Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam proses persalinan biasanya membuat gelisah sampai panik bagi ibu hamil yang
akan menjalani proses persalinan. Hal ini dikarenakan seorang ibu hamil tersebut belum
berpengalaman dan belum memiliki cukup pengetahuan tentang proses bersalin itu
sendiri. Bukan hanya itu factor yang menyebabkan ibu hamil panik akan proses
persalinan, ketakutan akan melahirkan itu sendiri juga menjadi factor yang berperan
penting dalam persalinan. Dalam hal inilah, bidan berperan penting sebagai educator atau
memberikan asuhan saying ibu untuk memberikan pengetahuan tentang proses persalinan
kepada pasangan suami istri yang akan menjadi orangtua. Salah satu prinsip dasar asuhan
sayang ibu adalah dengan mengikutsertakan suami dan keluarga selama proses persalinan
dan kelahiran bayi. Banyak hasil penelitian menunjukkan bahwa jika para ibu
diperhatikan dan diberi dukungan selama persalinan dan kelahiran bayi serta mengetahui
dengan baik proses persalinan dan asuhan yang akan mereka terima, mereka akan
mendapatkan rasa aman dan keluaran yang lebih baik (Enkin,et al, 2000). Antara lain juga
disebutkan bahwa asuhan tersebut dapat mengurangi jumlah persalinan dengan
tindakanseperti ekstraksi vacum, cunam dan seksio cesarea. Persalinan juga akan
berlangsung lebih cepat. (Enkin, et al, 2000).

Dukungan dalam persalinan seperti pujian, penentraman hati, tidakkan untuk


meningkatkan kenyamanan ibu, kontak fisik, penjelesan tentang yang terjadi selama
persalinan dan kelahiran serta sikap ramah yang konstan. Tugas-tugas tersebut dapat
dipenuhi oleh bidan. Namun, pada praktiknya bidan juga harus melakukan prosedur
medis yang dapat mengalihkan perhatian mereka dari ibu. (Nike Badhi Subeki, SKp,
2003).Dalam hal ini, seorang wanita yang bersalin harus ditemani oleh orang yang ia
percayai dan membuatnya merasa nyaman. Orang tersebut dapat berupa pasangannya,
sahabatnya atau anggota keluarganya.
Di negara maju, wanita yang bersalin sering merasa terisolasi di dalam ruangan
bersalin di RS besar yang dikelilingi oleh peralatan teknis serta tanpa dukungan dari
pasangan atau anggota keluarganya. (Nike Badhi Subeki, SKp, 2003).
Di negara berkembang, beberapa RS besar terlalu dipadati oleh persalinan resiko
rendah sehingga dukungan personal dan privasi tidak dapat diberikan. Di Indonesia,
tidak semua RS mengizinkan suami atau anggota keluarga lainnya menemani ibu di
ruang bersalin. Hampir seluruh persalinan berlangsung tanpa didamping oleh suami atau
anggota keluarga lainnya.
Di negara berkembang, beberapa RS besar dipadati oleh persalinan resiko rendah
sehingga dukungan personal dan privasi tidak dapat diberikan. Di Indonesia, tidak semua
RS mengizinkan suami atau anggota keluarga lainnya menemani ibu di ruang bersalin.
Hampir seluruh persalinan berlangsung tanpa didamping oleh suami atau anggota
keluarga. Dari fenomena-fenomena yang telah dijelaskan diatas maka penulis tertarik
mengambil judul Peran Pendamping dalam Proses Persalinan.
1.2 Rumusan masalah
1.3 Tujuan masalah

Anda mungkin juga menyukai