Anda di halaman 1dari 39

LAPORAN ESSAY

PADA By.”Ny. M” NEONATUS USIA 0 HARI


DENGAN BBLR
DI RUANG BAYI RS. AURASYIFA

Disusun oleh :

ULFA PRADIPTA
(1402460059)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMKES MALANG
JURUSAN KEBIDANAN
PRGRAM STUDI D-IV KEBIDANAN KLINIK KEDIRI
2016
LEMBAR PENGESAHAN

Mahasiswa

ESTIN GITA MARINGGA


NIM 1102430009

Mengetahui,

Pembimbing Institusi Pembimbing Klinik,

NIP: NIP:

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


BBLR telah didefinisikan oleh WHO sebagai bayi lahir dengan berat
kurang dari 2500 gram. Definisi ini didasarkan pada hasil observasi epidemiologi
yang membuktikan bahwa bayi lahir dengan berat kurang dari 2500 gram
mempunyai kontribusi terhadap outcome kesehatan yang buruk (Puji Lestari,
2009). BBLR dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu BBLR karena
prematuritas dan dismatur.
Kegagalan beradaptasi memerlukan pertolongan adekuat agar bayi mampu
mengatasi keadaan diluar yang baru karena persiapan organ tubuhnya masih
dalam pertumbuhan untuk persiapan beradaptasi. Kegagalan itu sering diikuti
dengan kematian bayi baru lahir. Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan
Indonesia (SDKI) tahun 2007, angka kematian bayi (AKB) di Indonesia adalah
35/1000 Kelahiran hidup. Penyebab kematian tersebut salah satunya adalah
asfiksia neonatorum (Ida dkk, 2008).
Kegagalan penyesuaian biokimia dan fisiologi yang disebabkan oleh
keadaan seperti asfiksia, BBLR, gangguan persalinan dan lain-lain akan
menimbulkan masalah pada kelangsungan hidup neonatus. Besarnya angka
kesakitan dan kematian neonatus mencerminkan besarnya masalah kegagalan
penyesuaian kehidupan bayi baru lahir. Dari 81 juta kematian di dunia 48% adalah
neonatus (Sukardi dkk, 2002).
Bayi berat lahir rendah (BBLR) maupun bayi kurang bulan (BKB)
merupakan masalah utama di negara berkembang termasuk Indonesia. Hal ini
tidak terlepas dari makin tingginya kejadian BBLR/BKB serta tingginya
mortalitas dan morbiditas perinatal atau neonatus (Sukardi dkk, 2002).
Pada bayi BBLR atau bayi berat lahir rendah akan timbul serentetan
kejadian permasalahan diantaranya adalah asfiksia neonaturum. Dalam hal ini
memerlukan penanganan dan fasilitas khusus yang menandai untuk memperbaiki
angka morbiditas dan mencegah mortalitas pada BBLR

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan umum
Setelah praktek klinik kebidanan diharapkan mahasiswa mampu
melakukan perawatan dan asuhan kebidanan secara komprehensif pada
neonatus dengan Berat Badan Lahir Rendah (Dismatur)

1.2.2 Tujuan khusus


a. Dapat melakukan pengkajian pada kasus neonatus dengan Berat Badan
Lahir Rendah (Dismatur)
b. Dapat merumuskan diagnosa dan masalah aktual pada neonatus dengan
Berat Badan lahir Rendah (Dismatur)
c. Dapat mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial dan
mengantisipasi penangananya terhadap semua yang mungkin muncul pada
neonatus dengan Berat Badan Lahir Renda (Dismatur)
d. Menetapkan kebutuhan tindakan segera pada kasus neonatus dengan Berat
Badan Lahir Rendah (Dismatur)
e. Dapat menyusun rencana asuhan secara menyeluruh pada neonatus dengan
Berat Badan Lahir Rendah (Dismatur)
f. Melaksanakan tindakan secara menyeluruh sesuai dengan diagnosa dan
masalah pada neonatus dengan Berat Badan Lahir Rendah (Dismatur)
g. Dapat melakukan evaluasi dari tindakan yang telah dilakukan.
1.3 Manfaat
a. Bagi penulis : penulis dapat menambah pengetahuan dan keterampilan dalam
melakukan perawatan dan asuhan kebidanan pada kasus neonatus dengan Berat
Badan Lahir Rendah (Dismatur)
b. Bagi pelayanan kesehatan: dapat memberikan pelayanan dan penanganan yang
tepat pada neonatus dengan Berat Badan Lahir Rendah (Dismatur)

1.4 Metode Pengumpulan Data


Menejemen kebidanan komprehensif ini menggunakan metode pengumpulan data
sebagai berikut:
a. Wawancara : tanya jawab secara langsung (anamnesa) kepada ibu maupun
suami pasien
b. Observasi : melakukan pemeriksaan, baik dengan inspeksi, palpasi, perkusi
maupun auskultasi.
c. Studi dokumentasi : dengan melihat data dan riwayat ibu direkam medik.
d. Studi kepustakaan: menggunakan buku untuk sumber teori dan browsing
internet.
e. Pemeriksaan : pemeriksaan umum (tanda- tanda vital), pemeriksaan fisik,
pemeriksaan khusus, pemeriksaan penunjang.
1.5 Sistematika Penulisan
Halaman Judul
Lembar Pengesahan
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Tujuan
1.3. Manfaat
1.4. Metode Pengumpulan Data
1.5. Sistematika Penulisan
BAB II. TINJAUAN TEORI
- Definisi
- Klasifikasi
- Etiologi
- Faktor Predsiposisi
- Klasifikasi
- Gejala Klinik
- Komplikasi
- Penatalaksanaan
A. Konsep Manajemen Asuhan Kebidanan
BAB III. TINJAUAN KASUS
3.1 Pengkajian
3.2 Tindakan
3.3 Evaluasi
3.4 Catatan Perkembangan
BAB IV. PEMBAHASAN
Berisi analisis tentang kesenjangan antara teori dan praktik
BAB V. PENUTUP
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran
Daftar Pustaka

BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1.1 Definisi
 Bayi berat badan lahir rendah (BBLR) ialah bayi baru lahir yang berat badan
lahirnya pada saat kelahiran kurang dari 2.500 gram (sampai dengan 2.499 gram).
Bertahun-tahun lamanya bayi lahir berat badannya kurang atau sama dengan
2.500 gram disebut bayi prematur (FKUI. 2007).
 Bayi berat lahir rendah (BBLR) ialah bayi baru lahir yang berat badannya saat
lahir kurang dari 2500 gram (Sampai dengan 2499 gram) (Sarwono. 2006).
 BBLR merupakan bayi (neonatus) yang lahir dengan memiliki berat badan kurang
dari 2500 gram atau sampai dengan 2499 gram. (Hidayat. 2005).
 Bayi berat lahir rendah ( BBLR ) adalah bayi baru lahir yang berat badannya
kurang dari 2500 gram
( Manuaba,2010 )
 Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir dengan berat kurang
dari 2500 gr tanpa memandang masa gestasi (Depkes RI. 2005)
 BBLR adalah kelainan berat badan bayi yang bisa disebabkan karena prematuritas
ataupun dismaturitas. (Perawatan bayi resiko tinggi, hal 46, EGC, 2006)

2.1.2 Etiologi
BBLR dapat disebabkan karena:
 Persalinan kurang bulan / premature
Bayi lahir pada umur kehamilan antara 28 minggu sampai 36 minggu.Pada
umumnya bayi kurang bulan disebabkan tidak mampunya uterus menahan janin,
gangguan selama kehamilan, lepasnya plasenta lebih cepat daripada waktunya atau
rangsangan yang memudahkan terjadinya kontraksi uterus sebelum cukup bulan. Bayi
lahir kurang bulan mempunyai organ dan alat tubuh yang belum berfungsi normal
untuk bertahan hidup diluar rahim. Semakin muda umur kehamilan, fungsi organ
tubuh semakin kurang sempurna dan prognosisnya semakin kurang baik. Kelompok
BBLR ini sering mendapatkan penyulit atau komplikasi akibat kurang matangnya
organ karena masa gestasi yang kurang (prematur).
 Bayi lahir kecil untuk masa kehamilan
Bayi lahir kecil untuk masa kehamilannya karena ada hambatan pertumbuhan saat
dalam kandungan (janin tumbuh lambat). Retardasi pertumbuhan intrauterine
berhubungan dengan keaadaan yang mengganggu sirkulasi dan efisiensi plasenta
dengan pertumbuhan dan perkembangan janin atau dengan keadaan umum dan gizi
ibu. Keadaan ini mengakibatkan kurangnya oksigen dan nutrisi secara kronik dalam
waktu yang lama untuk pertumbuhan dan perkembangan janin. Kematangan fungsi
organ tergantung pada usia kehamilan walaupun berat lahirnya kecil.
 BBLR tipe prematur disebabkan oleh
a. Berat badan ibu yang rendah, ibu hamil yang masih remaja, kehamilan kembar
b. Pernah melahirkan bayi prematur sebelumnya,
c. Cervical incompetence (mulut rahim yang lemah hingga tak mampu menahan berat bayi dalam
rahim)
d. Perdarahan sebelum atau saat persalinan (antepartum hemorrhage)
e. Ibu hamil yang sedang sakit
f. Kebanyakan tidak diketahui penyebabnya
 Sesuai dengan tipenya, BBLR tipe KMK disebabkan oleh
a. Ibu hamil yang kekurangan nutrisi
b. Ibu memiliki hipertensi, preeklamsi, atau anemia
c. Kehamilan kembar, kehamilan lewat waktu
d. Malaria kronik, penyakit kronik
e. Ibu hamil merokok
ETIOLOGI BBLR
Prematur Dismatur
Faktor ibu Riwayat kehamilan prematur Hipertensi
sebelumnya Penyakit ginjal kronik
Perdarahan antepartum Merokok
Malnutrisi Diabetes Melitus
Kelainan uterus Toksemia
Hidramnion Hipoksia ibu
Penyakit jantung Gizi buruk
Hipertensi Drug abuse
Umur ibu <20 th / > 35 th Konsumsi alkohol
Jarak kehamilan terlalu dekat Kelainan pada uterus dan
Infeksi plasenta:
Trauma -Uterus bikornis
-Hemangioma
-Insersi tali pusat yang tidak
normal
-Infark plasenta
Faktor janin Cacat bawaan -Gemelli
Kehamilan ganda -Kelainan kromosom
Hidramnion -Cacat bawaan
Ketuban Pecah Dini -Infeksi dalam kandungan
(Sarwono. 2006)

2.1.3 Klasifikasi

o Prematuritas murni. Bayi lahir dengan umur kehamilan kurang dari 37 minggu
dan mempunyai beratbadan sesuai dengan berat badan untuk masa kehamilan atau
disebut Neonatus Kurang Bulan Sesuai Masa Kehamilan ( NKBSMK).
o Dismaturitas.Bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan seharusnya
untuk masa kehamilan, dismatur dapat terjadi dalam preterm, term, dan post term.
Dismatur ini dapat juga: Neonatus Kurang Bulan – Kecil untuk Masa Kehamilan
(NKB- KMK). Neonatus Cukup Bulan-Kecil Masa Kehamilan ( NCB-KMK ),
Neonatus Lebih Bulan-Kecil Masa Kehamilan (NLB- KMK ).

Klasifikasi BBLR
Prematur Dismatur
Preterm Post term
Neonatus dengan Neonatus yang mempunyai berat badan
usia kehamilan < 37 kurang dari berat badan seharusnya untuk
minggu dan masa kehamilan
mempunyai berat
badan sesuai dengan
berat badan untuk
usia kehamilan

2.1.4 Faktor Predisposisi:

Beberapa faktor predisposisi yang bisa menyebabkan terjadinya BBLR

Faktor Predisposisi Keterangan


Faktor ibu Riwayat kelahiran prematur sebelumnya, pendarahan
antepartum, oral nutrisi, kelainan uterus, hidramnion,
penyakit jantung atau penyakit kronik lainnya,
hipertensi, umur ibu kurang dari 20 tahun atau lebih dari
35 tahun, jarak 2 kehamilan yang terlalu dekat, infeksi,
trauma dan lain-lain.

Faktor janin Cacat bawaan atau kehamilan ganda, hidramnion, ke


tuban pecah dini

Sosial ekonomi Sosial ekonomi yang rendah


Kebiasaan Pekerjaan yang melelahkan, merokok

(Sarwono. 2006)

2.1.5 Gambaran Klinik

Gambaran klinik pada BBLR (Dismatur) adalah :

BBLR
Keterangan Dismatur
Preterm Posterm
UK Sesuai UK
BB Tidak sesuai dengan UK
Lingkar gestasi <37 minggu
BB <2500 gram
PB Relatif lebih panjang
LIKA <33 cm
LIDA <33 cm
Kepala Lebih besar dari badan
Ubun-ubun dan
Lebar
sutura
Tulang rawan Imatur
dan daun telinga
Pernapasan Belum teratur, sering apnea
Tali pusat Berwarna kuning kehijauan
Berselubung, pucat, bernoda
Kulit Tipis dan transparan
meconium
Lanugo Banyak (dahi, pelipis, telinga, lengan)
Verniks kaseosa Tipis atau tidak ada
Lemak subkutan Kurang Tipis
Labia minora belum tertutp labia
Genetalia mayora
Testis belum turun
Bayi Kecil, posisi masih fetal
Pergerakan Kurang dan lemah Gesit, aktif, kuat
Reflek tonus
Lemah
leher
Reflek
Belum sempurna
menghisap
Reflek menelan Belum sempurna
Reflek batuk Belum sempurna
Tangisan Lemah

(Manuaba. 2010),(Hidayat. 2005)


2.1.5 Komplikasi
Penilaian klinis kemungkinan komplikasi pada BBLR

Anamnesis Pemeriksaan Pemeriksaan Kemungkinan


Penunjang Diagnosis
Bayi terpapar Menangis lemah Suhu tubuh < Hipothermi
dengan suhu Kurang aktif 36,50C
lingkungan Malas minum
yang rendah Kulit teraba dingin
Waktu Kulit mengeras
timbulnya kemerahan
kurang dari 2 Frekuensi jantung
hari <100x/mnt
Nafas pelan dan dalam
Kejang timbul Kejang, tremor, letargi, Kadar glukosa Hipoglikemia
saat lahir atau tidak sadar darah < 45 mg/dl
sampai dengan
hari ke-3
Riwayat ibu
diabetes
Ikhterik Kulit, konjunctiva Ikhterus /
(warna berwarna kuning hiperbilirubinemia
kuning) timbul Pucat
saat lahir
sampai dengan
hari ke-3.
Berlangsung
lebih dari 3
minggu.
Riwayat
infeksi
maternal
Riwayat ibu
pengguna obat
Riwayat
ikhterus pada
bayi yang lahir
sebelumnya
Ibu demam Bila ditemukan Laboratorium Infeksi atau curiga
sebelum dan beberapa dari temuan darah: sepsis
selama ganda: Jumlah leukosit:
persalinan Bayi mlasa minum Leukositosis atau
Ketuban Pecah Demam tinggi atau leukopeni,
Dini hipothermi trombositopeni
Persalinan
dengan
tindakan
Timbul asfiksi Bayi letargi/kurang Penilaian APGAR Asfiksia
pada saat lahir aktif Score
Bayi malas Gangguan nafas
minum Kulit ikhterus
Timbul pada Sklerema atau
saat lahir skelredema
sampai 28 hari Kejang
Bayi KMK Lahir dengan asfiksia Pemeriksaan Sindrom aspirasi
atau lebih Air ketuban bercampur Radiologi dada mekonium
bulan mekonium (bila tersedia)
Air ketuban Tali pusat berwarna
bercampur kuning kehijauan
mekonium
Lahir dengan
riwayat
asfiksia

2.8 Penatalaksanaan
Tata laksan yang diberikan pada bayi baru lahir dengan BBLR ( Dismatur ), diantaranya
adalah sebagai berikut:

Tata Laksana BBLR


Dismatur
-Pertahankan suhu dengan ketat
-Pencegahan terjadinya infeksi
-Pemberian nutrisi
-Pemeriksaan pertumbuhan dan perkembangan bayi secara
rutin
-Pemeriksaan kadar gula darah
-Pemeriksaan hematokrit
-Melakukan tracheal-washing pada bayi yang diduga akan
menderita aspirasi mekonium.

(Sarwono. 2006)

a. Penanganan pemberian minum pada bayi dengan berat lahir 1750-2500 gr


Bayi sehat
- Biarkan bayi menyusu ke ibu semau bayi. Ingat bahwa bayi kecil lebih mudah
merasa letih dan malasa minum, anjurkan bayi menyusu lebih sering (missal setiap
2 jam) bila perlu
- Pantau pemberian minum dan kenaikan berat badan untuk menilai efektifitas
menyusui. Apabila bayi kurang dapat menghisap, tambahkan ASI peras dengan
menggunakan salah satu alternative cara pemberian minum
Bayi sakit
- Apabila bayi dapat minum per oral dan tidak memerlukan cairan IV, berikan
minum seperti pada bayi sehat
- Apabila bayi memerlukan cairan IV
 Hanya berikan cairan IV selama 24 jam pertama
 Mulai berikan minum per oral pada hari ke-2 atau segera setelah bayi stabil.
Anjurkan pemberian ASI apabila ibu ada dan bayi menunjukkan tanda-tanda siap
unutk menyusu
 Apabila masalah sakitnya tersebut menghalangi proses menyusui (missal, ada
gangguan nafas), gunakan sonde
 Berikan cairan IV dan ASI menurut umur
 Berikan minum 8 kali dalam 24 jam (missal 3 jam sekali), apabila bayi telah
mendapat minum 160 ml/kg berat badan per hari tetapi masih tampak lapar,
berikan tambahan ASI setiap kali minum
 Biarkan bayi menyusu apabila keadaan bayi sudah stabil dan bayi menunjukkan
keinginan untuk menyusu dan dapat menyusu tanpa terbatuk atau tersedak

b. Pemantauan
Kenaikan berat badan dan pemberian minum setelah umur 7 hari
- Bayi akan kehilangan berat badan selama 7-10 hari pertama. Bayi dengan berat lahir
> 1500 gr dapat kehilangan berat sampai 10%. Berat lahir biasanya tercapai kembali
dalam 14 hari kecuali apabila terjadi komplikasi
- Setelah berat lahir tercapai kembali, kenaikan berat badan selama 3 bulan
seharusnya:
150-200 gr seminggu untuk bayi < 1500 gr (misalnya 20-30 gr/hari)
200-250 gr seminggu untuk bayi 1500-2500 gr (missal 30-35 gr/hari)
- Bila bayi sudah mendapatkan ASAI secara penuh (pada semua kategori berat) dan
telah berusia lebih dari 7 hari:
 Tingkatkan jumlah ASI dengan 20 ml/kg/hari sampai tercapai jumlah 180
ml/kg/hari
 Tingkatkan jumlah ASI sesuai dengan kenaikan berat badan bayi agar jumlah
pemberian ASI tetap 180 ml/kg/hari
 Apabila kenaikan berat badan bayi tidak adekuat, tingkatkan jumlah pemberian
ASI sampai 200 ml/kg/hari
 Apabila kenaikan berat badan tetap kurang dari batas yang telah disebutkan di
atas dalam waktu lebih dari seminggu padahal bayi sudah mendapat ASI 200
ml/kg BB per hari, tangani sebagai kemungkinan kenaikan berat bdan tidak
adekuat
DAFTAR PUSTAKA

Bobak,2004.Keperawatan Maternitas Edisi 3.Jakarta : EGC


Chapman, Vicky. 2006. Asuhan Kebidanan Persalinan dan Kelahiran. Jakarta : EGC.
Depkes RI. 2005. Pelatihan Pelayanan Kegawatdaruratan Obstetri Neonatal Esensial
Dasar. Jakarta. Depkes RI
Doengoes, M. 2005. Rencana Perawatan Maternal . Jakarta: EGC.
FKUI. 2007. Buku Kuliah 3 IKA. Jakarta : Informasi
Hidayat, A. Aziz Alimul. 2005. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak 1. Jakarta : Salemba
Medika.
Puji, Lestari. 2009. http://masalah-bblr-di-indonesia.html. Di akses pada tanggal 23-
04-2012.
Sarwono. 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka.
Sarwono. 2006. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Yayasan Bina Pustaka. Jakarta : EGC
Straight, B. 2005. Panduan Belajar Keperawatan Ibu – Bayi Baru Lahir. Jakarta :EGC
Surasmi, Asrining. 2006. Perawatan Bayi Resiko Tinggi. Jakarta : EGC.
Varney, Helen, dkk, 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4. Jakarta : EGC
2.2 KONSEP MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN

I. PENGKAJIAN
A. DATA SUBJEKTIF
1. Faktor Resiko
Bayi berat lahir rendah (BBLR) ialah bayi batu lahir yang berat badan
lahirnya pada saat kelahiran kurang dari 2500 gram. Bertahun-tahun bayi baru
lahir berat badanya kurang atau sama dengan 2500 gram disebut bayi
premature 30%-40% dari bayi perempuan mempunyai masa gestasi 37-38
minggu selain itu di negeri yang masih berkembang karena berat badan lahir
rata-rata yang lebih rendah. Di negeri maju angka kejadian bayi premature
ialah sekitar 6-7%. Di negeri sedang berkembang angka kematian ini lebih
kurang 3 kali lipat.
2. Riwayat Kesehatan
Insiden noenatus dengan BBLR bila :
a. Gizi saat hamil yang kurang
b. Penyakit menahun ibu seperti hipertensi, jantung dan gangguan pembuluh
darah.
c. Hamil dengan hidramnion
d. Hamil ganda
e. Komplikasi hamil : pre-eklamsi/eklamsi, keluhan pecah dini
f. Infeksi dalam rahim
3. Riwayat Antenal
a. Adanya riwayat abortus, partus prematurus dan lahir mati
b. Pembesaran uterus tidak sesuai tuanya kehamilan
c. Pergerakan janin yang pertama (quickening) terjadi lebih lambat, gerakan
janin lebih lambat walupun kehamilannya sudah agak lanjut.
d. Pertambahan berat badan ibu lambat dan tidak sesuai menurut yang
seharusnya.
B. Data Obyektif
a. Tanda-tanda vital dan keadaan Fisik Umum
1. Keadaan Umum : lemah
2. Berat badan : kurang dari 2500 gram
3. Panjang Badan : kurang dari 45 cm
4. Suhu : cenderung mengalami hipotermia (suhu kurang dari 360 C)
5. Respirasi : tidak teratur dan dapat terjadi apnea’
6. Nadi : 100-140 x/mnt
b. Pemeriksaan Fisik
1. Kepala
- Bentuk : normal
- Ukuran : relative lebih besar dari badan
- Ubu-ubun : lebar
- Sutura : lebar
- Kepala tidak mampu tegak
2. Mata
- Sclera warnanya putih
3. Hidung
Bentuk hidung simetris
4. Mulut
Warna kebiruan
5. muka
tidak ada sindromdown
6. Telinga
Bentuk : simetris
7. Leher
Bentuk : pendek
8. Dada
- Pernafasan : tidak teratur dan apnea
- LIDA : Kurang dari 30 cm
9. Abdomen :
Cekung dan rata
10. Tali Pusat
Lembek, tipis dan warna kuning kehijauan
11. Kulit
- Tipis, transparan
- Lanugo banyak
- Lemak dalam kulit sedikit
- Ikhterus
- Sianosis
12. Ekstremitas
- Simetris
- Refleks tonus : lemah
- Edema pada anggota gerak karena imalusitos ginjal
13. Genetalia
Genetalia imatur pada perempuan labia minora belum tertutup labia
mayora dan pada laki-laki testis belum turun.
c. Antropometri
Lingkar kepala kurung dari 33 cm
d. Refleks
- Refleks tonus lemah
- Refleks menghisap, menelan dan refleks batuk belum sempurna
e. Eliminasi
BAB : mengalami penurunan frekuensi BAB
BAK : mengalami penurunan frekuensi BAk
Data dasar Dx / mslh/keb Tujuan Intervensi Rasional Implementasi Evaluasi
DS : - Dx: Tujuan : 1. - 1. Mengobser S:-
DO : UK : >37 BBLR Neonatus Observasi tanda- Untuk mengetahui vasi TTV O:
tanda vital adanya kelainan pa
mgg tumbuh dengan 2. Menempat  KU : baik
frekuensi, nifas, nadi
KU : Baik normal tanpa dan suhu tubuh kan bayi pada  BB :
BB : 2400 g komplikasi sendiri mungkin inkubator meningkat
sehingga dapat
PB : 48 cm KH : 3. Menimban  Suhu :
ditentukan tindakan
RR : 58 x/mnt KU : baik selanjutnya. g BB bayi 36,50-37,20C
Nadi : 130 x/mnt BB : meningkat 2. setiap hari.  RR : 40-60
Jaga kehangatan bayi
Mencegah kehilangan panas
Suhu : 370 C minimal 2500 x/mnt
dan mempertahankan
Reflek : Baik gram dalam suhu tubuh bayi.  N : 120-
waktu 2 mgg - 160 x/mnt
Suhu : 36,50 C- 3. -  Refleks :
Memberikan gizi dan - Susu Formula
37,20C nutrisi pada bayi.- baik
RR : 40-60 Diberikan untuk A : Masalah teratasi
x/mnt mempertahankan P:
N : 120-160 gizi dan nutrisi  Lanjutan
4. bayi.
x/mnt Timbang BB bayi - intervensi secara optimal
Refleks : baik -  Menajaga
Untuk mengetahui BB KU bayi agar tetap stabil.
bayi.
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA NEONATUS DENGAN BBLR (PREMATUR)
DI RUANG PERINATOLOGI DI RSUD KANJURUHAN KABUPATEN MALANG

Tempat : Ruang Perinatologi RSUD Kanjuruhan


Tanggal/Waktu MRS : 16-05-2012/ 13.00 WIB
Tanggal.Waktu Pengkajian : 28-05-2012/ 09.30 WIB
No. Register : 290176

PENGKAJIAN
3.1.1 Data Subyektif
1. Biodata
a. Anak
Nama Anak : Bayi Ny “S”
Usia : 12 hari
Jenis Kelamin : Perempuan
Anak ke : 2
b. Orang Tua
Nama Ibu : Ny “S” Nama Suami : Tn “S”
Umur : 32 th Umur : 40 th
Agama : Islam Agama : Islam
Suku/Bangsa : Jawa/Ind Suku/Bangsa : Jawa
Pendidikan : SD Pendidikan : SD
Pekerjaan : Tani Pekerjaan : Tani
Alamat : Sumber Manjing Wetan
2. Riwayat Obstetri
a. Riwayat Prenatal
Kehamilan trimester I
Ibu mengatakan pada awal kehamilan ibu tidak mengalami mual muntah ataupun pusing. Ibu memeriksakan kehamilannya di bidan sebanyak 1 kali,
nafsu makan ibu menurun.
Kehamilan trimester II
Ibu memeriksakan kehamilannya di bidan sebanyak 1 kali, ibu tidak mual muntah lagi, ibu mendapatkan vitamin dan tablet penambah darah dari bidan dan
tidak pernah mengalami perdarahan secara tiba-tiba (Plasenta previa). Ibu mengatakan selama hamail trimester 2 ini melakukan oyok sebanyak 2 kali

Kehamilan trimester III


Ibu memeriksakan kehamilannya di bidan sebanyak 1 kali, ibu lebih sering BAK, ibu mendapat tablet zat besi dari bidan. Ibu mengatakan selama hamil
tua ini, melakukan oyok sebanyak dua kali

b. Riwayat natal
Masa Kehamilan : 33 minggu
Lahir Tanggal : 16 Mei 2012
Jam : 12.45 WIB
Jenis Persalinan : SC (dengan indikasi susp.bayi besar)
Penolong : Dokter
Keadaan BBL
BB / PB lahir : 1800 gram / 44 cm
Lika : 29 cm
Lida : 25 cm
Lila : 8 cm
A-S : 6-7
Ketuban : jernih
Bayi dipuasakan sejak 16-5-2012 sampai dengan 22-5 Mei 2012

3. Pola aktivitas sehari-hari


Pola nutrisi:
Bayi sudah diperbolehkan minum ASI/PASI per sonde sebanyak 2 cc tiap 3 jam sekali
Pola istirahat:
Bayi tidur dalam frekuensi yang tidak teratur
Pola eliminasi:
BAK: 4-5 x/hari
BAB: 3-4 x/hari

4. Riwayat Kesehatan Keluarga


Ibu mengatakan bahwa dalam keluarga tidak ada yang mempunyai penyakit menular, menahun dan menurun, seperti kencing manis, jantung, darah tinggi, TBC,
hepatitis, asma, serta tidak ada keturunan kembar maupun kelainan kongenital.
3.1.2 Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : lemah
Kesadaran : Composmenthis
TTV :
RR : 34x/menit
Suhu : 36,7°C
Nadi : 115 x/mnt
Pemeriksaan antropometri pada 28-5-2012
BB sekarang : 1400 gram
PB sekarang : 45 cm
Lika : 29 cm
Lida : 25 cm
Lila : 8 cm

2. Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi
Kepala : tidak tampak benjolan abnormal, tidak terdapat caput,
dan tidak ada cepal hematoma
Hidung : simetris, tidak ada pernafasan cuping hidung, terpasang NGT
Mulut : bibir pucat,terdapat hipersalivasi, tidak ada palatoskisis
dan tidak ada labio palatoskisis
Abdomen : tali pusat sudah lepas
Punggung : tidak ada spina bifida
Genetalia : bersih, jenis perempuan, dan labia mayora belum menutupi labia minora
Anus : bersih, berlubang, tidak atresia ani
Ekstremitas :
Atas : simetris, tidak terdapat polydaktil maupun syndaktil,
warna kemerahan, pergerakan cukup.
Bawah : simetris, tidak terdapat syndaktil maupun polydaktil
dan pergerakan cukup
Terpasang infuse D5 8 tts/mnt pada ekstremitas kanan atas
b. Palpasi
Kepala : tidak teraba benjolan abnormal
Leher : tidak teraba pembesaran kelenjar tyroid dan tidak teraba
pembesaran kelenjar limfe
Abdomen : tidak teraba pembesaran hepar
Integumen : turgor kulit baik/ tidak dehidrasi
c. Auskultasi
Dada : pada dada tidak terdengar ronchi wheezing.
Abdomen : bising usus positif
d. Perkusi
Abdomen : tidak kembung
Reflek :
Rooting (mencari) : lemah
Reflek menghisap : lemah
Reflek menelan : lemah
Reflek menggenggam : lemah
Tonic neck reflek (menoleh) : lemah
Moro (kaget) : lemah
2. Identifikasi Diagnosa dan Masalah
Dx : Neonatus hari ke-12 dengan BBLR (prematur)
Ds : -
Do :
Keadaan umum : lemah
Berat badan 1400 gram
Lingkaran kepala 29 cm
Lingkar dada 25 cm
Lingkar lengan 8 cm
Panjang badan: 45 cm
Usia Kehamilan 33 minggu
Pernafasan tidak teratur 34 x/menit

3. Identifikasi diagnosa masalah dan masalah potensial


Diagnosa Potensial:
Hipoglikemi
Hiperbilirubinemia
Masalah potensial:
Gangguan pemenuhan nutrisi

4. Identifikasi Kebutuhan Segera


Pemenuhan nutrisi yang adekuat
Kolaborasi dengan Sp.A

5. Intervensi
Tanggal 28-05-2012 pukul 10.00 WIB
Dx : Neonatus hari ke 12 dengan BBLR (prematur)
Tujuan : Bayi dalam keadaan sehat tidak terjadi komplikasi lebih lanjut, BB meningkat
KH :
BB : >2500 gr
TTV dalam batas normal:
Keadaan Umum: baik
Suhu : 36,5 - 37,50 C
Nadi : 120-160x /menit
Nafas : 40-60 x /menit

1. Jalin komunikasi terapeutik dengan keluarga klien


R/Menumbuhkan kepercayaan keluarga terhadap tenaga kesehatan
2. Jelaskan kepada keluarga tentang kemajuan kondisi kesehatan klien dan setiap tindakan yang akan diberikan pada klien
R/Memberikan pemahaman pada keluarga tentang kondisi klien
3. Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan.
R/Mencegah resiko terjadinya infeksi silang
4. Jaga kehangatan bayi, dengan cara menyelimuti bayi dengan selimut/kain bersih dan hangat, dan selimuti bagian kepala bayi dan mengatur suhu ruangan
R/ Kain basah didekat tubuh bayi dapat menyerap panas tubuh bayi melalui proses radiasi, bagian kepala bayi mempunyai luas permukaan yang relative luas
dan bayi akan dengan cepat kehilangan panas jika bagian tersebut tidak tertutupi
5. Jaga kenyamanan anak selama dalam perawatan di inkubator
R/Mencegah terjadinya infeksi pada anak
6. Jika tidak terdapat tanda sianosis maupun aspirasi cairan lambung pada bayi, berikan minum ASI per sonde pada bayi sebanyak 2 cc tiap 3 jam sekali
R/ pemenuhan kebutuhan nutrisi anak
7. Timbang berat badan bayi secara rutin
R/ Pengawasan ketat pada berat badan bayi sangat diperlukan karena BBLR cenderung mudah mengalami penurunan
8. Observasi intake dan outpt
R/ Reflek menelan BBLR belum sempurna, oleh sebab itu pemberian nutrisi harus dilakukan dengan cermat
9. Observasi TTV secara rutin
R/ Mengetahui adanya kelainan kelainan pada frekuensi nadi, suhu, sedini mungkin sehingga dapat segera ditentukan tindakan yang sesuai.
10. Kolaborasi dengan Sp.A, unutuk memberikan terapi
-Inf D5% 8 tts/mnt
-Inj.Oxtercid 2x125 mg IV

6. Implementasi
Tanggal 28-05-2012 pukul 10.00 WIB
Dx : Neonatus hari ke 12 dengan BBLR (prematur)
1. Menjalin komunikasi terapeutik dengan keluarga klien dengan bahasa yang ramah dan sopan
2. Menjelasakan pada keluarga bahwa saat ini kondisi klien sudah lebih baaik dibandingkan saat bayi masih baru lahir dulu
3. Mencuci tangan setiap kali sebelum dan sesudah melakukan tindakan pada klien
4. Menjaga kehangatan bayi, dengan cara mengatur suhu ruangan incubator dan memberikan alas berupa kain hangat pada incubator tempat tidur bayi
5. Menjaga kenyamanan dan kebersihan anak, yaitu dengan cara membersihkan dan mengganti popok dan alasa anak setiap kali selesai BAB maupun BAK
6. Memberikan minum ASI per sonde pada anak sebanyak 2 cc, yang diberikan secara pelan
7. Melakukan observasi intake dan output anak
Minum (+), muntah (+), BAK (+), BAB (-)
8. Melakukan penimbangan rutin
BB: 1400 gr
9. Melakukan observasi TTV
S: 3680C, RR: 35 x/mnt, N: 110 x/mnt
10. Melakukan kolaborasi dengan Sp.A untuk memberikan terapi
Inf. D5% 8 tetes/mnt

7. Evaluasi
28-5-2012 / 14.30 WIB
Dx: Neonatus usia 12 hari dengan BBLR (prematur)
S:-
O:
K/U : lemah
Suhu badan : 36,70 C
Pernapasan : 40 x/ menit
Denyut jantung : 115x / menit
BB : 1400 gr
Icterus/ sesak/ cyanosis (-)
Tangis (+)
Reflek (+)
Panas (-)
Kembung/ muntah (-)
BAB(-)/BAK (+)
Terpasang infus D5% 8 tetes/mnt pada ekstremitas kanan atas

A:
Neonatus usia 12 hari dengan BBLR (prematur)

P:
i. Jaga kehangatan bayi
ii. Pantau intake output bayi
iii. Obseravsi TTV
iv. Timbang berat badan bayi secara rutin
v. Lanjutkan advicxce dokter untuk memberikan tarapi
Inj.Oxtercid 125 mg/IV pukul 17.00 WIB
CATATAN PERKEMBANGAN

Tanggal 29 Mei 2012 / 21.30 WIB


S:-
O:
K/U : lemah
Suhu badan : 3690 C
Pernapasan : 46 x/ menit
Denyut jantung: 106 x/ menit
BB : 1400 gram
Terpasang NGT pada hidung anak
Icterus/ sesak/ cyanosis (-)
Panas/ kembung/ muntah (-)
BAB(+)/BAK (+)
Reflek menelan : lemah
Terpasang infus D5% 8 tetes/mnt pada ekstremitas kanan atas

A:
Neonatus usia 13 hari dengan BBLR (prematur)

P:
vi. Lakukan pencegahan infeksi sebelum dan setelah memegang bayi
vii. Jaga kehangatan bayi
viii. Berikan minum AS/PASI 2cc tiap 3 jam jika tidak ada tanda sianosis pada bayi
ix. Observsi TTV
x. Pantau intake dan output bayi
xi. Pantau BB bayi secara rutin
xii. Kolaborasi dengan S.A untuk memberikan Inj.oxtercid 125 mg pukul 05.00 WIB

Tanggal 30 Mei pukul 15.00 WIB


S: -
O:
K/U : cukup
Suhu badan : 36,60 C
Pernapasan : 35 x/ menit
Denyut jantung: 110 x/ menit
BB : 1400 gram
Hidung: terpasang NGT
Icterus/ sesak/ cyanosis (-)
Panas/ kembung/ muntah (-)
BAB(+)/BAK (+)
Reflek menelan: lemah
Terpasang infus D5% 8 tetes/mnt pada ekstremitas kanan atas
A: Neonatus usia 14 hari dengan BBLR (prematur)

P:
- Lakukan pencegahan infeksi sebelum dan setelah memegang bayi
- Jaga kehangatan bayi
- Berikan minum ASI/PASI sebanyak 2 cc tiap 3 jam jika tidak ada tanda sianosis pada bayi
- Observasi TTV
- Observasi intake dan output
- Pantau BB bayi secara rutin
- Injeksi Oxtercid 125 mg IV pukul 17.00 WIB

Tanggal 31 Mei pukul 08.00 WIB


S: -
O: K/U : cukup
Suhu badan : 36,70 C
Pernapasan : 40 x/ menit
Denyut jantung:118 x/ menit
BB : 1400 gram
Icterus/ sesak/ cyanosis (-)
Panas/ kembung/ muntah (-)
BAB(+)/BAK (+)
Reflek menelan: lemah
Terpasang infus D5% 8 tetes/mnt pada ekstremitas kanan atas

A: Neonatus usia 15 hari dengan BBLR(prematur)

P:
- Lakukan pencegahan infeksi sebelum dan setelah memegang bayi
- Jaga kehangatan bayi
- Berikan minum ASI/PASI pada bayi sebanyak 2 cc tiap 3 jam jika tidak ada tanda sianosis
- Observasi TTV
- Observasi intake dan output
- Pantau BB bayi secara rutin
- Injeksi Oxtercid 125 mg IV pukul 17.00 WIB

Tanggal 1 Juni pukul 21.30 WIB


S: -
O: K/U : cukup
Suhu badan : 37,00 C
Pernapasan : 45 x/ menit
Denyut jantung:120 x/ menit
BB : 1400 gram
Terpasang NGT pada hidung anak
Icterus/ sesak/ cyanosis (-)
Panas/ kembung/ muntah (-)
BAB(+)/BAK (+)
Reflek menelan: lemah
Terpasang infus D5% 8 tetes/mnt pada ekstremitas kanan atas

A: Neonatus usia 16 hari dengan BBLR (prematur)

P:
- Lakukan pencegahan infeksi sebelum dan setelah memegang bayi
- Jaga kehangatan bayi
- Berikan minum ASI/PASI pada bayi sebanyak 5 cc tiap 2 jam jika tidak ada tanda sianosis
- Observasi TTV
- Observasi intake dan output
- Pantau BB bayi secara rutin
- Injeksi Oxtercid 125 mg IV pukul 05.00 WIB

Taggal 2 Juni 2012/ 15.30 WIB


S: -
O: K/U : cukup
Suhu badan : 36,90 C
Pernapasan : 45 x/ menit
Denyut jantung:120 x/ menit
BB : 1450 gram
Hidung: terpasang NGT
Icterus/ sesak/ cyanosis (-)
Panas/ kembung/ muntah (-)
BAB(+)/BAK (+)
Terpasang infus D5% 8 tetes/mnt pada ekstremitas kanan atas

A: Neonatus usia 17 hari dengan BBLR (prematur)

P:
- Lakukan pencegahan infeksi sebelum dan setelah memegang bayi
- Jaga kehangatan bayi
- Berikan minum ASI/PASI pada bayi sebanyak 5 cc tiap 2 jam jika tidak ada tanda sianosis
- Observasi TTV
- Observasi intake dan output
- Pantau BB bayi secara rutin
- Injeksi Oxtercid 125 mg IV pukul 21.00 WIB

Tanggal 3 Juni 2012 / 10.00 WIB


S: -
O: K/U : cukup
Suhu badan : 36,70 C
Pernapasan : 42 x/ menit
Denyut jantung: 110 x/ menit
BB : 1450 gram
Hidung : terpasang NGT
Icterus/ sesak/ cyanosis (-)
Panas/ kembung/ muntah (-)
BAB(+)/BAK (+)
Reflek menelan: lemah
Aff infuse dan memasang venflon di ekstremias kanan atas

A: Neonatus usia 18 hari dengan BBLR (prematur)

P:
- Lakukan pencegahan infeksi sebelum dan setelah memegang bayi
- Jaga kehangatan bayi
- Berikan minum ASI/PASI pada bayi sebanyak 5 cc tiap 3 jam jika tidak ada tanda sianosis
- Observasi TTV
- Observasi intake dan output
- Pantau BB bayi secara rutin
- Injeksi Oxtercid 125 mg IV pukul 17.00 WIB

Anda mungkin juga menyukai