioterapi 9 SPK 1
S1 Kedokteran
S2 Kulit 2 Umum 6 D3 Gizi 8 SPRG 3
S2 Mata 1 S1 Keperawatan 43 D3 Kebidanan 28 STM 14
S1 Kesehatan
S2 Paru 0 Masyarakat 12 D3 Keperawatan 261
S2 Patologi D3 Kesehatan
Klinik 1 S1 Komputer 1 Lingkungan 1
S2 Penyakit S1 Manajemen D3 Kesehatan
Dalam 2 Informatika 1 Masyarakat 10
S1 Manajemen
S2 Radiologi 1 Administrasi 2 D3 Keuangan 2
S2 Rehab
Medik 1 S1 Pendidikan 1 D3 Manajemen 9
S2 Syaraf 1 S1 Psikologis 3 D3 Manajemen Industri 0
D3 Manajemen
S2 THT 2 S1 Sosial 2 Informatika 9
D3 Manajemen
S1 Teknik 1 Perbankan 0
S1 Teknik
Informatika 1 D3 Refraksionis 2
S1 Teknik Sipil 1 D3 Rekam Medik 1
D3 Teknik
Elektromedik 2
D3 Teknik Informatika 1
D3 Teknik Rontgen 10
Universitas Indonesia
D3 Teknik Sipil 1
D4 Gizi 1
TOTAL 20 102 402 227
Sumber: Bagian SDM RS X Tahun 2012
Berdasarkan Ketenagaan atau Profesi
Tabel 3.2
Komposisi Tenaga Kerja Berdasarkan Profesi
S
No. Ketenagaan Jumlah
1.u Medis Dokter 27
Apoteker 7
2.m Paramedis Perawatan Perawat 309
b Bidan 29
Anasthesi 3
3.e Paramedis Penunjang Analis Laboratorium 26
Refraksionis 2
Radiografer 11
Teknik Elektromedik 2
Fisioterapi 9
Asisten Apoteker 32
Ahli/ Penata Gizi 9
4. Penjaga Orang Sakit 45
5. Non Medis 240
TOTAL 751
Sumber: Bagian SDM RS X Tahun 2012
Universitas Indonesia
Rumus BOR:
Jumlah Hari Perawatan (HP)
x 100%
Jumlah Tempat Tidur x Hari
Universitas Indonesia
Rumus BTO :
Jumlah Pasien Keluar (Hidup + Mati)
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
BAB 4
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Karakteristik individu :
1. Pendidikan
2. Pengalaman kerja
3. Kompetensi
4. Umur
Gambar 4.2. Kerangka konsep penelitian faktor faktor yang berhubungan dengan
risiko insiden keselamatan pasien oleh perawat
4.3. Hipotesis
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Variabel Definisi Operasional Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur
Variable independen
Pendidikan Ijazah yang diperoleh pada Mengisi Kuesioner 1. D3 Keperawatan Ordinal
bidang keperawatan Kuesioner 2. S1 Keperawatan
Pengalaman kerja Periode waktu dalam tahun Mengisi Kuesioner Lama Bekerja tahun Rasio
dimana perawat bekerja di Kuesioner Untuk kepentingan
unit rawat inap RS X analisis, dilakukan
pengelompokan kembali
berdasarkan nilai
median :
1. 6 tahun
2. > 6 tahun
Untuk kepentingan
penelitian, jenjang
kompetensi
Universitas Indonesia
dikelompokkan menjadi
dua berdasarkan cut of
point :
Kompetensi rendah : PK
I dan PK II
Kompetensi tinggi : PK
III, PK IV, PK V
Untuk kepentingan
analisis, hasil skor
dikelompokkan
berdasarkan nilai tengah
Universitas Indonesia
Kerja sama dalam Persepsi perawat terhadap Mengisi Kuesioner 1. Sangat setuju Ordinal
unit iklim kerja sama antar Kuesioner 2. Setuju
perawat, antara perawat dan 3. Kurang Setuju
dokter, dan antara perawat 4. Sangat Kurang Setuju
dan POS (Pembantu Orang
Sakit) di unit tempat bekerja Untuk kepentingan
analisis, hasil skor
dikelompokkan
berdasarkan nilai tengah
skor dan uji normalitas :
Kerjasama kurang 5
Kerjasama baik > 5
Gangguan atau Adanya aktivitas lain yang Mengisi Kuesioner 1. Sangat setuju Odinal
interupsi harus dilakukan pada saat Kuesioner 2. Setuju
sedang memberikan 3. Kurang Setuju
pelayanan kepada pasien 4. Sangat Kurang Setuju
Untuk kepentingan
analisis, hasil skor
dikelompokkan
Universitas Indonesia
Standar Prosedur Persepsi perawat terhadap Mengisi Kuesioner 1. Sangat setuju Nominal
Operasional standar prosedur Kuesioner 2. Setuju
operasional yang sistematis 3. Kurang Setuju
dan mudah dijalankan 4. Sangat Kurang Setuju
Untuk kepentingan
Universitas Indonesia
analisis, peneliti
mengelompokannya
kembali:
Persepsi tidak baik 13
Persepsi baik > 13
Variable dependen
Insiden Setiap kejadian yang tidak Mengisi Kuesioner 1. Tidak Pernah Nominal
Keselamatan disengaja dan kondisi yang Kuesioner 2. Kadang-Kadang
Pasien mengakibatkan atau 3. Sering
berpotensi mengakibatkan 4. Selalu
cedera yang dapat dicegah
pada pasien Untuk kepentingan
Universitas Indonesia
analisis, peneliti
mengelompokannya
kembali:
IKP Positif 90% skor
IKP Negatif > 90% skor
Universitas Indonesia
BAB 5
METODOLOGI PENELITIAN
5.3.2. Sampel
5.3.2.1. Kriteria Inklusi
Universitas Indonesia
n= N. Z21-/2PQ
d2 (N-1)+Z21-/2PQ
= 216.09
2.24 + 0.9604
= 67
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
2. Analisis Bivariat
Dilakukan analisis hubungan antara setiap variabel bebas dengan
variabel terikat untuk melihat apakah hubungan yang terjadi bermakna
secara statistik. Uji statistik yang digunakan adalah uji Chi-Squre untuk
menganalisis hubungan antara variabel bebas kategorik dengan variabel
terikat kategorik (Hastono, 2007).
Universitas Indonesia
BAB 6
HASIL PENELITIAN
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
pelayanan kepada pasien. Pada tabel 6.11 berikut ini tergambar distribusi
frekuensi responden berdasarkan kejadian IKP:
Universitas Indonesia
Dari table 6.12 di atas dapat dilihat bahwa jumlah responden yang
berpendidikan D3 jauh lebih banyak dari yang berpendidikan S1. Sebagian
besar, sebanyak 47%, dari jumlah responden yang berpendidikan D3
menyebabkan IKP (IKP Positif). Sementara pada responden yang
berpendidikan S1 memiliki proporsi yang lebih besar terhadap IKP. Akan
tetapi, jumlah perbedaan proporsi kedua kelompok responden berdasarkan
pendidikan ini tidak cukup menunjukkan hubungan antara variabel
pendidikan dengan terjadinya IKP. Hal ini juga terlihat pada P-value sebesar
0.204 yang menunjukkan tidak ada perbedaan proporsi atau tidak ada
hubungan yang signifikan antara variabel pendidikan dengan kejadian IKP.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
BAB 7
PEMBAHASAN
Universitas Indonesia
Insiden keselamatan pasien tidak terjadi hanya karena satu atau dua
penyebab melainkan banyak penyebab yang bisa berkontribusi, mulai dari
sistem yang menggerakkan pelayanan kesehatan, sarana & prasarana sampai
dengan kinerja perseorangan yang bersentuhan langsung dengan pasien, yang
kesemuanya berkolaborasi sehingga insiden tidak dapat dicegah. Demikian
pula pada pengendaliannya, suatu variabel yang berisiko menyebabkan insiden
keselamatan pasien harus dikendalikan secara menyeluruh meliputi sistem dan
lingkungan yang melingkupinya. Pada penelitian ini dilakukan analisis
terhadap sepuluh variabel, yaitu usia, pendidikan, masa kerja, kompetensi,
kompleksitas pengobatan, kerjasama, gangguan/ interupsi, komunikasi, Standar
Prosedur Operasioanl (SPO), dan kenyamanan tempat kerja. Dari kesepuluh
variabel tersebut terdapat empat variabel yang menjadi penyebab insiden
keselamatan pasien (IKP) yakni usia, masa kerja, kompetensi dan kerjasama.
Enam variabel lain yang tidak menjadi penyebab bisa jadi berhubungan pula
dengan terjadinya insiden keselamatan pasien akan tetapi dapat dikendalikan
oleh sistem dan lingkungan yang ada di sekitarnya.
Pada variabel usia, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada
hubungan yang bermakna antara usia dengan sebab terjadinya insiden
keselamatan pasien di ruang perawatan Rumah Sakit X, yakni semakin
meningkatnya usia perawat maka terjadinya IKP semakin kecil sementara
semakin muda usia perawat kecenderungan terjadi IKP semakin besar. Secara
teori, umur berkaitan dengan tingkat kedewasaan dan maturasi, dalam arti
meningkatnya umur akan meningkat pula kedewasaan/ kematangan secara
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
merupakan bentuk attitude dari perawat dalam bekerja di dalam tim karena
membuat individu saling mengingatkan, mengoreksi, berkomunikasi sehingga
peluang terjadinya kesalahan dapat dihindari. Dalam penelitian ini, kerjasama
juga menjadi faktor yang bermakna pada terjadinya insiden keselamatan
pasien. Dengan nilai OR 2.99, faktor kerjasama menjadi indikator bahwa
perawat yang memiliki persepsi kurang baik terhadap kerjasama memiliki
kecenderungan menyebabkan insiden keselamatan pasien 3 (tiga) kali lebih
besar dari perawat yang memiliki persepsi sebaliknya. Hasil penelitian ini
sejalan dengan kenyataan dilapangan bahwa dalam melakukan asuhan
keperawatan kepada pasien, perawat melakukannya hanya kepada pasien yang
menjadi tanggungjawabnya dari pada bekerja dalam tim. Setiap perawat
memiliki tanggung jawab dan tugasnya tersendiri terhadap pasien sehingga
perawat lain tidak saling mengetahui terhadap pekerjaan rekannya. Keadaan ini
jelas tidak akan terjadi saling cross check terhadap pekerjaan masing-masing
sehingga potensi timbulnya kesalahan dalam memberikan asuhan keperawatan
akan besar. Dengan demikian, hasil secara statistik ini bisa menjadi masukan
bagi pihak rumah sakit untuk meningkatkan kerja sama antara perawat. Tidak
hanya untuk meningkatkan kinerja dalam asuhan keperawatan tetapi juga untuk
meningkatkan keselamatan pasien selama melakukan perawatan.
Secara statitistik, gangguan atau interupsi pada penelitian ini tidak
berhubungan secara signifikan dengan terjadinya insiden keselamatan pasien
pada ruang perawatan inap. Ketidakbermaknaan ini bisa dikarenakan gangguan
atau interupsi sudah membudaya di rumah sakit ini. Tugas perawat di ruang
perawatan tidak hanya melakukan asuhan keperawatan tetapi juga melakukan
pekerjaan administrative seperti pengisian rekam medis, memfasilitasi pasien
makan, berpakaian, mengantar dan menjemput pasien saat konsul ke unit atau
rumah sakit lain, dan mengisi formulir lain yang terkait dengan asuhan
keperawatan. Di luar itu, perawat di rumah sakit ini juga dilibatkan dalam
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
telah berjalan dinilai cukup baik, hal ini dapat terlihat pada penilaian responden
terhadap komunikasi dengan rekan kerjanya pada kuesioner. Briefing atau
operan menjadi sarana untuk berkomunikasi secara lisan perihal asuhan
keperawatan yang perlu dilakukan perawat pelaksana yang menjalankan shift
selanjutnya. Namun demikian, dari hasil pengamatan di lapangan, komunikasi
tertulis yang dijalankan di lapangan sebenarnya telah menunjukkan risiko
terjadinya insiden keselamatan pasien. Salah satu bentuk komunikasi secara
tertulis adalah pengisian rekam medis. Dari sekian IKP yang dilaporkan, pernah
terjadi masalah komunikasi yang menyebabkan terjadinya IKP yang
disebabkan kurang lengkapnya pengisian rekam medis sehingga menimbulkan
persepsi yang salah dari perawat terhadap kondisi pasien yang sebenarnya.
Dengan demikian, meski secara statistik komunikasi tidak memiliki hubungan
yang bermakna pada kejadian IKP akan tetapi variabel ini tetap perlu
diperhatikan untuk menjaga keamanan pada asuhan keperawatan.
Peran perawat dalam keselamatan pasien yaitu memelihara keselamatan
pasien melalui transformasi lingkungan keperawatan yang lebih mendukung
keselamatan pasien dan peran perawat dalam keselamatan pasien melalui
penerapan standar keperawatan (IOM, 2000). Rumah Sakit ini telah lama
memiliki Standar Prosedur Operasional (SPO) yang mengatur pelaksanaan
asuhan keperawatan secara tertulis dan detail. Akan tetapi, dari hasil analisis
statistik, penelitian ini tidak menunjukkan hasil yang bermakna antara persepsi
perawat terhadap SPO dengan terjadinya insiden keselamatan pasien. Dilihat
dari distribusinya, perawat yang memiliki persepsi baik berjumlah jauh lebih
banyak dibandingkan dengan yang memiliki persepsi tidak baik. Hal ini juga
dapat menunjukkan bahwa SPO cukup terinternalisasi pada perawat sehingga
mendukung terhadap pelaksanaan pekerjaan. Namun demikian terlihat bahwa
masih terdapat perawat yang memiliki persepsi tidak baik terhadap SPO yakni
sekitar 16% dari responden, hal ini bisa terjadi karena tidak semua perawat
mengetahui mengenai jenis SPO apa saja yang ada di unit kerjanya, sehingga
Universitas Indonesia
masih terdapat perawat yang bekerja tidak berdasarkan SPO yang ada. Dengan
demikian, perlu dilakukan sosialisasi dan pengawasan yang lebih intensif
terhadap pelaksanaan SPO sehingga perawat pelaksana dapat mengubah
persepsi terhadap SPO selama ini dan dapat merasakan kebermanfaatan adanya
SPO untuk melaksanakan asuhan keperawatan yang aman bagi pasien.
Variable lain yang terkait dengan insiden keselamatan pasien adalah
faktor lingkungan fisik yang meliputi: pencahayaan, tingkat kebisingan,
temperature atau suhu ruangan, susunan tata ruang, dan ventilasi. Pengelolaan
gedung rumah sakit harus benar-benar memikirkan standar keselamatan baik
bagi pasien maupun keselamatan staf dengan memperhatikan syarat-syarat
kesehatan lingkungan seperti yang sudah diatur di dalam Permenkes nomor
1204/SK/X/2004 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit.
Dari hasil analisis, faktor kenyamanan tempat kerja tidak memiliki hubungan
yang bermakna dengan terjadinya insiden keselamatan pasien. Jika melihat
distribusi jumlah perawat berdasarkan persepsi terhadap kenyamanan tempat
kerja, sebagian besar memiliki persepsi kurang baik terhadap kenyamanan
tempat kerja. Meski demikian, kenyamanan tempat kerja tetap tidak cukup
menjadi faktor penentu terlaksananya asuhan keperawatan yang berpotensi
menimbulkan terjadinya insiden keselamatan pasien. Kondisi setiap ruang
perawatan di Rumah Sakit X ini berbeda-beda. Ada yang telah direnovasi
sehingga ruangan menjadi lebih terang tetapi ada pula yang masih dalam
kondisi lama dimana lantai dan pencahayaan alami yang kurang menyebabkan
ruang perawatan dirasa kurang mendukung bagi perawat pelaksana, terutama
bagi perawat dengan Pengalaman kerjabaru. Meskipun demikian, dengan
melihat angka IKP yang sangat kecil, hal ini menunjukkan bahwa perawat yang
menjadi responden telah mampu beradaptasi dengan kondisi tempat kerja dan
kemampuan mereka pun telah terasah untuk tetap menjalankan asuhan
keperawatan yang aman bagi pasien.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
BAB 8
KESIMPULAN DAN SARAN
8.1 Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan mencari penyebab terjadinya insiden keselamatan
pasien, baik itu yang berasal dari individu perawat seperti usia, pendidikan,
masa kerja, dan kompetensi maupun yang terkait dengan lingkungan seperti
kompleksitas pengobatan pada pasien, kerjasama dengan sesama profesi,
gangguan/ interupsi, komunikasi, persepsi terhadap SPO dan kenyamanan
tempat kerja. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa :
8.1.1 Ada hubungan yang bermakna antara usia perawat dengan terjadinya
IKP di ruang perawatan Rumah Sakit X. Semakin dewasa/ tua usia
perawat semakin berhubung tinggi risiko terjadinya insiden
keselamatan pasien di ruang perawatan tersebut.
8.1.2 Tidak ada hubungan yang bermakna antara pendidikan perawat dengan
terjadinya insiden keselamatan pasien di ruang perawatan Rumah Sakit
X.
8.1.3 Ada hubungan yang bermakna antara Pengalaman kerjadengan
terjadinya insiden keselamatan pasien
8.1.4 Ada hubungan yang bermakna antara tingkat kompetensi dengan
terjadinya insiden keselamatan pasien di ruang perawatan Rumah Sakit
X. Semakin tinggi kompetensi perawat semakin rendah risiko
terjadinya insiden keselamatan pasien di ruang perawatan Rumah Sakit
X.
8.1.5 Tidak ada hubungan yang bermakna antara kompleksitas pengobatan
dengan terjadinya insiden keselamatan pasien di ruang perawatan
Rumah Sakit X.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
terbuka pada sistem yang ada serta bersedia ditingkatkan kemampuannya demi
terlaksananya asuhan keperawatan yang aman bagi pasien serta melakukan
pembinaan bagi perawat yang tidak disiplin dalam bekerja.
8.2 Saran
Penelitian ini hanya dilakukan di unit rawat inap menggunakan metoda cross
sectional dengan analisis univariat dan bivariat saja. Analisis dengan bivariat
hanya akan menunjukkan variable independen yang berhubungan dengan
variable dependen secara terpisah satu sama lain sehingga tidak bisa secara
mutlak dijadikan kesimpulan sebagai acuan untuk melakukan intervensi atau
perbaikan system secara menyeluruh di rumah sakit. Namun demikian
berdasarkan hasil penelitian ini dapat dipergunakan sebagai data awal untuk
melakukan intervensi oleh Rumah Sakit X dalam rangka meningkatkan
keselamatan pasien dalam asuhan keperawatan di unit rawat inap. Intervensi
tersebut perlu dilakukan oleh beberapa pihak yang terkait sehingga terjadi
sinergi yang baik untuk mendukung keselamatan pasien di unit rawat inap
rumah sakit secara menyeluruh.
Adapun saran saran yang dapat kami berikan adalah :
8.2.1. Pihak Rumah Sakit X
1. Melalui Komite Keperawatan serta Komite Mutu, Keselamatan
Pasien dan Manajemen Risiko, mengawasi dan mengevaluasi
pelaksanaan kebijakan dan SPO terkait keselamatan pasien meliputi:
Identifikasi Pasien; Kebijakan Komunikasi yang efektif dalam
pemberian informasi dan edukasi; Pedoman Peningkatan Keamanan
Obat yang Perlu Diwaspadai; Checklist Safe Surgery di Kamar
Bedah; Kebijakan Cuci Tangan; Kebijakan Pengurangan Risiko
Pasien Jatuh
2. Mengalokasikan dana yang cukup untuk melaksanakan pelatihan
keselamatan pasien untuk meningkatkan tingkat kompetensi perawat.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan dan data awal untuk
melakukan penelitian lebih lanjut dengan mengukur variable lain yang
belum diteliti. Penelitian dapat dilakukan dengan metode observasi dan
wawancara yang mendalam agar faktor yang berhubungan dapat lebih
tergali, karena keselamatan pasien merupakan hal yang sangat
kompleks yang tidak cukup dilihat dari penilaian kuesioner saja. Untuk
itu, diharapkan agar penelitian selanjutnya dilakukan dengan desain
studi kohort dengan analisis hingga multivariat. Studi kohort yang
merupakan studi jangka panjang akan menunjukkan variable yang
secara konsisten menjadi penyebab insiden keselamatan pasien dalam
kurun waktu tertentu. Sementara, analisis multivariat akan
menunjukkan variable yang paling berpengaruh di antara variable lain
yang menyebabkan insiden keselamatan pasien sehingga bentuk dan
sasaran intervensi yang dapat dilakukan untuk mengurangi atau
meniadakan insiden keselamatan pasien pun akan lebih fokus.
Universitas Indonesia
AHRQ (2003), Publication No. 07-E005. Rockville, MD: Agency for Healthcare
Research and Quality Maret: 151. www.ahrq.gov, diperoleh 30 Agustus 2012
Ballard, K.A. (2003). Patient Safety: A Share Responsibility. Online Journal of issues
in nursing. Volume 8 2003 No.3
Being Open. Communicating Patient Safety Incidents with Patients and their Carers.
The National Patient Safety Agency, 2005.
http://www.npsa.nhs.uk/site/media/documents/1456_Beingopenpolicy1_11.pdf,
diperoleh 30 Agustus 2012
Carayon, Pascale, Ayse P. Gurses. Nursing Workload and Patient SafetyA Human
Factors Engineering Perspektive. Patient Safety and Quality: An Advance-Based
Handbook for Nurses: Chapter 30. Vol. 2. 2008
Clarcke, Sean P, Nancy E. Donaldson. Nurse Staffing and Patient Care Quality and
Safety in Nursing Practice. Patient Safety & Quality: An Evidence Based Handbook
for Nurses: Chapter 25. Vol. 2. 2008.
Cook R, Woods D. Operating at the sharp end: the complexity of human error. In:
Bogner M, ed. Human error in medicine. Hillsdale, NJ: Lawrence Erlbaum
Associates, Inc.; 1994. p. 255-310.
Universitas Indonesia
Henriksen, K., et. Al (2008). Patient Safety and Quality: an evidence base handbook
for nurses. Rockville MD: Agency for Healthcare Research and Quality Publications.
February 2011, http://www.ahrq.gov/QUAL/nurseshdbk/ Diperoleh 4 Agustus 2012
Hughes, R.G., & Clancy, M.C. (2005). Working Conditions that support patient
safety. J Nurs Care Qual. Vol. 20, No. 4, pp. 289-292
Ilyas, Y. (1999). Kinerja, Teori, Penilaian dan Penelitian. Cetakan pertama. Depok:
Badan Penerbit FKM UI
L.T. Kohn, J.M. Corrigan, and M.S. Donaldson, eds., To Err IsHuman: Building a
SaferHealth System (Washington: National Academies Press, 1999).
Universitas Indonesia
Reason, J. (2000). Human Error: modes and management. BMJ. 2000 March 18:320
(7237):768-770
Shaw, R., et.al. (2005). Adverse events and near miss reporting in the NHS. Qual Saf
Health Care, 2005, Aug; 14(4): 279-283
Siagian, S.P. (2006). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT. Rineka Cipta
The National Patient Safety Agency, Seven Steps to Patient Safety A guide for NHS
staff SSG/2003/01 April 2004 (including the RCA tool kit)
www.npsa.nhs.uk/health/resources/7steps, diperoleh 30 Agustus 2012
Vincent, C., Taylor-Adams, S.E., Stanhope, N. (1998). Framework for analysis risk
and safety in clinical medicine (British Medical Journal, 1998) pp 316,1154-7.
WHO. (2005). World alliance for patient safety: WHO draft guidelines for adverse
events reporting and learning systems. WHO: Geneva.
Universitas Indonesia
xiii
Universitas Indonesia
N %
Cases Valid 19 82.6
Exclude
4 17.4
d(a)
Total 23 100.0
a Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's N of
Alpha Items
.645 30
Item Statistics
Std.
Mean Deviation N
c1 1.89 .875 19
c2 2.63 1.012 19
c3 1.53 1.020 19
c4 2.58 .607 19
c5 2.95 .780 19
c6 3.74 .452 19
c7 3.79 .419 19
c8 3.53 .612 19
c9 3.53 .612 19
c10 3.16 .958 19
c11 3.11 .567 19
c12 3.47 .612 19
c13 2.11 .809 19
c14 2.68 .946 19
c15 2.11 1.049 19
c16 3.68 .582 19
c17 3.16 .834 19
c18 3.37 .597 19
c19 3.47 .513 19
c20 3.21 1.032 19
Universitas Indonesia
Scale Cronbach's
Scale Mean Variance if Corrected Alpha if
if Item Item Item-Total Item
Deleted Deleted Correlation Deleted
c1 86.16 43.140 .032 .654
c2 85.42 46.257 -.218 .685
c3 86.53 42.819 .031 .657
c4 85.47 43.596 .039 .648
c5 85.11 45.433 -.168 .669
c6 84.32 41.006 .529 .620
c7 84.26 41.094 .560 .620
c8 84.53 42.485 .177 .638
c9 84.53 43.152 .093 .644
c10 84.89 45.655 -.177 .678
c11 84.95 44.497 -.072 .655
c12 84.58 40.813 .495 .622
c13 85.95 52.164 .731 .718
c14 85.37 37.468 .511 .599
c15 85.95 42.719 .033 .658
c16 84.37 40.246 .499 .615
c17 84.89 40.099 .329 .623
c18 84.68 38.228 .770 .594
c19 84.58 39.702 .667 .607
c20 84.84 43.918 -.052 .667
c21 84.89 40.544 .545 .616
c22 85.26 41.205 .465 .624
c23 85.16 40.140 .444 .617
c24 85.79 41.287 .260 .631
c25 85.26 42.094 .273 .632
c26 85.00 41.778 .263 .632
Universitas Indonesia
Scale Statistics
Std. N of
Mean Variance Deviation Items
88.05 44.275 6.654 30
Uji Validitas
r table = 0.4132
***) Keputusan
Universitas Indonesia
N %
Cases Valid 19 82.6
Excluded(
4 17.4
a)
Total 23 100.0
a Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.840 20
Item Statistics
Universitas Indonesia
Uji Validitas
r table = 0.4132
***) Keputusan
Universitas Indonesia
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Pendidikan * IKP90 100 100.0% 0 .0% 100 100.0%
kat_pengkerja * IKP90 100 100.0% 0 .0% 100 100.0%
Kat_kompetensi * IKP90 100 100.0% 0 .0% 100 100.0%
kat_usia * IKP90 100 100.0% 0 .0% 100 100.0%
kompleks1 * IKP90 100 100.0% 0 .0% 100 100.0%
kerjasama * IKP90 100 100.0% 0 .0% 100 100.0%
gangguan * IKP90 100 100.0% 0 .0% 100 100.0%
komunikasi * IKP90 100 100.0% 0 .0% 100 100.0%
SPO4 * IKP90 100 100.0% 0 .0% 100 100.0%
Kenyamanan * IKP90 100 100.0% 0 .0% 100 100.0%
Pendidikan * IKP90
Crosstab
IKP90
IKP Tidak IKP Total
Pendidikan D3 Keperawatan Count 35 40 75
% within Pendidikan 46.7% 53.3% 100.0%
S1 Keperawatan Count 16 9 25
% within Pendidikan 64.0% 36.0% 100.0%
Total Count 51 49 100
% within Pendidikan 51.0% 49.0% 100.0%
Universitas Indonesia
Risk Estimate
95% Confidence
Interval
Value Lower Upper
Odds Ratio for
Pendidikan (D3
.492 .193 1.253
Keperawatan / S1
Keperawatan)
For cohort IKP90 = IKP .729 .498 1.067
For cohort IKP90 =
1.481 .843 2.604
Tidak IKP
N of Valid Cases 100
Universitas Indonesia
Crosstab
IKP90
IKP Tidak IKP Total
katmk <= 6 tahun Count 35 20 55
% within katmk 63.6% 36.4% 100.0%
> 6 tahun Count 16 29 45
% within katmk 35.6% 64.4% 100.0%
Total Count 51 49 100
% within katmk 51.0% 49.0% 100.0%
Chi-Square Tests
Risk Estimate
95% Confidence
Interval
Value Lower Upper
Odds Ratio for katmk
3.172 1.395 7.210
(<= 6 tahun / > 6 tahun)
For cohort IKP90 = IKP 1.790 1.151 2.782
For cohort IKP90 =
.564 .374 .852
Tidak IKP
N of Valid Cases 100
Universitas Indonesia
Crosstab
IKP90
IKP Tidak IKP Total
Kat_kompetensi Kompetensi Rendah Count 32 19 51
% within Kat_kompetensi 62.7% 37.3% 100.0%
Kompetensi Tinggi Count 19 30 49
% within Kat_kompetensi 38.8% 61.2% 100.0%
Total Count 51 49 100
% within Kat_kompetensi 51.0% 49.0% 100.0%
Chi-Square Tests
Risk Estimate
95% Confidence
Interval
Value Lower Upper
Odds Ratio for Kat_
kompetensi
2.659 1.186 5.964
(Kompetensi Rendah /
Kompetensi Tinggi)
For cohort IKP90 = IKP 1.618 1.073 2.439
For cohort IKP90 =
.608 .400 .926
Tidak IKP
N of Valid Cases 100
Universitas Indonesia
Crosstab
IKP90
IKP Tidak IKP Total
kat_ <= 30 tahun Count 32 19 51
usia % within kat_usia 62.7% 37.3% 100.0%
> 30 tahun Count 19 30 49
% within kat_usia 38.8% 61.2% 100.0%
Total Count 51 49 100
% within kat_usia 51.0% 49.0% 100.0%
Chi-Square Tests
Risk Estimate
95% Confidence
Interval
Value Lower Upper
Odds Ratio for kat_usia
2.659 1.186 5.964
(<= 30 tahun / > 30 tahun)
For cohort IKP90 = IKP 1.618 1.073 2.439
For cohort IKP90 = Tidak
.608 .400 .926
IKP
N of Valid Cases 100
Universitas Indonesia
Crosstab
IKP90
IKP Tidak IKP Total
kompleks1 Kompleks Count 29 32 61
% within kompleks1 47.5% 52.5% 100.0%
Tidak Kompleks Count 22 17 39
% within kompleks1 56.4% 43.6% 100.0%
Total Count 51 49 100
% within kompleks1 51.0% 49.0% 100.0%
Chi-Square Tests
Risk Estimate
95% Confidence
Interval
Value Lower Upper
Odds Ratio for
kompleks1 (Kompleks .700 .312 1.571
/ Tidak Kompleks)
For cohort IKP90 = IKP .843 .575 1.234
For cohort IKP90 =
1.203 .783 1.849
Tidak IKP
N of Valid Cases 100
Universitas Indonesia
IKP90 Total
IKP Tidak IKP IKP
ks_kat 1.00 Count 26 12 38
% within ks_kat 68.4% 31.6% 100.0%
2.00 Count 25 37 62
% within ks_kat 40.3% 59.7% 100.0%
Total Count 51 49 100
% within ks_kat 51.0% 49.0% 100.0%
Chi-Square Tests
Risk Estimate
95% Confidence
Value Interval
Universitas Indonesia
Crosstab
IKP90
IKP Tidak IKP Total
gangguan Tinggi Count 36 28 64
% within gangguan 56.3% 43.8% 100.0%
Rendah Count 15 21 36
% within gangguan 41.7% 58.3% 100.0%
Total Count 51 49 100
% within gangguan 51.0% 49.0% 100.0%
Chi-Square Tests
Risk Estimate
95% Confidence
Interval
Value Lower Upper
Odds Ratio for gangguan
1.800 .788 4.113
(Tinggi / Rendah)
For cohort IKP90 = IKP 1.350 .867 2.102
For cohort IKP90 = Tidak
.750 .507 1.110
IKP
N of Valid Cases 100
Universitas Indonesia
Crosstab
IKP90
IKP Tidak IKP Total
komunikasi Tidak Efektif Count 28 29 57
% within komunikasi 49.1% 50.9% 100.0%
Efektif Count 23 20 43
% within komunikasi 53.5% 46.5% 100.0%
Total Count 51 49 100
% within komunikasi 51.0% 49.0% 100.0%
Chi-Square Tests
Risk Estimate
95% Confidence
Interval
Value Lower Upper
Odds Ratio for
komunikasi (Tidak .840 .380 1.855
Efektif / Efektif)
For cohort IKP90 = IKP .918 .626 1.348
For cohort IKP90 =
1.094 .726 1.648
Tidak IKP
N of Valid Cases 100
Universitas Indonesia
Crosstab
IKP90
IKP Tidak IKP Total
SPO4 Persepsi Tidak Baik Count 9 7 16
% within SPO4 56.3% 43.8% 100.0%
Persepsi Baik Count 42 42 84
% within SPO4 50.0% 50.0% 100.0%
Total Count 51 49 100
% within SPO4 51.0% 49.0% 100.0%
Chi-Square Tests
Risk Estimate
95% Confidence
Interval
Value Lower Upper
Odds Ratio for SPO4
(Persepsi Tidak Baik / 1.286 .438 3.772
Persepsi Baik)
For cohort IKP90 = IKP 1.125 .695 1.822
For cohort IKP90 =
.875 .482 1.587
Tidak IKP
N of Valid Cases 100
Universitas Indonesia
Crosstab
IKP90
IKP Tidak IKP Total
Kenyamanan Tidak Nyaman Count 46 42 88
% within Kenyamanan 52.3% 47.7% 100.0%
Nyaman Count 5 7 12
% within Kenyamanan 41.7% 58.3% 100.0%
Total Count 51 49 100
% within Kenyamanan 51.0% 49.0% 100.0%
Chi-Square Tests
Risk Estimate
95% Confidence
Interval
Value Lower Upper
Odds Ratio for
Kenyamanan (Tidak 1.533 .452 5.201
Nyaman / Nyaman)
For cohort IKP90 = IKP 1.255 .624 2.523
For cohort IKP90 =
.818 .484 1.384
Tidak IKP
N of Valid Cases 100
Universitas Indonesia
Variabel Usia
(sebelum dikategorikan)
Statistics
usiaasli
N Valid 100
Missing 0
Mean 30.55
Std. Error of Mean .616
Median 30.00
Std. Deviation 6.163
Minimum 22
Maximum 46
Universitas Indonesia
10
8
Frequency
Mean =30.55
Std. Dev. =6.163
N =100
0
20 25 30 35 40 45 50
usiaasli
kat_usia
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid <= 30 tahun 51 51.0 51.0 51.0
> 30 tahun 49 49.0 49.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Universitas Indonesia
80
60
Frequency
40
20
Mean =1.49
Std. Dev. =0.502
N =100
0
0.5 1 1.5 2 2.5
kat_usia
Universitas Indonesia
Statistics
Pendidikan
N Valid 100
Missing 0
Mean 1.25
Std. Error of Mean .044
Median 1.00
Std. Deviation .435
Minimum 1
Maximum 2
Pendidikan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid D3 Keperawatan 75 75.0 75.0 75.0
S1 Keperawatan 25 25.0 25.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Histogram
100
80
Frequency
60
40
20
Mean =1.25
Std. Dev. =0.435
N =100
0
0.5 1 1.5 2 2.5
Pendidikan
Universitas Indonesia
Kat_kompetensi
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Kompetensi Rendah 51 51.0 51.0 51.0
Kompetensi Tinggi 49 49.0 49.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Histogram
80
60
Frequency
40
20
Mean =1.49
Std. Dev. =0.502
N =100
0
0.5 1 1.5 2 2.5
Kat_kompetensi
Universitas Indonesia
Statistics
Masakerja
N Valid 100
Missing 0
Mean 6.70
Std. Error of Mean .455
Median 6.00
Std. Deviation 4.552
Minimum 2
Maximum 18
Histogram
40
30
Frequency
20
10
Mean =6.7
Std. Dev. =4.552
N =100
0
0 5 10 15 20
Masakerja
Universitas Indonesia
kat_masakerja
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid <= 10 tahun 77 77.0 77.0 77.0
> 10 tahun 23 23.0 23.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Histogram
100
80
Frequency
60
40
20
Mean =1.23
Std. Dev. =0.423
N =100
0
0.5 1 1.5 2 2.5
kat_masakerja
Universitas Indonesia
Statistics
skor_kompleleks
N Valid 100
Missing 0
Mean 10.23
Std. Error of Mean .144
Median 10.00
Std. Deviation 1.441
Minimum 7
Maximum 15
skor_kompleleks
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 7 4 4.0 4.0 4.0
8 7 7.0 7.0 11.0
9 14 14.0 14.0 25.0
10 36 36.0 36.0 61.0
11 23 23.0 23.0 84.0
12 10 10.0 10.0 94.0
13 5 5.0 5.0 99.0
15 1 1.0 1.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Universitas Indonesia
40
30
Frequency
20
10
Mean =10.23
Std. Dev. =1.441
N =100
0
6 8 10 12 14 16
skor_kompleleks
kompleks1
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Kompleks 61 61.0 61.0 61.0
Tidak Kompleks 39 39.0 39.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Universitas Indonesia
100
80
Frequency
60
40
20
Mean =1.39
Std. Dev. =0.49
N =100
0
0.5 1 1.5 2 2.5
kompleks1
Variabel Kerjasama
Statistics
kerjasama_skor
N Valid 100
Missing 0
Mean 6.0600
Std. Error of Mean .13913
Median 6.0000
Std. Deviation 1.39132
Minimum 4.00
Maximum 8.00
Universitas Indonesia
30
20
Frequency
10
Mean =6.06
Std. Dev. =1.391
N =100
0
3.00 4.00 5.00 6.00 7.00 8.00 9.00
kerjasama_skor
kerjasama
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Kerjasama Kurang 75 75.0 75.0 75.0
Kerjasama Baik 25 25.0 25.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Universitas Indonesia
Statistics
skor_gangguan
N Valid 100
Missing 0
Mean 13.04
Std. Error of Mean .131
Median 13.00
Std. Deviation 1.310
Minimum 10
Maximum 16
Histogram
40
30
Frequency
20
10
Mean =13.04
Std. Dev. =1.31
N =100
0
8 10 12 14 16 18
skor_gangguan
Universitas Indonesia
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tinggi 64 64.0 64.0 64.0
Rendah 36 36.0 36.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Variabel Komunikasi
Statistics
skor_komunikasi
N Valid 100
Missing 0
Mean 8.74
Std. Error of Mean .194
Median 9.00
Std. Deviation 1.936
Minimum 5
Maximum 12
Universitas Indonesia
25
20
Frequency
15
10
Mean =8.74
Std. Dev. =1.936
N =100
0
4 6 8 10 12 14
skor_komunikasi
komunikasi
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Efektif 57 57.0 57.0 57.0
Efektif 43 43.0 43.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Universitas Indonesia
skor_spo
N Valid 100
Missing 0
Mean 10.50
Std. Error of Mean .194
Median 11.00
Std. Deviation 1.936
Minimum 5
Maximum 14
Histogram
40
30
Frequency
20
10
Mean =10.5
Std. Dev. =1.936
N =100
0
5 7.5 10 12.5 15
skor_spo
SPO4
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Persepsi Tidak Baik 16 16.0 16.0 16.0
Persepsi Baik 84 84.0 84.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Universitas Indonesia
Statistics
skor_kenyamanan
N Valid 100
Missing 0
Mean 11.14
Std. Error of Mean .267
Median 11.00
Std. Deviation 2.674
Minimum 5
Maximum 20
Histogram
25
20
Frequency
15
10
Mean =11.14
Std. Dev. =2.674
N =100
0
5 10 15 20
skor_kenyamanan
Universitas Indonesia
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Nyaman 88 88.0 88.0 88.0
Nyaman 12 12.0 12.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
ikp_skor
N Valid 100
Missing 0
Mean 34.70
Std. Error of Mean .331
Median 35.00
Std. Deviation 3.311
Minimum 24
Maximum 40
Histogram
20
15
Frequency
10
Mean =34.7
Std. Dev. =3.311
N =100
0
25 30 35 40
ikp_skor
Universitas Indonesia
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid IKP 51 51.0 51.0 51.0
Tidak IKP 49 49.0 49.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Universitas Indonesia
Assalamualaikum Wr. Wb
Wassalamualaikum. Wr. Wb
Universitas Indonesia
No Responden* :
Unit Kerja :
Usia : .
Pendidikan Terakhir :
Berapa lama Anda bekerja di rumah sakit ini ? tahun bulan
Berapa lama Anda bekerja di area/unit kerja Anda sekarang ini ?..tahun bulan
Jenjang Kompetensi
PK I
PK II
PK III
PK IV
PK V
B. Petunjuak Pengisian
Universitas Indonesia
No Pernyataan SS S KS SKS
Kompleksitas Pengobatan
1 Dalam satu bulan terakhir Anda sering
menangani pasien dengan dua diagnose atau
lebih
2 Anda mampu menangani perawatan pasien di
unit tempat Anda bekerja secara sendiri
3 Pelayanan asuhan keperawatan kepada pasien
membutuhkan bantuan rekan kerja
4 Anda mengalami kesulitan dalam melakukan
asuhan keperawatan pada pasien yang banyak
mendapatkan tindakan medis
5 Anda mengalami kesulitan bilamana pasien
mendapatkan obat lebih dari 3 macam
Kerja sama dalam unit
6 Rekan kerja perawat di satu unit mampu
membantu menyelesaikan permasalahan dalam
asuhan keperawatan
7 Rekan kerja perawat di satu unit mampu
bekerja sama dengan baik dalam memberikan
pelayanan pada pasien
8 Rekan kerja perawat di satu unit memberi
bantuan dalam melaksanakan asuhan
keperawatan
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
D. Kuesioner 2
No Pernyataan Tidak Kadang- Sering Selalu
Pernah kadang
31 Melaksanakan pelayanan kepada pasien yang
mengakibatkan cedera pada pasien akibat
dari suatu tindakan atau tidak mengambil
tindakan yang seharusnya diambil
32 Salah memberikan obat kepada pasien
sehingga menyebabkan pasien mengalami
gangguan kesehatan diluar penyakitnya
33 Pasien ditempat anda bekerja terjatuh dari
tempat tidur sehingga pasien mengalami
cedera
34 Terjadi kesalahan dalam pengisisn data rekam
medik pasien, sehingga terjadi kesalahan
dalam pemberian tindakan dan pasien
mengalami cedera
35 Proses komunikasi antara petugas tidak
efektif sehingga terjadi insiden yang
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Assalamualaikum Wr. Wb
Wassalamualaikum. Wr. Wb
Universitas Indonesia
No Responden* :
Unit Kerja :
Usia : ...
Pendidikan Terakhir :
Berapa lama Anda bekerja di rumah sakit ini ? tahun bulan
Berapa lama Anda bekerja di area/unit kerja Anda sekarang ini ?..tahun bulan
Jenjang Kompetensi
PK I
PK II
PK III
PK IV
PK V
B. Petunjuak Pengisian
Universitas Indonesia
No Pernyataan SS S KS SKS
Kompleksitas Pengobatan
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
D. Kuesioner 2
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia