Tujuan Percobaan
Tujuan dilakukannya pengujian ini adalah sebagai berikut :
1. Mendeteksi adanya cacat atau retakan pada permukaan (surface) dan
bagian dalam (sub-surface) dari suatu benda tanpa merusak benda itu;
2. Mengetahui interpretasi dari hasil pengujian untuk menentukan lokasi,
bentuk dan dimensi cacat atau retakan tersebut.
2. Metodologi Percobaan
30 mm
25 mm
40 mm 54 mm
20 mm
20 mm
32 mm
51 mm
2.2.3 Pembahasan
Magnetic particle inspection adalah suatu cara mengetahui retak atau
cacat yang ada di permukaan maupun bawah permukaan (surface and sub-
surface discontinuities) pada bahan-bahan ferromagnetic. Langkah-langkah
yang dilakukan untuk mengetahui posisi cacat dengan metode ini adalah
sebagai berikut: pertama, permukaan spesimen dibersihkan dari kotoran
yang menempel, kemudian dimensinya diukur. Pylox disemprotkan ke
permukaan spesimen dan ditunggu hingga kering. Selanjutnya, induksi
dilakukan dengan cara meletakkan yoke pada permukaan spesimen. Induksi
ini dilakukan selama 10 menit secara terus menerus. Untuk mengetahui
posisi cacat atau retak, magnetic particle disemprotkan ke permukaan
spesimen selagi diinduksi. Langkah terakhir dari inspeksi ini adalah bentuk
cacat yang timbul pada spesimen digambar dan diukur.
Gambar 2.4
Spesimen sebelum di inspeksi cacatnya
13,5 cm
2 cm 2,1
cm
6,8 cm
10,6 cm
3,5 cm 3,3 cm
23,2 cm
2.3.3 Pembahasan
Ultrasonic inspection adalah suatu metode yang sering digunakan
untuk mendeteksi kecacatan material. Biasanya digunakan untuk mengukur
tebal dinding suatu bejana dengan menggunakan pancaran serta pantulan
dari frekuensi tinggi gelombang dengan frekuensi elektromagnetik.
Pengujian ini dilakukan dengan menyalurkan gelombang dengan frekuensi
ultrasonic, kemudian gelombang tersebut akan dibiaskan dan dipantulkan
oleh cacat dan dinding benda uji. Ada dua metode yang digunakan pada
pengujian ini, yaitu : metode pulse-echo dan metode transmisi. Pada
percobaan ini digunakan metode pulse-echo. Untuk mengetahui posisi cacat
pada material, yang harus dilakukan terlebih dahulu adalah permukaan
material uji dibersihkan dari kotoran. Setelah dipastikan bersih dari kotoran,
inspeksi cacat dapat dilakukan. Namun, sebelum inspeksi dimulai, alat
ultrasonic inspection dipastikan terlebih dahulu telah dikalibrasi. Sebelum
dikalibrasi pesawat ultrasonic diatur terlebih dahulu. Gain digunakan untuk
zoom in dan zoom out. Untuk pembesaran echo pada layar CRT diusahakan
tidak besar dan tidak kecil, jika terlalu besar agar tidak terlalu detail yang
menyebabkan noise dapat terlihat seperti cacat namun juga tidak terlalu
kecil agar benda masih bisa diamati. S Path untuk mengatur kedalaman
benda yang akan diuji kecacatannya, misalnya kedalaman standard block
100mm. Velocity untuk mengatur kecepatan ultrasonicnya. Membuat grid
dengan ukuran 1.3 cm x 1.3 cm untuk memudahkan pengujian. Standard
block diberi gliserin pada permukaan yang akan diuji, dengan tebal dan rata.
Probe diletakkan pada permukaan yang sudah diberi gliserin kemudian
digeser sesuai dengan grid yang telah dibuat. Dan dilihat pada layar ada
cacat atau tidaknya, karena menggunakan standard block jadi tidak ada
indikasi cacat. Percobaan ultrasonic bisa menghasilkan cacat 3 dimensi
dengan cara menguji dua sisi dari benda uji. Jika satu sisi yang diuji maka
menghasilkan gambar cacat 2 dimensi. Set alat uji ultrasonic ditunjukkan
pada gambar berikut;
3
cm
1,3
cm
1,3
5,2
cm
cm