TINJAUAN PUSTAKA
a) Otak
terdiri dari 4 bagian besar yaitu serebrum (otak besar), serebelum (otak Kecil),
Sumber : http://www.strokeassociation.org/
Serebrum terdiri dari dua hemisfer serebri, korpus kolosum dan korteks serbri.
Masing-masing hemisfer serebri terdiri dari lobus frontalis yang merupakan area
11
12
mengintegrasi informasi sensorik yang lebih tinggi tingkatnya, lobus temporalis yang
merupakan area sensorik untuk impuls pendengaran dan lobus oksipitalis yang
Serebelum terletak didalam fosa kranii posterior dan ditutupi oleh durameter
yang menyerupai atap tenda yaitu tentorium, yang memisahkannya dari bagian
Bagian-bagian batang otak dari bawah keatas adalah medulla oblongata, pons
pengeluaran air liur, dan muntah.Pons merupakan mata rantai penghubung yang
aquedikus sylvius, beberapa traktus serabut saraf asenden dan desenden dan pusat
atau tangan yang terhempas kuat pada satu sisi tubuh. Epitalamus berperanan pada
rangsangan dan system susunan syaraf otonom perifer yang menyertai ekspresi
oksigen tubuh dan sekitar 400 kilo kalori energi setiap harinya. Otak diperdarahi oleh
dua arteri yaitu arteri karotis interna dan arteri vetebralis.Dari dalam rongga
cranium, keempat arteri ini saling berhubungan dan membentuk sistem anatomis
Sumber: hhtp://www.strokeassosiation.org/
Sirkulasi wilisi adalah area dimana percabangan arteri basilar dan karotis
anterior, pertama arteri serebral posterior dan kedua arteri komunikans anterior.
hemisferlain dan dari bagian anterior ke posterior otak. Ini merupakan sistem yang
penyumbatan.
Darah vena dialirkan dari otak melalui dua sistem yaitu kelompok vena
interna yang mengumpulkan darah ke vena galen dan sinus rektus, dan kelompok
kesinus sagitalis superior dan sinus-sinus basalis lateralis, dan seterusnya ke vena-
2.1.2 pengertian
Stroke adalah sindrom yang disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak
dengan awitan akut disertai manifestasi klinis berupa defisit neorologis dan bukan
sebagai akibat trauma ataupun infeksi susunan syaraf pusat.Stroke adalah kerusakan
jaringan otak yang disebabkan karena berkurangnya atau terhentinya suplai darah
secara tiba-tiba. Jaringan otak yang mengalami ini akan mati dan tidak dapat
berfungsi lagi. Kadang pula stroke disebut dengan CVA (Cerebrovascular accident)
(Auryn,2007).
manisfestasi ganggungan syaraf umum, yang timbul secara mendadak dalam waktu
yang singkat, yang diakibatkan gangguan aliran darah ke otak akibat penyumbatan
klinis yang muncul akibat pembuluh darah jantung (kardivaskular) yang bermasalah,
Stroke adalah sindrom yang terdiri dari tanda dan gejala hilangnya fungsi
sistem syaraf pusat fokal atau global yang berkembang secara cepat. Istilah
proses patologis pembuluh darah serebral seperti sumbatan pada lumen pembuluh
darah otak oleh thrombus atau embolus, pecahnya pembuluh darah serebri, lesi atau
perubahan lain pada kualitas darah yang menyebabkan pasokan oksigen dan nutrisi ke
serebral terhambat. Stroke adalah penyakit pada otak berupa gangguan fungsi syaraf
saraf pada stroke disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak non traumatik.
anggota badan, bicara tidak lancar, bicara tidak jelas (pelo), mungkin perubahan
gangguan sistem syaraf baik fokal maupun global yang disebabkan oleh gangguan
manifestasi klinis kelumpuhan wajah atau anggota badan, bicara tidak jelas dan
perubahan kesadaran.
2.1.2 Etiologi
Stroke biasanya diakibatkan oleh satu dari empat kejadian, yang pertama oleh
thrombosis yaitu bekuan darah didalam pembuluh darah otak atau leher. Kedua oleh
16
embolisme serebral yaitu bekuan darah atau material lain yang dibawa ke otak dari
bagian tubuh yang lain. Ketiga iskemia yaitu penurunan aliran darah kearea otak dan
a) Hipertensi, dapat disebabkan oleh aterosklerosis atau sebaliknya. Proses ini dapat
berupa penebalan pada satu tempat yang diikuti oleh penipisan ditempat lain. Pada
c) Kelainan jantung atau penyakit jantung yaitu palingbanyak dijumpai pada pasien
post MCI, atrial fibrilasi dan endokarditis, kerusakan kerusakan kerja jantung
akan menurunkan kardiak output dan menurunkan aliran darah ke otak. Dismping
itu dapat terjadi proses embolisasi yang bersumber pada kelainan jantung dan
pembuluh darah.
e) Usia lanjut. Pada usia lanjut terjadi proses klasifikasi pembuluh darah, termasuk
h) Obesitas. Pada obesitas dapat terjadi hipertensi dan peningkatan kadar kolesterol
i) Perokok. Pada perokok akan timbul plaque pada pembuluh darah oleh nikotin
j) Kurang aktivitas fisik. Kurang aktivitas fisik dapat juga mengurangi kelenturan
fisik termasuk kelenturan pembuluh darah (pembuluh darah menjadi kaku), salah
2.1.3 Klasifikasi
Serangan stroke iskemik terjadi pada otak yang mengalami gangguan pasokan
serebrovaskuler iskemik ini dibagi menjadi 2 kategori besar yaitu oklusi trombolitik
keotak yang berlangsung selama beberapa detik sampai menit, dimana bila terjadi
lebih dari beberapa menit akan terjadi infark jaringan otak. Penyumbatan bisa terjadi
pada pembuluh darah besar (arteri karotis), pada pembuluh darah sedang (arteri
karena dinding bagian dalam pembuluh darah (arteri) menebal dan kasar, sehingga
aliran darah tidak lancar dan tertahan. Oleh karena darah berupa cairan kental, maka
ada kemungkinan akan terjadi gumpalan darah (thrombus), sehingga aliran darah jadi
semakin lambat dan lama-lama menjadi sumbatan pembuluh darah, akibatnya otak
mengalami kekurang pasokan darah yang membawa nutrisi dan oksigen yang
diperlukan oleh otak. Apabila kekurangan pasokan darah berlangsung lama, otak
tidak mendapatkan nutrisi dan oksigen, maka sel-sel jarngan otak akan rusak dan
mati.
b) Stroke Hemoragik
Serangan stroke hemoragik terjadi pada otak yang mengalami kebocoran atau
pecahnya pembuluh darah di dalam otak, sehingga darah menggenangi atau menutupi
ruang-ruang jaringan sel otak. Adanya darah yang menutupi jaringan sel otak, akan
menyebabkan kerusakan jaringan sel otak dan ini menyebabkan kerusakan fungsi
kontrol otak. Genangan darah bisa terjadi pada otak sekitar pembuluh darang yang
pecah (intra cerebral hemorrage) atau dapat juga genangan darah masuk kedalam
ruang sekitar otak (ssubarachnoid hemorrhage). Perdarahan pada otak dibagi 2 yaitu:
menekan jaringan otak dan menimbulkan edema otak. Peningkatan Tekanan Intra
Kranial (TIK) yant terjadi cepat, dapat mengakibatkan kematian mendadak karena
2. Perdarahan subarachnoid
sirkulasi willis dan cabang-cabangnya yang terdapat diluar parenkim otak. Pecahnya
merenggangnya struktur peka nyeri dan vasospasme pembuluh darah serebral yang
berakibat disfungsi otak global (nyeri kepala, penurunan kesadaran) maupun fokal
hebat.Sering pula dijumpai kaku kuduk dan tanda-tanda rangsangan selaput otak
lainnya.
3-5 hari setelah timbulnya perdarahan, mencapai puncaknya pada hari kelima sampai
vasospasme diduga karena interaksi antara bahan-bahan yang berasal dari darah dan
fokal.Otak dapat berfungsi jika kebutuhan O2 dan glukosa otak dapat terpenuhi.
Energi yang dihasilkan didalam sel syaraf hampir seluruhnya melalui proses
20
oksidasi. Otak tidak mempunyai cadangan O2, jadi kerusakan dan kekurangan aliran
darah otak walau sebentar akan menyebabkan gangguan fungsi. Demikan juga
kebutuhan glukosa sebagai bahan bakar metabolisme otak, tidak boleh kurang dari
20% mg karena akan menimbulkan koma. Kebutuhan glukosa sebanyak 25% dari
seluruh kebutuhan glukosa tubuh, sehingga jika kadar glukosa plasma turun sampai
70% akan terjadi gejala disfungsi serebral. Pada saat otak hipoksia, tubuh berusaha
2.1.4 Patofisiologi
Pada keadaaan fisiologis, jumlah darah yang mengalir ke otak adalah 50-60
ml per 100 gram otak per menit.Jumlah darah untuk seluruh otak, yang kira-kira
beratnya antara 1200-1400 gram adalah 700-840 ml per menit.Dari jumlah darah itu,
satu pertiganya disalurkan melalui tiap arteri karotis interna dan satu pertiga sisanya
dikarena secara tiba-tiba tidak menerima suplai darah lagi karena arteri yang
lisis akibat mekanisme fibrinotik pada dinding arteri dan darah , yang menyebabkan
terbentuknya emboli, yang akan menyumbat arteri yang lebih kecil, distal dari
pembuluh darah tersebut. Trombus dalam pembuluh darah juga dapat akibat
kerusakan atau ulserasi endotel, sehinggaplak menjadi tidak stabil dan mudahlepas
trombosit dan fibrin. Sumbatan pada pembuluh darah tersebut akan menyebabkan
matinya jaringn otak dimana kelainan ini tergantung pada adanya pembuluh darah
yang adekuat.
Otak yang hanya merupakan 2% dari berat badan total, menerima perdarahan
15% dari cardiac output dan memerlukan 20% oksigen yang diperlukan tubuh
Energi yang diperlukan berasal dri metabolisme glukosa, yang disimpan di otak
dalam bentuk glukosa atau glikogen untuk persediaan pemakaian selama 1 menit,
dan memerlukan oksigen untuk metabolisme tersebut, lebih dari 30 detik gambaran
EEG akan mendatar, dalam 2 menit aktivitas jaringan otak berhenti, dalam 5 menit
maka kerusakan jaringan otak dimulai, dan lebih dari 9 menit, manusia akan
meninggal. Bila aliran darah otak berhenti maka oksigen dan glukosa yang
dibuthukan untuk pembentukan ATP akan menurun, akan terjadi penurunan Na-K
ATP ase, sehingga membran potensial akan menurun. K+ berpindah keruang CES
sementara ion Na dan Ca berkumpul dalam sel. Halini menyebabkan permukaan sel
membran sel masihreversible, tetapi bila menetap terjadi perubahan struktural ruang
menyebabkan kematian jaringan otak. Keadaan ini terjadi segera apabila perfusi
menurun dibawah ambang batas kematian jaringan, yaitu bila aliran darah berkurang
tekanan perfusi sehingga terjadi perluasan daerah iskemik. Peranan ion Ca pada
sejumlah proses intra dan ekstra seluler pada keadaan ini sudah semakin jelas, dan
hal ini menjadi dasar teori untuk mengurangi perlasan daerah iskemik dengan
mengatur masuknya ion Ca. komplikasi lebih lanjut dari iskemik serebral adalah
edema serebral. Kejadian ini terjadi akibat peningkatan jumlah cairan dalam
jaringan otak akibat sebagai pengaruh dari kerusakan lokal atau sistemis.Segera
setelah terjadi iskemi timbul edema serebral sistotoksik. Akibat dari osmosis sel
makromolekulnya. Mekanisme ini diikuti dengan pompa Na/K dalam membran sel
dimana transport Na dan air kembali keluar kedalam ruang ekstra seluler. Pada
Hal ini terjadi akibat kerusakan dari sawar darah otak, dimana cairan plasma
akan mengalir kejaringan otak dan kedalam ruang ekstraseluler sepanjang serabut
pembengkakan pada daerah disekitar arteri yang terkena.Hal ini menarik bahwa
terjadinya iskemia dapat berupa space occupying lesion. Peningkatan tekanan tinggi
keseimbangan cairan didalam otak akan berkurang. Bila hal ini berlanjut, maka akan
Memicu K+ masuk
berlebih keruang CES
Odema dan kongesti Infark serebral
pada area yang Deficit pada area otak
Diikiti oleh Resiko mengelilingi infark neorologis
masuknya air perdarahan kontralateral
Kematian
Infark bertambah neuron, sel
parah ganglia, dan
Eedema Pembengkakan struktur otak
sititoksik diaera arteri
Perubahan
Edema serebral perfusi jaringan Kemampuan
Penurunan otak dalam
kesadaran mengontrol
Hemis Hemiplegi
Peningkatan fer kiri fungsi neorologis
Tekanan Intra kiri menurun
Resiko Resiko Resiko
Kranial (TIK)
aspirasi trauma jatuh
Hemis Hemiplegi
Herniasi Kerusakan fer kanan
kesegala arah fungsi N Kerusakan kanan
VII dan N komuniasi
XII verbal
Kelemahan
Kematian
fisik
jaringan/ infark Area grocca
serebral
Deficit Gangguan
perawatan mobilitas fisik
diri
25
a) Hilangnya kemampuan Gerak. Jika stroke mengenai upper motor neuron, maka
adalah hemiplegi. Pada tahap awal mungkin terjadi flaccid paralisis dan
terjadi gangguan fungsi bahasa yang dihasilkan dari otak tengah. Apraxia (tidak
lapang pandang). Keadaan ini bisa sementrara atau menetap. Horners syndrome
paralisis dan saraf simpatik mata yang menyebabkan berkurangnya air mata,
(merasakan berat, baal/mati rasa) dan hilangnya rasa otot dan sendi.
f) Gangguan aktivitas mental dan psikologi. Jika yang terkenaadalah bagian lobus
frontal maka akan terjadi gangguan pada kemampuan belajar, mengingat dan
26
fungsi intelektual lain. Terkadang juga timbul depresi, non kooperatif, emosi
otak
2.1.6 komplikasi
2.1.7 Penatalaksanaan
Harsono (2010) membedakan penatalaksanaan stroke pada tahap akut dan pasca
a) Tahap Akut
Pada tahap akut ini sasaran pengoatan yaitu menyelamatkan neuron yang
cedera agar tidak terjadi nekrosis, serta agar proses patologis lainnya yang menyertai
tidak mengganggu atau mengancam fungsi otak. Tindakan dan obat yang diberikan
fungsi diantaranya respirasiyang harus dijaga agar tetap bersih dan bebas dari benda
jantung dengan EKG.Tekanan darah juga harus tetap dipertahankan pada tingkat
yang optimal agar tidak meunurunkan perfusi otak.Kadar gula darah yang tinggi
pada tahap akut, tidak diturunkan dengan drastis.Bila pasien telah masukdalam
elektrolit dan asam basa darah harus dipantau dengan ketat.Penggunaan obat-obatan
untuk meningkatkan aliran darah dan metabolisme otak diantaranya adalah obat-
obatan anti edema seperti gliserol 10% dan kortikosteroid.Selain itu digunakan anti
Setelah tahap akut berlalu, sasaran pengobatan dititik beratkan pada tindakan
baru untuk anggota tubuh yang tidak mengalami kelumpuhan, memperoleh kembali
hal-hal atau kapasitas yang telah hilang dan diluar kelumpuhan, serta mempengaruhi
Strategi intervensi rehabilitasi pada klien stroke diantaranya pada tahap akut,
tatalaksana yang ditujukan bersifat life saving. Pembebasan jalan nafas dan
dekubitus.Pada tahap ini, peran perawat sangat besar dalam keberhasilan program
yang dilakukan.
adalah alas tempat tidur yang harus cukup keras, mempertahankan posisi abduksi
lengan, mencegah foot drop dengan memasang papan pada telapak kaki pengaturan
lengan yang lebih tinggi untuk mencegah edema pada tangan, pengaturan posisi
29
tiapsatu jam pada pagi hari dan dua jam pada malam hari, serta melakukan full of
neorologis yang terjadi, mencari faktor resiko yang dapat menghalangi proses
tersebut telah diketahui, maka proses restorasi dapat dimulai dengan melakukan
latihan aktif dan pasif. Latihan mobilisasi ini dilakukan denganmenggerakan semua
sendi pada anggota gerak yang lumpuh, sampai terjadi Range of Motion
meninggikan letak kepala secara bertahap untuk kemudian dicapai posisi setengah
duduk dan akhirnya posisi duduk.Apabila pasien sudah dapat duduk secara aktif,
maka latihan berdiri dan berjalan dapat dimulai. Peran keluarga sangat diperlukan
dalam latihan berdiri danberjalan ini untuk meningkatkan keyakinan diri pasien
activity daily living.ADL dalam artian sempit yaiu sebagai bebas melakukan kegiatan
kehidupan sehari-hari tanpa vantuan pihak lain. Sedangkan dalam arti luar, ADL
ini, peran serta keluarga sangat diperlukan untukmemberikan dorongan positif pada
2.2.1 Pengertian
integral dari pelayanan kesehatan, didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan, dalam
individu, keluarga, dan masyarakat, baik sehat maupun sakit yangmencakup seluruh
proses kehidupan manusia. Asuhan keperawatan adalah suatu proses atau rangkaian
kegiatan dalam praktik keperawatan yang diberikan kepada klien pada berbagai
standar keperawatan, serta landasan etika dan etiket keperawatan dalam lingkup
wewenang dan tanggung jawab keperawatan. Keluarga adalah unit terkecil dari
masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul
serta tinggal disuatu tempat dibawah satu atapdalam keadaan saling ketergantungan
dalam perkawinan, ada hubungan darah atau adopsi dan tinggal dalam satu rumah
(Friedman, 2008).
b) Nilai dan norma keluarga. Menggambarkan nilai dan norma yang dipelajari dan
kearah positf.
anggota keluarga memiliki peran dan fungsi sehingga tujuan keluarga dapat
tercapai.
b) Keterbatasan. Dalam mencapai tujan setiap anggota keluarga memilki peran dan
tanggung jawab.
a) Keluarga tradisional
1. Keluarga inti adalah keluarga yang terdiri dari ayah ibu anak.
32
2. Pasangan inti adalah keluarga yang terdiri dari suami dan isteri.
3. Keluarga dengan orang tua tunggal satu orang yang mengepalai keluarga
akibat perceraian.
6. Jaringan keluarga besar terdiri dari 2 keluarga inti atau lebih atau keluarga
1. Keluarga dengan orang tua yang mempunyai anak tetapi tidak menikah
3. Keluarga gay lesbian adalah pasangan yang berjenis kelamin sama hidup
4. Keluarga komuni adalah keluarga yang terdiri dari lebih satu pasangan
a) Keluarga tradisional
1. Keluarga inti (nuclear family) yaitu keluarga yang terdiri dari suami, isteri,
2. Keluarga besar (extend family) yaitu keuarga inti ditambah keluarga lain yang
3. Keluarga nuclear dyad yaitu rumah tangga yang terdiri dari suami isteri tanpa
anak.
4. Single parent yaitu rumah tangga yang terdiri dari orang tua dengan anak
kandung atau anak angkat yang disebabkan karena perceraian atau kematian.
5. Single adult yaitu rumah tangga yang terdiri dari seorang dewasa saja.
1. Commune family yaitu lebih dari satu keluarga tanpa pertalian darah hidup
serumah.
2. Orang tua (ayah atau ibu) yang tidak ada ikatan perkawinan dan anak hidup
3. Homo seksual yaitu dua individu yang sejenis hidup berasama dalam satu
rumah tangga.
a) Keluarga berantai atau sereal family yaitu keluarga yang terdiri dari wanita dan
pria yang menikah lebih dari satu kali daan merupakan satu keluarga inti.
hidup bersama-sama.
a) Fungsi afektif yaitu fungsi internal keluarga sebagai dasar kekuatan keluarga.
keluarga.
34
keluarga.
kesehatan.
a) Tahap I keluarga pemula ataunpasangan baru menikah. Tahap ini dimulai saat
dua insan dewasa mengikat janji melalui ikatan pernikahan dengan landasan
cinta dan kasih sayang. Tugas pada tahapan ini antara lainsaling memuaskan
b) Tahap II keluarga dengan kelahiran anak pertama (child bearing) tahapan ini
dimulai saat I bu hamil sampai dengan kelahiran anak pertama sampai dengan
anak berusia 30 bulan. Tugas keluarga pada tahap ini yaitu mempersiapkan biaya
persalinan, persiapan mental sebagai orang tua, memberi kasih sayang, mulai
c) Tahap III keluarga dengan anak pra sekolah berusia 2,5 tahun dan berakhir saat
berusia 5 tahun. Tugas yang dimilki keluarga adalah menanamkan nilai-nilai dan
lingkungan.
d) Tahap IV keluarga dengan anak sekolah dimulai saat anak pertama 6tahun dan
berakhir saat usia 12 tahun. Tugas yang dimilki keluarga antara lain memnuhi
kebuthan sekolah, baik alat sekolah maupun biaya, membiasakan belajar teratur,
e) Tahap V keluarga dengan anak remaja dimulai saat anak pertama 13tahun dan
berakhir diusia 20 tahun. Tugas perkembangan keluarga saat ini dalam posisi
orang tua dengan anak remaja apabila hal ini tidak diselesaikan akan berdampak
f) Tahap VI keluarga dengan anak usia dewasa muda yaitu melepas anak
keluarga pada tahap ini adalah memperluas siklus keluarga dengan melalui
hubungan keluarga antara orang tua dengan menantu, menata kembali peran dan
g) Tahap VII orang tua usia pertengahan (tanpa jabatan pensiun). Tugas
h) Tahap VIII keluarga berdua kembali dalam masa pensiun dan lansia. Tugas
Stress adalah respon atau keadaan ketegangan yang disebabkan oleh stessor
atau tuntutan aktual yang dirasakan dan tidak dapat teratasi.Koping adalah suatu
upaya untuk memcahkan msalah yang sedang dihadapi oleh individu dengan tntutan
sumber, koping dan strategi pemecahan masalah. Hasil akhirnya adalah perubahaan
keadaan fungsi yang dapat positif atau negatif yang menyebabkan peningkatan atau
keluarga memanfaatkan sumber keluarga yang ada dan mengembangkan prilaku serta
sumber baru yang akan memperkuat unut keluarga dan mengurangi dampak peristiwa
hidup penuh stress.Adaptasi keluarga adalah suatu proses saat keluarga terlibat dalam
respon langsung terhadap tuntuan stesor yang extensif dan menyadari bahwa
kepada individu, keluarga, dan komunitas secara langsung menggunakan prinsip tiga
meningkatkan kesehatannya.
keluarga memiliki tanggung jawab sebagai pendidik kepada individu, keluarga, dan
mendengar keluhan klien secara objektif, memberikan umpan balik dan informasi
sumber yang dimiliki klien. Perawat dalam hal ini memberikan bantuan secara
profesional dengan metode yang disesuaikan kebutuhan dan masalah yang dihadapi
klien, sehingga klien memahami dan menggunakan pengertiannya atas tujuan yang di
tetapkan bersama secara wajar, dan akhirnya klien dapat menjadi lebih produktif.
Peran perawat yang kelima adalah Case Manager (Manajer Kasus). Pada peran
keputusan yang tepat. Perawat komunitas perlu bertindak sebagai konsultan bagi
perawat yang lain, profesional lain dalam memberikan informasi dan bantuan dalam
perlu bertindak sebagai konsultan bagi erawat yang lain, profesional lain dalam
kolabolator dapat dilaksanakan antara perawat dengan klien, tim kesehatan serta
dapat dilakukan dengan individu, keluarga, atau sebagian bagian dari tim. Perawat
harus mampu melakukan komunikasi secara lebih efektif, kolaborasi yang efektif
dapat dilihat dari komunikasi dengan klien, keluarga, kelompok, dan tim serta
sarana pelayanan kesehatan serta sumber yang ada di masyarakat, seperti puskesmas,
yang dapat dilakukan sebelum masalah timbul. Kegiatan pada tahap ini dapat berupa
sanitasi lingkungan yang bersih, olahraga, imunisasi, dan perubahan gaya hidup
dilakukan oleh perawat komunitas yaitu dilakukan pada awal masalah timbul maupun
saat masalah berlangsung, dengan melakukan deteksi dini, (early diagnosis) dan
peran dan fungsi perawat komunitas, terutama pada saat memberi pelayanan langsung
individu sebagai anggota keluarga, tahap dari proses keperawatan keluarga sebagai
dilakukan dengan cara mengidentifikasi data demografi, data sosial kultural, data
anggota keluarga meliputi pengkajian fisik, mental, emosi, social dan spiritual,
keperawatan, evaluasi.
terus menerus terhadap anggota keluarga yang dibinanya. Secara garis besar data
keluarga, sosial, ekonomi, dan budaya, faktor lingkungan, riwayat kesehatan dan
medis dari setiap anggota keluarga, psikologi sosial. Hal hal yang perlu di kaji
adalah sebagai berikut: Data umum meliputi nama kepala keluarga, usia, tempat
yang terdiri atas nama atau inisial, jenis kelamin, tanggal lahir, usia hubungan dengan
Tipe keluarga, menjelaskan jenis tipe keluarga beserta kendala atau masalah
yang terjadi dengan jenis tipe keluarga tersebut.Suku bangsa atau latar budaya
suku bangsa terkait dengan kesehatan.Latar belakang etnik yaitu meliputi tempat
tinggal keluarga bagaimana (uraikan bagian dari sebuah lingkungan yang secara etnik
Apakah kegiatan-kegiatan ini ada dalam kelompok kultur atau budaya keluarga,
kebiasaan-kebiasaan diet dan berbusana, baik tradisional atau modern. Bahasa yang
kesehatan, status sosial ekonomi keluarga, status ekonomi keluarga ditentukan oleh
pendapatan, baik dari kepala rumah tangga atau dari anggota atau dari anggota
keluarga lainnya. Sealin itu status sosial ekonomi keluarga ditentukan pula oleh
pengelarannya,
Aktivitas rekreasi keluarga dan waktu luang, rekreasi keluarga tidak hanya
rekreasi, selain itu perlu dikaji pula penggunaan waktu luang atau senggang keluarga.
Sedangkan pada poin riwayat keluarga adalah mengkaji riwayat kesehatan keluarga
inti dan riwayat kesehatan keluarga. Tahap perkembangan keluarga saat ini,
ditentukan oleh anak tertua keluarga inti, tahap perkembangan keluarga yang belum
keluarga yang hilang.Riwayat keluarga sebelumnya, keluarga asal kedua orang tua
(seperti apa kehidupan keluarga asalnya) hubungan masa silam dan saat dengan orang
gambaran tipe rumah tempat tinggal (rumah, apartemen, sewa kamar, kontrak atau
kondisi rumah meliputi bagian intrior dan eksterior. Interior rumah meliputi: jumlah
kamar dan tipe kamar (kamar tamu, kamar tidur), penggunaan-penggunaan kamar
tersebut dan bagaimana kamar itu diatur dan bagaimana kondisi dan kcukupan
perabot penerangan ventilasi, lantai, tangga rumah dan susunan dan kondisi bangunan
44
suplai air minum penggunaan alat-alat masak, apakah ada fasillitas pengamanan
bahaya kebakaran.Kamar mandi, sanitasi, air, fasilitas toilet, ada tiddak sabun dan
kebutuhan khusus mereka lainnya. Kebersihan dan sanitasi rumah, apakah banyak
tinggal, tipe lingkungan tempat tinggal komunikasi kota atau desa, tipe tempat tinggal
tinggal dan jalan raya (terpelihara, rusak, dalam perbaiakan atau lainnya).Sanitasi
karakteristik etnik penghuninya. Lembaga pelayanan kesehatan dan sosial, apa yang
ada dalam lingkungan dan komunikasi (klinik, rumah sakit, penanganan keadaan
lama tinggal keluarga di daerah ini, atau apakah sering mempunyai kebaisaan
masyarakat, menjelaskan waktu yang digunakan oleh keluarga untuk berkumpul serta
keluarga yang sehat, vasilitas yang dimiliki keluarga untuk menunjang kesehatan
yang meliputi vasilitas fisik dan psikologi. Sumber dukungan dari anggota keluarga
komunikasi secara langsung atau tidak, pesan emosional (positif atau negatif),
frekuensi, dan kualitas komunikasi yang berlangsung. Adalah hal-hal yang tertutup
pengambil keputusan dalam pekerjaan atau tempat tinggal, serta siapa yang
baik secara formal maupun informal.Peran formal, posisi dan peran formal pada
masing-masing) dan apakah ada konflik peran dalam keluarga.Peran informal adalah
peran informal dalam keluarga, siapa yang memainkan peran tersebut, berapa kali dan
46
bagaimana peran itu dilaksanakan secara konsisten. Analisis model peran, siapa yang
keluarga, adakah peran baru, bagaimana anggota keeluarga menerima peran baru,
respon keluarga yang sakit terhadap perubahan peran atau hilangnya peran, serta
apakah ada konflik akibat peran. Struktur nilai atau peran keluarga, menjelaskan
mengenai nilai norma yang dianut keluarga dengan kelompok atau komunitas, apakah
sesuai dengan norma yang di anut, seberapa penting nilai yang dianut, apakah nilai
yang di anut secara sadar atau tidak apakah konflik nilai yang menonjol dalam
keluarga, bagaimana kelas sosial dalam keluarga, bagaimana latar belakang budaya
anggota keluarga merasakan kebutuhan individu lain dalam keeluarga, apakah orang
apakah setiap anggota keluarga memiliki orang yang dipercaya dalam keluarga,
apakah dalam keluarga saling menghormati satu sama lainnya, dan apakah setiap
danya keterikatan yang erat antara anggota keluarga satu dengan anggota keluarga
yang lain. Fungsi sosialisasi, fungsi bagaimana perilaku semua anggota kelluarga
konsep sehat sakit, Praktik diet keluarga,latihan dan rekreasi, kebiasaan penggunaan
obat-obatan dalam keluarga, peran keluarga dalam praktik keperawatan diri, cara
jumlah anggota keluarga. Serta metode apa yang digunakan keluarga dalam
keluarga.Stress dan koping keluarga, stresor jangka pendek, yaitu stresor yang di
alami keluarga yang memerlukan penyelesaian dalam waktu kurang lebih 6 bulan.
Stresor jangka panjang, yaitu stresor yang saat ini dialami keluarga yang memerlukan
semua anggota.Metode yang digunakan pada pemeriksaan ini tidak berbeda dengan
tahap dua keluarga yang harus di kaji yang pertama adalah harapan keluarga, pada
dan gejala, faktor penyebab dan persepsi keluarga terhadap masalah yang dialami
mengerti mengenai sifat dan luasnya masalah, bagaimana masalah dirasakan oleh
keluarga, keluarga menyerah atau tidak terhadap masalah yang dihadapi, adakah rasa
takut terhadap akibat atau adakah sikap negatif dari keluarga terhadap masalah
diperlukan, sumber-sumber yang ada dalam keluarga serta sikap keluarga terhadap
yang sakit. Pengkajian 5 masalah tugas kesehatan keluarga yang keempat adalah
sanitasi bagi keluarga, upaya pencegahan penyakit yang dilakukan keluarga, upaya
dalam menata lingkungan dalam dan luar rumah yang berdampak terhadap kesehatan
mengelompokan data hasil pengkajian dalam data subjektif dan objektif setiap
etiologi atau penyebab , sign atau tanda selanjutnya yang di kenal PES, yaitu Problem
atau (masalah), etiologi atau (penyebab), Sign and symptom atau (tanda dan gejala).
Tipologi diagnosis keperawatan, yang pertama adalah diagnosa aktual ( terjadi defisit
atau gangguan kesehatan) adalah masalah keperawatan yang sedang dialami oleh
keluarga yang memerlukan bantuan dari perawat dengan cepat, yang kedua adalah
diagnosis resiko tinggi (ancaman kesehatan) adalah masalah keperawatan yang belum
terjadi, tetapi tanda untuk terjadi masalah keperawatan aktual dapat terjadi dengan
cepat bila tidak segera mendapat bantuan prawat. Yang ketiga adalah diagnosa
potensial (keadaan sejahtera atau wellness) adalah keadaan sejahtera dari keluarga
sumber penunjang kesehatan yang memungkinkan dapat ditingkatkan (Potter & Perry
2008).
skala yang telah dirumuskan oleh Bailon dan Magalaya (1978). Proses skoringnya
kriteria yang dibuat perawat, selanjutnya skoring dibagi skor yang tertinggi dan
Angka
Jumlah skor untuk semua kriteria (skor maksimum sama dengan jumlah bobot, yaitu
5)
51
Kelompok dan Komunitas dengan Modifikasi NANDA, ICNP, NOC dan NIC di
utama diberikan pada tidak atau kurang sehat karena perlu tindakan segera biasanya
disadari oleh keluarganya. Untuk kriteria kedua perlu diperhatikan pengetahuan yang
sekarang, teknologi, dan tindakan untuk mengenal masalah, sumber daya keluarga:
fisik, keuangan, dan tenaga, sumber daya perawat: pengetahuan, keterampilan dan
waktu, sumber daya lingkungan : fasilitas, organisasi, dan dukungan. Untuk kriteria
kelompok yang beresiko untuk dicegah agar tidak aktual dan menjadi parah, untuk
kriteria keempat, perawat perlu memiliki presepsi atau bagaimana keluarga menilai
didasarkan pada masalah yang dilengkapi dengan kirteria dan standar yang mengacu
dengan cara mendemonstrasikan cara peawatan, menggunakan fasilitas dan alat yang
Hal penting dalam penyusunan rencana asuhan keprawatan: tujuan hendaknya logis,
sesuai masalah, dan mempunyai jangka waktu yang sesuai dengan kondisi klien.
Kriteria hasil hendaknya dapat diukur dengan alur ukuran dan diobservasi dengan
daya dan dana yang dimiliki oleh keluarga dan mengarah ke kemandirian klien
Pada tahap ini perawat yang mengasuh keluarga sebaiknya tidak bekerja
sendiri, tetapi perlu memelihara secara integrasi semua profesi kesehatan yang
menadi tim perawatan esehatan di rumah. Peran perawat yang dilaksanakan adalah
implementasi dengan kriteria dan standar yang telah diterapkan untuk melihat
S adalah ungkapan perasaan dan keluhan yang dirasakan secara subjektif oleh
A adalah analisis perawat setelah mengetahui respon subjektif dan objektif keluarga
yang dibandingkan dengan kriteria dan standar yang telah ditentukan mengacu pada
ada dua evaluasi yang dapat dilaksanakan oleh perawat, yaitu evaluasi formatif yang
bertujuan untuk menilai hasil implementasi secara bertahap sesuai dengan kegiatan
yang dilakukan sesuai kontrak pelaksanaa dan evaluasi sumatif yang bertujuan
2.5.1 Pengkajian
a) Identitas, terdiri dari nama kepala keluarga (KK), alamat, nomor telepon,
b) Tipe keluarga. Menjelaskan mengenai jenis tipe keluarga beserta kendala atau
c) Suku bangsa. Mengkaji asal suku bangsa keluarga tersebut serta mengidentifikasi
d) Agama. Mengkajia agama yang dianut oleh keluarga serta kepercayaan yang dapat
mempengaruhi kesehatan.
didapatkan dari kepala keuarga maupun anggota keluarga lainnya. Selain itu,
f) Aktivitas rekreasi. Rekreasi keluarga tidak hanya dilihat kapan saja keluarga
keluarga saat ini(ditentukan dengan anak pertama dari keluarga inti), tahap
perkembangan yang belum terpenuhi oleh keluarga serat kendala, mengapa tugas
rumah sendiri sehingga bebrapa tugas tidak terpenuhi. Terakhir yaitu riwayat
kekuatan keuarga, struktur peran (formal dan informal), dan nilai atau norma
keluarga.
k) Fungsi keluarga. Hal yang perlu dikaji, pertama fungsi afektif yaitu menkaji
gambaran diri anggota keluarga, perasan memiliki dan dimiliki dalam keluarga,
saling menghargai. Kedua yaitu fungsi sosialisasi, hal yang perlu dikajia adalah
bagaimana interaksi atau hubungan dalam keluarga, sejauh mana anggota keluarga
belajar disiplin, norma, budaya dan prilaku. Fungsi ketiga yaitu fungsi perawatan
kesehatan keluarga. Fungsi yang keempat yaitu fungsi reproduksi. Hal yang perlu
dikaji mengenai fungsi reproduksi keluarga adalah berapa jumlah anak, bagaiman
keluarga merencanakan jumlah anggota keluarga dan metode apa yang digunakan
keluarga dalam upaya mengendalikan jumlah anggota. Fungsi yang terakhir yaitu
fungsi ekonomi. Hal perlu dikaji mengenai fungsi ekonomi kleuarg adalah
l) Stress dan koping keluarga. Yaitu terdiri dari stressor jangka pendek dan panjang,
yaitu stressor yang dialami keluarga yang memerlukan penyelesaian dalam jangka
m) Pemeriksaan fisik
3. Integritas ego. Biasanya emosi labil, respon yang tidak tepat, mudah marah,
Diagnosa keperawatan yang biasa muncul pada klien dengan masalah kesehatan
stroke diantaranya :
e) Resiko jatuh
59
pada 5 tugas kesehatan keluarga, yang pertama mengenal masalah, yang kedua
jaringan serebral
Kriteria hasil : Tanda-tanda vital dalam batas normal, tidak ada tanda-tanda
Tabel 2.3: Intervensi dan implementasi pada klien Stroke dx. Pertama
Intervensi Implementasi
1. Awasi tanda-tanda vital, kaji pengisian 1. Mengawasi tanda-tanda vital, kaji
kapiler, warna kulit/membran mukosa pengisian kapiler, warna kulit/membran
2. Tinggikan kepala pada tempat tidur mukosa
sesuai toleransi. 2. Meninggikan kepala pada tempat tidur
3. Catat keluhan rasa dingin, pertahankan sesuai toleransi.
suhu lingkungan dan tubuh hangat 3. Mencatat keluhan rasa dingin,
sesuai indikasi pertahankan suhu lingkungan dan tubuh
4. Kaji respon verbal dan gangguan hangat sesuai indikasi
memori 4. Mengkaji respon verbal dan gangguan
5. Awasi pemeriksaan laboratorium sperti memori
Hb/Ht, GDA, eritrosit 5. Mengawasi pemeriksaan laboratorium
seperti Hb/Ht, GDA, eritrosit
Sumber : hhtp://www.ejournal.stikesmucis.ac.id
Kriteria hasil : klien tampak berbicara dengan lancer, tidak ada kesulitan dalam
berbicara.
Tabel 2.4: Intervensi dan implementasi pada klien Stroke dx. Kedua
Intervensi Implementasi
1. Identifikasi metode yang dapat 1. Mengdentifikasi metode yang dapat
dipahami oleh klien untuk memenuhi dipahami oleh klien untuk memenuhi
kebutuhan dasar kebutuhan dasar
2. Sediakan metode komunikasi alternatif 2. Menyediakan metode komunikasi
3. Libatkan keluarga dan diskusikan alternatif
masalah untuk meningkatkan 3. Melibatkan keluarga dan diskusikan
kemampuan komunikasi klien masalah untuk meningkatkan
4. Berikan support system untuk kemampuan komunikasi klien
mengatasi ketidakmampuan 4. Memberikan support system untuk
5. Dengarkan klien dengan penuh mengatasi ketidakmampuan
perhatian 5. Menengarkan klien dengan penuh
perhatian
Sumber : hhtp://www.ejournal.stikesmucis.ac.id
Kriteria hasil :klien melaporkan dapat berjalan dan melakukan mobilitas fisik tanpa
Tabel 2.5: Intervensi dan implementasi pada klien Stroke dx. Ketiga
Intervensi Implementasi
1. Kaji tingkat kemampuan Range of 1. Kaji tingkat kemampuan Range of
Motion aktif klien Motion aktif klien
2. Anjurkan klien untuk melakukan body 2. Anjurkan klien untuk melakukan body
mechanic dan ambulasi mechanic dan ambulasi
3. Berikan support pada ekstremitas yang 3. Berikan support pada ekstremitas yang
luka luka
4. Ajarkan cara-cara yang benar dalam 4. Ajarkan cara-cara yang benar dalam
melakukan macam-macam mobilisasi melakukan macam-macam mobilisasi
seperti body mechanic, ROM aktif, dan seperti body mechanic, ROM aktif, dan
ambulasi ambulasi
5. Kolaborasi dengan fisioterapi dalam 5. Kolaborasi dengan fisioterapi dalam
penanganantraksi yang boleh digerakan penanganantraksi yang boleh digerakan
dan yang belum boleh digerakan dan yang belum boleh digerakan
Sumber : hhtp://www.ejournal.stikesmucis.ac.id
61
Tabel 2.6: Intervensi dan implementasi pada klien Stroke dx. Keempat
Intervensi Implementasi
1. Motivasi klien untuk mandi dan 1. Motivasi klien untuk mandi dan
melakukan perawatan diri melakukan perawatan diri
2. Motivasi keluarga untuk 2. Motivasi keluarga untuk membantu
membantu klien dalam melakukan klien dalam melakukan perawatan
perawatan diri diri
3. Berikan pendidikan kesehatan 3. Berikan pendidikan kesehatan
tentang pentingnya merawat diri tentang pentingnya merawat diri
4. Beri reinforcement positif atas 4. Beri reinforcement positif atas
usaha keluarga dank lien usaha keluarga dank lien
Sumber : hhtp://www.ejournal.stikesmucis.ac.id
Kriteria hasil : klien melaporkan tidak terjadi jatuh dan keadaan klien membaik.
Tabel 2.7: Intervensi dan implementasi pada klien Stroke dx. Kelima
Intervensi Implementasi
1. Kaji tingkat energi yang dimiliki klien 1. Mengkaji tingkat energy yang dimiliki
2. Berikan terapi ringan untuk klien
mempertahankan keseimbangan 2. Memberikan terapi ringan untuk
3. Ajarkan penggunaan alat-alat alternatif mempertahankan keseimbangan
atau alat bantu unutk aktivitas klien 3. Mengajarkan penggunaan alat-alat
4. Motivasi keluarga untuk melakukan alternatif atau alat bantu unutk aktivitas
modifikasi lingkungan rumahnya. klien
4. Memotivasi keluarga untuk melakukan
modifikasi lingkungan rumahnya.
Sumber : hhtp://www.ejournal.stikesmucis.ac.id
62
somatif (dilakukan selama proses asuhan keperawatan) dan formatif yaitu dengan
a) Evaluasi berjalan (sumatif) adalah evaluasi jenis ini dikerjakan dalam bentuk
b) Evaluasi akhir (formatif) adalah evaluasi jenis ini dikerjakan dengan cara
diantara keduanya, mungkin semua tahap dalam proses keperawatn perlu ditinjau
kembali, agar didapat data-data, masalah atau rencana yang perlu dimodifikasi
(Setiadi, 2008).