KOMPETENSI.
1. Tanggung Jawab Sosial (Civic Resposibility)
Organisasi memainkan peran besar dalam kehidupan sosial. Keputu-
san dan tindakan dari manajemen organisasi memberikan dampak yang
meningkat kepada individu, organisasi lain dan masyarakat. Kekuatan dan
pengaruh yang bisa menimbulkan kemarahan banyak organisasi bisnis lain.
Oleh karena itu, perlu suatu sikap yang bertanggung-jawab dari manajemen,
karena dalam upaya keras untuk mencapai tujuannya, organisasi tidak dapat
mencapainya dengan cara mengisolasi diri dari masyarakat disekitarnya.
Sesungguhnya, masyarakat merupakan stakeholder dari setiap orga-
nisasi atau perusahaan, karena organisasi beroperasi dan berbisnis di
tengah masyarakat, mereka adalah pelanggan, mereka punya kepentingan
dengan organisasi, dan sebaliknya organisasi punya kepentingan dengan
masyarakat sebagai pelanggan. Ini merupakan hubungan timbal balik, yang
seharusnya saling memberikan kepuasan.
Oleh karena itu, tanggung-jawab sosial penting diaplikasikan kepada
masyarakat di sekitar perusahaan, dalam bentuk memberikan kontribusi
dalam hal-hal yang diperlukan oleh masyarakat, guna menghindari rasa
kecewa dan kecemburuan sosial masyarakat akan keberadaan organisasi
atau perusahaan.
1
2. Berkomunikasi dengan Masyarakat :
Salah satu bentuk social responsibility yang paling utama dan paling
penting adalah membangun komunikasi dengan masyarakat, guna men-
sosialisasikan tujuan keberadaan organisasi, antara lain mengenai visi, misi
dan strategi organisasi dengan berbagai kegiatannya kepada public, missal-
nya melalui surat kabar lokal, radio, televise atau pertemuan-pertemuan de-
ngan tokoh-tokoh masyarakat, dan mewakili urusan dalam komunitas organi-
sasi dan aktivitas umum. Hal ini penting guna meningkatkan kesadaran akan
keberadaan organisasi dengan peran-peran sosialnya, serta membantu per-
kembangan kehidupan masyarakat. Kesemuanya ini dilakukan untuk meng-
hilangkan kecemburuan sosial dan kecurigaan yang mungkin.
3. Membantu Masyarakat :
Setelah terbentuk situasi komunikatif dengan masyarakat di sekitar,
langkah berikutnya dari manajemen organisasi adalah menunaikan kewajiban
sosial bagi organisasi atau perusahaan, yaitu memberikan bantuan kepada
masyarakat di sekitar tempat keberadaannya dalam batas kemampuan orga-
nisasi, berupa apa-apa saja yang diperlukan, sesuai dengan apa yang men-
jadi kebutuhan masyarakat, melalui sumber daya keuangan dan kemanu-
siaan. Bisa berupa modal vantura, berupa dana pinjaman bergulir yang bisa
dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat kecil yang membutuhkan modal
kerja guna membuka usaha kecil dan menengah, serta bimbingan manajerial
untuk pengelolaan keuangan usaha kecil masyarakat.
3
8. Memerkaya Pengetahuan Sosial
Agar tetap dapat mengikuti perubahan sosial yang begitu cepat,
seorang pemimpin organisasi dalam era globalisasi sekarang ini, seharus-
nya memiliki berbagai pemahaman yang memadai mengenai pengetahuan
sosial-budaya kemasyarakatan, politik pemerintahan dan pengetahun sosial
budaya serta ekonomi lainnya. Untuk itu, pemimpin di era globalisasi ini
berusaha memelajari dan mendalami pengetahuan sosial kemasyarakatan,
pengetahuan mengenai sistem politik, nilai, kepercayaan, praktek ekonomi,
dan kepemimpinan, pola-pola pemerintahan, selain dari situs awalnya
sebuah negara, seperti pengetahuan tentang ilmu dinamika kelompok ilmu
perilaku, dan riwayat sosial-budaya sebuah e6tnis tertentu :
4
segala apa yang diatur oleh pemerintah, termasuk kewajiban membayar
pajak perusahaan, peraturan gajih menimum karyawan dsb.
9. Proses Etis
Etika merupakan bagian dari tata nilai dan norma yang disepakati
dan dianut oleh sekelompok masyarakat tertentu (bisa dalam organisasi
kecil, bisa juga dalam kelompok masyarakat luas dari sebuah etnis tertentu),
untuk dijadikan acuan bersikap dan berperilaku tertentu di dalam
kelompoknya. Ketika dia berkerja dan berperilaku berdasarkan etika yang
berlaku dan yang dianutnya, maka dikatakan bahwa dia bekerja secara etis.
Seorang pemimpin organisasi, dituntut untuk selalu bekerja secara etis,
dalam setiap tindakan-nya memimpin organisasi.
6
j. Memberikan Pelayanan dengan Cinta Kasih, yaitu cinta pengorbanan,
cinta kepada sesama hamba Tuhan yang dipimpinnya. Cinta kasih meru-
pakan dasar dari segala macam kebajikan: rela berkorban, sabar, ramah
tamah, berani bersusah payah untuk keperluan orang yang dipimpinnya.
Sifat cinta kasih itu, tampak dalam tutur kata yang lemah lembut dan belas
kasih.
k. Bekerja dengan penuh Kejujuran, adalah memberi kepuasan kepada se-
mua pihak atas dasar keadilan. Bawahan adalah pihak yang relatif lemah,
haknya adalah memeroleh bantuan dan bimbingan dari pemimpinnya,
yang berada pada posisi kuat, dan harus memberikan keadilan. Pemimpin
harus berusaha menimbulkan simpati dari bawahan, perasaan simpati ini
menciptakan rasa percaya dari bawahan, yang menyebabkan dia mudah
menyerahkan dirinya kepada kewenangan sang pemimpin. Sikap jujur
akan nampak dari perilaku yang, antara lain:
Berpegang teguh pada kebenaran, baik dalam kata maupun perbuatan.
Bersedia dan tidak ragu-ragu mengakui kekeliruan atau kesalahannya.
Tidak melakukan kecurangan/kebohongan (korupsi/manipulasi), berpura
- pura dan melalaikan kewajiban.
Mengemukakan pendapat dengan cara yang sederhana.
Jujur terhadap Tuhan dan terhadap sesama manusia
l. Melaksanakan peran kepemimpinan dengan penuh Kesetiaan, berupa
kejujuran terhadap apa yang telah disanggupi, yaitu melaksanakan tugas-
tugas kepemimpinan, melayani kepentingan orang yang dipimpinnya serta
segala sesuatu yang berhubungan dengan tugas kepemimpinan itu. Sikap
setia ini akan nampak dari perilaku yang, antara lain:
Menjaga nama baik diri dan organisasinya.
Menjunjung tinggi nama organisasi tempat
kerjanya
Melaksanakan tugas kepemimpinan dengan
sebaik-baiknya, sekalipun menghadapi rintangan, demi kepentingan
pengabdian tugasnya.
m.Berani bertindak atas dasar kebenaran, keberanian yang didasari oleh ke-
dewasaan berpikir, pengetahuan dan pengalaman yang luas dalam bidang
tugasnya, sehingga tahu membedakan mana yang penting dan mendesak
untuk diprioritaskan dan mana yang bisa dilakukan kemudian.
n. Tegas dan Ramah tamah dalam bertindak, suatu ketegasan yang penuh
keramah-tamahan, dan akan menimbulkan kontak bathin, perasaan diper-
hatikan dan rasa percaya, sehingga lebih mudah menanamkan pengertian
kepada bawahan.
7
o. Bekerja dengan Integritas tinggi (ketulusan dan keteguhan hati), yang
membuatnya tidak mudah terpengaruh oleh perasaan dan oleh situasi
lingkungan tugas yang akan berdampak kepada perilaku melalaikan tugas
dan SOP yang telah diatur oleh etika kepemimpinan.
p. Taat Azas dan bijaksana, ketaatan terhadap tugas sesuai dengan peran
kepemimpinan dan SOP yang harus ditegakkan, agar tidak terjadi kesala-
han. Keputusan yang akan diambil dan dikerjakan, memertimbangkan
keuntungan yang akan diperoleh, tanpa menimbulkan kerugian yang lebih
besar bagi orang lain.
q. Sabar dan Tabah Menghadapi Kesulitan, suatu kemampuan untuk dapat
mengendalikan diri dari rasa marah (bagian dari kecerdasan emosional
EQ) Ketabahan merupakan sikap berani menahan penderitaan, mengatasi
percobaan dan kekecewaan, setia terhadap hati nurani meskipun dalam
keadaan yang sangat sukar, bahkan selalu memerlihatkan keceriahan da-
lam melaksanakan tugas kepemimpinannya, meskipun ia sedang berhada-
pan dengan situasi tugas yang sangat mengecewakannya.
r. Bekerja dan bertindak dengan Adil, yaitu memberikan kepada orang lain,
apa yang menjadi haknya. Pemimpin yang memiliki keadilan seharusnya
menghormati hak-hak orang lain, utamanya hak orang yang dipimpinnya
dan orang yang harus dilayaninya, serta menghindari diri dari perlakuan
yang tidak adil.
s. Bekerja penuh Dedikasi kepada sistem dan kepada bangsa. Dedikasi
adalah sifat yang penuh tanggung-jawab dalam melaksanakan tugasnya.
Dia tahu betul akan tugasnya dan menjalankan tugas dengan sebaik-
baiknya, meskipun tidak diawasi oleh siapapun. Pemimpin yang berdedi-
kasi tinggi, dalam menjalankan tugasnya, merasa bertanggung jawab ke-
pada Tuhan, kepada dirinya sendiri dan kepada sesama manusia.
8
menjelaskan perilaku. Konflik kepentingan dilihat sebagai perilaku normal
dan bagian dari kehidupan organisasi.
Menurut Silverman: