Anda di halaman 1dari 2

Penggunaan media sosial di dunia berkembang sangat pesat, salah satunya adalah di

Indonesia. Menurut statistik facebook pada bulan april 2017 Indonesia menempati peringkat ke
empat dalam jumlah pengguna facebook terbanyak di dunia dengan total 111 juta user aktif dan
Jakarta menjadi kota ketiga paling aktif di dunia dengan total 22 juta user aktif facebook.

Selain facebook media social lain yang juga berkembang pesat adalah youtube, instagram,
whatsapp dan lain lain. Perkembangan media social ini sebenarnya sangat bagus bagi
masyarakat dimana penyebaran dan pertukaran informasi jadi semakin cepat dan up to date,
komunikasi menjadi lebih mudah, jaringan social dan pertemanan semakin luas dan sebagai
media promosi bisnis yang murah bahkan gratis. Tetapi dibalik dampak positif tersebut
kemudahan pertukaran informasi dimanfatkan oleh para pengguna yang tidak bertanggung
jawab dimana banyak penyebaran berita berita hoax, black campaign dan propaganda.

Fenomena hoax dan ujaran kebencian mulai muncul pada Pilgub DKI Tahun 2012 dan
kemudian semakin berkembang di saat Pilpres 2014. Berita hoax semakin menjadi jadi pada
tahun ini terutama pada saat Pilgub DKI 2017 bahkan sampai menyangkut SARA dan Kriminalitas
dan ada kemungkinan besar akan berlanjut lagi pada Pilpres tahun 2019. Beredarnya berita hoax
ini dapat menggiring opini masyarakat serta menimbulkan keresahan. Selain itu, berita hoax juga
dapat mengakibatkan mudahnya tersulut emosi masyarakat, merugikan objek pemberitaan dan
dapat mengakibatkan konflik berkepanjangan.

Berita hoax ini semakin berkembang karena kurangnya kesadaran dalam penggunaan
media social oleh masyarakat. Selain itu pengguna media sosial cenderung mudah percaya dan
terprovokasi hanya dengan membaca judul suatu berita tanpa menelaah dan melihat sumber
berita tersebut.

Banyaknya konten hoax yang beredar di internet menjadi perhatian khusus bagi Presiden
Joko Widodo. Beliau meminta agar ada penegakan secara tegas bagi situs atau media social di
Indonesia yang menyebarkan berita bohong dan hate speech. Berdasarkan data dari Kementrian
Komunikasi dan Informatika menyebut ada sekitar 800 ribu situs yang terindikasi sebagai
penyebar berita hoax dan hate speech. Pemerintah telah melakukan cara - cara untuk mengatasi
kasus berita hoax ini dengan melakukan verifikasi dan penyaringan situs dan juga bekerjasama
dengan penyedia media social.

Penanganan hoax tentu tidak cukup hanya ditangani pemerintah, tetapi juga dapat
dibantu organisasi organisasi dan individu. Sebaiknya kita harus berhati hati dalam
menyebarkan berita yang ada di media social yang belum diketahui kebenarannya, tidak mudah
terpancing oleh judul judul berita yang provokatif, menelaah dan memeriksa sumber berita,
meneliti alamat situs web atau social media dan membantu melaporkan berita yang meresahkan.
Dalam hal ini pemerintah sudah memberikan fasilitas dengan adanya LAPOR! ( Layanan Aspirasi
dan Pengaduan Online Masyarakat ).

Anda mungkin juga menyukai