PENDAHULUAN
Upaya mengurangi tingkat morbiditas dan mortalitas pada anak salah satunya dengan
pemberian imunisasi. Imunisasi merupakan salah satu strategi yang efektif dan efisien dalam
meningkatkan derajat kesehatan nasional dengan mencegah enam penyakit mematikan, yaitu
tuberculosis, dipteri, pertusis, campak, tetanus, dan polio. WHO mencanangkan program
Expanded Program in Immunization (EPI) dengan tujuan untuk meningkatkan cakupan
imunisasi pada anak-anak di seluruh dunia sejak tahun 1974 (Basuki et all, 2016)
Beberapa alasan bayi tidak mendapatkan imunisasi lengkap yaitu karena alasan
informasi, motivasi dan situasi. Alasan informasi berupa kurangnya pengetahuan ibu tentang
kebutuhan, kelengkapan dan jadwal imunisasi, ketakutan akan imunisasi dan adanya persepsi
salah yang beredar di masyarakat tentang imunisasi. Akan tetapi yang paling berpengaruh
adalah karena anak sakit, ketidaktahuan ibu akan pentingnya imunisasi, ketidaktahuan waktu
yang tepat untuk mendapatkan imunisasi dan ketakutan akan efek samping yang ditimbulkan
imunisasi (Basuki et all, 2016).
Program imunisasi merupakan salah satu upaya untuk melindungi penduduk terhadap
penyakit tertentu. Program imunisasi diberikan kepada populasi yang dianggaprentan
terjangkit penyakit menular, yaitu bayi,anak usia sekolah, wanita usia subur, dan ibuhamil.
Setiap bayi wajib mendapatkan limaimunisasi dasar lengkap (LIL) yang terdiri dari: 1 dosis
BCG, 3 dosis DPT, 4 dosis polio, 3 dosis hepatitis B, dan 1 dosis campak. Dari kelima
imunisasi dasar lengkap yang diwajibkan tersebut, campak merupakan imunisasi yang
mendapat perhatian lebih yang dibuktikan dengan komitmen Indonesia pada lingkup ASEAN
dan SEARO untuk mempertahankan cakupan imunisasi campak sebesar 90%. Hal ini terkait
dengan realita bahwa campak adalah salah satu penyebab utama kematian pada balita.
Pencegahan campak memiliki peran signifikan dalam penurunan angka kematian balita.
(Triana V, 2010)
Imunisasi pada bayi mengharapkan agar setiap bayi mendapatkan kelima jenis
imunisasi dasar lengkap. Keberhasilan seorang bayi dalam mendapatkan 5 jenis imunisasi
dasar tersebut diukur melalui indikator imunisasi dasar lengkap(Triana V, 2010)
Jawa Timur merupakan salah satu provinsi terbesar di Indonesia dengan jumlah
imunisasi lengkap 74,5% dan imunisasi tidak lengkap mencapai 21% dan tidak imunisasi
sebesar 3,17%. Kota Kediri merupakan salah satu kota di Jawa Timur yang memiliki
presentasi Imunisasi dasar lengkap dengan rata-rata diatas 90% (93,36%). Pada puskesmas
Desa Mrican pencapaian angka imunisasi dasar sudah cukup baik dimana pada tahun 2015
angka pemberian imunisasi dasar mencapai 283 dari 310 bayi baru lahir (91,2%) dan pada
tahun 2016 angka pemberian imunisasi dasar mencapai 301 dari bayi baru lahir 325 (92,6%),
angka ini sudah melewati angka target capaian IDL (Imunisasi dasar lengkap) pada tahun
2015 (91%) dan 2016 (91,5%) .
1.3.2.4 Mengetahui pengaruh faktor sikap ibu terhadap imunisasi dasar di Puskesmas Mrican
Kabupaten Kediri Provinsi Jawa Timur
1.5.2.2 Sebagai bahan masukan bagi rekomendasi kebijakan tingkat lanjut terhadap
pelaksanaan pelayanan kesehatan imunisasi dasar di di Puskesmas Mrican Kabupaten Kediri
Provinsi Jawa Timur
DAFTAR PUSTAKA
Nurani, VS. 2013. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kelengkapan imunisasi dasar pada
bayi di desa truko kecamatan kangkung kabupaten kendal tahun 2013.
Semarang:Universitas Dian Nusantoro.
Basuki, Sri Wahyuni, dkk. 2016. Hubungan pengetetahuan ibu tentang imunisasi dasar
dengan kelengkapan imunisasi dasar bayi di wilayah kerja puskesmas bendo kabupaten
magetan. Surakarta:Universitas Muhammadiyah Surakarta
Triana, Vivi. 2016. Faktor yang berhubungan dengan oemberian imunisasi dasar lengkap
pada bayi tahun 2015. Padang:Universitas Andalas.