Anda di halaman 1dari 24

Analisis Beberapa Faktor yang Mempengaruhi Kadar Kolesterol

Jennifer Tannus
102012155
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jln. Arjuna Utara No. 6, Jakarta Barat 11510
jennifertannus@windowslive.com

Abstrak

Hiperkolesteremi adalah peninggian kadar kolesterol dalam darah. Kadar kolestrol yang
tinggi merupakan masalah yang serius karena merupakan salah satu utama untuk terjadinya
penyakit jantung koroner. Karena kadar kolesterol yang tinggi dapat menganggu kesehatan
bahkan mengancam kehidupan manusia maka perlu kiranya dilakukan untuk penanggulangan
untuk menurunkan kadar kolesterol darah. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kadar
kolesterol dalam tubuh kita. Faktor faktor tersebut antara lain umur, jenis kelamin, kadar
hemoglobin, aktifitas fisik, minum teh dan minum kopi. Metode penelitian yang dipakai adalah kros
seksional yang dilakukan pada tanggal 1 Agustus 2015. Besar sampel adalah 54 orang lanjut usia,
yang teknik pengambilan sampelnya dengan menggunakan simple random sampling. Variabel
bebas dalam penelitian ini adalah umur, jenis kelamin, kadar hemoglobin, aktifitas fisik, minum teh
dan minum kopi. Sedangkan variabel terkaitnya adalah kadar kolesterol. Dari hasil analisa kadar
hemoglobin, minum teh dan minum kopi memiliki hubungan, sedangkan umur, jenis kelamin dan
aktifitas fisik tidak mempunyai hubungan terhadap kadar kolesterol.
Kata kunci : Umur, jenis kelamin, kadar hemoglobin, aktifitas fisik, minum teh, minum kopi

Abstract
Hyperkolesteremia is the elevation of the cholesterol levels in the blood. High cholesterol
levels is a serious problem because it is one of the major coronary heart disease. Beacuse high
cholesterol levels can put disrupt life threatening human health and even then it would need to be
done for countermeasures to lower blood cholesterol levels. There are several factors that affect
cholesterol levels in our body. These factors include age, sex, hemoglobin levels, physical activity,
drinking tea and coffee. The research method used is cross sectional done on August 1, 2015.
The sample size is 54 elderly people, the sample collection technique using sample random
sampling. The independent variables were age, sex, hemoglobin levels, physical activity, drinking
tea and and coffee. While the associated variable is cholesterol. From the analysis of hemoglobin

1
levels, drinking tea and coffee have a realtionship, wheres age, sex and physical activity may be
related to cholesterol levels.
Keywords : age, sex, hemoglobin levels, physical activity, drinking tea,drinking coffee

Pendahuluan
Pertumbuhan penduduk lanjut usia ( lansia ) meningkat secara cepat pada abad 21 ini.
Pada tahun 2000 di seluruh dunia telah mencapai 425 juta jiwa, di Indoneisa yang merupakan
negara urutan ke-4 dengan jumlah lansia paling banyak sesudah Cina, India, dan Ameriksa
Serikat terdapat 15.262.199 atau 7,28% dari total populasi. Jumlah ini diperkiraka akan mengalami
peningkatan hampir dua kali lipat pada tahu 2025. Pada tahun 2005 jumlah lansia menjadi
17.767.709 atau 7,97%.1
Penyakit jantung koroner adalah penyebab kematian utama pada pasien diatas 65 tahun.
Pembuluh arteri seperti juga organ organ lain dalam tubuh mengikuti proses penuaan dimana
terjadi proses karakteristik seperti penebalanlapisan intima, berkurangnya elastisitas, penumpukan
kalsium dan bertambahnya diameter lapisan intimaperubahan yang terjadi terutama pada arteri
arteri besar ini disebut arterosklerosis yang akan memicu timbulnya penyakit jantung koroner.
Kolesterol merupakan metabolit yang mengandul lemak sterol yang ditemukan pada
membran sel dan disirkulasikan dalam plasma darah. Hiperkolesterolemia berarti bahwa kadar
kolesterol terlalu tinggi dalam darah. Tingginya kolesterol dalam tubuh menjadi pemicu munculnya
berbagai penyakit. Jenis kolesterol disini terbagi menjadi tiga kelompok sebagai berikut:2
1. Kolesterol total
Kadar kolesterol total darah yang sebaiknya adalah <200mg/dl dan bila >200mg/dl
berarti risiko untuk terjadinya PJK meningkat
2. LDL Kolesterol
Merupakan jenis kolesterol yang bersifat buruk atau merugikan karena kadar LDL
kolesterol yang meninggi akan menyebabkan penebalan dinding pembuluh darah.
Kadar LDL Kolesterol lebih tepat sebagai petunjuk untuk mengetahui risiko PJK
daripada kadar kolesterol saja.
3. HDL Kolesterol
Merupakan jenis kolesterol yang bersifat baik atau menguntungkan, karena
mengangkut kolesterol dari pembuluh darah kembali ke hati untuk dibuang sehingga
mencegah penebalan dinding pembuluh darah atau mencegah terjadinya proses
arterosklerosis.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kadar kolesterol dalam tubuh kita yaitu:
1. Usia dan Jenis Kelamin
Usia merupakan salah satu faktor alami. Faktor usia jelas berpengaruh terhadap
kesehatan seseorang. Hal itu terjadi karena semakin tua, kemampuan mekanisme
kerja bagian bagian organ organ tubuh seseorang juga akan semakin menurun. Pada

2
laki laki usia 40 tahun keatas dikarenakan risiko terjadinya dislipidemia pada laki
laki lebih besar dibandingkan dengan wanita karena pada usia produktif wanita memiliki
efek perlindungan dari hormon estrogen, sementara pada laki laki hormon testosteron
mempercepat timbulnya penyakit arterosklerosis. Maka pada laki laki usia 40 tahun
keatas merupakan usia berisiko mengalami dislipidemia dan wanita setelah mengalami
menopause lebih berisiko untuk terjadinya dislipidemia dikarenakan hormon estrogen
yang rendah.3
2. Aktifitas Fisik

Aktifitas fisik berpengaruh terhadap kadar kolesterol darah. Aktifitas fisik yag rendah
akan mendorong keseimbangan energi ke arah positif sehingga mengarah pada
penyimpanan energi dan penambahan berat badan, akibatnya akan berpengaruh
theradap peningkatan kolesterol darah begitu pula sebaliknya.4,5

3. Minum Tea

Teh putih merupakan teh tanpa proses fermentasi yang berasal dari daun teh ( camellia
sinensis ). Ekstra teh putih mengandung derivat katekin tertinggi dibanding teh
lainnyadan kafein ini dapat memperbaiki profil lipid darah dan memiliki efek
vasoprotektif, juga memiliki kemampuan menginhibisi cholesteryl ester transfer protein
yang bisa meningkatkan kadar kolesterol HDL dan menurunkan kadar kolesterol total,
trigleserida dan kolesterol LDL.6,7

4. Minum Kopi

Minuman kopi banyak digemari oleah masyarakat seluruh dunia. Aroma dan rasa yang
khas pada kopi seringkali membuat para penikmat kopi kecanduan. Orang yang
mengkomsusi rokok dan minum kopi lebih dari lima cangkr dalam seharinya akan
mempengaruhi kadar LDL yang meningkat dan menurunkan kadar HDL.

Namum apabila hanya mengkonsumsi kopi tanpa rokok tidak akan langsung
mempengaruhi kadar lipid dalam darah.8,9,10

Subjek dan Metode


Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik cross-sectional, yaitu penelitian yang
dilakukan dalam suatu waktu (snapshot) untuk mengetahui beberapa faktor-faktor yang
mempengaruhi kadar kolesterol. Waktu penelitian dilakukan pada tanggal 1 Agustus 2015 di
Jakarta. Sumber data diambil dari orang lansia. Besar sampel adalah 54 orang lanjut usia, yang
teknik pengambilan sampelnya dengan menggunakan simple random sampling.

3
Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah usia, jenis kelamin, kadar hemoglobin,
aktifitas fisik, minum teh , minum kopi serta kadar kolesterol. Riwayat jenis kelamin dibagi menjadi
perempuan dan laki laki. Kadar hemoglobin juga dibagi menjadi dua yaitu anemia dan tidak
anemia. Sedangkan aktifitas fisik dibagi menjadi berat, ringan dan sedang. Dan minum kopi dan
teh dibagi menjadi tiga yaitu tiap hari, kadang kadang, dan tidak minum.
. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah umur, jenis kelamin, kadar hemoglobin,
aktifitas fisik, minum teh dan minum kopi. Sedangkan variabel terkaitnya adalah kadar
kolesterol.hipotesis kerja dalam penelitian ini adalah terdapat hubungan antara kadar kolesterol
dengan usia, jenis kelamin, aktifitas fisik, kadar hemoglobin, minum teh dan minum kopi.
Sedangkan hipotesa nol adalah kebalikan dari hipotesis kerja, yaitu tidak terdapat hubungan
antara kadar kolesterol dengan usia, jenis kelamin, aktifitas fisik, kadar hemoglobin, minum teh
dan minum kopi. hipotesa nol inilah yang nanti akan diuji dengan menggunakan analisa statistik.

Metode Analisa
Penganalisaan data menggunakan program SPSS versi 16. Yang dianalisis dibagi menjadi
2 kelompok yaitu univariant dan bivariant. Pada analisis univariant, ditampilkan mean, median,
modus, serta grafik dari data usia, jenis kelamin, aktifitas fisik, kadar hemoglobin, minum teh,
minum kopi dan kadar kolesterol. Kemudian untuk bivariant digunakan analisa korelasi, t-test, dan
crosstabs (Chi Square atau Fisher) yang menghubungkan ketujuh variabel tersebut.

Hasil Penelitian
Sampel yang didapatkan adalah 54 lanjut usia yang telah memenuhi kriteria inklusi dan
eksklusi. Didapatkan tabelnya adalah sebagai berikut.

Tabel 1. Data yang didapatkan dari sampel orang lanjut usia di Jakarta.

Aktivitas Minum Minum


No Umur Sex Hb Fisik Tea Kopi Kolesterol
1 60 2 11,5 2 1 3 213
2 60 2 12,5 1 2 2 264
3 65 2 12,6 1 1 2 360
4 68 1 12,8 1 1 2 282
5 65 2 12,9 1 2 3 374

4
6 60 2 13 1 1 3 324
7 63 2 13 1 3 3 271
8 60 2 11,6 2 1 2 282
9 62 2 11,7 2 1 1 122
10 65 1 9,4 1 1 2 254
11 75 2 9,7 1 1 2 221
12 80 2 10,1 1 1 3 221
13 60 2 10,4 2 1 1 229
14 60 2 10,4 1 3 3 200
15 60 2 10,5 1 1 2 223
16 64 2 10,6 1 1 1 173
17 60 2 10,8 2 1 1 204
18 64 2 10,9 1 1 1 250
19 60 2 10,9 1 1 2 158
20 72 1 11 1 1 3 244
21 60 2 11 1 1 3 223
22 70 2 11 1 2 3 173
23 65 2 11 1 1 2 254
24 60 2 11,1 1 1 2 244
25 63 2 11,2 1 2 3 217
26 61 2 11,2 2 1 3 173
27 70 2 11,2 1 1 2 244
28 66 2 11,3 1 1 3 234
29 60 2 11,4 2 1 2 250
30 63 2 11,4 1 1 3 244
31 65 2 11,5 1 1 2 264
32 60 2 11,6 2 1 3 223
33 72 2 11,6 1 1 1 173
34 65 2 11,8 1 1 2 223
35 71 2 11,8 1 1 2 212
36 62 2 11,9 1 1 1 167
37 62 2 11,9 2 3 2 236
38 77 1 12 1 1 2 234
39 72 1 12 1 1 2 212
40 60 2 12 2 3 3 291
41 60 2 12 1 3 3 316
42 70 2 12 2 2 2 364
43 60 2 12,1 2 2 2 324
44 60 2 12,1 1 2 2 264
45 65 2 12,3 1 3 3 324
46 63 2 12,3 1 3 3 278
47 60 2 12,3 1 1 3 264
48 62 2 12,3 2 2 3 320
49 60 2 12,4 2 3 3 300
50 65 2 12,4 1 2 3 264
51 68 2 12,6 1 3 3 316

5
52 60 2 12,8 2 3 3 291
53 63 2 12,9 1 2 3 250
54 66 2 12,9 1 2 3 324

Terdapat dua hasil penelitian dari SPSS yaitu Univariant dan Bivariant.
Univariant

1. Usia

Statistics
UMUR
N Valid 54
Missing 0
Mean 64.2407
Median 63.0000
Mode 60.00
Range 20.00
Minimum 60.00
Maximum 80.00
*Diatas ini adalah hasil dari mean, median, modus, dari usia.

2. Jenis Kelamin

SEX
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Laki-laki 5 9.3 9.3 9.3
Perempuan 49 90.7 90.7 100.0
Total 54 100.0 100.0

3. Kadar Hemoglobin

6
HB
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 10,1 1 1.9 1.9 1.9
10,4 2 3.7 3.7 5.6
10,5 1 1.9 1.9 7.4
10,6 1 1.9 1.9 9.3
10,8 1 1.9 1.9 11.1
10,9 2 3.7 3.7 14.8
11 4 7.4 7.4 22.2
11,1 1 1.9 1.9 24.1
11,2 3 5.6 5.6 29.6
11,3 1 1.9 1.9 31.5
11,4 2 3.7 3.7 35.2
11,5 2 3.7 3.7 38.9
11,6 3 5.6 5.6 44.4
11,7 1 1.9 1.9 46.3
11,8 2 3.7 3.7 50.0
11,9 2 3.7 3.7 53.7
12 5 9.3 9.3 63.0
12,1 2 3.7 3.7 66.7
12,3 4 7.4 7.4 74.1
12,4 2 3.7 3.7 77.8
12,5 1 1.9 1.9 79.6
12,6 2 3.7 3.7 83.3
12,8 2 3.7 3.7 87.0
12,9 3 5.6 5.6 92.6
13 2 3.7 3.7 96.3
9,4 1 1.9 1.9 98.1
9,7 1 1.9 1.9 100.0
Total 54 100.0 100.0

4. Aktifitas Fisik
AKTIVITAS_FISIK
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Berat 39 72.2 72.2 72.2
Sedang 15 27.8 27.8 100.0
Total 54 100.0 100.0

7
5. Minum Tea
MINUM_TEA
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tiap hari 33 61.1 61.1 61.1
Kadang-
11 20.4 20.4 81.5
kadang
tidak minum 10 18.5 18.5 100.0
Total 54 100.0 100.0

6. Minum Kopi
MINUM_KOPI
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tiap hari 7 13.0 13.0 13.0
Kadang-
21 38.9 38.9 51.9
kadang
Tidak minum 26 48.1 48.1 100.0
Total 54 100.0 100.0

7. Kolesterol
Statistics
KOLESTEROL
N Valid 54
Missing 0
Mean 2.5109E2
Median 2.4700E2
Mode 264.00
Range 252.00
Minimum 122.00
Maximum 374.00
*Diatas ini adalah hasil dari mean, median, modus, dari kolesterol.

Bivariant
Dalam bivariant dilakukan perbandingan antara variabel bebas dengan variabel terikat.
Variabel-variabel yang dibandingkan antara lain:
1. Hubungan antara usia (variabel bebas, numerik) dengan kolesterol (variabel terikat,
numerik) dengan mengunakan Pearson Correlation.

8
Correlations
KOLESTERO
UMUR L
UMUR Pearson
1 -.073
Correlation
Sig. (2-tailed) .598
N 54 54
KOLESTERO Pearson
-.073 1
L Correlation
Sig. (2-tailed) .598
N 54 54

2. Hubungan antara jenis kelamin (variabel bebas, kategorik) dengan kolesterol (variabel
terikat, numerik) dengan mengunakan t-test.

Group Statistics
SEX N Mean Std. Std. Error
Deviation Mean
KOLESTERO Laki-laki 2.4520E
5 25.79147 11.53430
L 2
Perempuan 2.5169E
49 56.73851 8.10550
2

3. Hubungan antara kadar hemoglobin (variabel bebas, numerik) dengan kolesterol (variabel
terikat, numerik) dengan mengunakan Pearson Correlation.

Correlations
KOLESTERO
HB L
HB Pearson
1 .566**
Correlation
Sig. (2-tailed) .000
N 54 54
KOLESTERO Pearson
.566** 1
L Correlation
Sig. (2-tailed) .000
N 54 54
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
9
4. Hubungan antara kadar hemoglobin (variabel bebas, kategorik) dengan kolesterol (variabel terikat,
kategorik) dengan mengunakan chi square
hb * kolesterol Crosstabulation
Count
kolesterol
hiperkolester
ol normal Total
hb Anemia 24 7 31
Tidak anemia 23 0 23
Total 47 7 54

5. Hubungan antara aktifitas fisik (variabel bebas, kategorik) dengan kolesterol (variabel
terikat, numerik ) dengan mengunakan Anova
ANOVA
KOLESTEROL
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Between
285.470 1 285.470 .094 .760
Groups
Within Groups 157091.067 52 3020.982
Total 157376.537 53

6. Hubungan antara aktifitas fisik (variabel bebas, kategorik) dengan kolesterol (variabel terikat,
kategorik ) dengan mengunakan chi square
AKTIVITAS_FISIK * kolesterol Crosstabulation
Count
kolesterol
hiperkolester
ol normal Total
AKTIVITAS_FIS Berat 34 5 39
IK Sedang 13 2 15
Total 47 7 54

7. Hubungan antara minum tea (variabel bebas, kategorik) dengan kolesterol (variabel terikat,
numerik ) dengan mengunakan anova

10
ANOVA
KOLESTEROL
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Between
36936.195 2 18468.097 7.820 .001
Groups
Within Groups 120440.342 51 2361.575
Total 157376.537 53

8. Hubungan antara minum tea (variabel bebas, kategorik) dengan kolesterol (variabel terikat,
kategorik ) dengan mengunakan chi square
MINUM_TEA * kolesterol Crosstabulation
Count
kolesterol
hiperkolester
ol normal Total
MINUM_TE Tiap hari 27 6 33
A Kadang-
10 1 11
kadang
tidak minum 10 0 10
Total 47 7 54

9. Hubungan antara minum kopi (variabel bebas, kategorik) dengan kolesterol (variabel terikat,
numerik ) dengan mengunakan anova
ANOVA
KOLESTEROL
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Between
32592.903 2 16296.452 6.660 .003
Groups
Within Groups 124783.634 51 2446.738
Total 157376.537 53

10. Hubungan antara minum kopi (variabel bebas, kategorik) dengan kolesterol (variabel terikat,
kategorik ) dengan mengunakan chi square

11
MINUM_KOPI * kolesterol Crosstabulation
Count
kolesterol
hiperkolester
ol normal Total
MINUM_KOP Tiap hari 3 4 7
I Kadang-
20 1 21
kadang
Tidak minum 24 2 26
Total 47 7 54

Analisa dan Pembahasan


Berikut ini akan dibahas satu-persatu mengenai analisa SPSS baik univariant maupun
bivariant.
Univariant
1. Usia

*Diatas ini adalah grafik batang dari frekuensi usia . Paling banyak adalah orang lanjut usia yang
berumur 60 tahun (37%), sedangkan yang paling sedikit adalah yang berumur 75 tahun dan 80
tahun (1,9%).

12
2. Jenis Kelamin

*Di atas ini adalah pie chart dari frekuensi jenis kelamin laki laki sebanyak 9,3% sedangkan
perempuan sebesar 90,7%.

3. Kadar Hemoglobin

*Diatas ini adalah grafik batang dari kadar hemoglobin . Paling banyak adalah orang dengan kadar
hemoglobin 12 (9,3%) dan yang paling sedikit orang dengan kadar hemoglobin 11,3 dan 11,7 dan
12,5 ( 1,9% ).

4. Aktivitas Fisik

13
*Di atas ini adalah pie chart dari aktivitas fisik berat sebanyak 72,2% dan aktivitas fisik sedang
sebanyak 27,8%.

5. Minum Tea

*Di atas ini adalah pie chart dari minum tea tiap hari sebanyak 61,1%, kadang kadang sebanyak
20,4%, dan tidak minum sebanyak 18,5%.

6. Minum Kopi

14
*Di atas ini adalah pie chart dari minum kopi tiap hari sebanyak 13%, kadang kadang sebanyak
38,9%, dan tidak minum sebanyak 48,1%.

Bivariant

1. Hubungan antara usia (variabel bebas, numerik) dengan kolesterol (variabel terikat,
numerik) dengan mengunakan Pearson Correlation.

Correlations
KOLESTERO
UMUR L
UMUR Pearson
1 -.073
Correlation
Sig. (2-tailed) .598
N 54 54
KOLESTERO Pearson
-.073 1
L Correlation
Sig. (2-tailed) .598
N 54 54

Korelasi digunakan untuk menguji data numerikal dengan numerikal. Di sini besar korelasi antara
usia dan kolesterol adalah -0,073 dimana besar kolerasinya termasuk lemah. Kemudian jika diliat

15
dari signifikansinya, yaitu 0,598 maka hipotesa nol akan diterima karena signifikansi lebih besar
dari 0.05, yang artinya tidak ada hubungan antara usia dan kadar kolesterol.

2. Hubungan antara jenis kelamin (variabel bebas, kategorik) dengan kolesterol (variabel
terikat, numerik) dengan mengunakan t-test.
Independent Samples Test
Levene's
Test for
Equality of
Variances t-test for Equality of Means
95%
Confidence
Std. Interval of the
Error Difference
Sig. (2- Mean Differen Low
F Sig. t df tailed) Difference ce er Upper
KOLESTEROL Equ
al
vari
-
anc -.2 25.8117
2.877 .096 52 .802 -6.49388 58.2 45.30125
es 52 8
8901
ass
um
ed
Equ
al
vari
anc -
-.4 8.7 14.097
es .656 -6.49388 38.5 25.53725
61 48 49
not 2501
ass
um
ed

T-test digunakan untuk menguji data numerikal dengan kategorikal. Pertama kita lihat
signifikansinya terlebih dahulu, apabila lebih besar dari 0,05 maka kita melihat sig (2-tailed) di
baris equal variances assumed. Namun apabila kurang dari 0,05 maka kita melihat sig (2-tailed) di
baris equal variances not assumed. Oleh karena di tabel ini signifikansinya lebih besar dari 0,05

16
yaitu 0,096, maka kita melihat sig (2-tailed) di baris equal variances assumed, yaitu 0,802. Nilai ini
lebih dari batas kemaknaan (0,05), maka hipotesa nol akan diterima, yang artinya tidak ada
hubungan antara jenis kelamin dan kadar kolesterol.

3. Hubungan antara kadar hemoglobin (variabel bebas, numerik) dengan kolesterol (variabel
terikat, numerik) dengan mengunakan Pearson Correlation.

Correlations
HB KOLESTEROL
HB Pearson
1 .566**
Correlation
Sig. (2-
.000
tailed)
N 54 54
KOLEST Pearson
.566** 1
EROL Correlation
Sig. (2-
.000
tailed)
N 54 54
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Korelasi digunakan untuk menguji
data numerikal dengan numerikal. Di
sini besar korelasi antara kadar
hemoglobin dan kolesterol adalah
0,566 dimana besar kolerasinya termasuk kuat. Kemudian jika diliat dari signifikansinya, yaitu
0,000 maka hipotesa nol akan ditolak karena signifikansi lebih kecil dari 0.05, yang artinya ada
hubungan antara kadar hemoglobin dan kadar kolesterol.

4. Hubungan antara kadar hemoglobin (variabel bebas, kategorik) dengan kolesterol (variabel
terikat, kategorik) dengan mengunakan chi square

17
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df (2-sided) sided) sided)
a
Pearson Chi-Square 5.967 1 .015
Continuity Correctionb 4.133 1 .042
Likelihood Ratio 8.536 1 .003
Fisher's Exact Test .016 .015
Linear-by-Linear
5.857 1 .016
Association
N of Valid Casesb 54
a. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2,98.
b. Computed only for a 2x2 table
Di sini, kita menggunakan crosstabs karena kedua variabel, baik bebas maupun terikat merupakan
kategorik. Tabel antara kadar hemoglobin x kolesterol merupakan tabel 2x2. Dalam tabel juga
tidak terdapat sel yang bernilai 0. Kemudian, jika kita melihat jumlah sel yang expected nya <5
harus <20%, di sini didapatkan yaitu 0%, maka kita dapat menggunakan tabel Chi-square. Untuk
menganalisa kita melihat baris Pearson Chi-Square dan Continuity Correction. Dibaris ini nilai
signifikansinya lebih kecil dari taraf signifikan (0,05) yaitu 0,015 dan 0,042. Oleh karena itu
hipotesa nol akan ditolak, yang artinya ada hubungan antara kadar hemoglobin dan kadar
kolesterol.

5. Hubungan antara aktifitas fisik (variabel bebas, kategorik) dengan kolesterol (variabel
terikat, numerik ) dengan mengunakan Anova
ANOVA
KOLESTEROL
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Between
285.470 1 285.470 .094 .760
Groups
Within Groups 157091.067 52 3020.982
Total 157376.537 53

Pertama-tama, karena variabel independent yaitu aktivitas fisik terdiri dari 3 kategori (nominal) :
berat, ringan, sedang , maka saya menggunakan anova. Namun ternyata karena data yang
didapatkan hanya ada hanya 2 kategori yaitu sedang dan tinggi, maka anova tidak memenuhi
syarat dan tidak bisa digunakan. Oleh karena itu, saya ulang lagi dengan menggunakan chi -
square, dengan hasil seperti di bawah ini.

18
6. Hubungan antara aktifitas fisik (variabel bebas, kategorik) dengan kolesterol (variabel
terikat, kategorik ) dengan mengunakan chi square

19
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df (2-sided) sided) sided)
a
Pearson Chi-Square .003 1 .960
Continuity Correctionb .000 1 1.000
Likelihood Ratio .003 1 .960
Fisher's Exact Test 1.000 .637
Linear-by-Linear
.002 1 .960
Association
N of Valid Casesb 54
a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is
1,94.
b. Computed only for a 2x2 table

Di sini, kita menggunakan crosstabs karena kedua variabel, baik bebas maupun terikat
merupakan kategorik. Tabel antara aktivitas fisik x kolesterol merupakan tabel 2x2. Dalam
tabel juga tidak terdapat sel yang bernilai 0. Kemudian, jika kita melihat jumlah sel yang
expected nya <5 harus <20%, di sini didapatkan yaitu 0%, maka kita dapat menggunakan tabel
Chi-square. Untuk menganalisa kita melihat baris Pearson Chi-Square dan Continuity
Correction. Dibaris ini nilai signifikansinya lebih kecil dari taraf signifikan (0,05) yaitu 0,960 dan
1,000. Oleh karena itu hipotesa nol akan diterima, yang artinya tidak ada hubungan antara
aktivitas fisik dan kadar kolesterol.

7. Hubungan antara minum tea (variabel bebas, kategorik) dengan kolesterol (variabel terikat,
numerik ) dengan mengunakan anova
ANOVA
KOLESTEROL
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Between
36936.195 2 18468.097 7.820 .001
Groups
Within Groups 120440.342 51 2361.575
Total 157376.537 53

20
Pertama-tama, karena variabel independent yaitu minum tea terdiri dari 3 kategori (nominal) : tiap
hari, kadang - kadang , tidak minum, maka saya menggunakan anova. Syarat anova disini
terpenuhi dapat kita lihat dari signifikasinya lebih kecil dari ( 0,05% ) yaiut 0,001% berarti hipotesa
nol ditolak, yang artinya ada hubungan antara minum tea dan kadar kolesterol.

8. Hubungan antara minum tea (variabel bebas, kategorik) dengan kolesterol (variabel terikat,
kategorik ) dengan mengunakan chi square
Chi-Square Tests
Asymp. Sig.
Value df (2-sided)
Pearson Chi-Square 2.432a 2 .296
Likelihood Ratio 3.658 2 .161
Linear-by-Linear
2.387 1 .122
Association
N of Valid Cases 54
a. 3 cells (50,0%) have expected count less than 5. The
minimum expected count is 1,30.

Di sini, kita menggunakan crosstabs karena kedua variabel, baik bebas maupun terikat merupakan
kategorik. Tabel antara riwayat minum tea x kadar kolesterol ini merupakan tabel 2x2. Dalam tabel
juga tidak terdapat sel yang bernilai 0. Namun, jika kita melihat jumlah sel yang expected nya <5
harus <20%, disini didapatkan yaitu 50%, maka kita tidak dapat menggunakan tabel Chi-square,
melainkan kita mnggunakan Fishers.

9. Hubungan antara minum kopi (variabel bebas, kategorik) dengan kolesterol (variabel
terikat, numerik ) dengan mengunakan anova
ANOVA
KOLESTEROL
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Between
32592.903 2 16296.452 6.660 .003
Groups
Within Groups 124783.634 51 2446.738
Total 157376.537 53

21
Pertama-tama, karena variabel independent yaitu minum kopi terdiri dari 3 kategori (nominal) : tiap
hari, kadang - kadang , tidak minum, maka saya menggunakan anova. Syarat anova disini
terpenuhi dapat kita lihat dari signifikasinya lebih kecil dari ( 0,05% ) yaiut 0,003% berarti hipotesa
nol ditolak, yang artinya ada hubungan antara minum kopi dan kadar kolesterol.

10. Hubungan antara minum kopi (variabel bebas, kategorik) dengan kolesterol (variabel
terikat, kategorik ) dengan mengunakan chi square

Chi-Square Tests
Asymp. Sig.
Value df (2-sided)
a
Pearson Chi-Square 14.002 2 .001
Likelihood Ratio 9.950 2 .007
Linear-by-Linear
6.584 1 .010
Association
N of Valid Cases 54
a. 3 cells (50,0%) have expected count less than 5. The
minimum expected count is ,91.

Di sini, kita menggunakan crosstabs karena kedua variabel, baik bebas maupun terikat merupakan
kategorik. Tabel antara riwayat minum kopi x kadar kolesterol ini merupakan tabel 2x2. Dalam
tabel juga tidak terdapat sel yang bernilai 0. Namun, jika kita melihat jumlah sel yang expected nya
<5 harus <20%, disini didapatkan yaitu 50%, maka kita tidak dapat menggunakan tabel Chi-
square, melainkan kita mnggunakan Fishers.

Kesimpulan
Dari hasil analisa, 3 variabel tidak memiliki hubungan, dan 3 variabel memiliki hubungan
terhadap kadar kolesterol. Variabel yang pertama yang tidak memiliki hubungan dengan kadar
kolesterol yaitu usia. Setelah dilakukan dengan 3 uji yaitu korelasi pearson dan t test hipotesis
nolnya diterima semua, yang artinya tidak ada hubungan antara usia dengan kadar kolesterol.
Variabel yang kedua yang tidak memiliki hubungan dengan kolesterol yaitu jenis kelamin. Setelah
dilakukan dengan uji t-test hipotesis nolnya diterima, yang artinya tidak ada hubungan antara
jenis kelamin kolesterol. Variabel yang ketiga yang tidak memiliki hubungan dengan kadar
kolesterol yaitu aktivitas fisik. Setelah dilakukan dengan 2 uji yaitu anova dan chi - square
hipotesis nolnya diterima semua, yang artinya tidak ada hubungan antara aktifitas fisik dengan

22
kolesterol. Sedangkan variabel yang memiliki hubungan dengan kolesterol yaitu kadar
hemoglobin. Setelah dilakukan dengan 2 uji yaitu korelasi pearson dan chi-square, hipotesis
nolnya ditolak semua, yang artinya ada hubungan antara kadar hemoglobin dengan kolesterol.
Variabel yang kelima dan keenam yang memiliki hubungan dengan kadar kolesterol yaitu minum
tea dan minum kopi. Setelah dilakukan dengan 2 uji chi square dan anova hipotesis nolnya ditolak
semua, yang artinya ada hubungan antara minum kopi , minum kopi dengan kadar kolesterol.

Daftar Pustaka

1. Sumiera M. Khairani R. Profil lipid pada penduduk lanjut usia di Jakarta. 13 Desember

2005 [ diunduh 1 Agustus 2015 ]; diunduh dari: URL: http://www.univmed.org/wp-


content/uploads/2011/02/Rita_Mieke.pdf
2. Anwar TB. Manfaat diet pada penanggulangan hiperkolesterolemi. 26 February 2006

[ diunduh 1 Agustus 2015 ]; diunduh dari URL: http://library.usu.ac.id/download/fk/gizi-


bahri.pdf
3. Citkowitz E. Polygenic hypercholesterolemia. 12 Januari 2012 [diunduh 9 Juli 2014];
diunduh dari: URL: http://emedicine.medscape.com/article/121424-overview

4. Andarwulan N. Rimbawan. Waloya T. Hubungan antara konsumsi pangan dan aktivitas fisik

dengan kadar kolesterol darah pria dan wanita dewasa di Bogor. 9 Maret 2013 [ diunduh 1
Agustus 2015 ]; diunduh dari: URL:
http://journal.ipb.ac.id/index.php/jgizipangan/article/download/7243/5659

5. Citkowitz E. Familial hypercholesterolemia. 16 Juni 2014 [diunduh 9 Juli 2014]; diunduh


dari: URL: http://emedicine.medscape.com/article/121298-overview

6. Dahlia FMD. Pemberian ekstrak teh putih oral mencegah dislipidemia pada tikus jantan

galur wistar yang diberi diet tinggi lemak. 26 November 2014 [ diunduh 1 Agustus 2015 ];
diunduh dari: URL:
http://www.jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/prosbio/article/download/4765/3287
7. Sundari S. Pengaruh pemberian yoghurt kedelai hitam terhadap kadar kolesterol total dan

trigliserida pada laki laki penderita dislipidemia usia 40 55 tahun. 26 Desember 2012
[ diunduh 1 Agustus 2015 ]; diunduh dari: URL:
http://www.pps.unud.ac.id/thesis/pdf_thesis/unud-1180-1097268977-tesis%20delly.pdf
8. Stensvold I. ,et al. Tea consumption relationship to cholesterol, blood pressure and

coronary and total mortality 21 July 2011 [ diunduh 1 Agustus 2015 ]; diunduh dari: URL:
http://circ.ahajournals.org/content/60/1/22.full.pdf

23
9. Hastuti NT. Chalimah S. Luthfianto D. Peningkatan kualitas kesehatan dengan minuman

kopi non kaffein. 18 Agustus 2012 [ diunduh 1 Agustus 2015 ]; diunduh dari: URL:
http://eprints.undip.ac.id/38605/1/502_SANTY_SUNDARI_G2C008065.pdf
10. Heyden S. ,et al. The combined effect of smoking and coffee drinking on ldl and
hdl cholesterol. 26 Februari 20102012 [ diunduh 1 Agustus 2015 ]; diunduh dari: URL:
http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/009174359290062M

24

Anda mungkin juga menyukai