Dalam proses persalinan biasanya membuat gelisah sampai panik bagi ibu hamil yang akan menjalani proses persalinan. Hal ini dikarenakan seorang ibu hamil tersebut belum berpengalaman dan belum memiliki cukup pengetahuan tentang proses bersalin itu sendiri. Bukan hanya itu factor yang menyebabkan ibu hamil panik akan proses persalinan, ketakutan akan melahirkan itu sendiri juga menjadi factor yang berperan penting dalam persalinan. Dalam hal inilah, bidan berperan penting sebagai educator atau memberikan asuhan saying ibu untuk memberikan pengetahuan tentang proses persalinan kepada pasangan suami istri yang akan menjadi orangtua. Salah satu prinsip dasar asuhan sayang ibu adalah dengan mengikutsertakan suami dan keluarga selama proses persalinan dan kelahiran bayi. Banyak hasil penelitian menunjukkan bahwa jika para ibu diperhatikan dan diberi dukungan selama persalinan dan kelahiran bayi serta mengetahui dengan baik proses persalinan dan asuhan yang akan mereka terima, mereka akan mendapatkan rasa aman dan keluaran yang lebih baik (Enkin,et al, 2000). Antara lain juga disebutkan bahwa asuhan tersebut dapat mengurangi jumlah persalinan dengan tindakanseperti ekstraksi vacum, cunam dan seksio cesarea. Persalinan juga akan berlangsung lebih cepat. (Enkin, et al, 2000).
Dukungan dalam persalinan seperti pujian, penentraman hati, tidakkan untuk
meningkatkan kenyamanan ibu, kontak fisik, penjelesan tentang yang terjadi selama persalinan dan kelahiran serta sikap ramah yang konstan. Tugas-tugas tersebut dapat dipenuhi oleh bidan. Namun, pada praktiknya bidan juga harus melakukan prosedur medis yang dapat mengalihkan perhatian mereka dari ibu. (Nike Badhi Subeki, SKp, 2003).Dalam hal ini, seorang wanita yang bersalin harus ditemani oleh orang yang ia percayai dan membuatnya merasa nyaman. Orang tersebut dapat berupa pasangannya, sahabatnya atau anggota keluarganya. Di negara maju, wanita yang bersalin sering merasa terisolasi di dalam ruangan bersalin di RS besar yang dikelilingi oleh peralatan teknis serta tanpa dukungan dari pasangan atau anggota keluarganya. (Nike Badhi Subeki, SKp, 2003). Di negara berkembang, beberapa RS besar terlalu dipadati oleh persalinan resiko rendah sehingga dukungan personal dan privasi tidak dapat diberikan. Di Indonesia, tidak semua RS mengizinkan suami atau anggota keluarga lainnya menemani ibu di ruang bersalin. Hampir seluruh persalinan berlangsung tanpa didamping oleh suami atau anggota keluarga lainnya. Di negara berkembang, beberapa RS besar dipadati oleh persalinan resiko rendah sehingga dukungan personal dan privasi tidak dapat diberikan. Di Indonesia, tidak semua RS mengizinkan suami atau anggota keluarga lainnya menemani ibu di ruang bersalin. Hampir seluruh persalinan berlangsung tanpa didamping oleh suami atau anggota keluarga. Dari fenomena-fenomena yang telah dijelaskan diatas maka penulis tertarik mengambil judul Peran Pendamping dalam Proses Persalinan. 1.2 Rumusan masalah 1.3 Tujuan masalah
Pengaruhpenyuuhan Dengan Media Audiovisual Dan Metode Demontrasi Tentang Senam Hamil Terhadap Sikap Ibu Hamil TM 3 Melaksanakan Senam Hamil Di Desa Blabak Kabupaten Kediri Oktavia Nora Sivi