Anda di halaman 1dari 16

ASUHANKEPERAWATANKELUARGA

2
Asuhan Keperawatan Keluarga

A. PENGKAJIAN
I. Data Umum
1. Nama Kepala Keluarga (KK) : Syaful Anwar
2. Usia : 28 tahun
3. Pendidikan : SD
4. Pekerjaan : Bangunan
5. Alamat : RT 9 RW 4 Dusun mangunrejo kelurahan sidomulyo
6. Komposisi Anggota Keluarga :

Jenis Hub dgn


No Nama Umur Pendidikan Pekerjaan
Kel KK
1. Bp. S L Suami 28 th SD Bangunan
2. Ibu. A P Istri 24 th SMP IRT
3. An. N L Anak I 4 th PAUD Belum bekerja

7. Genogram :

Menderita asam urat Menderita Hipertensi


1940-2005 Nenek. Nenek
BpTH Kakek
AA.60th R.52th
S.55th

M.2007
S Y IbuF BpM T P D
J
47th 45th 42th 55Th 52th 46th 44th
44th

An A
14 10th
th

Mengalami
Demam tifoid

8. Tipe keluarga :
Keluarga Bapak S merupakan keluarga inti memiliki satu orang istri (Ibu A) dan satu
orang anak yang terdiri dari anak N berumur 4 tahun.

9. Suku Bangsa
3
Bp. S dan Ibu A berasal dari suku Jawa. Bahasa yang digunakan sehari hari dalam
keluarga adalah bahasa Indonesia bercampur Jawa. Cara berpakaian, dekorasi, dalam
penataan. Rumah, tidak terpengaruh budaya tertentu.

10. Agama
Keyakinan agama yang dianut oleh keluarga Bp. S adalah agama Islam, Bp. S dan Ibu A
kurang taat dalam menjalankan ibadah. Sedangkan An. A sangat rajin mengikuti kegiatan
yang diadakan di mushola dekat rumahnya, seperti mengaji.

11. Status sosial ekonomi keluarga (penghasilan)


Penghasilan keluarga kurang dari satu juta. Bapak S sebagai pencari nafkah utama dalam
keluarga sehari-harinya bekerja jadi pekerja bangunan. Istri sebagai ibu rumah tangga dan
mengasuh anak. Rata rata perbulan untuk kebutuhan biaya hidup, keluarga
membelanjakan untuk komsumsi keperluan. Rumah tangga seperti belanja bulanan dan
harian, membiayai sekolah anak, dan biaya pemakaian listrik. Dengan penghasilan yang
kecil Ibu A. Harus mengelola seefisien mungkin agar bisa digunakan dalam sebulan.
Keperluan untuk dana kesehatan diperoleh dari penghasilan bekerja saja. Tidak ada
jaminan kesehatan khusus untuk kesehatan keluarga.

12. Aktifitas dAn. Aekreasi


Aktifitas keluarga sehari hari untuk Bp. S dimulai pada pagi hari berangkat bekerja sekitar
kurang lebih pada pukul 8 pagi dan pulang pada pukul 17.00. Ibu A. di rumah mengasuh
anak dan melakukan pekerjaan. rumah tangga. Setelah menyiapkan semua kebutuhan
anaknya, Ibu A mulai pagi melakukan pekerjaan rumah seperti memasak dan bersih,.
Aktifitas rekreasi khusus jarang dilakukan, aktifitas rekreasi yang dilakukan di rumah,
menonton televisi mendengarkan musik.

II. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga


1. Tahap perkembangan keluarga saat ini:
Tahap perkembangan keluarga Bp. S saat ini sesuai dengan posisi anak pertama An. N
yang berumur 4 tahun, termasuk keluarga dengan tahap perkembangan anak usia pra
sekolah.

2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi


Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi secara optimal adalah memenuhi
4
kebutuhan kesehatan anggota keluarga. An. N yang susah makan. Dan menurut Ibu F,
pada saat cuci tangan keluarga kami tidak cuci tangan pake sabun khuus cuci tangan,

3. Riwayat keluarga inti


Bp. S dan Ibu A menikah sekitar 4 tahun yang lalu (2013). Kemudian mempunyai anak
yang benama N, dan Bapak M tinggal di dusun mangunrejo dengan istri dan anak serta
dengan ibu dan bapak mertua .

4. Riwayat keluarga sebelumnya


Keluarga Bp S berasal dari keluarga yang sangat sederhana. Bapak S berprofesi sebagai
pekerja bangunan, sekitar lima belas tahun. Ibu F mengatakan bahwa penghasilan dari
penjualan mie ayam selalu habis untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Namun yang
terpenting bagi keluarga Bp. M adalah pendidikan bagi anak-anaknya. Sehingga Bp. M
dan Ibu F akan berusaha agar anak-anaknya bisa sekolah sampai tamat. Untuk itu Ibu F
membantu perekonomian keluarga dengan menjadi buruh cuci setiap harinya. Sebelum
Ibu F berangkat bekerja, ia selalu memastikan kebutuhan anaknya untuk sekolah hari itu
sudah siap semuanya, mulai dari sarapan hingga buku pelajaran yang harus dibawa.
Mengenai menu makan harian, Ibu F mengaku tidak selalu menyediakan sayur dan
sangat jarang membuatkan camilan/kue untuk keluarga. Hal ini mendorong An. A untuk
sering jajan di luar rumah. Dan sekitar satu bulan yang lalu, An. A menderita gejala
typhus. Setelah diperiksakan ke bidan dan puskesmas, An. A dirawat di rumah saja dan
diberikan air rebusan cacing yang dicari di selokan dekat rumah.

III. Lingkungan
1. Karakteristik rumah
Rumah keluarga Bp S merupakan. rumah dengan luas 12 yang terdiri dari satu ruang
tamu, 4 kamar tidur, satu dapur, satu kamar mandi serta teras rumah. Rumah tempat
tinggal merupakan. rumah orang tua ibu A karna Ibu A anak tunggal.
3m
Denah rumah :
E D

C Keterangan: A= ruang tamu


B= kamar tidur
10,5 m
B C= kamar tidur

A
5
D= dapur
E= kamar kecil
B

S U

Secara keseluruhan. rumah tampak bersih tapi kuran rapi. Kondisi pencahayan sinar
matahari cukup pada semua ruangan. Kondisi sering dibuka terutama pada pagi hingga
siang hari dan ditutup pada malam hari. Ventilasi udara untuk ruangan ada pada ruang
tamu, kamar mandi dan dapur. Penerangan pada siang hari cukup dengan menggunakan
dari sinar matahari. Kondisi lingkungan rumah dekat dengan gang. Tidak terdapat
tempat sampah di luar rumah, karena sampah dikumpulkan kemudian dibakar atau
ditimbun. Kebutuhan air bersih diperoleh dari PAM.

2. Karakteristik tetangga dan komunitas :


Tetangga keluarga Bp S Kebanyakan berasal dari suku jawa. Dalam berhubungan
dengan tetangga tidak ada masalah. Keluarga Bp S tidak memiliki jaringan ikatan
dengan satu suku yang khusus dalam bertetangga. Ibu A sering berkunjung ke tetangga
pada sore hari jika pekerjaannya telah selesai.

3. Mobilitas geografis keluarga


Keluarga Bp S tinggal di dusun mangunrejo dengan mertua sejak lebih kurang 4 tahun
yang lalu, yaitu sejak awal mereka menikah.

4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyakarat


Bp. S bersosialisasi dengan tetangga tapi jarang mengikuti kegiatan kegiatan sosial di
masyarakat karena kelelahan bekerja. Kegiatan masyarakat yang diikuti Bp S hanya
kegiatan. Pengajian di kompleks rumah yang. Ibu A berinteraksi dengan tetangga dalam
bentuk perbincangan, kegiatan pengajian pernah ikut serta. An. N sering bermain
dengan tetangganya yang seumuran dan. Rutin mengikuti mengaji di mushola dekat
rumahnya.
6
5. Sistem pendukung keluarga
Keluarga Bp. S berusaha mencukupi kebutuhannya sendiri, tetapi jika mengalami
kesulitan keuangan keluarga dibantu dengan mertuanya. Ibu A mengatakan apabila ada
permasalahan di dalam keluarga dikomunikasi dengan Bp. S dan orang tuanya yang
tinggal serumah dengan mereka saja dan menyelesaikan permsalahan yang dihadapi
secara bersamaan.

IV. Struktur Keluarga


1. Pola komunikasi keluarga
Pola komunikasi dengan keluarga menurut keluarga cukup baik. Interaksi anak dengan
bapak banyak dilakukan pada malam hari sedangakan sama ibu lebih banyak
interaksinya, Jika ada permasalahan. An. N sangat hiperaktif sampe-sampe orang tua
susah kasih tahu. Komunikasi keseharian menggunakan bahasa Indonesia dan campuran
Jawa, bila ada masalah keduanya saling berdiskusi.

2. Struktur kekuatan keluarga


Pengambilan keputusan dalam keluarga menurut Ibu S lebih sering dilakukan oleh Bp.
S. Kondisi yang menuntut untuk diambil keputusan misalnya dalam menentukan terapi
pengobatan untuk anak.

3. Struktur peran keluarga


Peran formal:
Bp. S berperan sebagai kepala keluarga, pencari nafkah dan pengatur rumah tangga. Ibu
S berperan sebagai pengatur kebutuhan keluarga, pendidik, dan pelindung anak. An. N
berperan sebagai anak dan siswi. Anak N mengatakan dirinya sebagai siswi dia belajar
dengan baik dan di sekolah berusaha berteman baik dengan teman-temannya dan
menghormati para gurunya.
Peran informal:
Ibu S sebagai ibu rumah tangga.

4. Nilai dan Norma Budaya


Keluarga Bp. S menerapkan nilai-nilai Islam pada keluarga. Aturan di keluarga berlaku
berdasarkan nilai-nilai agama Islam meskipun tidak terlalu taat dan ketat.

V. Fungsi Keluarga
1. Fungsi afektif
7
Dalam keluarga Bapak S pengasuhan diperankan oleh kedua orang tua untuk
menyayangi, peduli, dan mengahrgai. Waktu terbesar diberikan oleh ibu A terhadap
pengasuhan anak. Hubungan kelekatan anak dengan orang tua baik.

2. Fungsi sosialisasi
Keluarga Bp S memperbolehkan anggota keluarga bergau dengan siapa saja, terutama
dengan teman-teman An. N di PAUD maupun di sekitar rumahnya. Bp. S tidak terlalu
banyak terlibat dalam kegiatan sosial yang ada di masyarakat. Sosialisasi untuk Ibu A
sebatas dilakukan dengan tetangga dekat untuk saling bertegur sapa dengan tetangga
yang berdekatan.

3. Fungsi perawatan kesehatan


a. Definisi dan pengetahuan tentang sehat- sakit
Demam tifoid berulang pada An. A
Menurut Ibu F, seseorang yang pernah menderita demam tifoid dapat terkena
kembali penyakit yang sama jika tidak dijaga kesehatannya. Tetapi Ibu F tidak
tahu bagaimana mencegah supaya tidak terkena demam tifoid kembali. Yang Ibu
F tahu, beliau berusaha memasakkan anak-anak dan keluarganya sayur supaya
sehat. Ibu F juga mengatakan tidak pernah mengawasi jajanan yang dibeli oleh
anaknya.
Sulit belajar pada An. A
Ibu F mengatakan bahwa An. A sangat sulit disuruh untuk belajar. Jika tidak
sekolah, waktunya hanya dihabiskan untuk bermain. Pernah suatu ketika Ibu F
meminta An. An untuk membantu belajar adiknya (An. A) tetapi An. An enggan
membantu karena tugas sekolahnya juga banyak.

b. Status kesehatan keluarga


Kurang nutrisi (kurang gizi) pada An N
Menurut keluarga kondisi An. N terlihat sehat. Tetapi Ibu A sangat khawatir An. N
terkena Gizi buruk karena jarang makan

Tidak cuci tangan pakai sabun (PHBS) pada keluarga


Ibu A mengatakan tidak tahu bahwa ada sabun khusus untuk cuci tangan, jadi
sekeluarga di rumah kalo cuci tangan tidak pake sabun khusus tangan tapi cuci
8
pakai deterjen dan sanglite

c. Praktik diit keluarga


Bp. S makan 3x sehari, Ibu F makan 3x sehari, An. S tidak menentu pola makannya.
Terkadang An. N tidak pernah makan mulai pagi sampai sore dalam sehari, dimakan
cuman makanan ringan, karena setiap siang dan sore hari An. N selalu minta uang
jajan. Keluarga Bp. S makan setiap hari dengan komposisi nasi, lauk, sayur (2-4 kali
per minggu), buah (belum tentu tiap minggu konsumsi buah).
Menu makan sehari- hari semuanya diatur oleh Ibu A. Keluarga memakan apa yang
sudah disediakan oleh Ibu A. Cara mengolah sayur biasanya Ibu A memotong sayur
dulu baru dicuci.

d. Kebiasaan tidur
Kebiasaan tidur anggota keluarga:
Bp. S tidur jam 22.00- 04.30, tidak pernah tidur siang.
Ibu A tidur jam 22.00- 05.00, tidak pernah tidur siang, sesekali tidur siang sebentar.
An. N tidur jam 21.00- 06.00, jarang tidur siang

e. Aktivitas fisik dan Rekreasi


Keluarga Bp. S jarang berolah raga, untuk aktivitas fisik biasanya Ibu A
menggantinya dengan melakukan kegiatan rumah tangga. Bp S sibuk bekerja, jika
libur dimanfaatkan untuk istirahat. Sedangkan An. N jarang olahraga cuman di
PAUD kalo ada MP penjaskes.
f. Praktik penggunaan obat dan merokok
Jika sakit, keluarga Bp. S biasanya membeli obat yang dijual bebas di warung atau
apotek, biasanya yang dibeli adalah obat penurun panas, obat batuk, masuk angin,
dan obat flu. Vitamin dan pergi berobat di bidan desa maupun perawat desa Bp. S
merokok dalam sehari 2-3 batang tapi tidak tentu.

g. Peran keluarga dalam praktik perawatan diri


Demam tifoid berulang pada An. A
Selama ini Ibu F yang bertanggung jawab terhadap pemenuhan kebutuhan
kesehatan keluarganya. Namun ketika sudah ada anggota keluarga yang sakit,
Bp. M dan Ibu F saling bekerja sama untuk merawat, meskipun yang utama tetap
pada Ibu F.
9
Sulit belajar pada An. A
Untuk urusan belajar anak, Ibu F yang selama ini lebih sering memotivasi anak-
anaknya. Bp. M hanya ingin anak-anaknya tetap sekolah, tanpa menuntut harus
berprestasi.
Asam urat pada Bp. M
Bp. M selalu periksa ke puskesmas jika ada keluhan asam uratnya meningkat.
Dan setelah itu akan mendapatkan obat untuk diminumnya.

h. Intevensi pencegahan secara medis


Keluarga Bp. S tidak melakukan intevensi pencegahan secara medis untuk mengatasi
masalah kesehatan yang mereka alami.
i. Terapi komplementer dan alternatif
Keluarga Bp. S belum pernah menjalani terapi alternatif dan komplementer.
j. Perasaan dan persepsi terhadap pelayanan kesehatan
Pelayanan kesehatan yang ada di lingkungan sekitar dirasa keluarga cukup
memuaskan.
k. Sumber pembayaran
Keluarga Bp. S tidak memiliki asuransi kesehatan.

VI. Stress dan Koping Keluarga


1. Stressor
Stressor jangka panjang yang saat ini dirasakan oleh keluarga adalah keinginan
keluarga untuk menyisihkan penghasilan mereka untuk mencicil rumah belum
bisa terwujud. Saat ini penghasilan Bp. M hanya cukup untuk memenuhi
kebutuhan hidup sehari- hari.
Stressor jangka pendek yang dirasakan keluarga adalah jika An. A tetap ingin
masuk ke SSB (Sekolah Sepak Bola)) setelah lulus sekolah dasar tanpa mau
melanjutkan ke SMP.
2. Koping
Menghadapi kebutuhan akan rumah, keluarga terus berdoa kepada Allah agar
diberikan rejeki lebih.
3. Adaptasi
Keluarga beradaptasi dengan kondisi ekonomi keluarga yang pas-pasan dengan
cara berhemat dan menghindari konsumsi barang-barang yang tidak diperlukan.
10
VII. Harapan keluarga
Harapan keluarga terhadap pelayanan kesehatan adalah pelayanan kesehatan yang
ada saat ini biayanya murah dengan kualitas prima. Keluarga juga berharap bahwa
tenaga kesehatan yang ada memberikan pelayanan secara maksimal dan ramah
kepada masyarakat.

VIII. Pemeriksaan fisik


PEMERIKSAAN
Ibu A An. N Bp. S
FISIK
Tanda vital
Suhu
Nadi 85 x/m 100 x/m 80x/m
RR 20x/m 20x/m 26x/m
TD 120/70 mmHg - 100/80 mmHg
TB 158 cm 138 cm 171 cm
BB 11.8 kg
Fisik
Kepala Rambut hitam, Rambut hitam, Rambut hitam,
distribusi distribusi distribusi
merata, tidak merata, tidak merata, tidak
ada keluhan ada keluhan ada keluhan
Mata Konjungtiva Konjungtiva Konjungtiva
tidak anemis, tidak anemis, tidak anemis,
sklera tidak sklera tidak sklera tidak
ikterik ikterik ikterik
Telinga Simetris, tidak Simetris, tidak Simetris, tidak
ada seruma, ada seruma, ada seruma,
tidak ada tidak ada tidak ada
keluhan keluhan keluhan
Hidung Tidak ada Tidak ada Tidak ada
sinusitis sinusitis sinusitis
Mulut dan gigi Bersih, tidak Bersih, tidak Bersih, tidak
ada gigi ada gigi ada gigi
berlubang berlubang berlubang
Leher Tidak ada Tidak ada Tidak ada
pembesaran pembesaran pembesaran
kelenjar tiroid kelenjar tiroid kelenjar tiroid
Dada/ thorax Tidak ada Tidak ada Tidak ada
retraksi dinding retraksi dinding retraksi dinding
dada dada dada
Abdomen Pembesaran Pembesaran Pembesaran
perut, tidak perut, tidak perut, tidak
ada keluhan, ada keluhan, ada keluhan,
Nyeri tekan Nyeri tekan Nyeri tekan
pada ulu hati, pada ulu hati, pada ulu hati,
tidak kembung tidak kembung tidak kembung
Ekstremitas Kapiler refill <2 Kapiler refill <2 Kapiler refill <2
dtk dtk dtk
Kulit Tidak ada ruam Tidak ada ruam Tidak ada ruam
kemerahan kemerahan kemerahan
11
B. ANALISA DATA DAN DIAGNOSA KEPERAWATAN

No. Data Fokus Problem Etiologi


1. DS: Ketidakseimbanga
Ibu A mengatakan An N jarang makan, nnutrisikurang
dari pagi sampe sore makan jajana di kios darikebutuhan
saja tubuh
Menurut Ibu A, uang jajan An. N sering
diminta dan digunakan untuk membeli jajan
sembarangan, seperti minuman gelas, jajanan
chiki.
Ibu A mengatakan mengawasi jenis
jajanan yang dibeli An. N
Menurut Ibu A, aktifitas An. N lebih
banyak di dalam rumah, seperti bermain dan
aktifitas di luar ruamh seperti mengaji.
Ibu A mengatakan berat badan An N 11,8
kg
Ibu A mengatakan sangat khawatir dengan
badan kurus An N dan yang susah untuk
makan
DO:
Tubuh An N Tamapak kurus
Berdasarkan hasil obsevasi, An. N hampir
selalu tampak makan jajanan yang dibelinya
di kios
Berdasarkan observasi An N cuman mau
minum susu fomula dan makanan kesukaan
nasi goreng, kalo bukan nasi goreng tidak
mau makan.
2. DS: Perilakukesehatan
Ibu A mengatakan cuci tangan tidak pake cenderungberesiko
sabun khusus cuci tangan . malahan pake
deterjen
Ibu A mengatakan kurang tahu bahwa ada
sabun khusus cuci tangan
DO:
Berdasarkan hasil observasi, keluarga Bp
S cuci tangan pake sabun cuci piring, sinline
Kondisi rumah keluarga Bp. S bersih tapi
tidak tertata rapi karna ada anak kecil
Kandang ayam terlihat kotor

Diagnosa keperawatan

1. Ketidakseimbangannutrisikurangdarikebutuhantubuh
2. Perilakukesehatancenderungberesiko

Skoring
12

1. Resiko infeksi demam tifoid berulang pada keluarga Bapak M khususnya An. A
berhubungandenganketidakmampuankeluargamencegahanggotakeluargadenganresiko
demamtifoid(berulang)

Kriteria Bobot Perhit Skor Pembenaran


Sifat Masalah: An. A pernah menderita gejala demam
a. Aktual (3) tifoid sebulan yang lalu dan saat ini
b. Resiko (2) 1 2/3 x 1 2/3 perilaku dan pola jajannya masih
c. Potensial ( 1 ) menunjukkan ke arah faktor resiko
terjadinya demam tifoid.
Kemungkinan masalah dapat Motivasi keluarga agar anggota keluarga
diubah: sehat tinggi, namun pengetahuan
a. Mudah seluruhnya (2) 2 1/2 x 2 1 keluarga tentang demam tifoid terbatas.
b. Sebagian (1)
c. Tidak dapat (0)
Potensial masalah dapat Demam tifoid bukanlah tergolong
dicegah: penyakit kronis. Ada kemauan Ibu F
a. Tinggi (3) untuk berusaha meningkatkan derajat
b. Cukup (2) 1 3/3 x 1 1 kesehatan keluarga terutama anaknya.
c. Rendah (1) An. A memiliki sumber daya yang cukup
untuk merubah perilakunya menjadi
lebih sehat.
Menonjolnya masalah: Ibu F mengatakan bahwa yang terpenting
a. Dirasakan dan segera baginya adalah kesehatan anak-anaknya.
ditangani (2) Jadi Ibu F tidak ingin ada anaknya yang
1 2/2 x 1 1
b. Dirasakan tapi tidak perlu sakit lagi.
segera ditangani (1)
c. Tidak dirasakan (0)
Total Skor 3 2/3
13
2. ResikopenurunanprestasibelajarpadaanakusiasekolahdikeluargaBp.MkhususnyaAn.
Aberhubungandenganketidakmampuankeluargamengatasikesulitanbelajarpadaanggota
keluarga

Kriteria Bobot Perhit Skor Pembenaran


Sifat Masalah: Prestasi An. A tergolong standard dan
a. Aktual (3) stagnan. Ibu F merasa khawatir jika An.
1 2/3 x 1 2/3
b. Resiko (2) A tetap tidak mau rajin belajar nilainya
c. Potensial ( 1 ) akan turun.
Kemungkinan masalah dapat Ibu F menginginkan anaknya rajin
diubah: belajar dan berprestasi, namun An. A
a. Mudah seluruhnya (2) merasa tidak ada masalah dengan
2 1/2 x 2 1
b. Sebagian (1) prestasinya dan tidak memiliki obsesi
c. Tidak dapat (0) untuk meningkatkannya. Ibu F tidak tahu
bagaimana membuat anaknya rajin.
Potensial masalah dapat Pembiasaan belajar secara teratur dan
dicegah: pengkondisian suasana rumah agar lebih
a. Tinggi (3) 1 1/3 x 1 1/3 nyaman untuk belajar An. A belum
b. Cukup (2) ditemukan dalam keluarga Bp. M.
c. Rendah (1)

Menonjolnya masalah: Ibu F mengatakan bahwa prestasi An. A


a. Dirasakan dan segera memang perlu lebih diperhatikan dan Ibu
ditangani (2) F menginginkan anaknya dibantu agar
b. Dirasakan tapi tidak 1 2/2 x 1 1 menjadi rajin belajar.
perlu segera ditangani
(1)
c. Tidak dirasakan (0)
Total Skor 3
14
3. ResikoterjadinyakonflikinterpersonalpadakeluargaBpk. MterutamaIbuFb.d.KMK
memfasilitasipembentukankopingyangefektifpadaanggotakeluarga

Kriteria Bobot Perhit Skor Pembenaran


Sifat Masalah: Ibu F mengatakan enggan bercerita
a. Aktual (3) masalahnya kepada suami ataupun
b. Resiko (2) 1 2/3 x 1 2/3 temannya, tetapi sejauh ini belum sampai
c. Potensial ( 1 ) menimbulkan pertengakaran hebat engan
suaminya.
Kemungkinan masalah dapat Ibu F menyadari kebiasaannya
diubah: memendam perasaan dan masalah itu
a. Mudah seluruhnya (2) 2 1/2 x 2 1 kurang baik, dan ingin mengubahnya,
b. Sebagian (1) tetapi Ibu F masih sulit untuk
c. Tidak dapat (0) membiasakan bercerita pada Bp. M
Potensial masalah dapat Kebiasaan Ibu F sudah berlangsung
dicegah: lama, yaitu sejak awal pernikahannya
a. Tinggi (3) 1 1/3 x 1 1/3 dengan Bp. M. Ibu F juga merasa tidak
b. Cukup (2) ada tetangga yang bisa dipercaya 100%
c. Rendah (1) untuk menjadi tempat berbagi.

Menonjolnya masalah: Ibu F menyadari kebiasaannya


a. Dirasakan dan segera memendam perasaan dan masalah itu
ditangani (2) kurang baik. Tetapi menurut Ibu F dapat
b. Dirasakan tapi tidak 1 1/2 x 1 1/2 diselesaikan sendiri.
perlu segera ditangani
(1)
c. Tidak dirasakan (0)
Total Skor 2
15

Berdasarkan skoring diagnosa keperawatan maka prioritas diagnosa keperawatan sebagai


berikut:
1. Resiko infeksi demam tifoid berulang pada keluarga Bapak M khususnya An. A
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mencegah anggota keluarga dengan
resikodemamtifoid(berulang)
2. ResikopenurunanprestasibelajarpadaanakusiasekolahdikeluargaBp.Mkhususnya
An.Aberhubungandenganketidakmampuankeluargamengatasikesulitanbelajarpada
anggotakeluarga
3. ResikoterjadinyakonflikinterpersonalpadakeluargaBpk.MterutamaIbuFb.d.KMK
memfasilitasipembentukankopingyangefektifpadaanggotakeluarga
4. Gangguan mobilisasi pada keluarga Bpk. M terutama Bpk. M b.d KMK merawat
anggotakeluargadenganasamurat

Anda mungkin juga menyukai