Tujuan : Membunuh m.o pathogen dan m.o pembusuk, merusak enzim
Mempertahankan nilai gizi
Menghasilkan produk sesuai
selera, bergizi, dan aman Dua faktor yang perlu diperhatikan dalam pengawetan dengan panas
1. Jumlah panas yang diberikan harus
cukup untuk mematikan mikroba pembusuk dan pathogen
2. Jumlah panas yang digunakan tidak boleh
menyebabkan penurunan gizi dan cita rasa makanan Grafik manipulasi suhu terhadap aktivitas mikroba
0oC 30oC 100oC
STERILISASI Adalah membunuh seluruh mikroba hidup pada bahan, dilakukan pada suhu tinggi 121oC selama 15 menit. Sterilisasi dibedakan menjadi 2: 1. Sterilisasi absolut membebaskan bahan dari semua mikrobia termasuk sporanya, dilakukan pada suhu tinggi (121oC,15 menit) contoh: sterilisasi alat dan wadah
2. Sterilisasi komersial ditujukan untuk
membunuh semua mikroorganisme yang hidup pada suhu penyimpanan normal (suhu ruang) contoh: sterilisasi pada bahan makanan dalam kaleng atau botol PASTEURISASI
perlakuan panas pada suhu dibawah titik didih
air, perlakuan tersebut hanya bertujuan mematikan semua mikroba yang pathogen di dalam makanan
Ada 2 macam perlakuan pasteurisasi yaitu :
High Temperature Short Time (HTST), dilakukan pada suhu 72-75oC selama 15 detik. Low Temperature Long Time (TTLT), dilakukan pada suhu 60oC selama 30 menit BLANCHING Adalah perlakukan panas dengan suhu 80-90oC selama 5 menit, dilakukan untuk menginaktifkan enzim dalam bahan pangan. Tujuan Blanching Menginaktifkan enzim-enzim dalam bahan hasil pertanian Mematikan bakteri pathogen Melunakkan tekstur Mengurangi O2, sehingga kerusakan dapat dikurangi Mempertahankan nilai gizi Mempertahankan warna bahan Mengurangi flavor yang tidak disukai PENGALENGAN Tahap-tahap proses pengalengan 1. Persiapan bahan mentah (pemilihan, pemotongan,pencucian, ekstraksi) 2. Blanching bahan dan sterilisasi wadah 3. Filling (pengisian) 4. Exhausting (penghampaan) 5. Penutupan 6. Sterilisasi 7. Pendinginan 8. Labelling 9. Storage (penggudangan)