Sidoarjo dinilai beresiko karena lokasinya yang dekat dengan pusat semburan yang telah
rusak dan masih sangat rawan, sehingga masih ada potensi keluarnya semburan di area
tanggul dan sekitarnya jika dibor. Selain itu, aktivitas lumpur sidoarjo menyebabkan kondisi
bawah permukaan di daerah penelitian menjadi rentan terhadap resiko rekahan dan
penurunan tanah , Lumpur terus menyembur setiap harinya hingga menyebabkan beberapa
titik tanggul dinyatakan siaga 1 oleh BPLS yaitu di Desa Gla-gaharum. Tubuh tanggul yang
terbuat dari urugan mudah sekali mengalami kerusakan yang diakibatkan air melimpah
melalui puncak tanggul maupun karena rembesan yang membawa material tanggul.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan dilihat dari struktur luar tanggul, masih dalam
keadaan yang cukup baik, Oleh sebab itu, perlu dilakukan penelitian tentang
mengidentifikasi struktur bawah permukaan untuk mengetahui potensi longsor pada tanggul
lumpur lapindo berdasarkan radargram Ground Penetrating Radar (GPR), untuk melihat
perkembangan struktur geologi dangkal sehubungan dengan semburan kecil yang sering
muncul di sekitar semburan utama, dan untuk mendeteksi rekahan dangkal yang berada di
sekitar daerah rencana pengeboran. Metode GPR dipilih karena dapat memetakan kondisi
bawah permukaan yang dangkal secara terperinci dengan resolusi yang tinggi.
Metode Ground Penetrating Radar merupakan salah satu metode geofisika terus
berkembang. GPR merupakan teknik eksplorasi geofisika yang meng-gunakan gelombang
elektromagnetik, yang digu-nakan untuk mendekteksi objekobjek yang terkubur di dalam
tanah. GPR bersifat non destruktif dan mempunyai resolusi tinggi terhadap kontras di-elektrik
material bumi. Metode Ground Penetrating Radar (GPR) juga mampu mendeteksi
karakteristik bawah permukaan tanah tanpa dilakukan pengeboran ataupun penggalian.
Ground Penetrating Radar (GPR) memiliki ca-ra kerja yang sama dengan radar
konvensional. GPR mengirim sinyal energi antara 10-1000MHz ke dalam tanah oleh antena
pemancar lalu mengenai suatu lapisan objek dengan suatu konstanta dielektrik (permitivitas)
berbeda selanjutnya sinyal akan dipantulkan kembali dan diterima oleh antena penerima,
waktu dan besar sinyal yang direkam. Penjelasan lebih jelasnya akan dijelaskan dalam