Status Psikiatri Lapkas DR Rusdi
Status Psikiatri Lapkas DR Rusdi
STATUS PSIKIATRI
I. Identitas Pasien
Nama : Tn. Sy
Jenis Kelamin : Laki- laki
Tempat Tanggal Lahir : Bekasi, 04 November 1988
Usia : 25 tahun
Agama : Islam
Alamat : Rawa bacang, Bekasi
Suku Bangsa : Jawa
Pendidikan terakhir : SMK
Status pernikahan : Belum menikah
Pekerjaan : Pengangguran
Tanggal masuk RSIJ : 18 Agustus 2014
Tempat wawancara : Ruang perawatan bangsal RSIJ Klender
Rawat jalan : -
Rawat Inap : 2014 di Rung perawatan bangsal RSIJ Klender
A. Keluhan Utama
Pasien sering berteriak, marah-marah tidak jelas, dan gelisah
B. Keluhan Tambahan
Sering mendengar bisikan
Mengaku dirinya titisan Benyamin
Mendapatkan hidayah berupa cahaya
E. Riwayat Hidup
a. Masa prenatal dan perinatal
Menurut Ayah pasien, selama kehamilan Ibu pasien dalam keadaan
sehat, tidak pernah mengalami gangguan kesehatan baik fisik maupun psikis.
Pasien dilahirkan dalam keadaan cukup bulan dan di lahirkan secara normal
dibantu oleh bidan. Pada saat lahir bayi langsung menangis. Pasien
merupakan anak yang dikehendaki orangtuanya. Pasien merupakan anak ke 3
dari 4 bersaudara. Pasien tidak pernah ada sakit kejang atau penyakit lainnya
yang bermakna. Tidak ada kecelakaan yang bermakna, riwayat operasi tidak
ada.
d. Masa remaja
Saat pasien berusia 15 tahun, pasien kehilangan Ibunya karena sakit,
penuturan ayahnya pasien sangat sedih namun kesedihannya tidak
berlangsung lama, pasien bisa kemabli bermain dengan teman-teman
sebayanya. Sikap pasien terhadap kakak dan saudara lainnya dinilai cukup
baik. Menurut pasien semasa remaja dulu tidak pernah ada pikiran atau ide
bunuh diri, menurutnya ia bertingkah laku wajar-wajar saja, pasien
bercita-cita bisa membiayai Ayah dan Ibunya pergi Haji.
Saat SMA, pasien tidak memiliki kesulitan dalam menerima pelajaran
yang diberikan oleh gurunya, pasien tidak memiliki kegiatan
ekstrakulikuler di sekolah. Hubungan antara pasien dengan teman-
temannya juga cukup baik.
e. Masa dewasa
i. Riwayat pekerjaan
Pasien dalam kesehariannya pengangguran, jika bekerjapun
pekerjaannya serabutan. Pasien pernah bekerja menjadi tukang
parkir di daerah Gading namun berhenti, dan bekerja di bengkel
milik pamannya selama 3 bulan kemudian berhenti karena bosan,
dan sekrang pasien pengangguran.
A. Deskripsi Umum
1. Penampilan
Laki-laki berkulit sawo matang, dengan tinggi sekitar 170 cm berbadan kurus,
Saat ini pasien berusia 25 tahun penampilan sesuai usianya. Ketika
diwawancara pasien mengenakan baju kaos lengan pendek berwarna merah
dengan celana pendek abu-abu selutut. Perawatan tubuh pasien cukup baik,
pasien tidak bau, rambut sedikit ikal rapih, pasien selalu mengenakan alas
kaki.
2. Perilaku dan aktivitas psikomotor
Sebelum wawancara, pasien tampak sedang mondar-mandir kemudian duduk
dengan tenang. Selama wawancara pasien menjawab pertanyaan pemeriksa
Setelah wawancara, pasien tampak duduk tenang sendiri, dan sesekali tampak
bengong.
3. Pembicaraan (speech)
Cara berbicara : Spontan.
Volume berbicara : Sedang
Irama : Teratur
Kelancaran berbicara : Lancar
Kecepatan berbicara : Sedang
4. Sikap terhadap pemeriksa
Pasien bersikap kooperatif saat wawancara.
D. Gangguan Pikir
i. Proses pikir
Blocking : Tidak Ada
Asosiasi Longgar : Tidak Ada
Inkoherensi : Tidak Ada
Flight of idea : Tidak Ada
Word Salad : Tidak Ada
Neologisme : Tidak Ada
Sirkumstansialitas : Tidak Ada
Tangensialitas : Tidak Ada
Hendaya berbahasa : Tidak ada
ii. Isi pikir
Preokupasi : Ada, pasien selalu ingin minta pulang, dan ingin
bersilahturami dengan saudara-saudaranya.
Gangguan isi pikiran :
Waham kebesaran : Ada (pasien mengatakan bahwa
dirinya adalah seorang titisan benyamin)
Waham kejar : Tidak ada
F. Daya Nilai
1. Daya nilai sosial: Baik.
Menurut pasien jika pasien bertamu kerumah seseorang pasien harus
mengetuk pintu dan mengucapkan salam sebelum masuk kerumah.
H. Tilikan : Derajat
Tilikan 1 Pasien menyangkal sepenuhnya bahwa dirinya sakit.
Psikoterapi
Psikoterapi suportif
Ventilasi : Memberikan kesempatan kepada pasien untuk menungkapkan
isi hati dan keinginannya sehingga pasien merasa lega.
Konseling : Membeikan penjelasan dan pengertian kepada pasien tentang
kondisi penyakitnya agar pasien dapat memahami kondisi dirinya,
memahami cara menghadapinya, serta memberikan motivasi agar pasien
mengkonsumsi obat secara teratur.
Terapi Keluarga
Memberikan penyuluhan kepada keluarga untuk selalu mendukung dan
membantu kesembuhan pasien, perawatan terhadap diri pasien, dan
mengarahkan kepada keluarga pasien untuk mengingatkan pasien meminum
obatnya agar tidak terjadi kekambuhan.
Religi
Memberikan bimbingan ibadah keagamaan kepada pasien untuk menambah
keimanannya kepada Allah SWT. Pasien diarahkan untuk menjalankan ibadah
sesuai dengan ajaran agama Islam, seperti menjalankan shalat lima waktu,
berpuasa, berdzikir, dan selalu berdoa.
IX. PROGNOSIS
Dubia Ad bonam
Faktor pendukung : Gejala positif menonjol, dukungan keluarga untuk
sembuh sangat baik, mendapatkan kasih sayang yang cukup dari keluarga.
Onset perjalanan penyakit akut ( < 1 bulan ).
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Psikosis adalah gangguan jiwa yang ditandai dengan ketidakmampuan
individu menilai kenyataan yang terjadi, misalnya terdapat halusinasi, waham
atau perilaku kacau atau aneh. Psikotis akut adalah sekelompok gangguan
jiwa yang berlangsung kurang dari satu bulan dan tidak disertai gangguan
mood, gangguan berhubungan dengan zat, atau suatu suatu gangguan psikotik
karena kondisi medis umum. Gangguan psikosis akut dan sementara adalah
sekelompok gangguan jiwa yang :
1. Onsetnya akut ( 2 minggu)
2. Sindrom polimorfik
3. Ada stresor yang jelas
4. Tidak memenuhi kriteria episode manik atau depresif
5. Tidak ada penyebab organik
B. Epidemiologi
1. Frekuensi Internasional
Berdasarkan studi epidemiologi internasional, bila dibandingkan dengan
skizofrenia, insidensi nonaffective acute remitting psychoses sepuluh kali
lebih tinggi terjadi di negara-negara berkembang daripada negara-negara
industri. Beberapa klinisi meyakini bahwa gangguan ini lebih sering terjadi
pada pasien dengan kelas sosioekonomi yang rendah, pasien dengan gangguan
kepribadian, dan imigran. Pada negara-negara non industri, beberapa istilah
lain sering digunakan untuk menjelaskan bentuk psikosis yang dipicu oleh
stress yang tinggi.
3. Jenis kelamin
Menurut studi epidemiologi internasional, insidensi dari gangguan ini
dua kali lebih tinggi terjadi pada wanita dibandingkan pria. Di Amerika
Serikat, sebuah penelitian mengindikasikan adanya insidensi yang lebih tinggi
pada wanita.
4. Usia
Gangguan ini lebih sering terjadi pada pasien dengan usia antara
dekade ke tiga hingga awal dekade ke empat. Beberapa klinisi meyakini
bahwa pasien dengan gangguan kepribadian (seperti narcissistic, paranoid,
borderline, schizotypal) lebih rentan berkembang menjadi gangguan psikosis
pada situasi yang penuh tekanan.
C. Etiologi
Di dalam DSM III-R faktor psikososial bermakna dianggap
menyebabkan psikosis reaktif singkat, tetapi kriteria tersebuat telah
dihilangkan dari DSM IV. Perubahan DSM IV menempatkan diagnosis
gangguan psikotik akut di dalam kategori yang sama dengan diagnosis
psikiatrik lainnya yang penyebabnya tidak diketahui dan diagnosis
kemungkinan termasuk kelompok gangguan yang heterogen.
Pasien dengan gangguan psikotik akut yang pernah memiliki
gangguan kepribadian mungkin memiliki kerentanan biologis atau psikologis
ke arah perkembangan gejala psikotik. Teori psikodinamika menyatakan
bahwa gejala psikotik adalah suatu pertahanan terhadap fantasi yang dilarang,
penurunan harapan yang tidak tercapai atau suatu pelepasan dari situasi
psikososial tertentu.
E. Diagnosis
1. Pedoman Diagnostik berdasarkan PPDGJ-III
Menggunakan urutan diagnosis yang mencerminka urutan prioritas yang
diberikan untuk ciri-ciri utama terpilih dari gangguan ini. Urutan prioritas
yang dipakai ialah:
a. Onset yang akut (dalam masa 2 minggu atau kurang = jangka waktu
gejala-gejala psikotik menjadi nyata dan mengganggu sedikitnya
beberapa aspek kehidupan dan pekerjaan sehari-hari, tidak termasuk
periode prodromal yang gejalanya sering tidak jelas) sebagai cirri khas
yang menentukan seluruh kelompok
b. Adanya sindrom yang khas (berupa polimormif = beraneka ragam dan
berubah cepat, atau schizophrenia-like = gejala yang khas)
c. Adanya stress akut yang berkaitan (tidak selalu ada, sehingga dispesifikan
dengan karakter ke 5;0 .x0=Tanpa penyerta stress akut; .xi=Dengan
penyerta stress akut). Kesulitan atau problem yang berkepanjangan tidak
boleh dimasukkan sebagai sumber stress dalam konteks ini
d. Tanpa diketahui berapa lama gangguan akan berlangsung;
Gejala psikotik berlangsung sekurangnya satu hari tetapi kurang dari satu
bulan. Diagnosis dapat dibuat sebelum periode waktu satu bulan, tetapi harus
diterima sebagai diagnosis sementara. Jika gejala menetap lebih dari satu bulan,
diagnosis berubah menjadi gangguan psikotik lainnya, seperti gangguan
skizofreniform.
3. DSM IV
DSM IV memiliki rangkaian diagnosis untuk gangguan psikotik,
didasarkan terutama atas lama gejala. Gangguan psikosis akut dan sementara
adalah sekelompok gangguan jiwa yang berlangsung kurang dari satu hari
tetapi kurang dari satu bulan dan tidak disertai gangguan mood, gangguan
berhubungan dengan zat, atau suatu gangguan psikotik karena kondisi medis
umum.
Untuk gejala psikotik yang berlangsung lebih dari satu hari, diagnosis
sesuai yang harus dipertimbangkan adalah gangguan delusional (jika waham
merupakan gejala psikotik utama), gangguan skizofreniform (jika gejala
F. Jenis Stresor
Stressor pencetus yang paling jelas adalah peristiwa kehidupan yang
besar yang dapat menyebabkan kemarahan emosional yang bermakna pada
tiap orang. Contoh peristiwa adalah kematian anggota keluarga dekat dan
kecelakaan kendaraan yang berat. Klinisi lain berpendapat bahwa stressor
mungkin merupakan urutan peristiwa yang menimbulkan stress sedang,
bukannya peristiwa tunggal yang menimbulkan stress dengan jelas.
G. Diagnosis banding
Diagnosis lain yang dipertimbangkan di dalam diagnosis banding
adalah gangguan buatan (factitious psikotik) karena kondisi medis umum dan
gangguan psikotik akibat zat. Seorang pasien mungkin tidak mau mengakui
penggunaan zat , dengan demikian membuat pemeriksaan intoksikasi zat sulit
tanpa menggunakan tes laboratorium. Pasien dengan epilepsi atau delirium
dapat juga datang dengan gejala psikotik seperti yang ditemukan pada
gaangguan psikotik akut.disorder dengan tanda dan gejala psikologis yang
menonjol, berpura-pura (malingering), gangguan
H. Penatalaksanaan
1. Perawatan di rumah sakit
Perawatan di rumah sakit mungkin diperlukan untuk pemeriksaan dan
perlindungan pasien. Pemeriksaan pasien membutuhkan monitoring ketat
terhadap gejala dan pemeriksaan tingkat bahaya pasien terhadap dirinya
sendiri dan orang lain. Lingkungan rumah sakit yang tenang dan terstruktur
juga dapat membantu pasien untuk memperoleh kembali rasa realitasnya.
3. Psiokoterapi
Walaupun perawatan di rumah sakit dan farmakoterapi merupakan
kemungkinan untuk mengendalikan situasi jangka pendek, bagian yang sulit
dari terapi adalah integrasi psikologis ke dalam kehidupan pasien dan
keluarganya. Psikoterapi individual, keluarga dan keompok mungkin
diperlukan. Diskusi tentang stressor, episode psikotik, dan perkembangan
strategi untuk mengatasinya adalah topik utama bagi terapi tersebut.
I. Prognosis
Pada umumnya pasien dengan gangguan psikotik singkat memiliki
prognosis yang baik dan penelitian di Eropa telah menyatakan bahwa 50
sampai 80 persen dari semua pasien tidak memiliki masalah psikiatrik berat
lebih lanjut. Lamanya gejala akut dan residual seringkali hanya beberapa hari.
Kadang-kadang gejala depresif mengikuti resolusi gejala psikotik. Bunuh diri
adalah suatu keprihatinan pada fase psikotik maupun fase depresif
pascapsikotik.