Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan YME karena berkat rahmat dan hidayah-Nya
kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Dalam pembuatan makalah kami ini tak lepas dari bantuan berbagai pihak, termasuk orang tua
yang terus memotivasi dalam belajar, serta teman-teman yang terus mendampingi kami dalam
suka maupun duka , juga dosen pembimbing mata kuliah mineralogy dan petrologi.
Makalah ini masih jauh dari sempurna, dan masih terdapat banyak kesalahan.oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun sangat kami harapkan demi sempurnanya makalah ini. Semoga
makalh ini bermanfaat dan bisa memberikan informasi bagi kita semua. Amin.
PENDAHULUAN
Mineralogi adalah salah satu cabang ilmu geologi yang mempelajari mengenai mineral,
baik dalam bentuk individu maupun dalam bentuk kesatuan, antara lain mempelajari tentang sifat-
sifat fisik, sifat-sifat kimia, cara terdapatnya, cara terjadinya dan kegunaannya. Minerologi terdiri
dari kata mineral dan logos, dimana mengenai arti mineral mempunyai pengertian berlainan dan
bahkan dikacaukan dikalangan awam. Sering diartikan sebagai bahan bukan organik (anorganik).
Maka pengertian yang jelas dari batasan mineral oleh beberapa ahli geologi perlu diketahui
walaupun dari kenyataannya tidak ada satupun persesuaian umum untuk definisinya
PENGENALAN MINERAL
1 Talc 6 Orthoclase
2 Gypsum 7 Quartz
3 Calcite 8 Tupaz
4 Fluorite 9 Corundum
5 Apatite 10 Diamond
4.10 Kemagnetan
Kemagnetan kristal adalah sifat mineral terhadap gaya tarik magnet. Untuk mengetahui
hal tersebut, dapat dilakukan dengan cara mendekatkan mineral dengan magnet. Sifat yang terjadi
berupa mineral tertarik oleh magnet atau mineral tidak tertarik oleh magnet.
Kemagnetan terjadi ketika ada suatu ketidakseimbangan dalam struktur susunan ion-ion
besi.Besi ditemukan dalam dua prinsip ionik yang dinamakan ion besi belerang (ferrous ions) dan
ion asam besi (ferric ions). Ion besi belerang bermuatan +2 ; sedangkan ion asam besi bermuatan
+3. Kedua ion mempunyai perbedaan atomic radii karena muatan yang lebih tinggi pada ion asam
besi menarik elektron yang mengelilingi ion secara kuat. Hal ini dapat mendorong kearah ion yang
berbeda yang sedang ditempatkan dalam posisi terpisah pada suatu struktur kristal. Elektron
bergerak dari besi belerang ke ion asam besi yang bermuatan lebih positif menciptakan suatu
medan magnet yang lemah.
4.12 Daya lebur mineral
Daya lebur mineral yaitu meleburnya mineral apabila dipanaskan, penyelidikannya
dilakukan dengan membakar bubuk mineral dalam api. Daya leburnya dinyatakan dalam derajat
keleburan.
BAB V
PENDISKRIPSIAN MINERAL
5.2.Mineral Sulfida
Golongan Sulfides merupakan kombinasi antara logam atau semi-logam dengan Belerang (S),
misalnya Galena (PbS), Pirit (FeS2), Proustit (Ag3AsS3), dll. Golongan Sulfida bukan merupakan
pembentuk batuan akan tetapi merupakan golongan yang penting yang unsur kimia pembentuk
merupakan kombinasi berbagai bentuk Belerang (S). Asal mula terbentuknya Sulfides sangat
berkaitan erat dengan pengendapan dari cairan panas atau aktifitas vulkanik atau gunung api.
5.3 Mineral Oksida dan Hidroksida
Mineral oksida dan hidroksida ini merupakan mineral yang terbentuk dari kombinasi unsur
tertentu dengan gugus anion oksida (O) dan gugus hidroksil hidroksida (OH atau H). Mineral
oksida terbentuk sebagai akibat persenyawaan langsung antara oksigen dan unsur
tertentu.Susunannya lebih sederhana dibanding silikat.Mineral oksida umumnya lebih keras
dibanding mineral lainnya kecuali silikat.Mereka juga lebih berat kecuali sulfida.Unsur yang
paling utama dalam oksida adalah besi, chrome, mangan, timah dan aluminium. Beberapa mineral
oksida yang paling umum adalah es (H2O), korondum (Al2O3), hematit (Fe2O3) dan kassiterit
(SnO2).
Seperti mineral oksida, mineral hidroksida terbentuk akibat pencampuran atau persenyawaan
unsur-unsur tertentu dengan hidroksida (OH).Reaksi pembentukannya dapat juga terkait dengan
pengikatan dengan air.Sama seperti oksida, pada mineral hidroksida, unsur utamanya pada
umumnya adalah unsur-unsur logam.Beberapa contoh mineral hidroksida adalah goethit (FeOOH)
dan limonite (Fe2O3.H2O).
PERSENTASE MINERAL
7.2 Saran
Sebaiknya sampel mineral yang ada dapat di perbaharui, serta peralatan yang ada dapat di
lengkapi sehingga dapat meningkatkan kemampuan para praktikan dalam mengidentifikasi
dengan menggunalan alat-alat yang mungkin belum pernah dijumpai sebalumnya.